76
3. Return to Scale
Return to scale digunakan untuk mengetahui apakah usaha tersebut mengalami skala menurun, meningkat atau tetap.
Pada penelitian ini ditemukan nilai sebesar 0,726 dan nilai
sebesar 0,268, jumlah dari +
adalah 0,994. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan 1 persen tenaga kerja dan bahan
baku akan menambah nilai produksi sebesar 0,994 yang menyebabkan skala hasil menurun decreasing return to scale
karena nilai +
1 atau 0,994 1.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel
terikat atau seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dalam persen. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik, diperoleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 0,466. Hal ini berarti bahwa variasi variabel bebas dapat
menjelaskan variasi variabel terikat sebesar sebesar 46,6 sedangkan sisanya 53,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
B. Pembahasan
Hasil pengujian untuk membuktikan pengaruh tenaga kerja dan bahan baku dalam penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa hasil produksi
tenun ikat dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja dan bahan baku. Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada faktor tenaga kerja dan bahan
77
baku akan menyebabkan nilai produksi tenun ikat yang dihasilkan juga akan berubah. Lebih jauh diperoleh bahwa 46.6 nilai produksi tenun ikat dapat
dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut. Berdasarkan persamaan hasil regresi maka estimasi model regresi adalah sebagai berikut:
Log Y = 0.362 + 0.726 LogX1 + 0.268 LogX2 + v
1. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Nilai Produksi
Nilai Koefisien regresi variabel tenaga kerja atau elatisitas produksi tenaga kerja sebesar 0,726 mengandung arti apabila variabel
tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan nilai produksi tenun ikat sebesar 0,726 persen dengan
asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan. Faktor tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap jumlah produksi tenun ikat troso. Dalam penelitian ini diketahui dari masih banyak tenaga kerja yang bersekolah paruh
waktu dan berumur di atas 50 tahun. Tenaga kerja yang masih bersekolah biasanya membawa pulang
pekerjaannya. Namun sampai saat ini masih banyak tenaga kerja yang sepulang sekolah hanya bermain saja sehingga pengusaha tenun ikat
troso merasa dirugikan dan bahkan menyebabkan ada beberapa pengusaha yang tidak menerima pelamar kerja yang masih bersekolah.
Sedangkan tenaga kerja yang berumur di atas 50 tahun biasanya cenderung kurang teliti dan kurang terampil, dalam keadaan seperti ini
pengusaha tenun ikat troso ikut serta dalam proses produksi dengan cara mengamati dan memberikan arahan kepada tenaga kerja tersebut.