pada masalah pembiayaan. Maka sebaiknya perusahaan menggunakan pembiayaan dari sumber internal terlebih dahulu, baru menggunakan utang dan
terakhir menerbitkan saham baru. Pembiayaan melalui sumber internal laba ditahan mempunyai biaya modal paling rendah. Dari sudut pandang investor,
utang relatif lebih tidak beresiko dibanding saham. Dengan demikian, biaya modal utang yang ditanggung perusahaan lebih rendah dibanding biaya modal
saham yang dipandang lebih beresiko. Menurut Riyanto 2001 : 22 struktur modal ini dibedakan dengan
struktur finansiil struktur keuangan . Struktur modal hanya merupakan sebagian dari struktur keuangan perusahaan. Pengertian ini sesuai dengan
pendapat Weston and Copeland 1992 : 3 , “ Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat
dari sisi kanan neraca, ini terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal adalah
pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang-hutang jangka panjang dan modal pemegang saham”. Jadi struktur modal suatu perusahaan hanya
merupakan sebagian dari struktur keuangannyaWeston and Copeland, 1992 : 4.
2.2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Optimal Perusahaan
Dalam melakukan keputusan pendanaan, bank dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisa kombinasi sumber-sumber dana yang
ekonomis untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta kegiatan usahanya. Agar dapat ditentukan komposisi struktur modal yang optimal maka manajemen
keuangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modalnya dalam upaya meningkatkan nilai bank tersebut.
Beberapa faktor yang berpengaruh pada struktur modal yang optimal menurut Baker 1989 yakni :
A. Perputaran kas, menganalisa terhadap kemampuan perputaran kas perusahaan untuk mengantisipasi berbagai kondisi ekonomi, merupakan
sesuatu yang berguna untuk menentukan tingkat utang dengan tepat. B. Kondisi pasar, dapat mempengaruhi baik waktu maupun kemampuan
perusahaan dalam menarik berbagai sumber keuangan yang berbeda. C. Profitabilitas dan stabilitas, banyak perusahaan yang menguntungkan dan
mempunyai kestabilan dapat lebih aman bekerja pada leverage struktur modal yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kurang
menguntungkan dan kurang stabil. Hal ini sejalan dengan pendapat Sartono 1996 perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan
menggunakan utang yang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan dana yang cukup melalui laba ditahan. Selain itu karena
pembayaran bunga merupakan pengurang pajak, maka semakin tinggi pajak perusahaan semakin besar leverage perusahaan.
D. Risiko bisnis, semakin besar perusahaan atau risiko operasi, semakin kecil utang yang seharusnya digunakan.
Secara umum resiko yang ditanggung oleh bank dalam kegiatan usahanya tidak hanya terdiri dari resiko Non Performing Loan NPL. Jenis-jenis
resiko lain yang terikat dengan usaha bank pada dasarnya dapat berasal
dari sisi aktiva maupun pasiva. Resiko tersebut meliputi Susilo, 2000 : 102-103 :
a. Liquidity Risk
Adalah resiko yang dihadapi oleh bank dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Kesulitan likuiditas dalam jumlah yang besar dan dalam
waktu yang lain dapat menempatkan bank tersebut dalam posisi sulit sehingga tergolong bank kurang sehat, kurang dipercaya nasabah dan ada
kemungkinan untuk bangkrut. b.
Credit Risk Adalah resiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam
bentuk pinjaman kepada masyarakat. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak
diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan. c.
Invesment Risk Adalah resiko yang dihadapi bank berupa kegiatan karena penurunan nilai
surat berharga yang dimiliki oleh bank misalnya saham dan obligasi. Fluktuasi nilai berharga tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh suku bunga
bank namun juga oleh indikator-indikator perekonomian lain serta faktor- faktor non ekonomis seperti politik, keamanan, pengangguran, kondisi
perbankan, bencana alam, kebangkrutan perusahaan dan lain-lain.
d. Operating risk
Adalah resiko yang dihadapi bank yang berkaitan dengan kebijakan penghimpunan dana dan penggunaan dananya dalam rangka memperoleh
penerimaan yang saling terkait. Resiko ini meliputi juga kemungkinan kerugian akibat perusahaan strukur biaya operasional bank atau kegagalan
dalam meluncurkan produk-produk perbankan kepada masyarakat. e.
Fraud Risk Adalah resiko yang dihadapi oleh bank karena kerugian akibat adanya
ketidakjujuran, penipuan atau perilaku tidak baik lain yang dilakukan oleh nasabah, karyawan bank pejabat bank dan pihak lainnya.
f. Fiduciary Risk
Adalah resiko yang diterima bank karena memberikan jasa perwaliamanatan kepada nasabah atau badan pengolah dana yang
dilimpahkan kepada bank ditujukan untuk kegiatan investasi dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan tingkat resiko yang wajar dan bukan
untuk tujuan spekulasi.
Senada dengan pendapat diatas, Weston and Copeland 1997 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah :
a. Struktur aktiva, faktor tersebut mempengaruhi sumber-sumber pembiayaan melalui beberapa cara. Jika permintaan pada produk mereka cukup meyakinkan,
akan banyak menggunakan hutang hipotik jangka panjang. Argumen yang dikemukakan Myers dan Majluf 1988 menyatakan bahwa perusahaan akan
mendapatkan keuntungan dari penjualan jaminan hutang. b. Sikap pemberi pinjaman, perusahaan akan membicarakan struktur modalnya
dengan pemberi pinjaman dan hal ini sangat mempengaruhi nasehat mereka. Tetapi jika pihak manajemen menggunakan leverage melampaui batas normal,
pemberi pinjaman mungkin tidak besedia memberi tambahan pinjaman. Pemberi pinjaman berpendapat bahwa utang yang besar akan mengurangi posisi kredit dari
peminjam dan penilaian kredibilitas yang dibuat sebelumnya. c. Sikap manajemen, sangat berpengaruh dalam memilih cara pembiayaan adalah
sikapnya terhadap pengendalian perusahaan dan risiko. Perusahaan besar yang sahamnya dimiliki oleh orang banyak akan memilih penambahan penjualan
saham biasa karena penjualan ini tidak akan banyak berpengaruh pada pengendalian perusahaan.
2.2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal