Tinjauan Tentang Kejujuran dan Kebohongan

26 6 lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.

B. Tinjauan Tentang Kejujuran dan Kebohongan

1. Tinjauan Tentang Kejujuran

a. Pengertian Kejujuran

Kejujuran merupakan terjemahan umum dari itilah bahasa Arab ash shidq Dalam kamus Arab dwi bahasa Arab –Inggris didadaptkan bahwa ash shidq dipadankan dengan kata-kata: truth kebenaran. Berdasarkan keterangan-keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa ash shidq kejujuran adalah sikap mental dan moral budaya kebiasaan yang mengedepankan kebenaran, kesungguhan, keterusterangan, dan ketulusan. Andy Hadiyanto: 2014. Menurut Suparman dikutip di dalam jurnal oleh Erlisia Ungusari 2015 Jujur adalah kecenderungan untuk berbuat atau berperilaku yang sesunguhnya dengan apa adanya, tidak berbohong, tidak mengada-ada, tidak menambah dan tidak mengurangi, serta tidak menyembunyikan informasi. Seseorang dikatakan jujur apabila dalam menginformasikan sesuatu atau mengatakan sesuatu, ia senantiasa obyektif dan apa adanya sesuai dengan fakta. Seseorang dikatakan jujur dalam berbuat apabila ia melakukan perbuatan tersebut secara sungguh- sungguh dan tulus sesuai dengan kebenaran yang diyakininya Andy Hadiyanto: 2014. 27 Dengan demikian kejujuran adalah mengatakan sesuatu secara sungguh-sungguh dan tulus sesuai dengan kebenaran yang diyakini tanpa mengurangi dan menyembunyikan sebuah informasi.

b. Pembagian Kejujuran

Imam Al Ghazali Andy Hadiyanto: 2014 membagi sikap jujur ke dalam enam jenis, yaitu : 1 Jujur dalam Lisan, berarti : a memberi informasi yang benar b menepati janji mendeskripsikan dengan benar dan tepat dan tidak didasari oleh zhonn c meminta atau bertanya sesuatu secara sungguh-sungguh, tidak untuk mempermainkan atau menguji. 2 Jujur dalam berniat dan berkehendak , yaitu apabila niat dan kehendak tersebut dilakukan dengan ikhlas semata-mata untuk mencari ridho Allah. 3 Jujur dalam berobsesi atau bercita-cita, yaitu tekad yang kuat, sungguh-sungguh, dan tulus untuk melakukan kebaikan, untuk membuktikan kebenaran yang diyakininya. 4 Jujur dalam menepati obsesi, apabila berjanji dan berobsesi ia tidak hanya berhenti pada tekad atau angan-angan saja, tetapi ia bersungguh-sungguh pula untuk merealisasikan cita-cita tersebut. 5 Jujur dalam beramal, yaitu berbuat secara sungguh-sungguh dan tulus sehingga tidak terjadi gap antara teori isi hati dan praktek amaliah sehari-hari. 6 Jujur dalam Stasiun-stasiun ruhani, yaitu kesungguhan dan ketulusan dalam menempuh proses –proses pensucian diri agar dapat mendekatkan diri pada Tuhan. Kejujuran jenis ini terlihat pada kesungguhan dalam: takut kepada Tuhan, berharap, zuhud dan berserah diri, dan sebagainya. Dari keenam jenis kejujuran di atas. Kartu “kejujuran” akan membahas jujur dalam lisan, jujur dalam berniat dan berkehendak, dan jujur dalam berobsesi atau bercita-cita. Ketiga jenis kejujuran di atas adalah kejujuran yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari- 28 hari. Oleh karena itu pembelajaran tentang sikap kejujuran yang sesuai di sekolah adalah ketiga jenis kejujuran tersebut.

2. Kajian Tentang Kebohongan

a. Pengertian Kebohongan

Menurut Ali Qaimi 2003: 302 berbohong adalah berkata-kata yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tak ada relevansinya antara apa yang dikatakan dengan kenyataan. Menurut Mitchael Erik Saut: 2007 berbohong adalah sebuah komunikasi yang palsu yang mengarah buat kepentingan pelakunya. Menurut Buler dan Borgan Erik Saut: 2007 kebohongan adalah pesan yang tidak benar yang disampaikan pelakunya kepada sasaran. Kebohongan juga dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan dengan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannyan kepada diri sendiri maupun orang lain untuk memperoleh tujuan tertentu.

b. Bentuk Berbohong

Kebohongan dilakukan dengan berbagai macam cara. Kebohongan memiliki banyak bentuk. Buler dan Burgon Erik Saut, 2007 untuk melakukan kebohongan dapat dilakukan dengan berbagai cara; memfasilitasi penipuan cara ini dilakukan dengan membuat suatu fiksi atau dengan kata lain membuat suatu pernyataan atau uraian yang bersifat tidak menggambarkan apa yang ada atau sebenarnya terjadi. 29 Menurut Ali Qaimi 2003: 302 dalam tindakannya sehari-hari kebohongan biasanya melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1 Mengatakan sesuatu yang tidak memiliki asal-usul realitas, atau mengatakan bahwa dirinya tak punya andil dalam suatu masalah, padahal kenyataannya tidaklah demikian. 2 Terkadang kebohongan dilakukan dengan sengaja. Seseorang mungkin mengatakan sesuatu yang benar sewaktu mengatakan tentang keberadaan sesuatu, namun dalam bercerita ia cenderung membesar-besarkannya, misalnya menceritakan sebuah biji menjadi kubah, dan lain-lain. 3 Bercerita sesuatu yang sangat bertolakbelakang dari kenyataannya. 4 Menganggap remeh seuatu yang sebenarnya besar dan berbahaya. Tidakan berbohong sangat bemacam-macam bentuknya baik yang dilakukan sengaja, atau mengatakan sesuatu yang tidak ada kebenarannya. Oleh karena itu kebohongan harus dicegah dan dihapuskan sejak dini.

c. Tujuan Berbohong

Tujuan berbohong biasanya dilakukan oleh anak untuk menghindar dari suatu hukuman. Menurut Vrij Erik Saut, 2007 orang memiliki beberapa alas an untuk berbohong: 30 1 Untuk kesan positif, alasan ini dilakukan untuk melindungi diri sendiri dari keadaan memalukan dii sendiri. 2 Untuk mendapatkankeuntungan pribadi, alasan ini dilakukan supaya keuntungan hadir untuk dirinya sendiri. 3 Orang berbohong biasanya dilakukan untuk menghindari hukuman. 4 Kebohongan dilakukan untuk orang lain, tujuan berbohong ini adalah supaya orang lain mendapatkan keuntungan dari kebohongan yang dilakukan. 5 Kebohongan dilakukan demi hubungan sosial. Menurut Ali Qaimi 2003: 302 tujuan berbohong dapat dilakukan lantaran si anak ingin selamat dari hukuman yang mungkin bakal diterima bila mengatakan hal yang sebenarnya, atau berbohong dimaskudkan untuk merendahkan orang yang diajak bicara. Atau demi menipu orang lain agar tidak memahami kebenaran suatu peristiwa, dan sebagainya.

d. Ciri-ciri Berbohong

Ciri berbohong menurut Ali Qaimi 2003: 303-304 ada banyak sekali diantaranya adalah: wajah tampak pucat, jantung berdebar- debar, tampak gugup, sering melontarkan kata-kata yang tidak berhubungan satu sama lain, tubuh gemetar saat berbicara, tak punya kemampuan mengontrol anggota tubuh, pandangan kosong 31 dan bingung, dan sebagainya. Namun ciri-ciri tersebut bisa hilang jika kebohongan dilakukan berkali-kali dan bahkan bisa membalikan suatu kebenaran dengan kemampuan berbohong yang sudah ia kuasai. 3. Materi Kejujuran Untuk Anak SD Kejujran diajarkan kepada anak sekolah dasar kelas 2 pada mata pelajaran kewarganegaraan. Menurut Sujari dan Suharto 2008: 78 bahwa kejujuran adalah sikap yang mencerminkan satu kata dan perbuatan yang arti ucapannya sama dengan perbuatannya, orang yang jujur selalu berkata benar tidak berbohong dan apa adanya, orang jujur dapat dipercaya, dan orang jujur disukai banyak orang. Sedangkan menurut Novida Mulyaningrum 2009: 70 sikap jujur hendaknya dilakukan setiap saat dan kepada siapa saja kita jujur pada diri sendiri dan pada orang lain sikap jujur diterapkan di sekolah dalam keluarga maupun masyarakat. Sikap jujur harus diterapkan di mana saja dan kapan saja. Sikap jujur juga harus diajarkan sejak dini kepada anak anak. Ada beberapa sikap jujur yang biasa dilakukan di masyarakat. Menurut Novida Mulyaningrum 2009: 70-72 bahwa sikap jujur dikategorikan menjadi dua yaitu jujur pada diri sendiri dan orang lain. Sedangkan menurut Sujari dan Suharto 2008: 82-85 bahwa kejujuran bisa dilakukan pada saat bermain dan belajar. Meteri yang diajarkan kepada anak SD kelas 2 adalah berupa meteri cerita atau gambar yang 32 mencontohkan sikap jujur pada kehidupan sehari hari. Salah satu contoh dari sikap jujur adalah bahwa siswa tidak boleh mencontek saat ulangan, harus berkata apa adanya, tidak bekerja sama saat ulangan, dan lain- lain. Kartu “kejujuran” mengambil materi kejujuran berupa foto perilaku jujur dan penjelasannya dengan tujuan siswa mampu mencontoh dan memilih mana sikap yang mencerminkan kejujuran dan kebohongan.

C. Karakteristik Siswa