Latar Belakang Self Regulated Learning SRL Matematika Siswa

144 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 oleh pendidik. Oleh karena itu menurut Sardiman dalam Namsa 2003:12, pengertian seperti di atas perlu ditambahkan yaitu mengajar sebagai penanaman pengetahuan kepada anak didik dengan harapan terjadi proses pemahaman.Dalam proses ini peserta didik mengenal dan menguasai budaya bangsa untuk kemudian dapat memperkayanya. Berangkat dari intelektual, peserta didik dapat menciptakan sesuatu hal yang baru. Pengertian mengajar seperti ini memberikan makna bahwa fungsi mengajar itu adalah menyediakan kondisi kondusif, sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah peserta didiknya, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan cara tertentu, sedangkan pendidik dalam hal ini sebagai fasilitator atau pembimbing. Dalam proses pembimbingan ini pendidik tentu saja tidak dapat mengabaikan faktor- faktor yang lainnya, termasuk dirinya sendiri, faktor peserta didik, metode, strategi, alat-alat bantu mengajar, sumber-sumber dan sebagainya agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Pendekatan pembelajaran klasikal dengan menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih sangat disukai oleh para guru karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode yang lain. Keunggulan metode ceramah antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media, di samping itu juga ekonomis dan praktis dalam menyampaikan isi pembelajaran. Dengan metode ceramah, guru akan mudah mengontrol kecepatan mengajar sehingga mudah menentukan kapan selesainya penyampaian seluruh isi pelajaran. Namun harus diakui tidak selamanya pembelajaran dengan ceramah dapatberlangsung dengan baik. Gejala negatif yang sering dikeluhkan guru adalah siswa menjadi cepat bosan dan tidak memerhatikan materi yang diceramahkan. Siswa saling berbicara dengan temannya tanpa menghiraukan guru yang sedang berceramah, merupakan pemandangan kelas yang biasa Wena,2009 : 202. Untuk mengatasi hal-hal tersebut diperlukan adanya inovasi metode atau strategi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Usaha meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilakukan dari berbagai aspek variabel pembelajaran. Variabel pembelajaran yang terkait langsung dengan kualitas pembelajaran adalah tersedianya buku teks yang berkualitas. Pada satu sisi tersedianya buku teks yang berkualitas masih sangat kurang. Hal ini tampak dari buku-buku teks yang dipergunakan di perguruan tinggi, dirancang hanya lebih ditekankan pada misi penyampaian pengetahuanfakta. Para pengarang buku teks kurang memikirkan bagaimana buku tersebut agar mudah dipahami oleh siswa. Kaidah-kaidah psikologi pembelajaran tidak diaplikasikan dalam penyusunan buku teks. Akibatnya, siswa sulit memahami buku yang dibacanya dan sering buku-buku tersebut membosankan. Gejala tidak efisien, tidak efektif dan kurang relevan tersebut tampak dari beberapa indikator seperti, kurangnya motivasi belajar siswa, penyelesaian tugas siswa tidak sesuai waktu yang ditentukan, dan hasil tes siswa menunjukkan nilai yang rendah. Kondisi pembelajaran yang demikian menyulitkan pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Hal ini menjadi dasar adanya model pembelajaran berbasis modul. Mengacu pada latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul; “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Modul Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA ”.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis modul? 2. Bagaimana hasil belajar siswa saat mempelajari materi matematika yang diterapkan melalui metode pembelajaran kooperatif berbasis modul? 3. Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif berbasis modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

c. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa saat mempelajari materi matematika yang diterapkan melalui metode pembelajaran kooperatif berbasis modul. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 145 2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif berbasis modul dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 3. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif berbasis modul.

B. DESAIN PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah penelitian One-Group Pretes-Postes Design. Metode ini digunakan untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan hasil belajar yang ditimbulkan oleh metode pembelajaran kooperatif berbasis modul. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Rancangan penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut Tabel 1. Tabel rancangan penelitian Pre-test Perlakuan Post-test O 1 X O 2 Sumber: Sugiyono, 2013:114 Keterangan X : Perlakuan dengan pembelajaran kooperatif berbasis modul. Q 1 : Nilai pre-test sebelum diberikan perlakuan Q 2 : Nilaipost-testsetelah diberikan perlakuan Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA Negeri 5 Kota Ternate sebanyak 132 siswa yang tersebar pada 4 kelas.Selanjutnya sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 3 yang berjumlah 23orang.Pengambilan sampel ini dilakukan berdasarkan hasil tes kemampuan awal matematis siswa yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas XII IPA 3 masih kategori kurang selanjutnya peneliti menerapkan metode pembelajaran kooperatif berbasis modul untuk melihat peningkatan kemampuan pembelajaran. Membandingkan skor tes awal pretes dan skor tes akhir postes untuk mencari peningkatan gain yang terjadi sesudah pembelajaran pada masing-masing kelompok. Selanjutnya menghitung nilai gain ternormalisasi N-Gain guna mengukur besarnya mutu peningkatan dengan rumus gain ternormalisasi Meltzer, 2002:2 yaitu: Gain ternormalisasi g = Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Hake 1999: 1 seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Interpretasi N-Gain N-Gain Interpretasi G 0,7 Tinggi 0,3 G 0,7 Sedang G 0,3 Rendah

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian