xxxv
3.5. Definisi Operasional
a. Kualitas tidur adalah kepuasan tidur perawat yang dinilai berdasarkan kualitas
tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan gangguan pada siang hari seperti mengantuk.
b. Keluhan kesehatan adalah masalah kesehatan yang dikeluhkan oleh perawat
sehubungan dengan kualitas tidur yang terdiri atas: kehitaman di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, gangguan saluran pencernaan, lemah, letih, lesu,
sakit kepala, dan mata perih yang dialami dalam sebulan terakhir. c.
Perawat adalah tenaga perawat di ruang rawat inap RSUD Gunung Tua Kab. Padang Lawas Utara.
3.6. Aspek Pengukuran
PSQI terdiri dari 19 kuesioner untuk penilaian individu, 5 kuesioner lain ditujukan untuk partner tidur atau teman sekamar. Lima kuesioner tersebut tidak
diikutkan dalam perhitungan dan hanya digunakan untuk informasi medis saja. 19 Kuesioner yang berkaitan untuk penilaian individu tersebut diberikan mampu menilai
varietas yang sangat luas berkaitan dengan kualitas tidur seseorang termasuk estimasi dari durasi tidur, latensi tidur, frekuensi tidur serta tingkat keparahan permasalahan
tidur seseorang. 19 Item ini akan digrupkan kedalam 7 komponen skor, yang tiap itemnya dibobotkan dengan bobot seimbang dalam rentang skala 0-3. Ketujuh
komponen tersebut pada akhirnya akan dijumlahkan sehingga didapatkan skor global PSQI yang memiliki rentang skor 0-21, semakin tinggi skor yang didapatkan
seseorang menandakan bahwa orang tersebut mengalami kualitas tidur terburuk
xxxvi
Buysse et al, 1989. Adapun 19 pertanyaan tersebut yaitu: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5 a-j, Q6, Q7, Q8, dan Q9.
Adapun rincian ke-tujuh komponen PSQI dan perhitungan skor kualitas tidur adalah sebagai berikut:
a. Komponen 1: Kualitas Tidur Subjektif
Kualitas tidur subjektif dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap
Q9. Jika responden menjawab “sangat baik” diberi skor 0, “cukup baik” diberi skor 1, “cukup buruk” diberi skor 2, “sangat buruk” diberi skor 3.
b. Komponen 2: Latensi Tidur
Latensi tidur dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap Q2 dan Q5a. Untuk Q2, jika responden menjawab “15 menit” diberi skor 0, “16-30
menit” diberi skor 1, “31-60 menit” diberi skor 2. “60 menit” diberi skor 3. Untuk Q5a, jika responden menjawab “tidak selama sebulan terakhir” diberi
skor 0, “kurang dari sekali seminggu” diberi skor 1, “sekali atau dua kali seminggu” diberi skor 2, “tiga kali atau lebih seminggu” diberi skor 3.
Selanjutnya, skor Q2 dijumlahkan dengan skor Q5a sehingga diperoleh skor komponen 2:
jika jumlah Q2+Q5a=0, maka skor komponen 2 = 0 jika jumlah Q2+Q5a=1sd 2, maka skor komponen 2 = 1
jika jumlah Q2+Q5a=3 sd 4, maka skor komponen 2 = 2 jika jumlah Q2+Q5a=5 sd 6, maka skor komponen 2 = 3
c. Komponen 3: Durasi Tidur
Durasi tidur dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan 4.
xxxvii
Jika responden menjawab “7 jam” diberi skor 0, “6-7 jam” diberi skor 1, “5- 6 jam” diberi skor 2, “5 jam” diberi skor 3.
d. Komponen 4: Efisiensi Tidur
Untuk menilai efisiensi tidur digunakan rumus sebagai berikut: Efisiensi tidur = jam tidur jam di tempat tidur X 100
Ket: Jam tidur
: jawaban Q4 Jam di tempat tidur
: jawaban Q3 – jawaban Q1 Selanjutnya, skor komponen 4 dilihat berdasarkan skor efisiensi yang
diperoleh. Efisiensi Tidur
Skor Komponen 4 85
75-84 1
65-74 2
65 3
e. Komponen 5: Gangguan Tidur
Gangguan tidur dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap Q5b hingga Q5j. Untuk setiap pertanyaan, jika responden menjawab “tidak selama sebulan
terakhir” diberi nilai 0, “kurang dari sekali dalam seminggu” diberi skor 1, “sekali atau dua kali dalam seminggu” diberi skor 2, “tiga kali atau lebih
dalam seminggu” diberi skor 3. Skor Q5b hingga Q5j dijumlahkan sehingga dapat diketahui skor komponen 5
sebagai berikut:
xxxviii
Jumlah skor 5b hingga 5j Skor komponen 5
1-9 1
10-18 2
19-27 3
f. Komponen 6: Penggunaan Obat Tidur
Penggunaan obat tidur dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap Q6. jika responden menjawab “tidak selama sebulan terakhir” diberi nilai 0,
“kurang dari sekali dalam seminggu” diberi skor 1, “sekali atau dua kali dalam seminggu” diberi skor 2, “tiga kali atau lebih dalam seminggu” diberi
skor 3. g.
Komponen 7: disfungsi siang hari Disfungsi siang hari dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap Q7 dan
Q8. Untuk Q7, jika responden menjawab “tidak selama sebulan terakhir” diberi nilai 0, “kurang dari sekali dalam seminggu” diberi skor 1, “sekali atau
dua kali dalam seminggu” diberi skor 2, “tiga kali atau lebih dalam seminggu” diberi skor 3. Untuk Q8, jika responden menjawab “tidak ada masalah sama
sekali” diberi nilai 0, “hanya masalah kecil” diberi skor 1, “sedikit masalah” diberi skor 2, “masalah yang besar” diberi skor 3.
Selanjutnya, skor Q7 dan Q8 dijumlahkan sehingga diperoleh skor komponen 7 sebagai berikut:
jika jumlah Q7+Q8=0, maka skor komponen 7 = 0 jika jumlah Q7+Q8=1sd 2, maka skor komponen 7 = 1
jika jumlah Q7+Q8=3 sd 4, maka skor komponen 7 = 2
xxxix
jika jumlah Q7+Q8=5 sd 6, maka skor komponen 7 = 3 selanjutnya skor komponen 1 sd 7 dijumlahkan sehingga diperoleh Global PSQI
Score. Kualitas tidur perawat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu Buysse et
al, 1989: 1. Kualitas tidur baik, adalah jika jumlah Global PSQI Score yang diperoleh
≤ 5. 2. Kualitas tidur buruk, adalah jika jumlah Global PSQI Score yang diperoleh 5.
3.7. Analisa Data