Subyek Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

49 1. Permasalahan pembelajaran dipandang dari faktor siswa Dilihat dari faktor siswa, penelitian dapat dilakukan dengan mengkaji perhatian, keseriusan, adanya perilaku yang tidak baik dalam kelas, dan ketaatan siswa terhadap peraturan yang berlaku dalam kelas. Persepsi guru dan siswa mengenai kurangnya perhatian, keseriusan, dan ketaatan serta adanya tingkah laku yang tidak baik dalam kelas merupakan pencerminan dari permasalahan pembelajaran ditinjau dari faktor siswa. 2. Permasalahan pembelajaran dilihat dari faktor guru Permasalahan pembelajaran yang dilihat dari faktor guru dapat diketahui dari pengalaman latihan, tingkatan pendidikan, pengetahuan tentang sifat dan kondisi peserta didik, sikap guru terhadap pekerjaan, sikap guru terhadap siswanya dan permasalahan guru dalam mengelola komponen pembelajaran. Tingkatan pendidikan diukur dari jenjang pendidikan guru yang disesuaikan dengan standar kualifikasi akademik guru. Pengalaman latihan guru bisa diukur dari partisipasi guru mengikuti pelatihan-pelatihan yang mendukung terhadap pembelajaran praktik sistem rem dan kemudi. Pengetahuan guru terhadap sifat dan kondisi peserta didik dapat dilihat dari persepsi guru terhadap sifat-sifat peserta didiknya. Sikap guru terhadap permasalahan guru dalam mengelola komponen pembelajaran dapat diketahui dengan persepsi guru terhadap masing-masing komponen pembelajaran. 3. Permasalahan pembelajaran dipandang dari sarana dan prasarana Pembelajaran praktik menuntut adanya sarana dan prasarana praktik yang memungkinkan dapat terlaksana kegiatan praktik yang 50 sesuai dengan perencanaan. Hal ini berarti bila dilihat dari faktor sarana dan prasarana, pengungkapan permasalahannya dapat dikaji dari persepsi guru dan siswa terhadap kecukupan dan kenyamanan sarana pembelajaran praktik meliputi media pembelajaran praktik, perabot praktik, dan alat-alat peralatan praktik, sedangkan prasarana pembelajaran praktik meliputi lahan, ruang kelas, ruang pendidik, dan ruang tempat praktik. 4. Permasalahan pembelajaran dipandang dari faktor lingkungan Lingkungan yang memungkinkan guru dan siswa nyaman akan sangat mendukung pembelajaran. Sebaliknya, kondisi lingkungan yang tidak nyaman, akan menghambat proses pembelajaran. Hal ini berarti penelitian tingkat permasalahan pembelajaran bila dilihat dari faktor lingkungan meliputi persepsi guru dan siswa terhadap jumlah peserta didik dalam satu kelas, ventilasi, suhu udara, kebersihan, serta kebisingan tempat diseleggarakannya pembelajaran praktik. Selain permasalahan dari masing-masing faktor di atas, juga dilakukan pengkajian tentang komponen-komponen yang menunjang pembelajaran praktik sistem rem dan kemudi. Komponen-komponen tersebut meliputi adanya jadwal waktu pembelajaran praktik, jadwal tempat pembelajaran praktik dan komponen pendukung lain yang tidak dibatasi sebagai pendukung pembelajaran. Beberapa indikator dari sub variabel tersebut kemudian dilakukan pengembangan yang berbentuk instrumen penelitian. Selanjutnya dilakukan pengukuran tingkat permasalahan pembelajaran praktik dari masing-masing sub variabel di atas. 51

E. Metode Pengumpulan Data

Setiap penelitian memerlukan metode dan alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran, sehingga didapat data yang dapat diolah dan disimpulkan hasilnya. Metode pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data mengenai sub-variabel yang dijabarkan dari variabel. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Angket Metode angket ini dilakukan untuk memperoleh data pokok tentang permasalahan pembelajaran praktik sistem rem dan kemudi dengan sumber data guru dan siswa. Guru dikenai angket terbuka sebagai metode pengumpulan datanya, sedangkan siswa dikenai angket tertutup dengan pertimbangan jumlah siswa sebagai sumber data cukup banyak. 2. Metode wawancara Metode wawancara dikenakan kepada sebagian siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tambahan yang memperkuat data yang diperoleh dari angket tertutup yang dikenakan kepada siswa dan diharapkan data yang diperoleh lebih mendalam, karena isi pedoman wawancaranya sesuai dengan isi pada angket yang ditambahkan dengan alasan-alasan dan keterangan tambahan. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, artinya tidak membatasi jawaban yang dikemukanan responden. Wawancara ini dikenakan terhadap sampel siswa yang diambil dengan sampel purposive yang merupakan perwakilan kelas yaitu ketua kelas dan wakil ketua kelas. 52

F. Intrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa angket dan pedoman wawancara. Angket dikenakan kepada siswa dan guru sebagai sumber data pokok, dengan pertimbangan faktor waktu dan jumlah sumber data yang cukup banyak serta dirasa sudah cukup untuk memperoleh data pokok yang diinginkan. Angket bagi guru adalah angket tertutup dan terbuka yang berisi pertanyaan dan pernyataan dengan pilihan jawaban dan ditambahkan keterangan-keterangan tambahan yang dapat diisi oleh responden secara terbuka, sedangkan angket yang dikenakan kepada siswa adalah angket tertutup, dimana responden tinggal memilih jawaban dari alternatif jawaban yang sudah disediakan. Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data tambahan dari perwakilan peserta didik terpilih yaitu ketua dan wakil ketua kelas yang digunakan untuk memperdalam data yang diperoleh dari angket tertutup. Selain itu juga digunakan untuk mengklarifikasi data yang diperoleh dari angket. Setiap penyusunan instrumen tersebut memerlukan langkah-langkah yang tepat agar didapat instrumen yang baik. Penyusunan instrumen dalam penelitian ini mengikuti langkah–langkah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan variabel penelitian. 2. Menjabarkan variabel ke dalam sub-variabel. 3. Menjabarkan sub-variabel ke dalam indikator yang lebih rinci. 4. Menyusun butir – butir. 5. Melakukan uji coba. 6. Menganalisis validitas dan reliabilitas.