74 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015
kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda; 4 Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Unsur-Unsur Pembelajaran kooperatif Kunandar, 2008. Unsur-Unsur pembelajaran kooperatif paling sedikit ada empat macam, yakni :
1. Saling Ketergantungan positif, dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesama, maka mereka merasa saling
ketergantungan satu sama lain. 2 interaksi Tatap Muka, interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling
bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan sesama siswa. Dengan interaksi tatap muka, memungkinkan para siswa dapat saling
menjadi sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi variasi. 3. Akuntabilitas individual, meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam
belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, melalui pembelajaraan kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini dikarenakan dalam
pembelajaran kooperatif menekankan aspek-aspek : tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran logis, tidak
mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat positif lainnya.
3.2 Model Pembelajaran
Student Team Achievement Division STAD
Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan Kawan-kawan dari Universitas John Hopkins menitik beratkan pada pemberian motivasi kepada sekelompok siswa agar dapat berinteraksi
dalam kelompoknya. Depdiknas 2004, Student Team Achievment Division STAD atau Tim Siswa- Kelompok Prestasi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam STAD
siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada saat kuis ini tidak boleh saling membantu. Sedangkan
menurut Rusman 2010 Student Team Achievment Division STAD adalah Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan suku. Pada
pembelajaran tipe ini pertama-tama guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim tersebut telah menguasai pelajaran tersebut. kemudian
seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Student Team
Achievement Division STAD adalah model pembelajaran tipe kooperatif yang sederhana, dimana siswa dalam satu kelas dikelompokkan dengan anggota 4 atau 5 orang, dimana pada setiap kelompok
memiliki aggota yang heterogen. setelah guru menyajikan pembelajaran kemudia siswa bekerja dalam kelompok, mereka saling bekerja sama untuk memahami materi pembelajaran, dan setelah itu mereka
di kenai kuis, namun dalam kuis tersebut mereka tifdak boleh saling membantu.
Langkah-Langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD Kunandar, 2008 adalah sebagai berikut :
1. Para siswa didalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis
kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan prestasinya. 2. Guru menyampaikan materi pembelajaran.
3. Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui
tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. 4. Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
pertanyaan dari guru siswa tidak boleh saling membantu. 5. Setiap akhir siklus pembelajaran guru memberikan evaluasi tes untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.