Adalah suatu langkah jitu jika industri pariwisata dipergunakan oleh daerah-daerah di Indonesia yang miskin akan sumber daya alam sebagai
suatu sarana untuk meningkatkan PAD. Namun sebagai konsekuensinya, daerah-daerah tersebut harus melakukan pengembangan-pengembangan
terhadap potensi-potensi pariwisata masing-masing daerah dengan mencari dan menciptakan peluang-peluang baru terhadap produkproduk pariwisata
yang diunggulkan. Yang perlu mendapat perhatian bahwa pengembangan industri pariwisata daerah terkait dengan berbagai faktor yang mau tidak
mau berpengaruh dalam perkembangannya. Oleh karena itu perlu diketahui dan dipahami apa saja yang sesuai fakta memegang peranan penting dalam
pengembangan industri pariwisata daerah khususnya dalam rangka penerapan otonomi daerah, sehingga pada akhirnya pengembangan industri
pariwisata daerah diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan PAD dan mendorong program pembangunan daerah.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa faktor yang relevan berpengaruh terhadap pendapatan daerah dari
sektor pariwisata di kota malang, diantaranya yaitu : jumlah wisatawan, investasi sarana pariwisata, usaha industri jasa pariwisata, dan rata-rata
lama tinggal wisatawan mancanegara. Lebih detailnya pengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Wisatawan adalah konsumen utama di dalam industri kepariwisataan. Mereka melakukan perjalanan sementara secara suka rela untuk tujuan
bersenang-senang travel for leisure dari suatu tempat ketempat lain dalam waktu lebih dari 24 jam, tanpa mencari nafkah ditempat yang dikunjungi.
Investasi yaitu segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan untuk menciptakan atau menambah nilai kegunaan hidup.
Usaha jasa adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik
wisata, usaha sarana wisata dan usaha lainnya yang terkait di bidang pariwisata.
Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di Kota Malang. Semakin lama Wisatawan Mancanegara tinggal di Kota Malang untuk
berkunjung, maka semakin banyak pengeluaran yang dilakukan oleh Wisatawan Mancanegara dalam bentuk mata uang asing yang dapat
memberikan pemasukan Pendapatan Daerah menjadi lebih besar. Kerangka pemikiran konseptual diatas dapat digambarkan dalam
bentuk gambar di bawah ini :
Gambar 1 : Skema hubungan antara pendapatan daerah dengan jumlah wisatawan, investasi sarana pariwisata, usaha industri jasa pariwisata, rata-rata
lama tinggal wisatawan mancanegara.
Sumber : Peneliti.
2.4. Hipotesis
Dari perumusan masalah serta landasan teori yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sementara atau hipotesis. Adapun hipotesis
yang dikemukakan dalam penelitian “Diduga Jumlah Wisatawan, Investasi Sarana Pariwisata, Usaha Jasa Pariwisata, Rata-rata Lama Tinggal
Wisatawan Mancanegara berpengaruh terhadap pendapatan daerah dari sektor pariwisata di kota Malang”.
Jumlah Wisatawan X
1
Kecenderungan Untuk Mengunjungi
Obyek Wisata Investasi Sarana
Pariwisata X
2
Skala Usaha
Usaha Jasa Pariwisata X
3
Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan
Mancanegara X
4
Pelayanan dan Penyelenggaraan
Pariwisata Pendapatan Daerah
Sektor Pariwisata Kotamadya Malang
Y
Rata-rata Pengeluaran Wisatawan
Mancanegara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variable
3.1.1. Definisi Operasional
Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional
berdasarkan teori yang ada,maupun pengalaman-pengalaman empiris. Dalam skripsi ini definisi operasional dari masing-masing variabel
yang diteliti dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Variabel Tidak Bebas Y
Pendapatan daerah dari sektor pariwisata adalah pendapatan yang berasal dari wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik dalam
melakukan kunjungan wisatanya ke Kota Malang. Pengukurannya dengan menggunakan jumlah pendapatan daerah dari sektor pariwisata dalam
satuan rupiah.
b. Variabel Bebas X
1. Jumlah wisatawan adalah konsumen utama di dalam industri
kepariwisataan. Mereka melakukan perjalanan sementara secara suka rela untuk tujuan bersenang-senang travel for leisure dari suatu
tempat ketempat lain dalam waktu lebih dari 24 jam,tanpa mencari nafkah ditempat yang dikunjungi. Dan pengukuran variabelnya
39