Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain dipakai sebagai bahan pengkajian yang berhubungan dengan upaya meningkatkan pendapatan daerah sektor pariwisata dan beberapa faktor yang mempengaruhinya dan dijadikan sebagai bahan masukan. Beberapa penelitian terdahulu yang dipandang relevan untuk disampaikan disini adalah sebagai berikut : Budi, 2000:13, “Usaha untuk meningkatkan pendapatan daerah- daerah sector pariwisata didaerah tingkat I Jawa Timur”. Beberapa faktor yang dianggap berpengaruh adalah jumlah obyek wisata X 1 , hotel X 2 , dan fasilitas tempat hiburan X 3 . Permasalahan yang dikemukakan adalah seberapa jauh peranan peningkatan pendapatan daerah dari sektor pariwisata khususnya obyek wisata, hotel, dan tempat hiburan terhadap penerimaan daerah tingkat I Jawa Timur. Secara parsial obyek wisata mempunyai hubungan yang kurang kuat dan signifikan terhadap penerimaan pendapatan daerah tingkat I Jawa Timur. Namun jumlah hotel dan tempat hiburan mempunyai hubungan yang kuat dan positif terhadap penerimaan pendapatan daerah tingkat I Jawa Timur sehingga dapat dikatakan bahwa keduanya mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya penerimaan 5 pendapatan daerah tingakat I Jawa Timur. Dengan analisis korelasi sederhana, ditunjukkan bahwa obyek wisata, hotel dan tempat hiburan berperan dalam meningkatkan penerimaan sektor pariwisata didaerah tingkat I Jawa Timur. Mayangsari, 2002:ix, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Devisa Pariwisata Propinsi Jawa Timur”.Variabel bebas X yang digunakan adalah jumlah wisatawan mancanegara X 1 , rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara X 2 , jumlah hotel X 3 , dana promosi pariwisata X 4 , dan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara X 5 . Variable terikat Y adalah penerimaan devisa pariwisata. Secara simultan seluruh variabel bebas terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikat. Hal ini diketahui dari uji F yang diperoleh F hitung = 20,779 F tabel = 4,76 pada level of significant sebesar α = 0,005. Sedangkan hasil penelitian uji t pada level of significant α 2 = 0,025. Maka hubungan parsial variable X 1 berpengaruh secara nyata dan berhubungan positif terhadap penerimaan devisa pariwisata dengan t hitung = 7,308 t tabel = 1,943. Untuk rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara X 2 diperoleh t hitung = 3,386 t tabel = 1,943 yang berarti bahwa rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara berpengaruh positif terhadap penerimaan devisa pariwisata dan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara X 5 berpengaruh secara nyata terhadap penerimaan devisa pariwisata dengan thitung =3,418 t tabel = 1,943. Murdihati, 2000:xii, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Negara dari Sektor Pariwisata di Jawa Tengah”. Variabel bebas X yang digunakan adalah jumlah wisatawan mancanegara X 1 , jumlah obyek wisata X 2 , dan sarana hotel X 3 . Variabel terikat Y yang digunakan adalah penerimaan Negara dari sektor pariwisata. Secara simultan variabel bebas X berpengaruh secara positif terhadap penerimaan negara dari sektor pariwisata di Jawa Tengah Y. Ditunjukkan dengan F hitung = 49,868 F tabel = 4,76 dan hasil penelitian secara parsial kunjungan wisatawan mancanegara X 1 berpengaruh positif dengan penerimaan devisa sektor pariwisata, dengan t hitung = 5,501 t tabel = 2,447. Obyek wisata X 2 berpengaruh positif di mana t hitung = 6,904 t tabel = 2,447. Sarana hotel berpengaruh positif terhadap penerimaan devisa sektor pariwisata dengan t hitung = 2,489 t tabel = 2,447. Putranty, 2001:ix, ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata Propinsi Jawa Timur”. Variabel bebas X berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Y. jumlah wisatawan mancanegara X 1 dengan nilai F hitung = 9,225 F tabel = 4,76 menggunakan level of significant sebesar α = 0,005. Jumlah wisatawan mancanegara berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat Y dengan t hitung = 3,405 t tabel = 3,205, untuk rata-rata lama tinggal X 2 diperoleh t hitung = 0,360 t tabel = 2,447 yang berarti bahwa jumlah obyek wisata berpengaruh secara nyata terhadap penerimaan devisa sektor pariwisata. Iswindarti, 2003:xi, “Beberapa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata di Propinsi Bali”. variabel bebas X yang digunakan adalah jumlah wisatawan mancanegara X 1 , jumlah obyek wisata X 2 , jumlah hotel X 3 dan nilai tukar rupiah terhadap US dollar X 4 . Penerimaan devisa sektor pariwisata sebagai variabel terikat Y. secara simultan variabel bebas terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Ditunjukkan dengan uji F hitung = 37,7547 F tabel = 3,18. Sedangkan dari pengujian secara parsial menggunakan uji t dengan α = 0,05. Jumlah wisatawan mancanegara X 1 berpengaruh secara positif terhadap penerimaan devisa sektor pariwisata dengan t hitung = 2,716 t tabel = 2,1604. Jumlah obyek wisata X 2 berpengaruh secara positif terhadap penerimaan devisa sektor pariwisata dengan nilai thitung = 3,174 t tabel 2,1604. Jumlah hotel X 3 berpengaruh positif terhadap penerimaan devisa sektor pariwisata dengan t hitung = 0,130 t tabel = 2,1604. Nilai tukar rupiah terhadap US X 4 berpengaruh negative terhadap penerimaan devisa sektor pariwisata dengan t hitung = -2,631 t tabel = 2,1604. Berdasarkan Jurnal : Badrudin, KOMPAK no.3, 2001:385, “Menggali Sumber Pendapatan Asli Daerah PAD Daerah Istemewa Yogyakarta Melalui Pengembangan Industri Pariwisata”. Diperoleh kesimpulan bahwa dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah, perlu dilaksanakan pembangunan yang berasal dari alokasi belanja dari pusat ke daerah tidak lagi dapat diandalkan karena kondisi keuangan Negara yang kritis diakibatkan himpitan berbagai krisis. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembangunan daerah sangat diperlukan penggalian sumber dana yang berasal dari PAD. Salah satu sumber PAD yang dapat digali adalah pendapatan dari industri pariwisata. Sasongko, LITBANG JAWA TIMUR, no.1, 2005:28. “Potensi Paket Wisata Jawa Timur, Jawa Tengah Dan D.I. Yogyakarta Antar Propinsi”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1 Mengemas obyek wisata Pantai Teleng Ria, Goa Gong, Goa Tabuhan dan Pantai Srau dalam satu paket wisata yang terintegrasi dan terpadu dengan paket wisata lain di Kabupaten Wonogiri dan Propinsi Jogjakarta ; 2 pemilihan media promosi yang sesuai dengan pasar dan tepat sasaran ; 3 Kerjasama dengan dinas pariwisata lain dan praktisi pariwisata, seperti : biro perjalanan wisata, hotel, restoran dan TIC Jogjakarta ; 4 Menerapkan manajemen pemasaran yang mumpuni dibidang pariwisata dengan menganalisa,merencanakan, melaksanakan dan pengawasan program pemasaran ; 5 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia insan pariwisata pengelola obyek wisata, jasa wisata, sarana wisata, dan seni budaya sehingga mempunyai kreativitas yang tinggi ; 6 Mengembangkan rute paket wisata potensial, berdasarkan analisa kuantitatif diketahui ada 15 limabelas rute paket wisata yang kiranya masih bias dikembangkan lagi disesuaikan dengan tren wisatawan yang dapat berubah.

2.2. Landasan Teori