Alasan Perataan Laba Motivasi Perataan Laba Sasaran-sasaran Perataan Laba

baru bila dengan penerapan tersebut dapat mempengaruhi baik aliran kas maupun keuntungan perusahaan. 3. Perubahan akuntasi secara sukarela Valuntary Accounting Changes : berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntasi tertentu diantara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui aleh badan akuntasi yang ada. Contohnya adalah penggantian metode penyusutan aktiva dari metode garis lurus ke metode penyusutan yang dipercepat dan sebaliknya. Beberapa pola dari manajemen laba yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu : memaksimalkam laba, meminimalkan laba dan perataan laba. Penjelasan konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenaan agency teory yang menyatakan praktik perataan laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manjemen agent dan pemilik principal yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki.

2.2.7.1 Alasan Perataan Laba

Alasan perataan laba oleh manajemen menurut Hepworth 1953 dalam Subekti 2005 dalam Budiasih 2006 adalah sebagai berikut : a. Sebagai rekasa untuk mengurangi laba dan untuk menaikkan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak. b. Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan dan kebijaksanaan deviden sesuai dengan keinginan. c. Dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghindar permintaan kenaikkan upah atau gaji oleh karyawan. d. Memiliki dampak psikologis pada perekonomian. Foster 1986 dalam Suwito dan Herawati 2005 dalam Budiasih 2006 bahwa tujuan perataan laba adalah untuk memperbaiki citra perusahaan di mata pihak eksternal dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki resiko yang rendah. Dan menurut Barnea, Et. Al 1976 dalam Salno dan Baridwan 2000 adalah untuk mempermudah investor untuk memprediksi perusahaan dimasa yang akan datang.

2.2.7.2 Motivasi Perataan Laba

Dipandang dari sisi manajemen Hepworth1953 mengungkapkan bahwa manajer yang termotivasi untuk melakukan perataan penghasilan pada dasarnya ingin mendapatkan berbagai keuntungan ekonomi dan psikologi, yaitu: 1. Mengurangi total pajak terutang 2. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan deviden yang stabil pula. 3. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikkan gaji dan upah, 4. Siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak.

2.2.7.3 Sasaran-sasaran Perataan Laba

Sasaran perataan laba dapat dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi aliran laba atau informasi. Foster 1986 dan Liauw She Jin dan Machfoedz 2000 mengklarifikasi beberapa unsur-unsur laporan keuangan yang seringkali dijadikan sasaran untuk melakukan perataan laba. Unsur-unsur tersebut diantaranya yaitu : 1. Unsur penjualan Pembuatan pesanan atau penjualan fiktif saat pembuatan faktur misalnya penjualan yang sebenarnya untuk periode yang akan datang, pembuatan faktur dilakukan pada periode ini dan dilaporkan sebagai penjualan periode ini. 2. Unsur Biaya Memecah-mecah faktur. Misalnya faktur untuk sebuah pembelianpesanan dipecah menjadi beberapa pembelianpesanan dan selanjutnya dibuatkan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda kemudian dilaporkan dalam beberapa periode akuntasi. Hal ini merupakan alasan yang disederhanakan karena manajemen mungkin merasa perlu dan lebih praktis untuk meratakan penjualan dan komitmen penjualan yang tetap memiliki perataan biaya secara lebih fleksibel. Sama halnya suatu perusahaan dengan kendali yang baik atas biaya-biayanya dapat merasa lebih praktis untuk meratakan pendapatan penjualannya.

2.2.7.4 Metode dan Dimensi Perataan Laba

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, dan Dividend Payout Ratio terhadap Perilaku Perataan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indoesia

1 3 85

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN , PROFITABILITAS ,DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 8

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2008.

0 0 26

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 9 102

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 84

Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, dan Dividend Payout Ratio terhadap Perilaku Perataan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indoesia

0 0 11

Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, dan Dividend Payout Ratio terhadap Perilaku Perataan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indoesia

0 0 2

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,OPERATING LEVERAGE, DAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 21