BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Pendirian dan Informasi Umum Bursa Efek Indonesia
Sejarah pasar modal Indonesia dimulai dengan dibentuknya Bursa Efek di Batavia sekarang Indonesia pada tahun 1912 oleh Vereneging Voor de
Effectenhandel. Kemudian pada yahun 1925 pemerintah kolonial Belanda menambah lagi 2 dua bursa yaitu Bursa Efek Semarang dan Bursa Efek
Jakarta. Ketiga bursa ini menghentikan aktivitasnya menjelang investasi Jepang pada tahun 1942 dan dimulai kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta pada
tahun 1952. program nasionalisasi yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1956 mengakibatkan terhentinya aktivitas pasar modal.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah mengaktifkan kembali kegiatan pasar modal dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM
sebuah badan pemerintah dibawah Departemen Keuangan. Kebijaksanaan pemerintah menerbitkan paket 24 Desember 1987 Pakdes 87 menjadikan Pasar
Modal Indonesia memasuki masa ” bullish ”. Masa yang berkelanjutan itu akhirnya membutuhkan profesionalisme dalam pengelolaan bursa. Olek karena itu
pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan peraturan tentang swastanisasi bursa efek. Pada tanggal 4 Desember 1991 berdirilah Bursa Efek Jakarta.
Bursa Efek Jakarta didirikan berdasarkan akta notaris Ny. Siti Poerbaningsih Adiwarsito, SH. Notaris di jakarta pada 4 Desember 1991. akta
pendirian dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI no. C-
28146 HT.01,01 tanggal 26 Desember 1991, dan dimuat dalam Tambahan Acara Berita Negara RI No.1355KMK.0101992 tanggal 18 Maret 1992. Penyerahan
pengolaan bursa dari BAP dilaksanakan tanggal 16 April 1992 di Jakarta. Tahun 1995 merupakan era baru bagi Bursa Efek Jakarta dengan
diterapkannya sistem perdagangan otomatis Jakarta Automated Trading System atau JATS . Sistem ini menjamin perdagangan perdagangan lebih wajar dan lebih
transparan. Disamping itu JATS memberikan pula sumbangan yang lebih besar dalam likuidasi pasar dan melindungi para investor secara maksimal dan
bersamaan dengan itu sistem terpadu ini menghubungkan perdagangan, pengawasan, kliring dan penyelesaian serta sistem depositori dan sistem akuntansi
anggota bursa. Berdasarkan pasal 10 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 45 tanggal 30 Desember 1995, perusahaan dilarang membagikan dividen kepada para pemegang saham. Perusahaan berdomisili di Jakarta Stock Exchange
Building, jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta.
4.1.2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadikan Bursa Efek Indonesia suatu tempat yang efisien untuk perdagangan instrumen pasar modal baik untuk
masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional. Misi Bursa Efek Indonesia adalah bertekad mewujudkan Bursa Efek
Indonesia berskala internasional yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Bursa Efek
Indonesia bertekad mempunyai sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap dan tepat waktu serta mempunyai sumber daya manusia
yang profesional dan berintegritas tinggi. Dengan demikian Bursa Efek Indonesia dapat menjadi Bursa Efek yang transparan, liquid, wajar dan efisien yang dapat
membawa Bursa Efek Indonesia sejajar dengan Bursa-bursa efek di dunia. Bursa Efek Indonesia aktif berpartisipasi dalam mengembangkan basis investor local
yang lebih luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia bertekad menawarkan beragam efek berkualitas sejalan dengan
pertumbuhan instrument pasar modal yang semakin meningkat sehingga Bursa Efek Indonesia dapat memberikan manfaat optimal bagi pemodal domestik
maupun asing.
4.1.3. Maksud dan Tujuan Pembentukan Bursa Efek Indonesia
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan pendirian perusahaan adalah sebagai berikut :
Menunjang kebijakan Pemerintah dalam pengembangan pasar modal sebagai alternatif sumber pembiayaan untuk mendukung
dunia usaha dalam rangka pembangunan nasional. Memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk
ikut memiliki berbagai macam efek disamping memberikan kemudahan bagi dunia usaha untuk menarik dana dengan cara
menewarkan efek yang dikeluarkannya kepada masyarakat melalui pasar modal.
Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. Seperti yang dijelaskan dalam pasal 5 ayat 2 Anggaran
Dasar Perusahaan, setiap pemegang saham perusahaan harus merupakan perusahaan efek yang berbadan hukum Indonesia dan
telah memperoleh izin usaha sebagai perantara pedagang efek.
4.1.4. Persyaratan untuk Go Public
Perusahaan yang ingin go public harus diseleksi terlebih dahulu, perusahaan harus memenuhi persyaratan untuk mendapat izin penerbitan saham,
yaitu : Badan hukum harus berbentuk Perseroan Terbatas PT
Berkedudukan di Indonesia Mempunyai modal sekurang-kurangnya Rp. 100 juta dan telah
disetor sekurang-kurangnya 25 juta Dalam 2 dua tahun buku terakhir secara berturut-turut
memperoleh laba dengan ketentuan perbandingan laba bersih tahun terakhir dan modal sendiri sekurang-kurangnya 10
Laporan keuangan telah diperiksa olek akuntan publik untuk 2 dua tahun buku terakhir dengan pernyataan pendapat setuju
unqualified opinion
4.1.5. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI KOMISARIS :
-PENCATATAN -PERDAGANGAN
-KEANGGOTAAN -ANGGARAN
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR OPERASI DIREKTUR
PEMASARAN HUKUM
HUBUNGAN MASYARAKAT
DIREKTUR KEANGGOTAAN
DIREKTUR PENCATATAN
DIREKTUR ADMINISTRASI
DIREKTUR PERDAGANGAN
SDM UMUM
TEKNOLOGI INFORMASI
PENGAWASAN PERDAGANGAN
PERDAGANGAN SAHAM
KEUANGAN
RISET DAN PENGEMBANG
PERDAGANGAN SURAT UTANG
PERDAGANGAN DERIVATIF
PEMBINAAN EMITEN
PEMBINAAN ANGGOTA BARU
RUPS
Sumber : Annual Report BEI
4.2. Deskripsi Singkat Perusahaan Sampel Penelitian