Pengaruh Bahan Baku terhadap Nilai Produksi

81 Hal ini yang menyebabkan nilai produksi pada industri tenun ikat belum maksimal; 3 Pemasaran hanya dilakukan secara lokal, dengan pemasaran yang dijalankan tersebut kemungkinan konsumen untuk tertarik melakukan transaksi jual beli cukup kecil, yang berakibat pada rendahnya jumlah penerimaan yang diterima oleh pengusaha tenun ikat setiap bulannya. Secara umum, dapat diketahui bahwa orientasi pasar saat ini masih sebatas penjualan lokal, menunggu pembeli datang ke rumah-rumah atau outlet dan dari informasi perorangan. Sampai saat ini strategi pemasaran hanya dilakukan dengan menitip ke orang lain dengan mengikuti brand yang dimiliki oleh orang tersebut. 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada tenaga kerja terhadap nilai produksi tenun ikat di Kabupaten Jepara. Nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja atau elastisitas tenaga kerja sebesar 0,726 yang berarti bahwa apabila variabel tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan jumlah produksi tenun ikat sebesar 0,726 persen. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada bahan baku terhadap nilai produksi tenun ikat di Kabupaten Jepara. Nilai koefisien regresi variabel bahan baku atau elastisitas bahan baku sebesar 0,268 menggambarkan bahwa apabila variabel bahan baku mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan jumlah produksi tenun ikat sebesar 0,268 persen. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tenaga kerja dan bahan baku terhadap nilai produksi tenun ikat di Kabupaten Jepara. Besarnya pengaruh tenaga kerja dan bahan baku dapat dilihat melalui besarnya nilai koefisien determinasi R² sebesar 0,466 yang berarti bahwa variasi variabel bebas dapat menjelaskan variasi variabel terikat sebesar sebesar 46,6 sedangkan sisanya 53,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.