Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Bank Persero
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA BANK PERSERO
Disusun Oleh :
NUR LAILIYAH NOVIANA 109081000017
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur Lailiyah Noviana
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 13 November 1991
Alamat : Kemanggisan Grogol RT 008/010 No. 22
Jakarta Barat 11480
Agama : Islam
Warga negara : Indonesia
Telepon : 085710126375
Email : noviananurlailiyah@yahoo.com
Pendidikan :
1. Periode 1997-2003 : SDN Palmerah 17 Pagi
2. Periode 2003-2006 : SLTP Negeri 111 Jakarta
3. Periode 2006-2009 : SMA Negeri 16 Jakarta
4. Periode 2009-2013 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
(7)
vi ABSTRACT
The objective of this research is to analyze factors that affect modal structure in Bank Persero. Independent variables that used in this research is asset structure, firm size, growth, and liquidity.
Research object counted 4 banks start from 2005 till 2011. Method analyze data in this research for determining the sample is convenience sampling and examination of hypothesis use equation of pool regression with the approach is ordinary least square (OLS). Empiris results of this researched indicate that asset structure, firm size, and liquidity have an effecton by significant to modal structure, while growth don’t have an effect on by significant to modal structure with the probability is above 0,05. Relationship between dependent variable and independent variables is of 15,78% which means that remaining is affected by other variables that didn’t included into the model such as tax and business risk. Key Words: modal structure, asset structure, firm size, growth, liquidity, panel data regression.
(8)
vii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada Bank Persero. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur asset, ukuran perusahaan, pertumbuhan dan likuiditas.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 4 bank, dan waktu penelitian adalah dari tahun 2005-2011. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode convenience sampling dan uji statistik yang digunakan adalah uji regresi panel dengan pendekatan ordinary least square (OLS). Hasil empiris penelitian ini menunjukkan bahwa variabel struktur asset dan ukuran perusahaan, dan likuiditas berpengaruh signifikan positif dan variabel pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan dengan probabilitas di atas 0,05. Dan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 15,78% yang berarti bahwa sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model seperti pajak dan risiko bisnis.
Kata Kunci: struktur modal, struktur asset, ukuran perusahaan, pertumbuhan, likuiditas, regresi data panel.
(9)
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia, kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL PADA BANK PERSERO”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Perbankan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibunda Imas Ramlah dan ayahanda H. Muhammad Hazli, B.A tercinta yang telah yang memberikan dukungan moral, material, dan spiritual yang tidak terhingga. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya meskipun tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka berikan, amin Ya Robbal ’Alamin.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM, selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(10)
ix
4. Bapak Aditya Ginanjar, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ahmad Dumyathi Bashori, BA, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan yang bermanfaat pada penulis.
7. Kakak ku Ahmad Roy Rafiq, SE dan Ahmad Reza Zakaria, S.Sos yang turut memberikan dukungan serta doa kepada penulis.
8. Kakak ku Nur Rahmah Desiana, S.Psi, Nur Hifni Maulidawati S.Si dan Nur Hikmah Septiana yang turut memberikan dukungan serta doa kepada penulis.
9. Keluarga Besar Manajemen A 2009 khususnya Alindawaty Putri Pertiwi, Marina Kharismawati, Eka Pratiwi, Amry Nur Achmad, Harun Briandi Malik, Oktavianto Dermawan dan Muh. Ridhwan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman Manajemen Perbankan 2009 khususnya Suci Ramida, Ati Astuti, Yesika Al-Istiqomah, Rizanty Amanda, dan Tsurumi Bunga Madina. Terimakasih untuk suka maupun duka kita selama menjadi civitas akademika UIN Jakarta, semoga tali silaturahmi kita akan terus terjalin sampai kapanpun.
11.Sahabatku, Arni Detiarni dan Riri Andriani yang telah banyak meluangkan waktu untuk ribuan cerita, doa, dan semangatnya. Terimakasih untuk persahabatan ini.
12.Seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungan yang besar kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
(11)
x
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, Juni 2013
(12)
xi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACK ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian... .. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 12
1. Pengertian Struktur Modal ... 12
2. Pengertian Trade off Theory... 19
3. Pengertian Pecking Order Theory ... 20
4. Pengertian Agency Theory... 23
5. Pengertian Leverage ... 25
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 27
a. Struktur Asset... 27
b. Ukuran Perusahaan ... 29
c. Pertumbuhan ... 30
d. Likuiditas ... 31
7. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan leverage ... 32
(13)
xii
b. Ukuran Perusahaan dan Leverage ... 32
c. Pertumbuhandan Leverage... 34
d. LDR dan Leverage ... 35
B. Penelitian Terdahulu ... 36
C. Kerangka Pemikiran ... 43
D. Hipotesis ... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47
B. Metode Penentuan Sampel ... 48
C. Metode Pengumpulan Data ... 48
D. Metode Analisis Data ... 49
a. Uji Statistik ... 50
b. Tahap Analisis Data ... 55
c. Pengujian Pelanggaran Asumsi Klasik ... 57
E. Operasional Variabel Penelitian ... 63
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67
1. Sejarah Bank Mandiri ... 67
2. Sejarah Bank Negara Indonesia ... 67
3. Sejarah Bank Rakyat Indonesia ... 68
4. Sejarah Bank Tabungan Negara ... 71
B. Hasil dan Pembahasan... 72
C. Interpretasi Hasil ... 73
1. Uji Pemilihan Model Regresi Panel ... 73
2. Uji Asumsi Klasik ... 76
a. Uji Normalitas Data... 76
b. Uji Multikolinearitas ... 77
(14)
xiii
d. Uji Heteroskedastisitas ... 79
D. Uji Signifikansi ... 80
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 80
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 82
3. Adjusted R2 ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 87
B. Implikasi ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
(15)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 45
4.1 Uji Signifikansi Common Effect 73
4.2 Uji Signifikansi Fixed Effect 74
4.3 Uji Autokorelasi 77
4.4 Uji Glejser 79
4.5 Uji F 81
4.6 Uji T 82
(16)
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Aset Bank Umum Tahun 2005-2011 6
1.2 Peringkat Bank Umum Berdasarkan Aset 7
2.1 Penelitian Terdahulu 36
3.1 Peringkat Bank Persero Berdasarkan Aset 49
4.1 Sampel Penelitian 72
4.2 Uji Normalitas 76
(17)
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia usaha termasuk sektor perbankan dalam beberapa
tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang amat pesat.
Perkembangan tersebut berkaitan dengan perkembangan ekonomi nasional, di
samping adanya berbagai kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah dengan
menciptakan iklim yang lebih baik bagi perkembangan dunia usaha di
Indonesia.
Perusahaan dalam menjalankan usahanya sering dihadapkan pada
kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk perluasan
usahanya. Dalam memilih dana yang akan ditarik, perusahaan selain harus
memperhatikan jangka waktu penggunaan dana, juga harus memperhatikan
aspek biaya yang harus dikeluarkan untuk menarik dana tersebut. Oleh karena
itu, pembentukan struktur modal perusahaan menjadi salah satu aspek penting
di dalam perusahaan, khususnya di dalam pendanaan jangka panjang (Fadli,
2010:1).
Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah
satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan.
(18)
2
pendapatan melalui berbagai kegiatan perekonomian. Salah satu sarana yang
mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah perbankan
(Rida Rahim dan Yuma Irpa, 2008).
Bank merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memegang peran
sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No.10 tahun
1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak. Seperti yang kita ketahui pula, fungsi utama bank
dalam perekonomian adalah sebagai intermediaris yaitu fungsi perantara
antara pihak yang defisit dana dengan pihak yang surplus dana. Dengan
adanya fungsi ini maka roda perekonomian suatu negara dapat berjalan
dengan baik (Nurani Agustina, 2009:1).
Kesejahteraan pemegang saham serta nilai perusahaan sangat
dipengaruhi oleh bagaimana kebijakan tingkat leverage yang diambil oleh manajer keuangan perusahaan. Oleh sebab itu, manajer dalam mengambil
keputusan mengenai tingkat leverage harus dilakukan dengan hati-hati dan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari
banyaknya penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat leverage, ditemukan beberapa faktor yang sering muncul sebagai variabel penentu, antara lain resiko bisnis, pertumbuhan
(19)
3
potensial, volatilitas pendapatan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan
securable asset (Fadli, 2010:3).
Bagi sebuah perusahaan yang khususnya bersifat profit, keputusan
pendanaan merupakan suatu keputusan yang sangat menentukan terhadap
perkembangannya di masa yang akan datang. Dalam keputusan pendanaan
akan timbul dua alternatif penting, apakah tetap menggunakan modal sendiri
atau juga menggunakan utang dalam menjalankan bisnisnya. Pendanaan
dengan modal sendiri dapat dilakukan dengan menerbitkan saham, sedangkan
pendanaan dengan utang dapat dilakukan dengan menerbitkan obligasi, right issue atau berutang ke bank (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti, 2010:55).
Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi khususnya dalam
penyaluran kredit mempunyai peranan penting bagi pergerakan roda
perekonomian secara keseluruhan dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi.
Dimana pada level ekonomi makro bank merupakan alat dalam menetapkan
kebijakan moneter sedangkan pada level mikro ekonomi bank merupakan
sumber utama pembiayaan bagi para pengusaha maupun individu (Konch,
2000).
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan
dalam kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu
unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu
memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan
(20)
4
sendiri, modal saham maupun dengan hutang, baik hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang (Andi Kartika, 2009).
Struktur permodalan yang optimal merupakan target yang senantiasa
dicapai oleh suatu perusahaan termasuk bank. Teori trade off atau balancing-theory menjelaskan bahwa untuk mencapai struktur modal yang optimal tersebut maka perusahaan harus dapat memadukan suatu keseimbangan atas
trade off antara manfaat atau pengembalian (return) dan risiko atau biaya yang dihadapi sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan (Brigham,
2005).
Penentuan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu
bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan.
Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran
atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen, sehingga mampu
memaksimumkan harga saham perusahaan (Warsono, 2003:238)
Struktur modal yang optimal dalam sebuah perusahaan adalah
kombinasi utang dan ekuitas yang akan memaksimalkan harga saham.
Proporsi modal yang tepat sangat penting bagi kelangsungan setiap
perusahaan perbankan tetapi tidak setiap perusahaan perbankan sama dalam
hal struktur modal.
Pada umumnya struktur modal perusahaan seperti hutang, saham
(21)
5
kebijakan struktur modal bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam
jangka panjang. Struktur modal di Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang yaitu tingkat hutang yang tinggi pada perusahaan-perusahaan di
Indonesia. Artinya perusahaan mendanai kegiatan operasional sehari-harinya
lebih besar hutang daripada menggunakan modal sendiri (Suprianto, 2009).
Secara umum sumber dana di Indonesia lebih banyak menggunakan
hutang daripada sumber dana lainnya. Hal ini diperkuat oleh data bahwa
sumber pendanaan terbesar tahun 1999 dan 2000 di dominasi oleh hutang,
yaitu sebesar 68% dari total pendanaan perusahaan dan saham hanya sebesar
18% dari seluruh total pendanaan perusahaan. Hutang yang tinggi tanpa
kendali akan menimbulkan kredit macet dan menghambat pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan (Mutamimah, 2003).
Fenomena yang terjadi pada perseroan perbankan yang mengalami
kondisi naik turun dalam menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan
perseroan perbankan di Indonesia menuntut adanya kebijaksanaan yang harus
diambil untuk dapat memperbaiki serta meningkatkan struktur dan kualitas
perbankan. Atas dasar pemikiran tersebut, bank persero yang termasuk
sebagai 10 bank yang memiliki aset terbesar di Indonesia cukup menarik
untuk dijadikan objek penelitian.
Dari segi aset, terjadi peningkatan aset yang terus meningkat dari
tahun 2005 sampai tahun 2011. Jika dilihat dari rekapitulasi institusi
(22)
6
(Bank Persero) yang berjumlah 4 bank, mampu memberikan sumbangan aset
yang besar terhadap total aset bank umum di Indonesia. Jumlah total aset
keempat bank tersebut juga mengalami peningkatan sejak 2005.
Tabel 1.1 Perkembangan Aset Bank Umum Tahun 2005-2011 (Miliar Rp)
Tahun
Kelompok Bank 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Bank Persero 565.585 621.212 741.988 847.563 979.078 1.115.519 1.328.168 BUSN Devisa 571.231 663.002 768.730 883.470 958.549 1.203.370 1.464.007 BUSN Non
Devisa 26.283 29.657 39.012 42.467 55.762 78.485 107.085
BPD 106.411 159.476 170.012 185.252 200.542 239.141 304.003
Bank Campuran 59.639 64.421 90.480 118.131 135.675 149.990 181.088
Bank Asing 140.679 156.083 176.278 233.674 204.502 222.347 268.482
Total 1.469.827 1.693.850 1.986.501 2.310.557 2.534.106 3.008.853 3.652.832 Sumber : Statistik Bank Indonesia
Jika dilihat dari peringkat bank umum terhadap asetnya, terlihat bahwa
seluruh bank persero tergolong ke dalam sepuluh besar bank dengan aset
terbesar di Indonesia. Menurut data Bank Indonesia Desember 2011, PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk serta PT BRI (Persero) Tbk menduduki posisi dua
teratas dalam hal aset. Bank persero lainnya yaitu PT BNI (Persero) Tbk dan
PT BTN (Persero) Tbk berada pada posisi keempat dan kesepuluh. Secara
(23)
7 Tabel 1.2 Peringkat Bank Umum Berdasarkan Aset (Desember 2011)
Peringkat Nama Bank
Aset (miliar Rp)
Pangsa Terhadap Total Aset (persen)
1
PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk 493.050 13,50
2 PT BRI (Persero) Tbk 456.382 12,49
3 PT Bank Central Asia Tbk 380.927 10,43
4 PT BNI (Persero) Tbk 289.458 7,92
5 PT Bank CIMB Niaga Tbk 142.932 4,75
6
PT Bank Danamon Indonesia
Tbk 113.861 3,78
7 PT PAN Indonesia Bank Tbk 106.508 3,54
8 PT Bank Permata Tbk 74.040 2,46
9 PT BII Tbk 72.030 2,39
10 PT BTN (Persero) Tbk 68.334 2,27
Sumber : Statistik Bank Indonesia (2011)
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) dalam Ariyanto (2011:6),
ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal
perusahaan, antara lain : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen,
sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan
fleksibiltas keuangan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan yaitu
tingkat pertumbuhan penjualan, stabilitas penjualan, karakteristik industri,
struktur aktiva, sikap manajemen, dan sikap pemberi pinjaman (Weston dan
(24)
8
Weston dan Brigham (1997) dalam Ariyanto (2011:6), faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah stabilitas perusahaan,
struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan
penilai kredibilitas, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan
fleksibilitas keuangan perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain : tingkat
suku bunga, stabilitas pendapatan, susunan aktiva, kadar risiko aktiva,
besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat
manajemen, dan besarnya suatu perusahaan (Riyanto, 2001:236).
Menurut Suad Husnan (2000:334), menyatakan bahwa yang paling
mempengaruhi struktur modal adalah lokasi distribusi keuntungan, stabilitas
penjualan dan keuntungan, kebijakan deviden, pengendalian dana risiko
kebangkrutan.
Struktur modal merupakan salah satu keputusan keuangan yang
dihadapi manajer keuangan berkaitan dengan komposisi hutang, saham
preferen, dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Ketika
perusahaan menggunakan hutang, biaya modal akan sebesar biaya bunga yang
dibebankan oleh kreditur, sedangkan pada kreditur akan timbul opportunity cost dari dana yang digunakan. Keputusan struktur modal yang tidak cermat akan menimbulkan biaya modal tinggi sehingga berakibat pada rendahnya
(25)
9
kondisi dan nilai perusahaan, maka sangat berguna bagi perusahaan untuk
mengetahui faktor-faktor dari dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi
struktur modal. Faktor-faktor tersebut misalnya seperti : struktur aset, ukuran
perusahaan, pertumbuhan dan likuiditas yang di-proxy-kan ke dalam LDR (Loan to Deposit Ratio) .
Aplikasi pengujian pengaruh variabel struktur aset, ukuran
perusahaan, pertumbuhan dan LDR terhadap leverage di Bank Persero yang merupakan pembeda dengan penelitian sebelumnya. Sebagai barometer
perbankan, kinerja Bank Persero sangat menarik perhatian publik karena
berpengaruh langsung terhadap kepercayaan masyarakat kepada institusi
perbankan. Dengan kata lain, apabila terjadi kekacauan di salah satu dari
keempat Bank Persero, dapat dipastikan bahwa kekacauan tersebut akan
membawa dampak sistemik terhadap perekonomian dan perbankan nasional,
demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan pertimbangan dan penilaian tersebut, penulis mencoba
untuk menganalisis dan mempelajari faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi struktur modal di bank. Untuk itu penulis mengambil judul
dalam penulisan skripsi ini adalah : ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA BANK
(26)
10 B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan
permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Apakah secara simultan struktur aset, ukuran perusahaan,pertumbuhan dan LDR terhadap struktur modal pada Bank Persero?
2. Apakah secara parsial struktur aset, ukuran perusahaan,pertumbuhan dan LDR terhadap struktur modal pada Bank Persero?
3. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi struktur
modal pada Bank Persero?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Untuk menganalisis secara simultan pengaruh variabel struktur aset, ukuran
perusahaan, pertumbuhan dan LDR terhadap struktur modal pada Bank Persero.
2. Untuk menganalisis secara parsial pengaruh variabel struktur aset, ukuran
perusahaan, pertumbuhan dan LDR terhadap struktur modal pada Bank Persero.
3. Untuk menganalisis variabel independen yang dominan mempengaruhi
(27)
11 D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni manfaat
bagi akademisi maupun praktisi.
a. Dari segi teoritis pada persfektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat
untuk :
1) Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan.
2) Bagi civitas akademika untuk memberikan sumbangan pikiran sebagai
bahan perbandingan kepada semua pihak yang melakukan penelitian lebih
lanjut.
3) Bagi kepentingan akademis dapat menambah wawasan dan penerapan
teoritis dan praktek di lapangan.
b. Dari segi perspektif praktis, penelitian ini akan bermanfaat untuk :
1) Bagi pihak perbankan, diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen perbankan sebagai acuan
dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.
2) Bagi investor dan masyarakat untuk memberikan informasi baru mengenai
struktur modal dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi struktur
(28)
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis
1. Struktur Modal
Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan suatu
perusahaan yang digunakan dalam mendanai aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Struktur modal pada intinya terdiri dari dua bagian penting, yaitu
debt dan equity. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai penjumlahan nilai dari hutang dan ekuitas perusahaan (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010:138).
Struktur modal bertujuan memadukan sumber dana permanen yang
digunakan perusahaan dengan cara yang akan memaksimumkan nilai
perusahaan. Bagi sebuah perusahaan sangat penting untuk memperkuat
kestabilan keuangan yang dimilikinya, karena perubahan dalam struktur
modal diduga bisa menyebabkan perubahan nilai perusahaan (Irham Fahmi
dan Yovi Lavianti, 2010:55).
Suad Husnan mengatakan struktur modal adalah perbandingan sumber
dana jangka panjang yang bersifat pinjaman dengan modal sendiri. Dalam
pengertian seluruh utang (utang jangka panjang dan utang jangka pendek),
perbandingan tersebut disebut struktur finansial (Irham Fahmi dan Yovi
(29)
13
Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:137), struktur modal
adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan,
dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber
yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama
yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.
Menurut Gitman (2006) struktur modal adalah kombinasi dari debt dan
equity yang dimiliki oleh perusahaan. Membahas mengenai struktur modal berarti membahas bagaimana sebuah perusahaan dapat mendanai operasi dan
pertumbuhan yang ingin dicapai dengan menggunakan sumber dana yang
berbeda-beda. Pendanaan menggunakan debt (debt financing) ketika perusahaan meminjam uang (hutang) untuk mendapatkan dana. Ada 2 jenis
debt financing, yaitu :
Short term debt financing
Short term debt financing diperlukan untuk mendanai operasi bisnis sehari-hari, seperti membeli persediaan, perlengkapan atau untuk membayar
gaji karyawan. Short term debt financing dikenal sebagai hutang operasi atau hutang jangka pendek karena jangka waktunya yang kurang dari 1 tahun.
Long term debt financing
Long term debt financing diperlukan untuk mendanai aset, seperti perlengkapan, bangunan, tanah, atau mesin. Disebut pendanaan jangka
(30)
14
Sedangkan equity financing adalah dana yang didapatkan dari laba ditahan dan saham. Laba ditahan didapatkan dari sisa net income setelah dikurangi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Saham dijual
kepada pemegang saham dalam 2 bentuk, yaitu common stock dan preferred stock. Pemegang saham menerima bagian kepemilikan dan bentuk mendapatkan bagian keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.
Kombinasi dari debt dan equity dalam struktur modal terangkum dalam debt equity ratio, yang merupakan pengukuran langsung dari leverage.
Menurut Brigham dan Houston (2006:42), apabila aktiva perusahaan
cocok untuk dijadikan agunan kredit, maka perusahaan tersebut akan
cenderung menggunakan jumlah hutang yang lebih besar. Dalam hal ini aset
yang dapat dijadikan agunan berupa aktiva tetap (fixed asset/tangibility). Keown dkk dalam Andi Setiawan (2010:16), mengatakan bahwa
struktur keuangan adalah paduan semua pos yang muncul di sisi kanan neraca
perusahaan yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal
pemegang saham sedangkan struktur modal adalah paduan sumber dana
jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
Menurut Gosh et.al. dalam Andi Setiawan (2010:17), struktur modal
adalah perbandingan antara hutang perusahaan (total debt) dengan total aktiva (total assets).
(31)
15
Menurut Warsono (2003:235) struktur modal berkaitan dengan
penentuan bauran (mix) pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan.
Struktur keuangan merupakan kombinasi atau bauran dari pos yang termasuk
dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan (sisi pasiva), sedangkan struktur
modal merupakan bauran dari sumber pembelanjaan jangka panjang yang
digunakan perusahaan. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya
merupakan sebagian dari struktur keuangannya.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (1998:474), struktur modal
adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan
yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen, dan saham biasa.
Menurut Warsono (2003:236), pada perusahaan yang berbentuk PT,
struktur modal perusahaan dapat dilihat pada sisi pasiva, komponen struktur
modal terdiri dari 3 komponen yaitu:
a. Utang jangka panjang (long term debt) adalah hutang yang masa jatuh tempo pelunasan lebih dari 1 tahun seperti hutang hipotek,
obligasi, dan bentuk hutang jangka panjang lainnya seperti pinjaman jangka
panjang dari bank.
b. Saham preferen (preferen stock) adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri
(saham biasa) dengan hutang jangka panjang, saham preferen sering disebut
(32)
16
c. Ekuitas saham biasa (common stock equity) adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh para investor yang
pemegangnya memiliki klaim residual atas laba dan kekayaan perusahaan.
Menurut Warsono (2003:236), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modal antara lain sebagai berikut:
a. Laju pertumbuhan dan kemantapan penjualan dimasa yang
akan datang, semakin tinggi pertumbuhan dan semakin stabil penjualan di
masa yang akan datang, cenderung me-leverage semakin besar.
b. Struktur kompetitif dalam industri. Semakin kompetitif
persaingan dalam industrinya, semakin kecil kecenderungan perusahaan untuk
menggunakan hutang jangka panjang dalam struktur modal.
c. Susunan aset dari perusahaan sendiri.
d. Resiko bisnis yang dihadapi perusahaan
e. Status kendali dari para pemilik dan manajemen
f. Sikap para kreditur modal terhadap industri dan perusahaan
g. Posisi pajak perusahaan
h. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menerbitkan
modal dalam kondisi yang tidak baik
(33)
17
Penentuan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu
bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan manajemen struktur modal, mekanisme yang dapat
dilakukan adalah dengan menciptakan bauran pembelanjaan sedemikian rupa
sehingga dapat meminimumkan biaya modal (cost of capital) dan memaksimumkan nilai perusahaan (Warsono, 2003:238).
Brigham dan Houston dalam Andi Setiawan (2010:20), keputusan
struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya resiko
yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau
tingkat keuntungan yang diharapkan.
Yuke dan Hadri dalam Andi Setiawan (2010:20-21), mengatakan
bahwa keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh
terhadap resiko keuangan yang dihadapi perusahaan.
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan (yang tercermin dari harga saham
perusahaan), kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang
konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal
sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah,
(34)
18
Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai
perusahaan, berarti tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur
modal adalah baik. Akan tetapi, kalau dengan merubah struktur modal
ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang
terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau
harga saham adalah struktur modal yang terbaik. Yang dimaksud dengan nilai
perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
(35)
19 2. Trade off Theory
Teori trade off merupakan hasil pengembangan dari teori struktur modal modern pertama yang diperkenalkan oleh Modigliani dan Miller pada
tahun 1958. Teori ini mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan
adalah hasil trade off dari biaya keagenan dan biaya kesulitan keuangan dimana sebagai imbangan dari manfaat penggunaan hutang. Dari model ini
dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama
sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan
pinjaman seluruhnya adalah buruk. Keputusan terbaik adalah keputusan yang
moderat dengan mempertimbangkan kedua instrument pembiayaan. Trade off theory merupakan model yang didasarkan pada trade-off antara keuntungan dengan kerugian penggunaan hutang. Berdasarkan realita yang berasal dari
hutang dalam jumlah besar, penggunaan modal sendiri mempunyai manfaat
dan kerugian bagi perusahaan. Menurut (Brigham : 2001) dalam Fadli (2010),
hutang mempunyai keuntungan pada :
a. Biaya bunga yang mempengaruhi penghasilan kena pajak, sehingga
hutang menjadi lebih rendah.
b. Kreditur hanya mendapatkan biaya bunga yang bersifat relatif tetap,
(36)
20 Trade off theory menjelaskan bahwa tingkat leverage perusahaan merupakan hasil trade off perusahaan antara manfaat pajak atas penggunaan hutang dengan meningkatnya biaya keagenan dan financial distress yang muncul akibat peningkatan penggunaan hutang, teori ini memiliki dasar
pemikiran untuk menghindari keputusan ekstrim, (penggunaan hutang 100%,
atau penggunaan modal sendiri 100%). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
dengan meminjam, perusahaan akan dapat melindungi pendapatannya dari
pajak sedangkan apabila meminjam terlalu banyak, maka akan menyebabkan
timbulnya biaya kebangkrutan.
3. Pecking Order Theory
Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961,
penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas
teori ini menyatakan bahwa (Brealey and Myers, 1991 dalam Suad Husnan,
2000:324):
1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan).
2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden
yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran
(37)
21
3. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai
dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi
kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan yang lain,
mungkin kurang. Apalagi dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi,
maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang
dimiliki.
4. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling “aman” terlebih dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh
sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya
apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
Suad Husnan dalam Irham Fahmi dan Yovi Lavianti (2010:57-59)
Pecking order theories merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual aset yang
dimilikinya. Pada kebijakan pecking order theories perusahaan melakukan kebijakan dengan cara mengurangi kepemilikan aset yang dimiliki karena
dilakukan kebijakan penjualan.
Perusahaan akan mengalami kekurangan aset karena dipakai untuk
membiayai rencana aktivitas perusahaan baik yang sedang maupun yang akan
datang. Yang sedang seperti untuk membayar utang yang jatuh tempo dan
(38)
22
ekspansi perusahaan dalam membuka kantor cabang (brand office) dan berbagai kantor cabang pembantu (sub brand office).
Implikasi pecking order theory adalah perusahaan tidak menetapkan struktur modal optimal tertentu, tetapi perusahaan menetapkan kebijakan
prioritas sumber dana (Laili Hidayat, et al, 2001 : 33). Pecking order theory
menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable
(menguntungkan) umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal
tersebut bukan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih
besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber
eksternal yang lebih disukai. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang
lebih disukai daripada modal sendiri karena 2 alasan, yaitu, pertama
pertimbangan biaya emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah
daripada biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham
baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir
penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para
pembeli, dan membuat harga saham akan turun, hal ini disebabkan antara lain
oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen
(39)
23
Modigliani dan Miller dalam Irham Fahmi dan Yovi Lavianti
(2010:59) bahwa penggunaan hutang akan selalu lebih menguntungkan
apabila dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri, terutama dengan
meminjam ke perbankan. Karena pihak perbankan dalam menetapkan tingkat
suku bunga adalah berdasarkan acuan dalam melihat perubahan dan berbagai
persoalan dalam perekonomian suatu negara, yaitu dengan menghubungkan
antara tingkat inflasi dengan persentase pertumbuhan ekonomi yang
ditargetkan. Sehingga sangat tidak mungkin bagi suatu perbankan menerapkan
suatu angka suku bunga pinjaman yang memberatkan bagi pihak debitur,
karena juga akan bermasalah bagi perbankan sendiri yaitu memungkinkan
untuk timbulnya bad debt.
4. Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.
Meckling pada tahun 1976. Manajemen merupakan agen dari pemegang
saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen
akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang
kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen
harus diberikan imbalan dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat
dilakukan melalui cara seperti pengikatan agen, pemeriksa laporan keuangan,
dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan
(40)
24
agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen
untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan
perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Van
Horne dan Wachowicz, 1998 : 482).
Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik,
berdasarkan kenyataan bahwa manajer professional bukan agen yang
sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian belum tentu selalu
bertindak untuk kepentingan pemilik. Dengan kata lain, manajer sebagai
manusia rasional dalam pengambilan keputusan perusahaan akan
memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri (Laili Hidayat, et al. 2001 : 34).
Jensen dan Meckling (1976) dalam Horne dan Wachowicz (1998 :
482) menyatakan bahwa masalah keagenan berhubungan dengan penggunaan
ekuitas eksternal. Misalnya sebuah perusahaan yang semula dimiliki
seluruhnya oleh satu orang, maka semua tindakannya hanya mempengaruhi
posisinya sendiri. Jika pemilik yang juga manajer perusahaan menjual
sebagian dari sahamnya kepada orang lain, maka akan timbul konflik
kepentingan. Keuntungan sampingan yang dibayarkan kepada pemilik – manajer yang semula sepenuhnya dinikmati sendiri, sekarang dibayar
(41)
25 5. Leverage
Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki perusahaan. Dalam arti harafiah, leverage berarti pengungkit atau tuas. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan sumber dana
ekstern. Sumber dana intern berasal dari laba yang ditahan, pemilik
perusahaan yang tercermin pada lembar saham atau prosentase kepemilikan
yang tertuang dalam neraca. Sementara sumber dana ekstern merupakan
sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya hutang.
Kedua sumber dana ini tertuang dalam neraca pada sisi kewajiban.
Leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau
membayar beban tetap. Jika pada “operating leverage” penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
variabel, maka pada “financial leverage” penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lebar saham
biasa. (EPS = Earning Per Share).
Perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap sehingga
menimbulkan masalah financial leverage. Seperti halnya masalah operating leverage baru timbul setelah perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya
(42)
26
tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan
menghasilkan leverage yang menguntungkan atau efek yang positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada
beban tetap dari penggunaan dana itu. Kalau perusahaan dalam menggunakan
dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan dana bagi
pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya
memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the
eqity”
Trading on the equity merupakan penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan
yang lebih besar daripada beban tetap tersebut. Financial leverage itu merugikan kalau perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari
penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Salah satu
tujuan dalam pemilihan berbagai alternatif metode pembelanjaan adalah untuk
memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham
biasa.
Kebutuhan dana suatu perusahaan dapat sepenuhnya dipenuhi dengan
saham biasa, atau sebagian dengan saham biasa dan sebagian lain dengan
saham preferen atau obligasi, dimana dua sumber dana yang terakhir adalah
(43)
27
Tingkat EBIT (Earning Before Interest & Tax) untuk menentukan
“income effect” dari berbagai pembayaran atau berbagai alternafif metode pembelanjaan terhadap yang dapat menghasilkan EPS (Earning Per Share)
yang sama besarnya antara berbagai pertimbangan atau alternative pemenuhan
dana tersebut.
Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besarnya pada
berbagai perimbangan pembelanjaan dinamakan atau “Break-event point”
(dalam financial leverage).
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan yaitu
profitabilitas, tingkat pertumbuhan, tingkat pajak, struktur asset, dan ukuran
perusahan. Berikut pembahasan dari masing-masing faktor
a. Struktur Aset
Menurut Gitman dalam Andi Setiawan (2010:56) struktur aset
merupakan suatu kekayaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yaitu
pertama berupa aktiva lancar (current asset) yang dimana seluruh aktivanya mudah dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai dapat berupa cash yang nilainya paling likuid, marketable securities yaitu surat berharga yang dapat
(44)
28
dijual dengan cepat, account receivable yaitu total hutang perusahaan yang belum tertagih, inventories termasuk bahan baku dan hasil akhir dari proses kerja. Kedua aktiva tidak lancar (fixed asset) dimana seluruh aktivanya mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam
satu kali perputaran operasi perusahaan. Struktur asset merupakan penentuan
seberapa besar jumlah alokasi untuk masing-masing komponen, baik aktiva
lancar maupun aktiva tetap.
Struktur aset dapat mempengaruhi sumber-sumber pembiayaan yang
akan berpengaruh terhadap penentuan struktur modal perusahaan. Struktur
aktiva yang diukur oleh proporsi aktiva tetap terhadap total aktiva, memiliki
hubungan yang positif terhadap struktur modal. Artinya apabila struktur
aktiva mengalami peningkatan maka semakin tinggi pula jumlah hutang dan
semakin tinggi pula struktur modal perusahaan (Titman dan Wessels:1998)
dalam Fadli (2010).
Laili Hidayat (2001:36) mengemukakan bahwa struktur aktiva
berpengaruh positif terhadap srtuktur modal. Penelitian dari Sekar Mayang
Sari (2001) serta Bhaduri (2002) mendukung penelitian Laili tersebut, di mana
(45)
29 b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan mempunyai pengertian bahwa besarnya ukuran
perusahaan yang dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan perusahaan yang berasal dari nilai penjualan.
Ukuran perusahaan juga merupakan variabel yang menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan dari besar kecilnya aktiva,
jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva. Maka
dari itu, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan ukuran besar
kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan perusahaan, sehingga dapat dilihat dari besarnya
jumlah perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang
dimiliki oleh perusahaan (Saidi, 2004 : 54). Dalam penelitian ini, pengukuran
terhadap ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Saidi (2004), dimana
ukuran perusahaan di proxy dengan nilai logaritma natural dari total asset
(natural logarithm of asset). Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi sehingga semakin kecil
kemungkinan untuk bangkrut dan lebih mampu memenuhi kewajibannya,
sehingga perusahaan besar cenderung mempunyai hutang yang lebih besar
daripada perusahaan kecil. Logaritma dari total asset dijadikan indikator dari
ukuran perusahaan karena jika semakin besar ukuran perusahaan maka asset
(46)
30 c. Pertumbuhan
Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:147), mengatakan bahwa
pertumbuhan secara tidak langsung berpengaruh pada pendanaan ekuitas yang
signifikan, walaupun pada keadaan dimana biaya kebangkrutan rendah. Jadi
perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan memiliki debt ratio yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhannya rendah.
Pertumbuhan pada intinya adalah fitur dari dunia nyata, sebagai hasilnya
pendanaan dengan hutang tidak optimal.
Pertumbuhan perusahaan dapat didefinisikan sebagai peningkatan yang
terjadi pada perusahaan. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan yang berarti
pula bahwa kesempatan bertumbuh perusahaan semakin tinggi, maka akan
semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan (Nisa Fidyati, 2003:22).
Menurut Yuke dan Hadri (2005:6), semakin tinggi pertumbuhan
penjualan perusahaan, akan lebih aman dalam menggunakan hutang, sehingga
semakin tinggi struktur modalnya.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung lebih
banyak menggunakan hutang dibanding dengan perusahaan yang lambat
pertumbuhannya. Seperti yang dikatakan oleh Weston dan Brigham (1990)
dalam Putu Anom yang berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat
(47)
31 d. Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan di dalam membayar hutang jangka pendek yang telah
jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan hutangnya akan
mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan hutang dalam jumlah
yang besar.
LDR (Loan to Deposit Ratio) merupakan rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya
memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini
disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi
semakin besar.
Bambang Riyanto (1995:301) menyatakan bahwa kebutuhan dana
untuk aktiva lancar pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek.
Sehingga semakin likuid suatu perusahaan, maka semakin tinggi
(48)
32 7. Hubungan antara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
dengan Leverage
a. Struktur Asset dan Leverage
Struktur asset diprediksi berpengaruh terhadap tingkat leverage
perusahaan. Prediksi diperkuat dengan semakin banyak struktur asset suatu
perusahaan berarti semakin banyak collateral assets untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang. Ini terjadi karena pihak kreditur akan
meminta collateral assets untuk memback-up hutang.
Menurut Bambang Riyanto (1995) dalam Asih Suko Nugroho
(2006:28) kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada
modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan
modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan hutang
sifatnya sebagai pelengkap.
Laili Hidayat (2001) mengemukakan bahwa struktur aktiva
berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian dari Sekar Mayang
Sari (2001) serta Badhuri (2002) mendukung penelitian Laili tersebut, di
mana struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.
b. Ukuran Perusahaan dan Leverage
Ukuran perusahaan merupakan bagian dari karakteristik perusahaan
dan diduga berpengaruh terhadap struktur modal yaitu ukuran perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, diketahui bahwa ukuran perusahaan
(49)
33
dilakukan oleh Smith dan Warner (1979) serta Ang dan McConnel (1982),
ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah debt
perusahaan. Perusahaan besar cenderung memiliki resiko kebangkrutan yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar
memiliki akses yang lebih mudah terhadap penggunaan hutang dalam struktur
modalnya.
Perusahaan kecil akan cenderung memiliki biaya modal sendiri dan
biaya hutang jangka pendek yang lebih tinggi daripada perusahaan besar.
Maka perusahaan kecil akan cenderung menyukai hutang jangka pendek
daripada hutang jangka panjang karena biayanya lebih rendah. Perusahaan
besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat, sehingga lebih
cenderung untuk memilih hutang jangka panjang.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan
menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena
perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang
operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal
asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Abdul Halim, 2007). Dengan
demikian ukuran perusahaan akan memiliki pengaruh terhadap struktur
modal. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kartini dan Tulus Arianto
(2008) menunjukkan bahwa hasil ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
(50)
34 c. Pertumbuhan dan Leverage
Setiawan (2006), perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang
tinggi akan menghadapi kesenjangan informasi yang tinggi antara manajer
dan investor luar tentang kualitas proyek investasi perusahaan. Adanya
kesenjangan informasi tersebut menyebabkan biaya modal ekuitas saham
lebih besar dibanding biaya utang modal utang karena dipandang dari sudut
investor, modal saham dipandang lebih berisiko dibanding hutang.
Kesenjangan informasi tersebut akan membuat para investor berisyarat negatif
tentang prospek perusahaan di masa mendatang. Implikasinya adalah
perusahaan akan cenderung menggunakan hutang terlebih dahulu sebelum
menggunakan ekuitas saham baru. Dengan demikian, pertumbuhan juga
berpengaruh terhadap struktur modal.
Dalam penelitiannya, Setiawan (2006) berhasil menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara pertumbuhan dengan struktur modal. Hasil
tersebut didukung oleh penelitian Nanok (2008), Suwarto dan Ediningsih
(2002), Hasan (2006), Tang dan Jang (2005), Tong dan Green (2005), dan
(51)
35 d. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Leverage
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan di dalam membayar hutang jangka pendek yang telah
jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan hutang-hutangnya
akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan hutang dalam
jumlah yang besar.
Bambang Riyanto (1995) menyatakan bahwa kebutuhan dana untuk
aktiva lancar pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek. Sehingga
semakin likuid suatu perusahaan, maka semakin tinggi penggunaan
hutangnya. Ozkan (2001) menemukan bahwa ada hubungan positif antara
likuiditas perusahaan dengan leverage. Dalam penelitian Ozkan, leverage
mewakili struktur modal perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini likuiditas
(52)
36 B.Penelitian Terdahulu
Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
dengan tingkat leverage perusahaan telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian
1. 2001 Muhammad
Edi Wijaya
Pengujian
Empiris Prediksi
Pecking Order
Theory dan
Trade Off
Theory
Mengenai
Leverage
Menemukan bahwa
proxy profitabilitas yang mewakili
variabel pecking
order theory,
menunjukkan hasil
yang sesuai dan
signifikan,
sedangkan earning volatilitas
menunjukkan
pengaruh yang
ambigus terhadap
(53)
37
dijelaskan bahwa
lebih baik
menggunakan
pecking order
dalam menjelaskan
kebijakan struktur
modal.
2. 2002 R. Heru
Kristanto HC
Pengujian
Kebijakan
Struktur Modal
a target
adjusment trade off theory atau
pecking order
theory pada
perusahaan yang
listing di Bursa Efek Jakarta
1) Dengan
analisis cross
sectional (per
tahun)
memperlihatkan
model prediksi a target adjusment trade off theory
memiliki
kemampuan yang
lebih baik dalam
menjelaskan
kebijakan struktur
(54)
38
dibandingkan
dengan prediksi
pecking order
theory. 2) Dengan analisis pooled data terlihat model
pecking order
justru memiliki
kemampuan yang
lebih baik. Dengan
memasukkan
variabel ukuran
perusahaan ke
dalam model
prediksi terlihat
bahwa variabel
ukuran perusahaan
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap kebijakan
(55)
39
perusahaan.
3. 2006 Ari
Christianti
Penentuan
Perilaku
Kebijakan
Struktur Modal
pada Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di BEJ, hipotesis
static trade off
atau pecking order theory
Penelitian tersebut
menemukan asset tangibility, growth, profitability
memiliki pengaruh
terhadap leverage
perusahaan.
4. 2007 Feby Indarto Analisis
Pendanaan
Perusahaan
Berdasarkan
Pecking Order
Model pada
Perusahaan-Perusahaan
Manufaktur di
Menemukan bahwa
pembayaran
dividen bersama
tiga variabel
lainnya, yakni
kesempatan
investasi,
profitabilitas, dan
(56)
40
Bursa Efek
Jakarta
mempunyai
pengaruh yang
negatif signifikan
terhadap keputusan
leverage.
5. 2007 Dudi
Rudianto,
Firdaus, dan
Erna Garnia
Pengaruh
Struktur Aktiva
dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Struktur Modal
serta
Dampaknya
Terhadap Harga
Saham
Perusahaan pada
Industri Tekstil
dan Produk
Tekstil Lainnya
Menemukan bahwa
dengan asumsi
ukuran perusahaan
adalah konstan,
maka secara
individu variabel
struktur aktiva
memiliki arah
pengaruh yang
positif terhadap
struktur modal
perusahaan dan
dibanding dengan
variabel ukuran
perusahaan,
(57)
41
aktiva dianggap
lebih dominan
berpengaruh
terhadap struktur
modal perusahaan.
6. 2007 Dedi Setyo
Adi Wibowo
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
pada Perusahaan
Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) tahun
2003-2005
Ukuran perusahaan,
risiko bisnis,
pertumbuhan
aktiva,
profitabilitas, dan
struktur
kepemilikan secara
simultan
berpengaruh
terhadap struktur
modal. Secara
parsial yang
berpengaruh
ukuran perusahaan,
pertumbuhan
(58)
42
profitabilitas
dipengaruhi faktor
lain sehingga
manajer harus
mempertimbangkan
ketiga faktor
tersebut dalam
mengambil
keputusan.
7. 2007 Anisa’u
Sa’diyah
Pengaruh asset tangibility, size, growth,
profitability dan
earning volatility
terhadap
leverage pada Perusahaan
Manufaktur di
BEJ : dengan
Pengujian
Asset tangibility
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap leverage.
Growth
berpengaruh positif
signifikan terhadap
leverage dan
profitability
berpengaruh
negatif terhadap
(59)
43 Pecking Order
Theory atau
Static Trade Off Theory
dibuktikan bahwa
asset tangibility, growth,
profitability, dan
earning volatility
cenderung
mengikuti Pecking Order Theory yang mendanai
perusahaannya dari
internal.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan suatu proses dari peneliti memperoleh
data kemudian mengolah data tersebut dan menginterprestasikan hasil data
yang telah diolah.
Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian dan teori-teori yang
telah ada sebelumnya. Dari beberapa teori yang telah ada peneliti
merangkainya menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan. Model regresi
yang digunakan adalah model regresi panel data. Gujarati (2003: 636)
(60)
44 cross-section. Time series data adalah suatu set pengamatan satu atau lebih variabel dalam waktu yang berbeda. Cross-section data adalah satu set pengamatan satu atau lebih variabel yang dikumpulkan pada waktu yang
sama. Setelah menentukan judul dan metode analisis, peneliti mengumpulkan
data-data dari variabel-variabel yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti
adalah struktur modal pada Bank Persero.
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Variabel dependen yang berupa struktur modal
perusahaan yang diproksi dengan leverage. Variabel independen yaitu struktur asset, ukuran perusahaan, pertumbuhandan likuiditas (LDR).
Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir peneliti
(61)
45 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Variabel Dependen Variabel Independen
Leverage
Struktur Aset
Firm Size Growth
LDR
Uji Model Regresi Panel
Common Effect Fixed Effect
Uji Chow
Uji Regresi Panel (OLS)
Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis
(62)
46 D. Hipotesis
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan hipotesis
alternatif sebagai berikut :
1. Struktur aset, ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan likuiditas secara
simultan berpengaruh terhadap leverage:
Ho : Tidak terdapat pengaruh struktur aset, ukuran perusahaan,
pertumbuhan, dan likuiditas secara simultan terhadap leverage pada Bank Persero.
Ha : Terdapat pengaruh struktur aset, ukuran perusahaan, pertumbuhan,
dan likuiditas secara simultan terhadap leverage pada Bank Persero. 2. Struktur aset, ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan likuiditas secara
parsial berpengaruh terhadap leverage:
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh struktur aset secara parsial terhadap
leverage pada Bank Persero.
Ha1 : Terdapat pengaruh struktur aset secara parsial terhadap leverage pada
Bank Persero.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap
leverage pada Bank Persero.
Ha2 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap
leverage pada Bank Persero.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh pertumbuhan secara parsial terhadap
(63)
47
Ha3 : Terdapat pengaruh pertumbuhan secara parsial terhadap leverage
pada Bank Persero.
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh likuiditas secara parsial terhadap leverage
pada Bank Persero.
Ha4 : Terdapat pengaruh likuiditas secara parsial terhadap leverage pada
(64)
48 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitan ini adalah Bank Persero dan untuk
mendapatkan data dan informasi yang akurat sebagai alat analisa dengan
menggunakan data sekunder dari hasil publikasi Bank Indonesia yang dimulai
dari bulan Januari tahun 2005 sampai dengan bulan Desember 2011, serta
data-data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang bersumber dari
media cetak, karya ilmiah, dan internet. Pengumpulan data dilakukan, baik
melalui observasi terhadap dokumen atau laporan instansi terkait maupun
hasil-hasil publikasi, kemudian dilakukan pencatatan terhadap data yang
(65)
49 B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan karena adanya
nilai karakteristik yang berlainan. Populasi adalah kumpulan seluruh nilai
(data) observasi dan kemungkinan hasil eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah Bank Persero di Indonesia yang masih beroperasi selama
tahun 2005-2011.
Sampel penelitian ini adalah bank-bank persero yang berjumlah 4
bank umum meliputi Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN. Penentuan sampel
pada penelitian ini menggunakan non probability sampling atau secara tidak acak, elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sample.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Convenience Sampling yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience Sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
(66)
50 C. Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara ;
1. Studi Kepustakaan, yaitu memperoleh berbagai data dari literatur, jurnal-jurnal
yang dipublikasikan, laporan penelitian sebelumnya, serta berbagai sumber lainnya.
2. Data sekunder , yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder dikumpulkan, dicatat dan diolah sendiri dari data yang sudah tersedia.
Pada penelitian ini menggunakan data time series dan cross section meliputi Balance Sheet dan Income Statement Bank Persero yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dimulai dari Januari tahun 2005 sampai dengan Desember 2011.
Tabel 3.1 Peringkat Bank Persero Berdasarkan Aset (Desember 2011)
Peringkat Nama Bank
Aset (miliar Rp)
Pangsa Terhadap Total Aset (persen)
1
PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk 493.050 13,50
2 PT BRI (Persero) Tbk 456.382 12,49
3 PT BNI (Persero) Tbk 289.458 7,92
4 PT BTN (Persero) Tbk 68.334 2,27
(67)
51 D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah
metode panel regression karena tipe dari data yang akan digunakan nantinya berbentuk panel data. Panel data merupakan kumpulan data yang merupakan
gabungan dari jenis data cross section dan time series. Karena itulah pada model yang dipergunakan, setiap variabel dinotasikan Xi,t dimana i mengacu
pada data cross section sedangkan t mengacu pada periode tertentu yaitu time series.
1. Uji Statistik
a. Metode Analisis Regresi Panel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Regresi Panel, yang merupakan gabungan antara data cross section
dan time series.
Menurut Agus Widarjono (2009:229) ada beberapa keuntungan
yang diperoleh dengan menggunakan data panel. Pertama, data panel
yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section
mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan
menghasilkan Degree Of Freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section
dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah
(68)
52
Keuntungan menggunakan data panel sebagai berikut :
1) Data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, negara, dan
lainnya dalam periode waktu tertentu sehingga ada penghalang
data tersebut menjadi heterogen dalam tiap unit individu,
perusahaan atau negara.
2) Dengan menggabungkan antara observasi time series dan cross section, data panel mampu memberikan data yang lebih
informative, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antar variabel, derajat kebebasan yang lebih besar serta lebih efisien.
3) Dengan mempelajari observasi cross section yang berulang, maka data panel lebih tepat untuk mempelajari perubahan yang dinamis.
4) Data panel bisa mendeteksi dengan lebih baik dan mengukur
dampak yang tidak bisa diobservasi oleh data cross section atau
time series.
5) Data panel dapat mengatasi masalah yang timbul akibat
penghilangan variabel (ommited variabel).
6) Dengan membuat data tersedia untuk semua unit cross section, data panel dapat meminimalisir bias yang dihasilkan oleh agregat
(69)
53
Bentuk umum struktur persamaan model analisis data panel adalah sebagai
berikut
Yit =α+ βXit + εit
Dimana :
i : unit cross section sebanyak n t : unit time series sebanyak t
Yit : dependent variable untuk cross section ke-i dan waktu ke-t
Xit : independent variable untuk cross section ke-i dan waktu ke-t
εit : disturbance term
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat 3 model yang digunakan
dimana disetiap modelnya terdiri atas satu variabel terikat dan enam variabel
bebas. Ketiga model ini sesuai dengan model yang digunakan oleh Ooi (1999)
pada penelitian yang dilakukan. Ketiga model tersebut yaitu :
LEVit = β0+ β1 PREi,t+ β2 GRWi,t+ β3 TAXi,t+ β4 ASTi,t+ β5 RSKi,t+ β6
SZEi,t + e
LONGit = β0+ β1 PREi,t+ β2 GRWi,t+ β3 TAXi,t+ β4 ASTi,t+ β5 RSKi,t+ β6
SZEi,t + e
SHORTit = β0+ β1 PREi,t+ β2 GRWi,t+ β3 TAXi,t+ β4 ASTi,t+ β5 RSKi,t+ β6
SZEi,t + e
Namun penelitian ini hanya akan menggunakan model pertama, yaitu
(70)
54
berusaha untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik perusahaan
terhadap penentuan struktur modal bank.
Ditinjau dari metode estimasi parameternya, model analisis data panel
dapat dikelompokkan menjadi model tanpa efek individu (common effect) dan model dengan efek individu (fixed effect dan random effect)
1) Common Effect Model
Model Common Effect atau Pooled Regression Model adalah metode estimasi yang menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section dan menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) untuk melakukan estimasi parameternya. Akibatnya model ini mempunyai
intersep α dan slope β yang sama untuk setiap individu, sehingga perbedaan waktu dan individu tidak akan terlihat. Bentuk umum untuk
model OLS adalah :
Yit = β0 + β1Xit + β2Xit + εit untuk i = 1,2,....,n dan t = 1,2....,t
2) Fixed Effect Model (Pendekatan Efek Tetap)
Model Fixed Effect merupakan metode estimasi yang memperhitungkan adanya perbedaan antara setiap individu yang
diakomodasi melalui variabel dummy sehingga terdapat perbedaan dalam intersep. Nilai intersep yang berbeda-beda ini diasumsikan berasal dari
variabel yang tidak ikut masuk sebagai variabel bebas dalam persamaan
(71)
55
mempunyai koefisien regresi (slope β) yang sama, namun dengan intersep
α yang berbeda untuk setiap individu. Dalam menjelaskan intersep tersebut, model estimasi ini seringkali disebut dengan Least Square Dummy Variable (LSDV), sehingga bentuk umum untuk model Fixed Effect adalah :
Yit = β0 + β1Xit + β2Xit + β3Dit + β4Dit + .... + εit
i = 1,2,....,n t = 1,2,....t D = dummy Contoh :
D1it = 1 untuk individu ke i, i = 2,...., N
= 0 untuk sebaliknya
D2it = 1 untuk individu ke t, t = 2,...., T
= 0 untuk sebaliknya
3) Random Effect Model (Pendekatan Efek Acak)
Model Random Effect merupakan metode estimasi dengan intersep yang berbeda-beda untuk tiap individu dengan memperhitungkan adanya
disturbance dari cross section dan time series. Karena itulah, model efek acak sering juga disebut model komponen error (error component model). Metode yang tepat digunakan untuk mengestimasi random effect adalah
Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efisiensi dari estimasi Least Square.
(72)
56
Bentuk umum untuk Random EffectModel adalah :
Yit = β0i + βjXjit + εit i = 1,2,...,n t = 1,2,...t
Dalam hal ini β0 tidak lagi bersifat tetap tetapi bersifat random sehingga dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
β0 = β0 + μi i = 1,...,n
β0 adalah parameter yang tidak diketahui yang menunjukkan rata-rata intersep dan μi adalah variabel gangguan yang bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan perilaku perusahaan secara individu.
Dengan menggunakan model efek acak ini, maka kita dapat menghemat
pemakaian derajat kebebasan dan tidak mengurangi jumlahnya seperti
yang dilakukan pada model efek tetap. Hal ini berimplikasi bahwa
parameter yang merupakan hasil estimasi akan menjadi semakin efisien.
Keputusan penggunaan model efek tetap ataupun efek acak ditentukan
dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan oleh Haussman.
Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi
Square Statistics sehingga keputusan pemilihan model dapat ditentukan
(73)
57 2. Tahapan Analisis Data
a. Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel (Model Tanpa Efek
Individu atau dengan Efek Individu)
Untuk mendapatkan analisis data panel yang terbaik maka pemilihan
model dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama adalah memilih antara
model tanpa efek individu (common effect) atau model dengan efek individu (fixed effect dan random effect). Pemilihannya dapat dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan Uji Chow. Hipotesis Uji Chow adalah :
H0 : model common effect atau Pooled OLS
H1 : model dengan efek individu (Fixed Effect atau Random Effect)
Nilai F Statistik ditentukan oleh :
Fn-1,nt,n-k = (SSE1-SSE2) / (n-1)
SSE2 / (nt-n-k)
Dimana :
SSE1 : sum square error dari model common effect
SSE2 : sum square error dari model individual effect
n : jumlah individual (cross section)
t : jumlah series waktu (time series)
(1)
120 380. 20. 1.72755 1.93714
380. 21. 1.72186 1.94298 390. 2. 1.82868 1.83896 390. 3. 1.82352 1.84413 390. 4. 1.81834 1.84933 390. 5. 1.81314 1.85457 390. 6. 1.80791 1.85982 390. 7. 1.80266 1.86512 390. 8. 1.79739 1.87043 390. 9. 1.79210 1.87578 390. 10. 1.78678 1.88115 390. 11. 1.78145 1.88656 390. 12. 1.77609 1.89200 390. 13. 1.77071 1.89746 390. 14. 1.76532 1.90294 390. 15. 1.75989 1.90846 390. 16. 1.75445 1.91401 390. 17. 1.74898 1.91957 390. 18. 1.74351 1.92517 390. 19. 1.73800 1.93080 390. 20. 1.73248 1.93646 390. 21. 1.72693 1.94213 400. 2. 1.83089 1.84091 400. 3. 1.82586 1.84596 400. 4. 1.82081 1.85103 400. 5. 1.81574 1.85612 400. 6. 1.81064 1.86124 400. 7. 1.80553 1.86640 400. 8. 1.80039 1.87158 400. 9. 1.79524 1.87678 400. 10. 1.79006 1.88202 400. 11. 1.78486 1.88728 400. 12. 1.77964 1.89258 400. 13. 1.77440 1.89789 400. 14. 1.76915 1.90323 400. 15. 1.76387 1.90860 400. 16. 1.75856 1.91400 400. 17. 1.75324 1.91942 400. 18. 1.74791 1.92486 400. 19. 1.74255 1.93034 400. 20. 1.73717 1.93584 400. 21. 1.73177 1.94136 410. 2. 1.83301 1.84279
(2)
121 410. 3. 1.82811 1.84771
410. 4. 1.82318 1.85265 410. 5. 1.81824 1.85763 410. 6. 1.81327 1.86263 410. 7. 1.80828 1.86765 410. 8. 1.80327 1.87269 410. 9. 1.79825 1.87777 410. 10. 1.79320 1.88287 410. 11. 1.78814 1.88800 410. 12. 1.78305 1.89315 410. 13. 1.77794 1.89833 410. 14. 1.77281 1.90354 410. 15. 1.76767 1.90877 410. 16. 1.76250 1.91401 410. 17. 1.75732 1.91930 410. 18. 1.75212 1.92460 410. 19. 1.74690 1.92993 410. 20. 1.74166 1.93528 410. 21. 1.73640 1.94066 420. 2. 1.83507 1.84461 420. 3. 1.83028 1.84941 420. 4. 1.82546 1.85423 420. 5. 1.82064 1.85908 420. 6. 1.81579 1.86396 420. 7. 1.81093 1.86886 420. 8. 1.80604 1.87379 420. 9. 1.80114 1.87874 420. 10. 1.79621 1.88371 420. 11. 1.79127 1.88871 420. 12. 1.78631 1.89373 420. 13. 1.78133 1.89878 420. 14. 1.77633 1.90385 420. 15. 1.77132 1.90895 420. 16. 1.76628 1.91407 420. 17. 1.76122 1.91922 420. 18. 1.75615 1.92438 420. 19. 1.75107 1.92957 420. 20. 1.74596 1.93478 420. 21. 1.74083 1.94003 430. 2. 1.83704 1.84636 430. 3. 1.83236 1.85105 430. 4. 1.82767 1.85576 430. 5. 1.82296 1.86050
(3)
122 430. 6. 1.81823 1.86525
430. 7. 1.81348 1.87004 430. 8. 1.80871 1.87484 430. 9. 1.80392 1.87967 430. 10. 1.79911 1.88453 430. 11. 1.79429 1.88941 430. 12. 1.78944 1.89431 430. 13. 1.78458 1.89923 430. 14. 1.77971 1.90417 430. 15. 1.77481 1.90915 430. 16. 1.76990 1.91414 430. 17. 1.76497 1.91915 430. 18. 1.76002 1.92420 430. 19. 1.75506 1.92925 430. 20. 1.75007 1.93433 430. 21. 1.74508 1.93944 440. 2. 1.83895 1.84805 440. 3. 1.83438 1.85264 440. 4. 1.82979 1.85724 440. 5. 1.82518 1.86187 440. 6. 1.82056 1.86651 440. 7. 1.81592 1.87119 440. 8. 1.81126 1.87588 440. 9. 1.80659 1.88060 440. 10. 1.80189 1.88533 440. 11. 1.79718 1.89010 440. 12. 1.79245 1.89488 440. 13. 1.78770 1.89968 440. 14. 1.78295 1.90451 440. 15. 1.77817 1.90937 440. 16. 1.77337 1.91424 440. 17. 1.76856 1.91913 440. 18. 1.76373 1.92404 440. 19. 1.75888 1.92898 440. 20. 1.75403 1.93393 440. 21. 1.74914 1.93891 450. 2. 1.84079 1.84970 450. 3. 1.83632 1.85418 450. 4. 1.83184 1.85867 450. 5. 1.82734 1.86320 450. 6. 1.82282 1.86774 450. 7. 1.81828 1.87230 450. 8. 1.81373 1.87688
(4)
123 450. 9. 1.80916 1.88150
450. 10. 1.80457 1.88612 450. 11. 1.79997 1.89077 450. 12. 1.79535 1.89545 450. 13. 1.79071 1.90014 450. 14. 1.78607 1.90485 450. 15. 1.78139 1.90959 450. 16. 1.77671 1.91434 450. 17. 1.77201 1.91912 450. 18. 1.76730 1.92392 450. 19. 1.76256 1.92874 450. 20. 1.75781 1.93358 450. 21. 1.75305 1.93844 460. 2. 1.84257 1.85128 460. 3. 1.83820 1.85567 460. 4. 1.83381 1.86007 460. 5. 1.82941 1.86449 460. 6. 1.82499 1.86893 460. 7. 1.82056 1.87339 460. 8. 1.81611 1.87787 460. 9. 1.81163 1.88238 460. 10. 1.80716 1.88690 460. 11. 1.80265 1.89144 460. 12. 1.79813 1.89601 460. 13. 1.79361 1.90060 460. 14. 1.78906 1.90520 460. 15. 1.78450 1.90983 460. 16. 1.77992 1.91447 460. 17. 1.77532 1.91914 460. 18. 1.77072 1.92382 460. 19. 1.76610 1.92853 460. 20. 1.76145 1.93325 460. 21. 1.75680 1.93800 470. 2. 1.84429 1.85282 470. 3. 1.84002 1.85711 470. 4. 1.83572 1.86141 470. 5. 1.83142 1.86574 470. 6. 1.82709 1.87009 470. 7. 1.82275 1.87445 470. 8. 1.81840 1.87883 470. 9. 1.81403 1.88324 470. 10. 1.80964 1.88767 470. 11. 1.80524 1.89211
(5)
124 470. 12. 1.80083 1.89657
470. 13. 1.79640 1.90105 470. 14. 1.79195 1.90556 470. 15. 1.78749 1.91008 470. 16. 1.78301 1.91461 470. 17. 1.77852 1.91918 470. 18. 1.77401 1.92376 470. 19. 1.76949 1.92835 470. 20. 1.76496 1.93296 470. 21. 1.76041 1.93760 480. 2. 1.84596 1.85431 480. 3. 1.84177 1.85851 480. 4. 1.83757 1.86272 480. 5. 1.83336 1.86695 480. 6. 1.82912 1.87121 480. 7. 1.82488 1.87548 480. 8. 1.82061 1.87977 480. 9. 1.81634 1.88408 480. 10. 1.81205 1.88841 480. 11. 1.80774 1.89276 480. 12. 1.80341 1.89712 480. 13. 1.79908 1.90151 480. 14. 1.79473 1.90591 480. 15. 1.79036 1.91034 480. 16. 1.78599 1.91477 480. 17. 1.78159 1.91923 480. 18. 1.77719 1.92371 480. 19. 1.77276 1.92820 480. 20. 1.76833 1.93271 480. 21. 1.76388 1.93725 490. 2. 1.84758 1.85576 490. 3. 1.84348 1.85987 490. 4. 1.83937 1.86399 490. 5. 1.83523 1.86814 490. 6. 1.83109 1.87231 490. 7. 1.82693 1.87649 490. 8. 1.82275 1.88069 490. 9. 1.81857 1.88491 490. 10. 1.81437 1.88915 490. 11. 1.81015 1.89340 490. 12. 1.80592 1.89767 490. 13. 1.80167 1.90197 490. 14. 1.79741 1.90628
(6)
125 490. 15. 1.79314 1.91059
490. 16. 1.78885 1.91494 490. 17. 1.78456 1.91930 490. 18. 1.78024 1.92368 490. 19. 1.77592 1.92807 490. 20. 1.77157 1.93249 490. 21. 1.76722 1.93692 500. 2. 1.84914 1.85716 500. 3. 1.84513 1.86119 500. 4. 1.84110 1.86523 500. 5. 1.83705 1.86929 500. 6. 1.83298 1.87337 500. 7. 1.82892 1.87747 500. 8. 1.82482 1.88158 500. 9. 1.82072 1.88572 500. 10. 1.81661 1.88986 500. 11. 1.81247 1.89403 500. 12. 1.80834 1.89821 500. 13. 1.80417 1.90242 500. 14. 1.80001 1.90663 500. 15. 1.79582 1.91087 500. 16. 1.79163 1.91512 500. 17. 1.78742 1.91938 500. 18. 1.78319 1.92368 500. 19. 1.77896 1.92798 500. 20. 1.77471 1.93229 500. 21. 1.77044 1.93663