commit to user 54
tersebut. Pekerja di PT. Krakatau Steel rata-rata bekerja dengan kategori beban kerja yang sedang, dimana kebutuhan kalori untuk pekerja sedang
adalah 1200 kalori untuk makan siang. Diperkirakan uang yang diberikan pada pekerja untuk menu makan siang yang sesuai dengan gizi sudah
mencukupi kalori yang dibutuhkan.
E. Keselamatan Kerja
1. Struktur Organisasi
Dinas Keselamatan Kerja, dipimpin oleh seorang Superintendent yang membawahi beberapa fungsional yaitu :
a. Engineer Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan Kerja
b. Engineer Safety Pesawat Uap dan Bejana Tekan
c. Engineer Peraturan dan Standar Keselamatan Kerja
d. Engineer Pesawat Angkat Angkut
e. Engineer Safety Radiasi
2. Potensi Bahaya
a. Pabrik Besi Spons
1 Ledakan
Ledakan dapat terjadi pada proses pemanasan gas di area gas heater, steam dan area reformer.
2 Kebakaran
Potensi kebakaran dapat terjadi pada proses reformasi gas di area gas heater, steam dan area reformer.
commit to user 55
3 Tertimpa
Kejatuhan benda bijih besi atau pellet dapat terjadi pada saat proses conveyor sedang beroperasi menyalurkan bijih besi atau
pellet ke reactor. Selain itu Kejatuhan benda bawaan dari crane dan bawaan dari truk yang membawa peralatan atau besi yang
aus keluar dari pabrik besi spons. 4
Terpeleset Terpeleset oleh bijih besi atau pellet dapat terjadi pada saat
karyawan berjalan di area DRP I dan HYL III, terpeleset oleh genangan air yang membuat becek, dan beberapa sampah plastik
yang tidak pada tempatnya. 5
Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, mobil, crane, buldozer,
tractor, ladle car, truck, dan lain-lain dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi.
6 Terjatuh
Pada saat menaiki tangga, terpeleset sisa spons yang ada di atas, terjatuh dari ketinggian, terjatuh pada tempat lift naik-turun.
7 Terjepit
Terjepit pintu lift. 8
Tersandung Tersandung barang-barangbesi-besi bekas perbaikkan, besi
bekas yang tidak bisa diperbaiki dan bebatuan.
commit to user 56
9 Terbentur
Terbentur besi ketika melewati penyimpanan gas. b.
Pabrik Billet Baja 1
Ledakan Ledakan dapat terjadi pada proses peleburan di dalam furnace
yaitu pada proses peleburan terdapat bahan baku yang mengandung air sponge iron dan scrap basah dan adanya
elektroda di dalam furnace. 2
Percikan Baja Cair Percikan baja cair dapat terjadi pada proses peleburan di
furnace, proses sekunder di ladle furnace, proses pencetakan di concast, pengambilan sampel, pengecekan temperatur, injeksi
oksigen, injeksi grafit dan pada saat melempar split. 3
Kejatuhan benda Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material
oleh crane scrap, crane charging, crane ladle, crane tundish dan crane billet handling scrap, sponge iron, kapur, grafit,
elektroda, ladle, tundish dan billet. 4
Kebakaran Pada saat melting membuang slag, ladle menumpahkan kotoran
dari melting yang belum sepenuhnya terbuang, percikan baja cair pada proses peleburan di furnace, proses sekunder di ladle
furnace, proses pencetakan di concast, pengambilan sampel,
commit to user 57
pengecekan temperatur, injeksi oksigen, injeksi grafit dan pada saat melempar split.
5 Tertabrak
Tertabrak alat transportasi forklift, mobil charging, crane dan truck dapat terjadi pada saat karyawan berada di area
transportasi dan berjalan di lintasannya. 6
Tersandung Tersandung material dapat terjadi pada saat penempatan alat
– alat peleburan, material
–material produksi dan sampah karung plastik sisa kapur, grafit, material, elekroda, sisa sampel,
temperatur dan selang air yang tidak pada tempatnya. 7
Tersentuh Benda Panas tersengat Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses finishing
billet, di billet yard, pengambilan sampel, cek temperatur, injeksi oksigen dan injeksi grafit.
c. Pabrik Slab Baja
1 Ledakan
Ledakan dapat terjadi pada proses peleburan di dalam furnace yaitu pada proses peleburan terdapat bahan baku yang
mengandung air sponge iron dan scrap basah dan adanya tabung di dalam furnace.
commit to user 58
2 Percikan Baja Cair
Percikan baja cair dapat terjadi pada proses peleburan di furnace, proses sekunder di ladle furnace, proses pencetakan di
concast, pengambilan sampel, pengecekan temperatur, injeksi oksigen, injeksi grafit dan pada saat melempar split.
3 Kejatuhan benda
Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane scrap, crane charging, crane ladle, crane tundish
dan crane billet handling scrap, sponge iron, kapur, grafit, elektroda, ladle, tundish dan slab.
4 Tertabrak
Tertabrak alat transportasi forklift, mobil charging, dan truck dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi.
5 Tersandung
Tersandung material dapat terjadi pada saat penempatan alat –
alat peleburan, material –material produksi dan sampah karung
plastik sisa kapur, grafit, material, elekroda, sisa sampel, temperatur dan ganum tidak pada tempatnya.
6 Tersentuh Benda Panas
Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses finishing slab, pengambilan sampel, cek temperatur, injeksi oksigen,
injeksi grafit, pemanasan tundish, area peleburan, area ladle furnace, area pencetakan dan pemotongan.
commit to user 59
d. Pabrik Baja Lembaran Panas
1 Ledakan
Ledakan dapat terjadi pada saat pemanasan slab di furnace dengan menggunakan gas.
2 Kejatuhan benda
Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane slab yard, crane coil yard, dan crane plat yard slab,
coil dan plat. 3
Tergores Tergores dapat terjadi pada saat pengikatan coil dan plat dengan
sabuk coil dan plat. 4
Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, truck dan mobil dapat
terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi. 5
Terpeleset Terpeleset dapat terjadi pada saat karyawan melewati area
proses produksi karena adanya ceceran oli di lantai. 6
Tersentuh Benda Panas Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses pemanasan
di furnace, hot rolled coil dan pada saat pengikatan coil dan plat dengan sabuk coil dan plat.
commit to user 60
e. Pabrik Cold Rolling Mill
1 Ledakan
Ledakan dapat terjadi pada proses pemanasan di area batch annealing furnace dan area continous annealing line.
2 Kejatuhan benda
Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane coil yard dan crane plat yard coil dan plat.
3 Tergores
Tergores dapat terjadi pada saat pengikatan coil dan plat dengan sabuk coil dan plat.
4 Tertabrak
Tertabrak alat transportasi forklift, truck dan mobil dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi.
5 Terpeleset
Terpeleset dapat terjadi pada saat karyawan melewati area proses produksi karena adanya ceceran oli dilantai.
6 Tersentuh Benda Panas
Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses batch annealing furnace dan continous annealing line.
f. Pabrik Batang Kawat Wire Rod
1 Ledakan
Ledakan dapat terjadi pada saat pemanasan bilet di WB reheating furnace dengan menggunakan gas.
commit to user 61
2 Kejatuhan benda
Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane billet yard, crane coil batang kawat billet dan coil
batang kawat. 3
Tergores Tergores dapat terjadi pada saat pengikatan coil batang kawat
dengan sabuk coil, pengambilan sampel dan pemotongan kepala ekor wire rod.
4 Tertabrak
Tertabrak alat transportasi forklift, truck dan mobil dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi.
5 Terpeleset
Terpeleset dapat terjadi pada saat karyawan melewati area proses produksi karena adanya ceceran oli dilantai.
6 Tersentuh Benda Panas
Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses pemanasan di WB reheating.
3. Pengendalian Potensi Bahaya
a. Kebakaran
Berdasarkan potensi bahaya yang ada telah dilakukan langkah pengendalian bahaya kebakaran sebagai upaya pengurangi dampak
kebakaran. Hal ini dilakukan dengan upaya pencegahan terjadi ledakan dalam proses peleburan bahan baku yang digunakan harus
commit to user 62
bebas dari air, karena air akan bereaksi membentuk gas H
2
yang kemudian dapat menyebabkan ledakan, pemasangan rambu-rambu
dilarang merokok dan menyalakan api pada lokasi bahaya kebakaran, menyediakan alat pemadam api ringan jenis dry chemical
dan CO
2
, alarm kebakaran, sistem hidran, pintu darurat, kotak P3K, perawatan dan perbaikan mesin, penyimpanan dan penempatan yang
baik untuk bahan B3 serta memberikan pelatihan pemadam kebakaran, penyediaan shelter dan assembly point.
b. Ledakan
Sebagai upaya pengendalian bahaya peledakan ini perusahaan mengupayakan program pemasangan rambu-rambu dilarang
merokok dan menyalakan api pada lokasi bahaya ledakan, perawatan dan pemeliharaan sarana, inspeksi rutin, menyediakan alat
pemadam api ringan, fasilitas hidran, alarm kebakaran, kotak P3K, shelter, assembly point dan menyediakan alat pelindung diri.
c. Tersentuh Benda Panas
Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaaan adalah dengan memasang rambu-rambu keselamatan bahaya panas, rambu-
rambu pemakaian APD sarung tangan, safety helmet, safety shoes, dan baju tahan panas, safety line guna mencegah terjadinya
kecelakaan, menyediakan alat pelindung diri sarung tangan, safety helmet, safety shoes, dan baju tahan panas, kotak P3K serta serta
desain tempat kerja yang aman.
commit to user 63
d. Kejatuhan Benda
Untuk mengurangi dampak potensi bahaya ini, perusahaan telah menyediakan alat pelindung diri safety helmet dan safety shoes,
memberikan penghalang pada lokasi yang berbahaya, menyediakan safety line, dan pemasangan rambu-rambu keselamatan.
e. Tertabrak
Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah membuat jalur aman bagi karyawan di area pabrik Safety Line.
f. Tergores
Pengendalian dilakukan dengan menyediakan baju lengan panjang, sarung tangan, dan safety line sebagai isolasi karyawan
dengan mesin. g.
Terpeleset Pengendalian potensi bahaya terpeleset dilakukan dengan
membersihkan lantai dari bekas oli, pelumas, dan air serta menempatkan barang sesuai lokasinya 5R.
4. Alat Pelindung Diri
a. Prosedur distribusi APD dibedakan menjadi 2 dua yaitu :
1 Karyawan Baru
a Karyawan yang belum memiliki APD melaporkan pada
bagian administrasi pabrik untuk didata, APD apa saja yang diperlukan.
commit to user 64
b Bagian administrasi meminta persetujuan pada pimpinan
pabrik dengan membuat reservasi SAP R3. c
Setelah memperoleh persetujuan pimpinan pabrik, maka salah satu wakil dari karyawan menyerahkan nomor
reservasi ke Dinas Keselamatan Kerja. d
Kemudian nomor reservasi direlease, setelah mengecek secara keseluruhan data karyawan.
e Selanjutnya bila sudah direlease APD yang diminta dapat
diambil pada bagian gudang pelayanan. 2
Karyawan Lama a
Jika APD telah rusak maka prosedur distribusi APD juga sama seperti karyawan baru tetapi perwakilan karyawan
tersebut harus membawa APD yang telah rusak untuk diidentifikasi oleh Dinas Keselamatan Kerja.
b Jika APD Helm dan Sepatu hilang maka prosedur sama
seperti diatas dengan menunjukan laporan kehilangan yang ditandatangani pimpinan pabrik dan yang bersangkutan
dipotong gaji sebagai pertanggungjawaban. b.
Pengawasan APD Pengawasan APD secara rutin dilaksanakan oleh pengawas
keselamatan di pabrik masing-masing. Pengawas keselamatan sekaligus bertindak sebagai wakil dari pimpinan pabrik untuk
memantau kondisi dan tindakan yang tidak aman sedangkan Dinas
commit to user 65
Keselamatan Kerja mengontrol dan menginspeksi pemakaian APD secara berkala. Pada saat inspeksi Dinas Keselamatan Kerja
bekerjasama dengan
pengawas keselamatan
pabrik untuk
mengadakan tilang bagi pelanggar pemakai APD. c.
Pelanggaran Alat Pelindung Diri APD 1
Non Organik outsourching Jika terjadi pelanggaran APD bagi karyawan outsourching
langsung dikenakan sanksi berupa pemotongan gaji sebesar 100 ribu rupiah setiap satu pelanggaran bagi kontraktor karyawan
tersebut. 2
Karyawan Organik a
Pelanggaran pertama diberikan teguran lisan. b
Pelanggaran kedua diberi peringatan tertulis pertama dengan pemotongan insentif sebesar 25.
c Pelanggaran ketiga diberi peringatan tertulis kedua dengan
pemotongan insentif sebesar 75. d
Pelanggaran ketiga diberi peringatan tertulis kedua dengan pemotongan insentif sebesar 100.
e Jika karyawan tidak dapat memenuhi peraturan yang
berlaku di perusahaan maka terpaksa karyawan tersebut diberhentikan.
commit to user 66
d. Macam Alat Pelindung Diri
Penyediaan APD tanpa pungutan biaya pada semua karyawan yang terpajan faktor lingkungan kerja dan potensi bahaya sesuai
registrasi K3. Adapun jenis APD adalah:
1 Pelindung kepala Safety helmet, capucon, topi khusus work
shop. 2
Pelindung mata Googles untuk karyawanan debu, percikan logam, sinar menyilaukan.
3 Pelindung Telinga ear muff, ear plug ultrafit.
4 Pelindung tangan sarung tangan kulit, listrik, aliminize,
laboratorium, katun, mantenance, las 5
Pelindung badan Apron, baju tahan panas, overal, baju tahan radiasi, baju tahan kimia
6 Pelindung pernapasan Masker debu, gas, bahan beracun,
breathing apparatus 7
Pelindung karyawanan ketinggian Safety belt. 8
Pelindung kaki Safety shoes long dan shot untuk listrik, juru las, scarfing, karet.
5. Kinerja Keselamatan Kerja
Tolak ukur penilaian kondisi keselamatan kerja digunakan parameter : a.
Injury Frequency Rate IFR dan Injury Saferety Rate ISR.
commit to user 67
b. Kinerja manajemen berdasarkan evaluasi penyelesaian temuan
inspeksi K3, Audit K3 dan perbaikan K3. c.
Pemenuhan peraturan perundang-undangan bidang keselamatan kerja.
6. Sertifikasi Instalasi Berbahaya
Sertifikasi alat ditujukan pada peralatan produksi yang berproduksi yang menimbulkan kecelakaan kerja atau kondisi darurat sesuai dengan
Peraturan-undangan Depnaker. Peralatan instalasi berbahaya yang disertifikasi antara lain :
a. Boiler
1 Pada operator harus menggunakan SIO Surat Ijin Operator.
2 Pengujian uap atau steam test adalah cara kerja untuk menguji
kemampuan safety valve pada tangki atau ketel uap tersebut. 3
Pengujian dengan menggunakan media air dingin atau uji padat, untuk menguji kemampuan tangki atau bejana 1,5 kali tekanan
kerja maksimal yang diijinkan. 4
Untuk melihat kemampuan tangki atau bejana dari perubahan bentuk, kebocoran dan keringat.
5 Teknisnya, tekanan diatur secara perlahan-lahan dari tekanan 0,5
kgcm
2
sampai mencapai tekanan uji terhadap kemampuan tangki atau bejana tersebut.
b. Bejana Bertekanan
c. Tanki-tangki bertekanan
commit to user 68
d. Instalasi Crane
Pada operator harus menggunakan SIO Surat Ijin Operator diperiksa masih berlaku atau tidak. Pengujian pada crane dengan
cara pembebanan yaitu pengujian visual diinspeksi secara langsung menggunakan magnet, pengujian NTD Non Destructive Test
untuk melihat ada konstruksi yang retak atau tidak, dan pengujian loadtestuji beban.
e. Forklift
f. Alat transport trailer, conveyor dilakukan dengan cara kalibrasi
setiap tahun. g.
Botol-botol bertekanan gas, udaraO2, N2N dan Argon h.
Instalasi Radioaktif 1
Pengukuran dari dosis PPR Pekerja Proteksi Radiasi dengan film badge yang dilakukan setiap bulan sekali.
2 Pengukuran pancaran radiasi.
3 Memindahkan radioaktifmelimbahkan.
i. Instalasi listrik dan petir
Pengujian terhadap kabel dengan tahan sambaran 5 ohm. j.
Instalasi produksi 1
Pengawasan umumvisual perlengkapan 2
Pengawasan khusus dengan cara pengujian terhadap alat keselamatan.
commit to user 69
7. Inspeksi
a. Inspeksi Umum
Inspeksi umum diadakan secara rutin setiap seminggu sekali oleh Tim Inspeksi Gabungan yang terdiri dari perwakilan dari Divisi
HSE, perwakilan unit terkait seperti plant inspector di area tersebut, perwakilan dari kontraktor yang memilki work order di area
tersebut, keamanan dan perwakilan dari Damkar. Acuan utama pelaksanaan inspeksi K3 adalah Undang-undang No.1 Tahun 1970
serta Peraturan Menteri 05MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Materi Inspeksi meliputi kondisi keselamatan umum yaitu instalasi listrik, pelindung mesinperalatan, permukaan jalan dan
tempat kerja, pergerakan mekanik, tabung gas bertekanan, bahan mudah terbakar, rambu K3, emergency shower, tangga dan alat
memanjat, peralatan, alat handling, jalan dan gang, penempatan dan penumpukan barang.
Materi inspeksi yang meliputi pencegahan dan pengendalian kebakarankeadaan darurat seperti fire detection dan alarm system,
springkle system, APAR, instalasi pemadam kebakaran, evakuasi, prosedur komunikasi, fire doors, dan peralatan P3K.
Materi inspeksi yang meliputi kondisi kesehatan dan lingkungan kerja seperti B3, ventilasi, kebisingan, radiasi, tekanan panas,
penerangan, ergonomi, APD, kebersihan dan sanitasi.
commit to user 70
b. Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus yaitu inspeksi yang dilakukan pada instalasi berbahaya secara rutin, akan tetapi pada waktu tertentu dan item-
item tertentu. Pelaksanaan inspeksi khusus banyak ragamnya seperti pemeriksaan dan pengujian pada ketel uap dan bejana bertekanan,
botol baja bertekanan, pemantauan dan pengawasan radioaktif, inspeksi crane, dan inspeksi penangkal petir.
8. Pembinaan Keselamatan Kerja
Sasaran pembinaan Keselamatan Kerja adalah : a.
Karyawan Baru Karyawan baru sebelum menempati jobnya wajib mendapatkan
training K3, lingkungan dan pelatihan yang berbasis kompetensi. b.
Karyawan Lama Karyawan diprogramkan pelatihan K3 seperti pelatihan Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3, Supervisi K3, Tim Koordinasi Tanggap Darurat TKTDTim Tanggap Darurat
TTD, Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3, ISO 14001, P3K, Promosi Kesehatan dan Pemadam Kebakaran.
9. Sertifikasi Keahlian Bidang K3
Karyawan dengan posisi tertentu yang bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dan pengelolaan K3 di unit kerja dilakukan
pelatihan sertifikasi K3 meliputi : a.
Ahli K3 Umum
commit to user 71
b. Ahli K3 Kimia
c. Ahli K3 Pesawat Angkat Angkut
d. Ahli K3 Pesawat Uap dan Bajana Tekan
e. Ahli K3 Radiasi
f. Ahli K3 Petir
g. Ahli K3 Damkar
10. Sistem Tanggap Darurat
Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 SMK3 dan Sistem Manajemen Lingkungan SML ISO 14001 maka dibentuk organisasi
Tim Tanggap Darurat TTD di setiap unit kerja yang memiliki potensi bahaya. Organisasi TTD di bawah komando Tim Koordinasi Tanggap
Darurat TKTD pusat. Fungsi TTD adalah penanggulangan kemungkinan keadaan darurat di
unit kerja akibat bencana alam ataupun kecelakaan properti yang berdampak luas serta penyelamatan manusia dan aset perusahaan, pada
saat pengamanan risiko pada kondisi normal tidak berjalan. Adapun pengamanan risiko dalam kondisi normal adalah :
a. Safety Factor
b. System Operation Procedure
c. Manintenance periodik atau tahunan
d. Prediktif maintenance
e. Pengamanan dari aspek Sumber Daya Manusia SDM :
1 Job Discription.
commit to user 72
2 Job Spesification.
f. Alat pengendali polusi:
1 Dedusting plan: pengendali debu.
2 Water Treatment Plan WTP : untuk menjamin air yang
digunakan untuk produksi sesuai yang dipersyaratkan. 3
Waste Water Treatment Plan WWTP : untuk mengolah limbah. g.
Control room Ketua TTD adalah seorang Manager yang membawahi 8 satuan
tugas yaitu : 1
Satuan Tugas Pemadam Kebakaran Damkar 2
Satuan Tugas Pengamanan 3
Satuan Tugas Evaluasi 4
Satuan Tugas Inventarisasi 5
Satuan Tugas Perbaikan atau Pemulihan 6
Satuan Tugas Medis 7
Satuan Tugas Darurat 8
Satuan Tugas Komunikasi 11.
Fire Protection Upaya pencegahan dan pengendalian potensi bahaya kebakaran,
peledakan dilakukan oleh Tim Fire Protection.
commit to user 73
Adapun perlengkapan fire protection adalah : a.
Alat Pemadam Api Ringan APAR berbagai jenis, antara lain : APAR CO2 dan APAR Dry Powder sesuai dengan klasifikasi
kebakaran standart USA atau Eropa b.
Hidrant pada semua area kerja c.
Sprinkler automatic pada unit dengan potensi kebakaran tinggi d.
Pemadam kebakaran khusus pada Gedung Direksi e.
Fire Alarm System pada unit vital perusahaan f.
Mobil pemadam kebakaran g.
Perlengkapan evakuasi korban 12.
Sosialisasi K3 Dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, PT.
Krakatau Steel mempunyai program sosialisasi K3. Program sosialisasi K3 ini dilaksanakan oleh Divisi HSE dengan sasaran semua
karyawan, semua orang yang keluar masuk wilayah Krakatau Steel dan masyarakat sekitar. Sosialisasi K3 ini dilaksanakan dengan
berbagai macam metode seperti penyuluhan, penggairahan dan pelatihan. Teknik yang digunakan untuk menjalankan metode tersebut
antara lain dengan: a.
Rapat P2K3 pusat tingkat manajemen diadakan 3 bulan sekali, dipimpin oleh Direktur Produksi, serta rapat P2K3 tingkat
sekretaris yang diadakan 1 bulan sekali. Misalnya: Kinerja HSE unit kerja Rona lingkungan, Injury Frequency Rate IFR dan
commit to user 74
injury Saferety Rate ISR, kinerja manajemen dan kinerja lingkungan
debu, tekanan
panas, kebisingan,
kondisi pembuangan air limbah dan kondisi air laut serta kinerja
manajemen Progres kinerja K3, progres closing CAR Corecting Action Report, Progres NCR Non Conformance Report.
Sosialisasi HSE di Pusdiklat maupun unit kerja. b.
Sidak gabungan HSE dan monitoring progress temuan. c.
Media pembinaan langsung atau tidak langsung pada karyawan. Media pembinaan tidak langsung yang digunakan di perusahaan
yaitu : papan info K3, data kecelakaan, billboard, spanduk- spanduk untuk pabriklingkungan, bulletin Krakatau Steel, leaflet
lapangan Buku Saku K3.
F. Ergonomi