Teori Yang Melandasi Pengaruh Profitabilitas X1 Terhadap Struktur Teori Yang Melandasi Pengaruh Likuiditas X2 Terhadap Struktur Modal Perbankan Y

4. Likuiditas Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan cenderung mempunyai tingkat utang yang rendah dalam struktur modalnya, karena perusahaan tersebut mempunyai sumber dana internal yang besar. Menurut beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal tersebut diatas, dipilih lima faktor yaitu profitabiltas, likuiditas, tangibility, resiko bisnis, dan firm size.

2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Profitabilitas X1 Terhadap Struktur

Modal Perbankan Y Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Menurut Sartono 1995 : 130 . Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur tingkat efektifitas bank dalam memperoleh laba, selain itu juga dapat dijadikan ukuran kesehatan keuangan bank dan sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang sangat memadai. Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan adalah : a. Return On Asset ROA Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Besarnya ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : ROA = 100 aktiva Total Pajak sebelum bersih Laba x Menurut Deesomsak et al : 2005, Boateng : 2004, Titman : 1984, ditemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal, namun di penelitian lain, menurut Bradley et al : 1984, Myers : 1977, William : 1987, menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif pada struktur modal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan terhadap struktur modal.

2.2.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Likuiditas X2 Terhadap Struktur Modal Perbankan Y

Likuiditas bank merupakan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk memenuhi penarikan simpanan dan penarikan kredit serta kewajiban lainnya setelah jatuh tempo. Dimana suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya serta memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan Lukman Dendawijaya, 2001 : 117 . Sumber utama kebutuhan likuiditas bank dari adanya kebutuhan untuk memenuhi antara lain Dahlan Siamat, 2001 : 153 : a. Untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum. b. Untuk menjaga agar saldo rekening yang ada di bank koresponden selalu berada pada jumlah yang ditentukan. c. Untuk memenuhi penarikan dana oleh nasabah debitur maupun penabung. d. Permintaan kredit dari masyarakat. Dana yang dikelola bank sebagian besar bersumber dari dana pihak ketiga atau dari masyarakat yang dititipkan pada bank yang bersangkutan baik dalam rekening giro, tabungan, deposito dan bentuk simpanan lainnya, simpanan tersebut harus dibayar pada saat jatuh tempo atau sebagian harus segera dibayar pada saat ditagih. Oleh karena itu setiap bank harus berjaga-jaga menyiapkan alat-alat bank yang likuid. Rasio likuiditas yang digunakan dalam menilai kinerja suatu bank adalah sebagai berikut : a. Loan to Deposit Ratio LDR LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut : LDR = 100 Ketiga Pihak Dana Kredit Total x Masing-masing komponen dana pihak ketiga DPK adalah sebagai berikut: 1. Giro Merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu- waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro dan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. 2. Tabungan Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek dan bilyet giro. 3. Deposito Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan pengajuan nasabah penyimpan dengan bank. Semakin tinggi rasio LDR maka semakin tinggi kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena semakin banyak kredit yang disalurkan, semakin besar pula pendapatan yang diterima. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati batas aman dari Loan to Deposit Ratio suatu bank adalah sekitar 80 persen. Namun, batas toleransi berkisar antara 85 persen dan 100 persen.

2.2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Tangibilty Of Asset X3 Terhadap