xxii
2.2.1. Gangguan Kualitas Tidur
Gangguan kualitas tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami resiko perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan
Japardi, 2002. Gangguan kualitas tidur dapat dialami semua lapisan masyarakat baik kaya,
berpendidikan tinggi, dan rendah maupun orang muda, serta yang sering ditemukan usia lanjut Japardi, 2002.
Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya
tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri
sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil
dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup Japardi, 2002. Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa
kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20-40 orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17 diantaranya mengalami masalah serius Japardi, 2002.
Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock
melaporkan kurang lebih 40-50 dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur kronik 10-15 disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan
obat dan alkohol Japardi, 2002.
2.2.2. Efek Gangguan Tidur
xxiii
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa gangguan tidur dapat menimbulkan beberapa efek pada manusia. Ketika kurang tidur seseorang akan
berpikir dan bekerja lebih lambat, membuat banyak kesalahan, dan sulit untuk mengingat sesuatu. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas kerja dan dapat
menyebabkan kecelakaan. Selanjutnya, di Amerika kerugian akibat hal di atas diperkirakan mencapai 18 milyar dollar per tahun. Efek lainnya pada pekerja yaitu
pekerja menjadi lebih cepat marah, tidak sabar, gelisah, dan depresi. Masalah ini dapat mengganggu pekerjaan dan hubungan keluarga, serta mengurangi aktivitas
sosial Nurmianto, 2004. Gangguan tidur dapat menyebabkan beberapa efek pada pekerja shift,
gangguan tidur dapat mempengaruhi penurunan performance kerja, produktivitas dan kualitas kerja, serta hubungan dalam pekerjaan. Tanpa tidur yang cukup pekerja
menjadi lebih sulit untuk berkonsentrasi, memahami sesuatu, dan dalam berkomunikasi. Selain itu Bell menjelaskan akibat dari gangguan tidur sebagai
berikut Bell, 2005: a.
Kurang tidur pada pekerja menyebabkan penurunan yang signifikan pada performance kerja dan kewaspadaan mencapai 32.
b. Penurunan kewaspadaan dan tidur yang berlebihan berpengaruh pada
kemampuan kognitif dalam berpikir dan memproses informasi. c.
Pekerja shift akan mengalami gangguan dalam kehidupan keluarga. d.
Tidur yang berlebihan juga meningkatkan risiko 2 kali lipat terjadinya kesakitan akibat kerja secara terus-menerus.
xxiv
Hal di atas diperkuat dengan pernyataan penelitian Klein bahwa gangguan tidur dapat mengakibatkan kelelahan yang merupakan keluhan kesehatan yang serius
di tempat kerja. Kurang tidur pada pekerja merupakan sebab utama penurunan produktivitas, ketidakhadiran pekerja absentisme, dan kecelakaan di tempat kerja
Klein, 2004.
2.3. Shift Kerja