Tinjauan Pendidikan Karakter KAJIAN TEORI

16

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Menurut John Dewey dalam Masnur Muslich 67: 2011 bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Tujuan pendidikan dalam hal ini agar generasi muda sebagai penerus generasi tua dapat menghayati, memahami, mengamalkan nilai-nilai atau norma-norma tersebut dengan cara mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang melatarbelakangi nilai-nilai dan norma-norma kehidupan. Sedangkan menurut John S. Brubacher dalam ukunya Modern Philosophoies of Education Dwi Siswoyo, dkk: 2007: 54 Pendidikan adalah proses dimana potensi kemampuan- kemampuan, kapasitas-kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang disempurnakan dengan kebiasaan kebiasaan yang baik, dengan alat media yang disusun sedemikian rupa dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang 17 dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dengan kata lain, pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap, prilaku dan potensi manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan dalam upaya pendewasaan tatalaku seseorang atau kelompok melalui alat media yang diterapkan dalam pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan upaya sadar untuk sebuah hasil dari pengajaran yang lebih baik. Pendidikan dapat menggunakan alat untuk proses penyampaian pesannya.

b. Pengertian Karakter

Scerenko dalam Muchlas dan Hariyanto 2013: 42 mendefinisikan karakter sebagai atribut ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang. Suyanto Darmiyati 2011: 27 mendefinisikan karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Indvidu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuatnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Muchlas dan Hariyanto 2013: 42 karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, 18 akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut Munir Darmiyati 2011: 28 karakter adalah sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan kuat dan sulit dihilangkan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat sifat kejiwaan, akhlak yang menjadi ciri khas setiap individu baik itu sifat buruk atau sifat baik dalam tingkah laku dan tindakan setiap hari.

c. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut T.Ramli Zaenal, 2011: 3 pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Menurut Zaenal 2011: 4 pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. David Elkind Freddy Sweet Zubaedi, 2011: 15 mengungkapkan bahwa character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical value pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk membantu manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika inti. Menurut Creasy dalam Zubaedi 2011:16 mengartkan bahwa pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempunyai keberanian melakukan 19 yang benar, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Di pihak lain, Lickona 1991 mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona 2004 mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter siswa. Dari pendapat tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang dirancang secara sengaja untuk merancang manusia agar peduli dan mau melaksanakan nilai-nilai etik dalam kehidupan. Pendidikan karakter berfokus tentang pendidikan akhlak dan moral. Pendidikan karakter dilakukan secara sungguh-sungguh untuk memperbaiki karakter siswa agar sesuai dengan norma-norma yang ada di mayarakat.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

a. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Darma Kesuma Darma Kesuma,dkk., 2011:9, tujuan pendidikan karakter, khususnya dalam setting sekolah di antaranya sebagai berikut. 1 Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan siswa yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. 2 Mengoreksi perilaku pesrta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. 20 3 Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersamaan. Selain ketiga tujuan tersebut, ada pendapat lain yang mengungkapkan beberapa tujuan pendidikan karakter. Berikut ini tujuan-tujuan yang dimaksud Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifa, 2013:25. 1 Mengembangkan potensi kalbunuraniafektif siswa sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. 2 Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3 Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa. 4 Mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5 Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi serta penuh kekuatan. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, nerakhlak mulai, bermoral, bertoleran, ber gotongroyong, berjiwa patriotik, berkembag dinamis, beroreantasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila Heri Gunawan, 2012:30. Sedangkan menurut peneliti pendidikan karakter khususnya di Indonesia mempunyai tujuan yang sangat penting. Tujuan pendidikan karakter tersebut adalah membangun dan membentuk bangsa yang 21 berakhlak mulia guna menciptakan budaya yang baik dan harmonis baik kepada manusia ataupun dengan tuhan.

b. Fungsi Pendidikan Karakter

Berkaitan dengan pendidikan karakter ini Zubaedi Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifa, 2013:27 mempunyai gagasan tentang fungsi diadakannya pendidikan karakter. Fungsi tersebut diantaranya adalah 1 Fungsi pembentukan dan pengembangan moral Pada fungsi ini pendidikan karakter berfungsi untuk membentuk dan mengembangkan potensi siswa supaya berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsah hidup Pancasila. 2 Fungsi perbaikan dan penguatan Fungsi perbaikan dan penguatan dimaksudkan bahwa pendidikan karakter berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju dan mandiri, dan sejahtera. 3 Fungsi Penyaring Fungsi yang terakhir dari pendidikan karakter menurut Zubaedi ialah fungsi penyaring. Maksudnya, pendidikan karakter tersebut dimaksudkan untuk memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai- nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Selain itu ada pendapat lain tentang fungsi pendidikan karakter yaitu 1 membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; 2 membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; 3 membangun sikap warganegara 22 yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni Kemendiknas, 2011;3. Adapun fungsi pendidikan karakter menurut peneliti adalah Mengembangkan karakter siswa agar mempunyai hati yang baik, perilaku yang baik dan pikiran yang baik dan pendidikan karakter juga memberikan pondasi akhlak mulia yang kuat kepada siswa untuk menerima dan menyaring peradaban dunia yang berkembang pesat.

c. Nilai-nilai Karakter

Pendidikan karakter memiliki bebrapa nilai-nilai. Dalam penerpannya di sekolah ada beberapa nilai yang di ajarkan seperti kejujuran, cinta tanah air, dan tanggung jawan. Ada pendapat dari beberapa tokoh tentang pilar pendidikan karakter. Menurut Zubaedi 2011:72 Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada sembilan pilar karakter dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan pilar karakter dasar ini, antara lain : 1 Cinta kepada kepada Allah dan semesta beserta isinya 2 Tanggung jawab dan disiplin, dan mandiri 3 Jujur 4 Hormat dan santun 5 Kasih sayang, peduli dan kerjasama 23 6 Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah 7 Keadilan dan kepemimpinan 8 Baik dan rendah hati 9 Toleransi, cinta damai, dan persatuan. Kesembilan pilar karakter di atas merupakan dasar sebuah pendidikan karakter. Tapa kesembilan pilar di atas karakter suatu bangsa perlu dipertanyakan. Kesembilan karakter itu harus sejajar. Dari ke sembilan karakter di atas masih diidentifikasi menjadi beberapa sumber. Menurut Zubaedi 2011:73 nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber. 1 Agama Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangs selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Karenanya, nilai-nilai pendidikan karakter harus dikembangkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama. 2 Pancasila Negara Republik Kesatuan Indonesia ditegakkan atas prinsip- prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945. 24 3 Budaya Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Posisi budaya demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nila dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. 4 Tujuan Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU Sisdiknas merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Menurut Masnur Muslich 2011:38 , Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat, bernegara, dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang tepat dipertanggungjawabkan. Terkait dengan itu terdapat enam pilar karakter The Six Pillars of Character yang dapat menjadi acuan, sebagai berikut : 1 Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegritas, jujur dan loyal. 2 Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain. 3 Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar. 25 4 Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain. 5 Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam. 6 Responbility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggungjawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin. Dari penjabaran di atas bahwa materi kejujuran termasuk ke dalam sembilan pilar pendidikan karakter. Kejujuran merupakan moral yang harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan kejujuran ditinajau dari sumbernya sudah mencangkup ke empat sumber menurut zubaedi dimana kejujuran merupakan salah satu pokok bahasan yang wajib diajarkan baik dari segi agama, pancasila, budaya, dan pendidikan nasional. Kejujuran harus diterapkan dimana saja dan kejujuran termasuk ke dalam enam pilar karakter The Six Pillars of Character. Kejujuran termasuk ke dalam pilar trustworthiness yaitu bentuk karakter yang membuat seseorang berintegritas, jujur, dan loyal.

d. Pendidikan Karakter Sekolah Dasar

Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakteryang telah dirumuskan oleh Depdiknas yaitu: 1 Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, 2 Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, 3 Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, 4 Menghargai prestasi, Bersahabatkomunikatif, 5 Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli 26 6 lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.

B. Tinjauan Tentang Kejujuran dan Kebohongan