136
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase pencapaian yang diperoleh DS meningkat dari pre-test yaitu 51 menjadi 72 pasca
tindakan siklus II dengan peningkatan sebesar 21 terhitung mulai dari kemampuan pra tindakan. Persentase pencapaian yang diperoleh FM
meningkat dari 43 menjadi 66 setelah diberikan tindakan siklus II dan memiliki peningkatan sebesar 23 dari kemampuan pra tindakan. Subjek
GS memperoleh peningkatan 17 dengan persentase pencapaian dari 52 menjadi 69 pasca tindakan siklus II. Pencapaian yang diperoleh ketiga
subjek telah melebihi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 65.
F. Pembuktian Hipotesis
Indikator keberhasilan pada penelitian ini dinyatakan bahwa tindakan berhasil apabila:
3. Hasil pasca tindakan hasil pra tindakan
4. Hasil pasca tindakan ≥ KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah
ditetapkan yaitu 65 disesuaikan dengan kemampuan anak. Hasil penelitian menyatakan ada peningkatan kemampuan konsep gerak
pada masing-masing subjek yaitu: 1.
Subjek DS pencapaian pra tindakan 51 meningkat menjadi 72 pasca tindakan siklus II.
2. Subjek FM pencapaian pra tindakan 43 meningkat menjadi 66 pasca
tindakan siklus II.
137
3. Subjek GS pencapaian pra tindakan 52 meningkat menjadi 69 pasca
tindakan siklus II. Hasil post-test siklus II pada masing-masing subjek mengalami peningkatan
dibanding dengan hasil pre-test dan pencapain yang diperoleh subjek ≥ KKM
yang telah ditetapkan yaitu 65. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu penerapan metode bagian dan metode keseluruhan part method and whole method dapat
meningkatkan kemampuan konsep gerak dalam pembelajaran Penjas pada anak tunanetra kelas IV di SLB-A Yaketunis Yogyakarta.
Hipotesis ini membuktikan bahwa penerapan metode bagian dan metode keseluruhan part method and whole method dapat meningkatkan kemampuan
konsep gerak dalam pembelajaran Penjas pada anak tunanetra kelas IV di SLB- A Yaketunis Yogyakarta. Hasil peningkatan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut: Tabel 9. Hasil kemampuan pra tindakan pre-test, post-test siklus I, dan post-
test siklus II anak tunanetra kelas IV di SLB-A Yaketunis
No Subjek
Pre-test Post-test
Siklus I Post-test
Siklus II
1 DS
51 60
72 2
FM 43
55 66
3 GS
52 58
69
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan konsep gerak anak tunanetra kelas IV di SLB-A Yaketunis Yogyakarta dapat meningkat dengan penerapan
metode bagian dan metode keseluruhan part method and whole method dan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Untuk lebih
jelasnya, peningkatan kemampuan gerak anak tunanetra melalui metode bagian
138
dan metode keseluruhan part method and whole method dari kemampuan pra tindakan pre-test, post-test siklus I, dan post-test siklus II dapat dilihat pada
grafik berikut:
Gambar 6. Grafik hasil tes kemampuan pra tindakan pre-test, post-test siklus I, dan post-test siklus II anak tunanetra kelas IV di SLB-A Yaketunis
Yogyakarta
Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan konsep gerak pada masing-masing subjek tunanetra kelas IV di SLB-A
Yaketunis Yogyakarta. Pada kemampuan awal atau pra tindakan terlihat kemampuan ketiga subjek masih rendah. Namun, setelah diberikan tindakan
berupa penerapan metode bagian dan metode keseluruhan part method and whole method pada pembelajaran Penjas siklus I masing-masing subjek
menunjukkan peningkatan dalam kemampuan geraknya. Hasil pencapaian masing-masing subjek cukup baik, subjek DS persentase pencapaiannya 60,
10 20
30 40
50 60
70 80
DS FM
GS KKM
Pre-test Post-test Siklus I
Post-test Siklus II
139
subjek FM persentase pencapaiannya 55, dan subjek GS persentase pencapaiannya 58.
Kemampuan konsep gerak masing-masing subjek pada siklus II sudah mengalami peningkatan, namun dirasa masih kurang optimal dan belum
signifikan. Oleh karena itu, dilakukan tindakan siklus ke II untuk melakukan perbaikan. Pada pelaksanaan siklus II, kemampuan konsep gerak pembelajaran
Penjas pada masing-masing subjek menunjukkan peningkatan. Subjek DS memperoleh persentase pencapaian 72, subjek FM memperoleh persentase
pencapaian 66, dan subjek GS memperoleh persentase pencapaian 69. Ketiga subjek telah melebihi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan
yaitu 65.
G. Pembahasan Hasil Penelitian