lebih tenang, kesembuhan lebih baik, dan tidak banyak menimbulkan perlukaan. Sedangkan kerugiannya ialah akan terdapat kesulitan pada waktu mengeluarkan
janin, dan terjadi perluasan luka insisi serta menimbulkan perdarahan.
21
b. Sectio caesarea Klasik Korporal
Insisi sesarea klasik adalah suatu insisi vertikal pada korpus uteri di atas segmen bawah uterus dan mencapai fundus uterus.
22
Karena meningkatnya risiko ruptura dalam kehamilan berikutnya maka operasi ini jarang dibenarkan. Kerugian
lainnya berupa adanya kesukaran dalam peritonealisasi.
20
Indikasi dilakukannya sectio caesarea Klasik adalah :
22
b.1 Bila terjadi kesukaran dalam memisahkan vesika urinaria untuk mencapai segmen bawah rahim, misalnya karena ada perlekatan akibat pembedahan
sectio caesarea sebelumnya, adanya mioma yang menempati segmen bawah uterus, atau keganasan.
b.2 Janin besar dengan letak lintang. b.3 Plasenta previa dengan insersi plasenta pada dinding depan segmen bawah
rahim. Kerugian dari sectio caesarea klasik ialah kesembuhan luka operasi relatif
sulit, kemungkinan terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya lebih besar, Kemungkinan terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar.
21
c. Histerektomi Sesarea
Histerektomi total memerlukan perluasan operasi untuk mengangkat tunggul serviks. Adapun indikasi dilakukannya histerektomi sesarea diantaranya adalah ruptur
Universitas Sumatera Utara
uteri; atonia uteri; perdarahan akibat solusio plasenta, plasenta previa, dan plasenta akreta; dan fibroid.
22
2.2 Epidemiologi Sectio caesarea
2.2.1 Distribusi dan Frekuensi Sectio caesarea
Tiga puluh tahun yang lalu 1 dari 12 persalinan diakhiri dengan Bedah Sesar sectio caesarea, saat ini perbandingan ini adalah 1 dari 3 persalinan, sectio caesarea
umumnya merupakan satu prosedur kedaruratan sebagai upaya terakhir, saat ini sectio caesarea justru ditawarkan sebagai pilihan pertama. Untuk beberapa perempuan
sectio caesarea dianggap sebagai cara melahirkan yang baik, tidak menyusahkan, meskipun diketahui bahwa tindakan ini ada bahayanya Angka Bedah Sesar Sectio
caesarea secara global menunjukkan kenaikan. Kelayakan kenaikan angka bedah masih diperdebatkan, WHO UNFPA UNICEF mematok angka 15, di banyak
Negara angka diatas 15 tidak mengurangi angka kematian ibu dan perinatal.
22
Secara klinis, implikasi paling nyata dari model pelahiran terkini adalah peningkatan angka sectio caesarea yang mencolok. Meskipun angka kematian ibu
akibat sectio caesarea elektif menurun secara dramatis, kemungkinan munculnya dampak yang merugikan pada ibu dan neonatus masih tinggi serta berdampak pada
beban biaya yang tinggi, angka erosi bidan yang tinggi, dan angka litigasi yang jauh lebih tinggi.
8
Padahal, kelahiran pervaginam memiliki komplikasi yang lebih sedikit, risiko infeksi atau perdarahan, waktu pemulihan lebih pendek, dan sesuatu yang
sangat dinginkan ibu, berpotensi mendapatkan pengalaman kelahiran yang lebih memuaskan.
9
Universitas Sumatera Utara
Risiko mengalami sectio caesarea darurat untuk kondisi akut serius dalam persalinan misal gawat janin, perdarahan antepartum atau prolaps tali pusat adalah
2,7 atau 30 kali lebih sering dari ruptur uteri pada kelahiran per vagina yang direncanakan setelah sectio caesarea sebelumnya.
9
Jumlah sectio caesarea pada tahun 2001 sebanyak 5.185 dari 30.500 persalinan sedangkan pada tahun 2006 sebanyak 6.775 dari 184.958 persalinan.
Dengan demikian angka sectio caesarea pada tahun 2001 mencapai 17,0 dan pada tahun 2006 angka ini naik menjadi 27,3.
22
2.2.2 Faktor Sosiodemografi
Faktor sosiodemografi adalah faktor kependudukan yang mempengaruhi tindakan persalinan dengan sectio caesarea. Adapun faktor sosiodemografi tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Umur
Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun, dibawah dan diatas umur tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan
persalinan. Pada usia muda organ-organ reproduksi seorang wanita belum sempurna secara keseluruhan dan perkembangan kejiwaan belum matang sehingga belum siap
menjadi ibu dan menerima kehamilannya dimana hal ini dapat berakibat terjadinya komplikasi obstetri yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal.
23
b. Agama
Agama merupakan salah satu faktor sosio demografi yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui dapat memilihara kesehatannya sesempurna
mungkin, dapat melahirkan bayi yang sehat tanpa gangguan apapun dan dapat merawatnya dengan baik. Melahirkan merupakan suatu peristiwa yang dianggap
sakral, sehingga dalam pelaksanaannya biasanya disesuaikan dengan ajaran agama yang dianut oleh ibu mulai dari awal kehamilan sampai waktu persalinan nanti.
24
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu. Pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi pengetahuan dalam pembentukan sikap
mereka tentang tindakan sectio caesarea. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. Saat ini sectio
caesarea banyak dilakukan oleh wanita yang memiliki pendidikan tinggi dengan pengetahuan mereka akan perkembangan teknologi yang dapat mengurangi tingkat
morbiditas dan mortalitas ibu bersalin melalui sectio caesarea.
25
d. Pekerjaan