commit to user 86
3 Mengakomodasi permasalahan dan usulan dari sub P2K3 serta
memberikan rekomendasi terhadap permasalahan yang timbul. 4
Memberikan saran kepada perusahaan menyangkut kebijakan K3.
5 Membuat laporan kepada Depnaker sesuai dengan Perpu yang
berlaku. 6
Membuat evaluasi kegiatan P2K3 pada forum tinjauan SMK3.
5. Sistem Manajemen Krakatau Steel SMKS
Sistem manajemen Krakatau Steel merupakan integrasi dari berbagai sistem manajemen yang bersifat mendatori maupun voluntary seperti :
ISO 9001-2000, ISO 14001, SMK3 dan Sistem Manajemen Energi MMT, Total Preventif Maintenance TPM dan sertifikasi produk JIS,
Lyoid Standart, SNI, dan lain-lain. Sertifikat-sertifikat PT. Krakatau Steel tersebut antara lain :
a. Tahun 2012 : Re Sertifikasi OHSAS 18001:2007, ISO
14001:2004, ISO 9001:2008, SMP System Manajemen Pengamanan
b. Tahun 2011 : Re Sertifikasi OHSAS 18001:2007, ISO
14001:2004, ISO 9001:2008, SMP System Manajemen Pengamanan
c. Tahun 2005 : ISO 17025 Tentang Labiratorium Lingkungan
d. Tahun 2003 : ISO 9001-2000 tentang K3LH
e. Tahun 2002 : LyoidBritish Standart Kualitas
commit to user 87
f. Tahun 2001 : SMK3
g. Tahun 1996 : ISO 14001 System Manajemen Lingkungan
h. Tahun 1995 : SNI Standart Nasional Indonesia
i. Tahun 1994 : JIS Japan Industrial Standart
j. Tahun 1993 : ISO 9001
Serta system manajemen lain, seperti : a.
System Konservasi Energi b.
System Manajemen Mutu Terpadu c.
Total Preventif Maintenance d.
Tata Graha 5R e.
GKMSGA Small Group Activity Seluruh system tersebut di atas diintegrasikan dan disinergikan dalam
sebuah system perncanaan, yaitu Sistem Manajemen Krakatau Steel SMKS. SMKS menganut system manajemen internasional, seperti :
a. Kebijakan Police
b. Perencanaan Planning
c. Pelaksanaan Do
d. Evaluasi Check
e. Peningkatan Improvement
Dokumentasi ada 4 level, yaitu : a.
Kebijakan perusahaan b.
Prosedur
commit to user 88
c. SOP, WI Work Instruction dan TSE Technical Standart
Engineering d.
Record data Penyelenggaraan ISO 14001 dan SMK3 pelaksanaannya dikelola
oleh Divisi K3LH, System Audit ISO 14001 dan SMK3 dikelola oleh Divisi P2M, koordinator-koordinator SMKS memiliki ketua manajemen
Review yang ditunjuk langsung oleh pengelola perusahaan setingkat General Manager Kasubdit Perncanaan Produksi dan untuk organisasi
TTD dikoordinir oleh Manager Keamanan dan DAMKAR. Pelaksanaan SMKS di unit kerja antara lain struktur dan tanggung
jawab unit produksi diketuai oleh Manager terkait, pelaksanaan harinya dilakukan oleh PIC SMKS unit kerja terkait yang dibantu oleh plant
InspektorSafety PlantSekertaris P2K3, untuk unit lain diketahui oleh pejabat setingkat General Manager pada lokasi yang bersangkutan
logistic, ADB, pusdiklat, perncanaan dan teknologi dan wisma baja. Tahap perncanaan pengendalian risiko K3 dan lingkungan mengacu
pada prosedur level 2 SMKS TLC 01-04 Total Lost Control dan WI tentang pelaksanaan K3 dan lingkungan ± 28 WI. Identifikasi potensi
bahaya, analisa, pengendalian risiko didokumentasikan pada regristrasi K3 dan lingkungan yang diupdate setiap tahunnya. Unit-unit kerja yang
memiliki potensi bahaya sesuai dengan regristasi K3 wajib membuat program perbaikan K3 dan lingkungan yang setiap tahun untuk
commit to user 89
menurunkan skornilai bahaya yang terdapat pada regristasi lingkungan K3LH.
Audit Internal dilakukan setiap 6 bulan yang dilakukan oleh Manager Divisi Quality Promotor dan Management System Sedangkan
penyelenggaraan tinjauan manajemen dipimpin oleh Management Representatif MR dengan tugas dan tanggung jawab diatur dalam
Manual SMKS dan level jabatan ketua MR adalah General Manager atau satu tingkat dibawah direktur, sedangkan audit eksternal SMKS
dilakukan setiap tahun, kecuali Audit SMK3 dilakukan setiap 3 tahun sekali oleh auditor dari lembaga independent pemegang otoritas Sistem
Manajemen K3 di Indonesia, hasil dari audit dan progress kinerja K3LH perusahaan disimpulkan dalam pertemuan review yang dihadiri level
middle dan top management Direktur Utama MR yang ke 2 dilaksanakan akhir tahun yang membahas tentang persetujuan perusahaan
terhadap rencana perbaikan K3 Lingkungan Anggaran, Policy, dan Prosedure.
Planning berdasarkan K3 dan Lingkungan, pelaksanaan Do berdasarkan program perbaikan K3 dan evaluasi Check berdasarkan
mekanisme audit, action berdasarkan vorels terhadap program-program penyimpangan dan Program perbaikan K3 dan lingkungan off schedule,
keluar dari jalur, peningkatan atau improvement berdasarkan MR 2. Tujuan pembentukan SMKS agar tujuan perusahaan dapat dicapai
secara efektif dan efisien dalam dokumentasi, audit internal, tinjauan
commit to user 90
menajemen serta penyediaan alokasi sumber daya sekaligus menjadi pedoman bagi manajemen dalam menjabarkan dan melaksanakan
kebijakan perusahaan. Sasaran meningkatkan kepuasan penggan dan stake holder, kinerja
proses, nihil kecelakaan dan meminimalkan dampak lingkungan san kesehatan kerja.
Prosedur SMKS dalam penyelenggaraan K3:LH antara lain : a.
TLC-01 : Identifikasi Aspek Lingkungan Dan Bahaya b.
TLC-02 : Identifikasi Peraturan Dan Perundangan c.
TLC-03 : Program Pengendalian Dampak Industri d.
TLC-04 : Tanggap Darurat e.
MRI-02 : Audit Internal f.
MRI-03 : Tindakan Perbaikan Dan Pencegahan g.
MRI-04 : Tinjauan Manajemen h.
SDM-04 : Pemeliharaan Dan Perlindungan Karyawan
commit to user 91
Gambar 10. Bagan Implementasi Sistem Manajemen K3 SML ISO 14001 Sumber : Data Sekunder, 2012
H. Lingkungan