Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

36 sehingga dengan kata lain kesempatan kerja juga menunjukkan permintaan tenaga kerja Abdul Hasir, 2013. Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan atau suatu instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia Abdul Hasir, 2013. Tingkat kesempatan kerja atau TKK dapat dicari melalui perhitungan penduduk yang bekerja dibagi dengan angkatan kerja dikalikan seratus persen Payaman J. Simanjuntak, 2001. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan cepatnya laju pertumbuhan angkatan kerja, terutama dikalangan tenaga kerja muda. Dalam meninjau masalah kesempatan kerja terkait tiga unsur. Unsur tersebut adalah Basir Barthos, 2001: 1. Golongan umur penduduk yang akan menuntut penggarapan di tahun ini dan tahun yang akan datang. 2. Laju peningkatan golongan umur tertentu dalam angkatan kerja di masa yang akan datang. 3. Arah perkembangan ekonomi demand yang lebih banyak dapat menyerap angkatan kerja. Kesempatan kerja yang ada merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat, karena kesempatan kerja akandapat meningkatkan kondisi ekonomi dan non-ekonomi masyarakat. Dengan adanya kesempatan kerja yang terbuka lebar maka hal ini 37 akan dapat sebagai usaha dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam kesempatan kerja meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan dan perluasan lapangan kerja di setiap daerah, selain itu juga perkembangan jumlah dan kualitas angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi pembangunan yang ada di daerah masing-masing M. Taufik Zamroni, 2007. Pada beberapa penelitian, pengaruh tenaga kerja terhadap nilai produksi bernilai positif. Penelitian yang dilakukan Rosy Pradipta Angga Purnama 2014 pada produksi kerajinan kendang jimbe menunjukkan koefisein regresi untuk variabel tenaga kerja sebesar 0,145. Hal tersebut juga diperoleh Tri Bowo 2010 dimana variabel yang sama memiliki nilai koefisiensebesar 0,0354. Jadi, dalam penelitian inipundiduga ada pengaruh tenaga kerja terhadap nilai produksi kerajinan tenun ikat troso.

12. Bahan Baku

Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya faktor-faktor produksi untuk menciptakan, menghasilkan benda atau jasa. Adapun faktor produksi yang dimaksud adalah Minto Purwo, 2000: 1. Faktor produksi input 2. Faktor produksi input bahan baku 3. Faktor produksi bahan bakar 4. Faktor produksi tenaga kerja 38 Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian besar produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembeli lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri Masiyal Kholmi, 2003. Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono 2007 bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk atau barang. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakan bahan yang utama dalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk proses produksi. Untuk memproduksi tenun ikat digunakan bermacam-macam bahan baku, seperti benang lusi dan benang pakan, rafia dan pewarna tekstil. Penggunaan bahan bakupada produksi kerajinan tenun ikat dapat mensejahterakan para pemilik usaha tenun ikat. Hal ini terjadi karena bahan baku yang digunakan diolah secara tradisional dengan hasil yang sangat berkualitas karena merupakan hasil olahan tangan manusia. Syarat mutu bahan baku untuk memproduksi tenun ikat kualitas pertama adalah sebagai berikut: a. Pemilihan benang harus teliti dengan merk tertentu sesuai dengan permintaan pelanggan benang sutera, benang cotton, benang emas. b. Takaran dalam pewarnaan benang harus teliti 1 ons, 1,5 ons, 2 ons, 1 kg c. Alat tenun dari kayu harus terbuat dari kayu yang tidak mudah rapuh kayu sengon, kayu jati.