PENDAHULUAN penelitian tindakan kelas

72 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 mengajar adalah metode ceramah dalam memberikan materi, tanya jawab, pemberian tugas, serta evaluasi untuk melihat hasil belajar. Kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak hanya terpaku dengan menggunakan satu metode saja, tetapi boleh menggunakan metode yang bervariasi, karena dengan metode yang bervariasi pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik dan diharapkan dengan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa bekerjasama adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika, Model pembelajaran bentuk kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran kelompok yang sederhana karena dalam model pembelajaran STAD, siswa dalam satu kelas dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Melalui model pembelajaran ini siswa dalam satu kelompok saling membantu, kerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah untuk mencapai tujuan bersama. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperatif Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan uraian diatas, maka Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 3 Pagaralam. Adapun manfaat dalam penelitian adalah 1. Bagi Guru, dapat dijadikan informasi dan alternatif strategi dalam melaksanakan pembelajaran yang tepat dan baik dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika di kelas. 2. Bagi Siswa, dapat memberikan pengalaman baru siswa tentang pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD, sehingga melibatkan siswa aktif dan saling kerjasama. 3. Bagi Sekolah, Memberi masukan dalam pengembangan strategi maupun metode dalam kegiatan belajar mengajar.

2. DASAR TEORI 1.

Proses Belajar Mengajar Belajar tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia, karena dengan belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan dalam hidup bermasyarakat. Belajar dapat melalui serangkaian kegiatan misalnya, dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar dapat juga dikatakan sebagai suatu tingkah laku dalam pelaksanaan dari suatu usaha pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, itu berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian suatu tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami siswa. Menurut Slameto 2003 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Dimyati 2006 Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan kutipan diatas, yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang sehingga orang tersebut memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Mengajar adalah suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuanpengalaman yang dimiliki kepada peserta didik Hudoyo, 1990. Sedangkan menurut sardiman 1996 mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal. Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah melakukan kegiatan belajar, dimana seorang pengajar berperan dalam menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik juga sebagai pencipta kondisi yang kondusif agar dalam kegiatan belajar berlagsung secara optimal. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 73

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Karena dengan adanya hasil belajar dapat diketahui apakah siswa menguasai suatu materi atau belum, apakah siswa boleh melanjutkan ke materi berikutnya atau perlu pengulangan dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar juga dapat dijadikan acuan bagi seorang guru, jika hasil belajar siswa memuaskan maka guru tersebut sudah bisa dikatakan berhasil dalam kegiatan belajar mengajar, namun bila hasil belajar kurang memuaskan maka wajib bagi seorang guru mencari cara agar hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Menurut Dimyati 2006 Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Sedangkan Sudjana Kunandar, 2008 hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan S.Nasution Kunandar, 2008 juga berpendapat bahwa :Hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. hasil belajar juga bisa berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan kutipan diatas, hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa karena siswa tersebut telah melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar, hasil belajar juga bisa berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar dalam Soetjipto dan kosasi, R.1994 adalah: a Memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujuan memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya; b memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami, atau memperluas pengajaran; c Menentukan nilai hasil belajar siswa yang antara lain dibutuhkan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan kelulusan siswa.

3. PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, yang tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik, membentuk hubungan positif, menggembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. 3.1 Pengertian Pembelajaran kooperatif Menurut Rusman 2010 pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yag bersifat heterogen. Menurut Nurulhayati 2002 pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Berdasarkan dari kutipan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaan kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen, membentuk hubungan yang positif, mementingkan kerjasama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktifitas kelompok. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Rusman 2010: 1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajarnya; 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah; 3 Bila mana mungkin, anggota