Ergonomi Manajemen K3 PEMBAHASAN

commit to user 127 memberikan pembinaan terhadap karyawan tentang tindakan pertama harus dilakukan jika terjadi kebakaran.

D. Ergonomi

Pengawasan dan penerapan prinsip ergonomi di PT. Krakatau Steel sudah cukup baik. Program kerja jangka pendek dan menengah yang di tujukan untuk perbaikan kondisi tempat kerja, perbaikan standar ergonomi, pengendalian risiko Work Muscolousceletal Disorder WMsDs telah berjalan secara bertahap. Kegiatan yang berhubungan dengan ergonomi telah berjalan sesuai dengan program kerja, Pengukuran antropometri karyawan untuk menciptakan stasiun kerja yang nyaman bagi pekerja juga telah terlaksana. Sosialisasi ergonomi dilakukan pada karyawan dengan memasang poster- poster tentang ergonomi kerja serta pemberian Induction Course pada karyawan baru. Hal ini sesuai dengan Permenaker No 5MEN1996 klausul 6.4.3 yang menjelaskan tentang fasilitas- fasilitas dan layanan yang ada di tempat kerja sesuai dengan standar dan pedoman yang teknis. Untuk operator alat angkat-angkut sudah memiliki Surat Izin Operasi SIO sesuai dengan Permenaker No. 09MENVII2010 tentang SIO. Waktu kerja PT. Krakatau Steel sudah sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 pasal 77 ayat 2 butir b, yaitu “Tenaga kerja bekerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu”. Pemberlakuan shift kerja juga telah sesuai dengan Undang- undang No 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. commit to user 128 Penyesuaian kapasitas personal sesuai dengan Undang-undang No 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 9, 10, 11, 12 tentang pelatihan kerja, kompetensi kerja, pemagangan, dan pelayanan penempatan tenaga kerja. Berdasarkan hasil pengamatan, masih ada barang-barang yang terletak tidak pada tempatnya. seperti adanya tumpukan material sisa atau sudah tidak terpakai di area kerja.

E. Manajemen K3

1. Divisi HSE PT. Krakatau Steel menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui penetapan kebijakan dari manajemen puncak perusahaan dan kemudian dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Sedangkan program kerja dibuat sebagai penjabaran dari sasaran untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai pemenuhan tujuan sistem ini maka strategi yang dilaksanakan Divisi Health Safety and Environment HSE adalah: a. Pemantauan rutin dan evaluasi terhadap kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. b. Pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan, kecelakaan, dan penyakit akibat kerja. c. Melaksanakan kegiatan penelitian sebagai upaya pengendalian dan minimalisasi limbah. commit to user 129 d. Meningkatkan dan memelihara SMK3. e. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan uji ulang peralatan dan instalasi berbahaya di lingkungan pabrik. f. Pembinaan dan penyuluhan dalam bidang keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja. Adapun keberhasilan penerapan sistem ini didukung oleh semua pihak, baik manajemen maupun karyawan secara keseluruhan. Peningkatan partisipasi atau kontribusi karyawan dalam pengembangan di tingkat Divisi dan perusahaan adalah dengan: a. Pembentukan tim kerja yang bersifat lintas fungsional atau struktural. b. Pembentukan tim kerja tingkat perusahaan. c. Kegiatan P2K3sub P2K3. d. Partisipasi dalam penyusunan Quality Objective Divisi dan Dinas. e. Melalui sistem sumbang saran. Wujud keterlibatan karyawan di tempat kerja dapat dicapai melalui perwakilan karyawan untuk K3 dan pembentukan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hal ini, sesuai dengan Permenaker No. PER- 04MEN1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, PT. Krakatau Steel telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang anggotanya merupakan perwakilan seluruh komponen yang ada di tempat kerja. commit to user 130 2. Sistem Manajemen Krakatau Steel SMKS PT. Krakatau Steel telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 sesuai dengan Peraturan Menteri Karyawan Nomor 5MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut diintegrasikan dan disinergikan dengan sistem manajemen lainnya sistem manajemen kualitas dan sistem manajemen lingkungan, yang kemudian disebut dengan Sistem Manajemen Krakatau Steel.

F. Lingkungan