51 mengembangkan rasa percaya diri mereka. Fungsi Alat permainan
edukatif sebagai fasilitator dapat mendukung anak untuk melakukan kegiatan positif sehingga percaya diri dan citra diri
dapat berkembang dengan baik. Misalnya saja seorang anak yang bermain alat permainan edukatif ketika mereka dapat menemukan
penyelesaian persoalan yang dihadapi, meraka akan mendapatkan kepuasan sehingga rasa percaya diri mereka akan tumbuh.
Ditinjau dari fungsinya kartu ”kejujuran” yang akan dikembangkan memiliki fungsi menciptakan situasi bermain sambil
belajar yang menyenangkan,memberikan dan mengajarkan nilai positif dari kejujuran, dan memnajdikan anak untuk bersikap sportif
dan jujur saat melakukan permainan.
F. Kajian Tentang Kartu Kejujuran
1. Pengertian Kartu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kartu merupakan kertas tebal, berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan,
hampir sama seperti karcis. Media kartu media adalah kata jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar Sanjaya, 2006: 161.
Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, istilah media digunakan juga dalam media pengajaran atau pendidikan yang
istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
2. Contoh Media Pembelajaran dengan Kartu
Kartu sering digunakan dalam dunia pendidikan. Penggunaan kartu dalam dunia pendidikan adalah sebagai media atau peraga dalam
52 pendidikan. Berikut merupakan beberapa contoh penggunaan kartu
sebagai media pembelajaran. a.
Kartu Brigde dan Domino Kartu bridge dan domino merupakan jenis kartu berangka yang
sering digunakan sebagai media pembelajaran. Penggunaan kartu bridge dan domino biasanya digunakan pada mata pelajaran
matematika terutama pada materi peluang. b.
Kartu Bergambar Kartu bergambar kerap digunakan oleh guru terutama guru tingkat
sekolah dasar untuk mengenalkan warna-warna kepada peserta didik. c.
Kartu pertanyaan Kartu pertanyaan merupakan salah satu media yang biasa gunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran dan biasanya dikombinasikan dengan metode pembelajaran untuk lebih menarik peserta didik.
Kartu “kejujuran” termasuk ke dalam jenis kartu Bergambar. Kartu “kejujuran” berisikan foto atau ilustrasi mengenai sebuah kejadian yang
mencerminkan prilaku jujur dan bohong. materi kartu kejujuran juga disesuaikan untuk anak Sekolah Dasar SD kelas 2.
3. Kajian Tentang Kartu “Kejujuran”
Kartu kejujuran merupakan sebuah Alat Permainan Edukatif APE yang berbentuk kartu pembelajaran yang berisi gambar beserta
tulisan tentang sikap-sikap kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Kartu kejujuran ditunjukan untuk siswa kelas 2 Seklolah Dasar SD untuk
53 menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi
kejujuran sesuai dengna buku atau materi yang ada di sekolah.
4. Manfaat Kartu Kejujuran
Kartu kejujuran memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah : a.
Memberikan pengetahuan tentang jujur dan bohong. b.
Meningkatkan kemampuan siswa untuk memilih dan membedakan antara jujur dan bohong.
c. Mampu meningkatkan kemampuan untuk berfikir cepat dalam
mengambil sebuah keputusan. d.
Mampu meningkatkan rasa kebersamaan antar siswa . e.
Mampu memberikan output yang positif terhadap sikap kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kelebihan Kartu Kejujuran
Kelebihan kartu kejujuran diantaranya adalah: a.
Kartu kejujuran mudah dibawa karena berukuran kecil. b.
Cara bermain yang mudah karena hanya mengumpulkan poin dan membedakan sikap jujur dan bohong saja.
c. Tidak memerlukan banyak waktu untuk bermain.
5. Teori Belajar yang Mendukung Kartu Kejujuran
Penusunan media oembelajaran Alat Permainan Edukatif APE Kartu “Kejujuran” dilandasi oleh beberapa teori belajar. Teori belajar
yang melandasi media ini adalah teori belajar behavioristik dan
konstruktivistik.
54
a. Teori Belajar Behavioristik
Menurut Asri Budiningsih 2004: 20 Belajar dalam tori behavioristik adalah perubahan tingkahlaku sebagai akibat dari adanya
interaksi antar stimulus dan respon. Sedangkan menurut Thorndike dalam Asri Budiningsih 2004: 21 belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon. Menurut Watson dalam Asri Budiningsih 2004: 22 belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon,
namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang diamati observabel dan dapat diukur. Menurut Skinner
dalam Asri budiningsih 2004: 24 belajar adalah hubungan atara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam
lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku.
Dari beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menurt teori behavioristik adalah suatu proses interaksi antara
stimulus dan respon yang dapat merubah tingkah laku yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Pengamplikasian dari
terori ini yaitu siswa dapat berubah tingkah lakunya apabila diberi respon secara terus menerus tentang hal-hal baik yang ada di sekitar
mereka dengan harapan respon yang timbul akan baik dan merubah tingkah laku melalui contoh tindakan-tindakan baik yang ada di dalam
kartu “kejujuran”.
55 b.
Teori Belajar Konstruktivistik
Upaya membangun sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki.
Karakteristik manusia masa depan yang dikehendaki tersebut adalah manusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung
jawab terhadap resiko mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerus untuk
menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu prsoses… to learn tobe Asri Budiningsih, 2004: 55.
Proses belajar konstruktifistik menurut Asri Budiningsih 2004: 58 bahwa secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari
pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arahdari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai
pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur
kognitifnya. Sedangkan peran guru dalam proses pembelajarannya hanya membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh
siswa berjalan lancar Asri Budiningsih, 2004: 59. Sarana belajar menurut teori behavioristik bahwa peranan utama dalam kegiatan
belajar adalah aktivitas siswa dalam mengonstruksi pengetahuannya sendiri Asri Budiningsih, 2004: 59. Evaluasi belajar pandangan
konstruktivistik bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interprestasi terhadap realitas,
56 konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan
pada pengalaman. Kartu “kejujuran” dalam penyampaian pesan sesuai apa yang
dijelaskan oleh teori di atas. Kartu “kejujuran” lebih menekankan bahwa pengetahuan yang diberikan kepada siswa masih harus diolah
oleh siswa itu sendiri. Pengalaman yang didapatkan terbangun oleh apa yang mereka dapatkan dari sebuah gambar yang ada didalam kartu.
Peran guru dalam penyampaian informasi hanya mengawasi dan mengevaluasi apa yang dilakukan siswa. Hasil belajar sangat
dipengaruhi kondisi lingkungan sekitar. Kartu kejujuran menganut cara belajar konstruktivistik untuk membangun pengertian kejujuran
dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Kedudukan Penelitian pada Bidang Garapan Teknologi Pendidikan