Pemilihan Lokasi dan Nama Mengembangkan Bisnis

lancar dari sebelumnya yang hanya dilayani melalui penyeberangan oleh kapal- kapal feri. Salah satu usaha kecil yang bergulat dalam bisnis batik tradisional Madura adalah “Tresna Art”. Usaha ini merupakan usaha keluarga yang dirintis oleh Ny. Supik 45 tahun sejak tahun 1987. Pasang surut usaha ini telah banyak dialami oleh beliau. Di awa memulai usaha ibu Supik menjual batik Madura dengan cara meminjam batik kepada pengepul yang ada di daerah Bangkalan. Modalnya saat itu hanya saling percaya antara kedua pihak. Perlahan usaha yang dirintis tersebut menunjukkan hasil, sehingga ibu Supik semakin bersemangat dalam memasarkan batik Madura tersebut. Hingga akhirnya pada tahun 2005, beliau mampu membuka galeri “Tresna Art” yang berlokasi di Jl. KH. Moh. Kholil XII29 Bangkalan, Madura. Salah satu alasan Ibu Supik untuk menggeluti bisnis ini adalah untuk melestarikan budaya warisan leluhur. Sebagaimana diketahui, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan etnis dikenal memiliki keragaman yang sangat besar, sehingga diperlukan upaya dari generasi penerus untuk menjaga dan melestarikan warisan tersebut. Lebih lanjut beliau mengatakan: “kenapa sebagai orang Madura harus memilih batik lain”.

b. Pemilihan Lokasi dan Nama

Guna memperluas usaha, maka pada 2005 ibu Supik membangun galeri “Tresna Art” yang berada di sisi kediamannya. Hal ini menurut beliau dikarenakan lokasi itulah yang beliau miliki sehingga tidak memerlukan biaya untuk membeli lahan lagi. Lebih dari itu, dengan lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal, beliau beralasan akan dapat melayani pengunjung dengan lebih leluasa. Sebuah usaha memerlukan identitas agar mampu dikenal oleh konsumen atau pelanggan. Karena itu ibu Supik berpikir, nama apa yang tepat bagi tempat usaha yang didirikannya. Setelah mempertimbangkan beberapa nama, akhirnya beliau memutuskan untuk memberi nama “Tresna Art”. Beliau beralasan, “memulai usaha ini karena berdasarkan cinta. TRESNA berasal dari kata Madura yang artinya cinta”. Sehingga pemilihan nama tersebut diharapkan akan memberikan nilai positif bagi usaha yang dirintisnya.

c. Mengembangkan Bisnis

Saat ini galeri “Tresna Art” telah berkembang cukup pesat. Dari awal sebuah usaha yang dimulai dengan modal “dengkul” tanpa modal saat ini telah menjadi salah satu sentra utama batik Madura di Bangkalan dan sekitarnya. Dari pengakuan ibu Supik, modal yang dibutuhkan untuk mewujudkan galeri tersebut ± Rp. 200 juta ditambah dengan isi galeri. Seluruh modal tersebut merupakan simpanan tabungan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit oleh beliau guna merealisasikan impiannya, yaitu memiliki usaha mandiri yang mampu memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga. Karena meskipun secara ekonomi, ibu Supik merupakan sosok yang cukup, dengan seorang suami yang bekerja sebagai kontraktor di beberapa proyek. Namun jiwa wirausaha yang kuat, mendorong ibu Supik untuk terus berusaha mandiri. Sebagaimana diakui ibu Supik, beliau sangat bersyukur, karena sang suami mendukung dan membantu beliau guna mengembangkan usaha tersebut. Sehingga ibu tiga orang putra tersebut saat ini mampu mengelola galeri “Tresna Art” yang disamping memasarkan batik, juga hasil kerajinan masyarakat, maupun makanan khas Madura. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang tak jarang selain mencari batik, mereka juga mencari produk-produk kerajinan lain, ataupun makanan khas Madura. Lebih dari itu, dengan hal tersebut, ibu Supik juga mampu membantu memasarkan produk dari perajin lain. Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, maka galeri “Tresna Art” telah mempersiapkan lahan parkir yang mampu menampung 6 bis. Selain itu, disediakan pula tempat peristirahatan bagi pengunjung yang ingin melepaskan penat setelah perjalanan.

4.2 Hasil Penelitian