77
baku akan menyebabkan nilai produksi tenun ikat yang dihasilkan juga akan berubah. Lebih jauh diperoleh bahwa 46.6 nilai produksi tenun ikat dapat
dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut. Berdasarkan persamaan hasil regresi maka estimasi model regresi adalah sebagai berikut:
Log Y = 0.362 + 0.726 LogX1 + 0.268 LogX2 + v
1. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Nilai Produksi
Nilai Koefisien regresi variabel tenaga kerja atau elatisitas produksi tenaga kerja sebesar 0,726 mengandung arti apabila variabel
tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan nilai produksi tenun ikat sebesar 0,726 persen dengan
asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan. Faktor tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap jumlah produksi tenun ikat troso. Dalam penelitian ini diketahui dari masih banyak tenaga kerja yang bersekolah paruh
waktu dan berumur di atas 50 tahun. Tenaga kerja yang masih bersekolah biasanya membawa pulang
pekerjaannya. Namun sampai saat ini masih banyak tenaga kerja yang sepulang sekolah hanya bermain saja sehingga pengusaha tenun ikat
troso merasa dirugikan dan bahkan menyebabkan ada beberapa pengusaha yang tidak menerima pelamar kerja yang masih bersekolah.
Sedangkan tenaga kerja yang berumur di atas 50 tahun biasanya cenderung kurang teliti dan kurang terampil, dalam keadaan seperti ini
pengusaha tenun ikat troso ikut serta dalam proses produksi dengan cara mengamati dan memberikan arahan kepada tenaga kerja tersebut.
78
Pengaruh positif faktor produksi tenaga kerja terhadap nilai produksi dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang ada yaitu bahwa
tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Jumlah tenaga kerja harus mencukupi bukan saja
dilihat dari ketersediaannya tetapi juga dari kualitas dan macam tenaga kerja itu sendiri Soekartawi, 2003. Penelitian terdahulu dari Syamsul
Bahri 2011 juga menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi seperti lahan, benih, tenaga kerja, pupuk urea dan pestisida mempengaruhi
produksi jagung. Berdasarkan besaran elastisitas faktor produksi diketahui bahwa antara faktor produksi dengan produksi jagung
mempunyai hubungan yang positif.
2. Pengaruh Bahan Baku terhadap Nilai Produksi
Nilai Koefisien regresi variabel bahan baku atau elastisitas produksi bahan baku sebesar 0,268 mengandung arti apabila variabel
bahan baku mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan jumlah produksi tenun ikat sebesar 0,268 persen dengan
asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan. Adanya pengaruh bahan baku terhadap nilai produksi tenun ikat
menandakan bahwa dalam usaha tenun ikat sangat tergantung dari bahan baku yang tersedia. Dalam penelitian ini diketahui dari bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi tenun ikat masih membeli dari kota lain seperti Kudus, Pekalongan, Surabaya dan Bandung dengan harga yang
relatif mahal. Meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang menjual bahan baku seperti toko utomo dan toko jabar namun biasanya pemilik