86 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015
dimana  siswa  bebas  menyelidiki  dan  menarik  kesimpulan  serta  melakukan  terkaan  ,  intuisi  dan mencoba-coba Trial and error. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan kegiatan
yang  akan  dilakukan  siswa  dan  mengorganisir  kelas untuk  kegiatan  seperti  pemecahan  masalah  dan investigasi  atau  aktivitas  lainnya  dan  guru  sebagai  penunjuk  jalan  dan  membantu  siswa  agar
mempergunakan  ide,  konsep  dan  ketrampilan  yang  sudah  mereka  pelajari  untuk  menemukan pengetahuan baru dari proses pembelajaran.
1.4  Kelebihan   Kekurangan Dari Model Penemuan Terbimbing
Memperhatikan    Model  Penemuan  Terbimbing    diatas  dapat  disampaikan  kelebihan  dari model tersebut antara lain :
1. Siswa dapat berpartisifasi aktif dalam pembelajaran yang diberikan. 2. Menumbuhkan sekalisgus menanamkan sikap mencari-temukan inquiry
3.Mendukung kemampuan problem solving  siswa 4.  Memberikan  wahana  interaksi  antara  siswa,  maupun  siswa  dengan  guru  dengan  demikian  siswa
juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 5. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama  membekas
karena siswa karena siswa dilibatkan langsung dalam proses menemukannya.
Sementara kekurangannya sebagai berikut: 1.  Untuk materi tertentu , waktu yang tersita lebih lama
2. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini, masih ada siswa terbiasa dan mudah mengerti dengan metode ceramah.
3. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topic-topik  yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model penemuan terbimbing.
2. Media Pembelajaran
Media  adalah  saluran  dimana  perantara  ini  merupakan  jalan  atau  alat  untuk  lalu  lintas  suatu pesan antara komunikator dengan komunikan.
Media pembelajaran metematika yang lebih cenderung disebut alat peraga matematika dapat didefinisikan  sebagai  suatu  alat  peraga  yang  penggunaannya  diintegrasikan  dengan  tujuan  dan  isi
GBPP bidang studi matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan  belajar mengajar.
2.1 Media Sederhana Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini media yang digunakan adalah media sederhana buatan guru
dari  barang  bekas  yang  ada  disekitar  lingkungan  sekolah,  antara  lain  model  tabung  dibuat  atau dirancang  dari  bekas  botol  minuman  mineral,  model  bidang  lingkaran  dibuat  dari  lembaran  kertas
evaluasi  akhir  semester  yang  sudah  dikoreksi,  model  belahan  bola  diambil  dari  bola  plastik  yang sudah bocor sedangkan model kerucut dibuat dan dirancang dari kertas map yang sudah tidak terpakai
sedangkan pasir dapat diambil dari lingkungan sekitar. 3.Konsep Aktivitas Belajar
Berdasarkan  hasil  penelitian  para  ahli  pendidikan  ternyata,  bahwa  setiap  siswa    memiliki berbagai  kebutuhan,  meliputi  kebutuhan  jasmani,  rohani,  dan  social.  Kebutuhan  menimbulkan
dorongan  untuk  berbuat.  Perbuatan-perbuatan  yang  dilakukan  ,termasuk  perbuatan  belajar  dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Setiap  saat  kebutuhan  dapatbberubah  dan  bertambah  sehingga  variasinya  semangkin  banyak  dan semangkin luas. dengan sendirinya perbuatan yang dilakukin  semangkin banyak dan beraneka ragam
pula.  Dari  uraian  diatas  Pembelajaran  yang  melibatkan  keaktivitasan  siswa  sangatlah  diperlukan berbeda dengan pandangan pembelajaran trasidional asas aktivitas juga dilaksanakan namun aktivitas
tersebut  bersifat  semu.  Pembelajaran  berbasis  aktivitas  menitik  beratkan  pada  asas  aktivitas  sejati dengan  memperhatikan  siswa  belajar  sambil  bekerja,bekerja  memperoleh  pengetahuan,  pemahaman
dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.