Keselamatan Kerja HASIL MAGANG

commit to user 54 tersebut. Pekerja di PT. Krakatau Steel rata-rata bekerja dengan kategori beban kerja yang sedang, dimana kebutuhan kalori untuk pekerja sedang adalah 1200 kalori untuk makan siang. Diperkirakan uang yang diberikan pada pekerja untuk menu makan siang yang sesuai dengan gizi sudah mencukupi kalori yang dibutuhkan.

E. Keselamatan Kerja

1. Struktur Organisasi Dinas Keselamatan Kerja, dipimpin oleh seorang Superintendent yang membawahi beberapa fungsional yaitu : a. Engineer Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan Kerja b. Engineer Safety Pesawat Uap dan Bejana Tekan c. Engineer Peraturan dan Standar Keselamatan Kerja d. Engineer Pesawat Angkat Angkut e. Engineer Safety Radiasi 2. Potensi Bahaya a. Pabrik Besi Spons 1 Ledakan Ledakan dapat terjadi pada proses pemanasan gas di area gas heater, steam dan area reformer. 2 Kebakaran Potensi kebakaran dapat terjadi pada proses reformasi gas di area gas heater, steam dan area reformer. commit to user 55 3 Tertimpa Kejatuhan benda bijih besi atau pellet dapat terjadi pada saat proses conveyor sedang beroperasi menyalurkan bijih besi atau pellet ke reactor. Selain itu Kejatuhan benda bawaan dari crane dan bawaan dari truk yang membawa peralatan atau besi yang aus keluar dari pabrik besi spons. 4 Terpeleset Terpeleset oleh bijih besi atau pellet dapat terjadi pada saat karyawan berjalan di area DRP I dan HYL III, terpeleset oleh genangan air yang membuat becek, dan beberapa sampah plastik yang tidak pada tempatnya. 5 Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, mobil, crane, buldozer, tractor, ladle car, truck, dan lain-lain dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi. 6 Terjatuh Pada saat menaiki tangga, terpeleset sisa spons yang ada di atas, terjatuh dari ketinggian, terjatuh pada tempat lift naik-turun. 7 Terjepit Terjepit pintu lift. 8 Tersandung Tersandung barang-barangbesi-besi bekas perbaikkan, besi bekas yang tidak bisa diperbaiki dan bebatuan. commit to user 56 9 Terbentur Terbentur besi ketika melewati penyimpanan gas. b. Pabrik Billet Baja 1 Ledakan Ledakan dapat terjadi pada proses peleburan di dalam furnace yaitu pada proses peleburan terdapat bahan baku yang mengandung air sponge iron dan scrap basah dan adanya elektroda di dalam furnace. 2 Percikan Baja Cair Percikan baja cair dapat terjadi pada proses peleburan di furnace, proses sekunder di ladle furnace, proses pencetakan di concast, pengambilan sampel, pengecekan temperatur, injeksi oksigen, injeksi grafit dan pada saat melempar split. 3 Kejatuhan benda Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane scrap, crane charging, crane ladle, crane tundish dan crane billet handling scrap, sponge iron, kapur, grafit, elektroda, ladle, tundish dan billet. 4 Kebakaran Pada saat melting membuang slag, ladle menumpahkan kotoran dari melting yang belum sepenuhnya terbuang, percikan baja cair pada proses peleburan di furnace, proses sekunder di ladle furnace, proses pencetakan di concast, pengambilan sampel, commit to user 57 pengecekan temperatur, injeksi oksigen, injeksi grafit dan pada saat melempar split. 5 Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, mobil charging, crane dan truck dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi dan berjalan di lintasannya. 6 Tersandung Tersandung material dapat terjadi pada saat penempatan alat – alat peleburan, material –material produksi dan sampah karung plastik sisa kapur, grafit, material, elekroda, sisa sampel, temperatur dan selang air yang tidak pada tempatnya. 7 Tersentuh Benda Panas tersengat Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses finishing billet, di billet yard, pengambilan sampel, cek temperatur, injeksi oksigen dan injeksi grafit. c. Pabrik Slab Baja 1 Ledakan Ledakan dapat terjadi pada proses peleburan di dalam furnace yaitu pada proses peleburan terdapat bahan baku yang mengandung air sponge iron dan scrap basah dan adanya tabung di dalam furnace. commit to user 58 2 Percikan Baja Cair Percikan baja cair dapat terjadi pada proses peleburan di furnace, proses sekunder di ladle furnace, proses pencetakan di concast, pengambilan sampel, pengecekan temperatur, injeksi oksigen, injeksi grafit dan pada saat melempar split. 3 Kejatuhan benda Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane scrap, crane charging, crane ladle, crane tundish dan crane billet handling scrap, sponge iron, kapur, grafit, elektroda, ladle, tundish dan slab. 4 Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, mobil charging, dan truck dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi. 5 Tersandung Tersandung material dapat terjadi pada saat penempatan alat – alat peleburan, material –material produksi dan sampah karung plastik sisa kapur, grafit, material, elekroda, sisa sampel, temperatur dan ganum tidak pada tempatnya. 6 Tersentuh Benda Panas Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses finishing slab, pengambilan sampel, cek temperatur, injeksi oksigen, injeksi grafit, pemanasan tundish, area peleburan, area ladle furnace, area pencetakan dan pemotongan. commit to user 59 d. Pabrik Baja Lembaran Panas 1 Ledakan Ledakan dapat terjadi pada saat pemanasan slab di furnace dengan menggunakan gas. 2 Kejatuhan benda Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane slab yard, crane coil yard, dan crane plat yard slab, coil dan plat. 3 Tergores Tergores dapat terjadi pada saat pengikatan coil dan plat dengan sabuk coil dan plat. 4 Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, truck dan mobil dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi. 5 Terpeleset Terpeleset dapat terjadi pada saat karyawan melewati area proses produksi karena adanya ceceran oli di lantai. 6 Tersentuh Benda Panas Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses pemanasan di furnace, hot rolled coil dan pada saat pengikatan coil dan plat dengan sabuk coil dan plat. commit to user 60 e. Pabrik Cold Rolling Mill 1 Ledakan Ledakan dapat terjadi pada proses pemanasan di area batch annealing furnace dan area continous annealing line. 2 Kejatuhan benda Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane coil yard dan crane plat yard coil dan plat. 3 Tergores Tergores dapat terjadi pada saat pengikatan coil dan plat dengan sabuk coil dan plat. 4 Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, truck dan mobil dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi. 5 Terpeleset Terpeleset dapat terjadi pada saat karyawan melewati area proses produksi karena adanya ceceran oli dilantai. 6 Tersentuh Benda Panas Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses batch annealing furnace dan continous annealing line. f. Pabrik Batang Kawat Wire Rod 1 Ledakan Ledakan dapat terjadi pada saat pemanasan bilet di WB reheating furnace dengan menggunakan gas. commit to user 61 2 Kejatuhan benda Kejatuhan benda dapat terjadi pada saat pengangkutan material oleh crane billet yard, crane coil batang kawat billet dan coil batang kawat. 3 Tergores Tergores dapat terjadi pada saat pengikatan coil batang kawat dengan sabuk coil, pengambilan sampel dan pemotongan kepala ekor wire rod. 4 Tertabrak Tertabrak alat transportasi forklift, truck dan mobil dapat terjadi pada saat karyawan berada di area transportasi. 5 Terpeleset Terpeleset dapat terjadi pada saat karyawan melewati area proses produksi karena adanya ceceran oli dilantai. 6 Tersentuh Benda Panas Tersentuh benda panas dapat terjadi pada saat proses pemanasan di WB reheating. 3. Pengendalian Potensi Bahaya a. Kebakaran Berdasarkan potensi bahaya yang ada telah dilakukan langkah pengendalian bahaya kebakaran sebagai upaya pengurangi dampak kebakaran. Hal ini dilakukan dengan upaya pencegahan terjadi ledakan dalam proses peleburan bahan baku yang digunakan harus commit to user 62 bebas dari air, karena air akan bereaksi membentuk gas H 2 yang kemudian dapat menyebabkan ledakan, pemasangan rambu-rambu dilarang merokok dan menyalakan api pada lokasi bahaya kebakaran, menyediakan alat pemadam api ringan jenis dry chemical dan CO 2 , alarm kebakaran, sistem hidran, pintu darurat, kotak P3K, perawatan dan perbaikan mesin, penyimpanan dan penempatan yang baik untuk bahan B3 serta memberikan pelatihan pemadam kebakaran, penyediaan shelter dan assembly point. b. Ledakan Sebagai upaya pengendalian bahaya peledakan ini perusahaan mengupayakan program pemasangan rambu-rambu dilarang merokok dan menyalakan api pada lokasi bahaya ledakan, perawatan dan pemeliharaan sarana, inspeksi rutin, menyediakan alat pemadam api ringan, fasilitas hidran, alarm kebakaran, kotak P3K, shelter, assembly point dan menyediakan alat pelindung diri. c. Tersentuh Benda Panas Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaaan adalah dengan memasang rambu-rambu keselamatan bahaya panas, rambu- rambu pemakaian APD sarung tangan, safety helmet, safety shoes, dan baju tahan panas, safety line guna mencegah terjadinya kecelakaan, menyediakan alat pelindung diri sarung tangan, safety helmet, safety shoes, dan baju tahan panas, kotak P3K serta serta desain tempat kerja yang aman. commit to user 63 d. Kejatuhan Benda Untuk mengurangi dampak potensi bahaya ini, perusahaan telah menyediakan alat pelindung diri safety helmet dan safety shoes, memberikan penghalang pada lokasi yang berbahaya, menyediakan safety line, dan pemasangan rambu-rambu keselamatan. e. Tertabrak Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah membuat jalur aman bagi karyawan di area pabrik Safety Line. f. Tergores Pengendalian dilakukan dengan menyediakan baju lengan panjang, sarung tangan, dan safety line sebagai isolasi karyawan dengan mesin. g. Terpeleset Pengendalian potensi bahaya terpeleset dilakukan dengan membersihkan lantai dari bekas oli, pelumas, dan air serta menempatkan barang sesuai lokasinya 5R. 4. Alat Pelindung Diri a. Prosedur distribusi APD dibedakan menjadi 2 dua yaitu : 1 Karyawan Baru a Karyawan yang belum memiliki APD melaporkan pada bagian administrasi pabrik untuk didata, APD apa saja yang diperlukan. commit to user 64 b Bagian administrasi meminta persetujuan pada pimpinan pabrik dengan membuat reservasi SAP R3. c Setelah memperoleh persetujuan pimpinan pabrik, maka salah satu wakil dari karyawan menyerahkan nomor reservasi ke Dinas Keselamatan Kerja. d Kemudian nomor reservasi direlease, setelah mengecek secara keseluruhan data karyawan. e Selanjutnya bila sudah direlease APD yang diminta dapat diambil pada bagian gudang pelayanan. 2 Karyawan Lama a Jika APD telah rusak maka prosedur distribusi APD juga sama seperti karyawan baru tetapi perwakilan karyawan tersebut harus membawa APD yang telah rusak untuk diidentifikasi oleh Dinas Keselamatan Kerja. b Jika APD Helm dan Sepatu hilang maka prosedur sama seperti diatas dengan menunjukan laporan kehilangan yang ditandatangani pimpinan pabrik dan yang bersangkutan dipotong gaji sebagai pertanggungjawaban. b. Pengawasan APD Pengawasan APD secara rutin dilaksanakan oleh pengawas keselamatan di pabrik masing-masing. Pengawas keselamatan sekaligus bertindak sebagai wakil dari pimpinan pabrik untuk memantau kondisi dan tindakan yang tidak aman sedangkan Dinas commit to user 65 Keselamatan Kerja mengontrol dan menginspeksi pemakaian APD secara berkala. Pada saat inspeksi Dinas Keselamatan Kerja bekerjasama dengan pengawas keselamatan pabrik untuk mengadakan tilang bagi pelanggar pemakai APD. c. Pelanggaran Alat Pelindung Diri APD 1 Non Organik outsourching Jika terjadi pelanggaran APD bagi karyawan outsourching langsung dikenakan sanksi berupa pemotongan gaji sebesar 100 ribu rupiah setiap satu pelanggaran bagi kontraktor karyawan tersebut. 2 Karyawan Organik a Pelanggaran pertama diberikan teguran lisan. b Pelanggaran kedua diberi peringatan tertulis pertama dengan pemotongan insentif sebesar 25. c Pelanggaran ketiga diberi peringatan tertulis kedua dengan pemotongan insentif sebesar 75. d Pelanggaran ketiga diberi peringatan tertulis kedua dengan pemotongan insentif sebesar 100. e Jika karyawan tidak dapat memenuhi peraturan yang berlaku di perusahaan maka terpaksa karyawan tersebut diberhentikan. commit to user 66 d. Macam Alat Pelindung Diri Penyediaan APD tanpa pungutan biaya pada semua karyawan yang terpajan faktor lingkungan kerja dan potensi bahaya sesuai registrasi K3. Adapun jenis APD adalah: 1 Pelindung kepala Safety helmet, capucon, topi khusus work shop. 2 Pelindung mata Googles untuk karyawanan debu, percikan logam, sinar menyilaukan. 3 Pelindung Telinga ear muff, ear plug ultrafit. 4 Pelindung tangan sarung tangan kulit, listrik, aliminize, laboratorium, katun, mantenance, las 5 Pelindung badan Apron, baju tahan panas, overal, baju tahan radiasi, baju tahan kimia 6 Pelindung pernapasan Masker debu, gas, bahan beracun, breathing apparatus 7 Pelindung karyawanan ketinggian Safety belt. 8 Pelindung kaki Safety shoes long dan shot untuk listrik, juru las, scarfing, karet. 5. Kinerja Keselamatan Kerja Tolak ukur penilaian kondisi keselamatan kerja digunakan parameter : a. Injury Frequency Rate IFR dan Injury Saferety Rate ISR. commit to user 67 b. Kinerja manajemen berdasarkan evaluasi penyelesaian temuan inspeksi K3, Audit K3 dan perbaikan K3. c. Pemenuhan peraturan perundang-undangan bidang keselamatan kerja. 6. Sertifikasi Instalasi Berbahaya Sertifikasi alat ditujukan pada peralatan produksi yang berproduksi yang menimbulkan kecelakaan kerja atau kondisi darurat sesuai dengan Peraturan-undangan Depnaker. Peralatan instalasi berbahaya yang disertifikasi antara lain : a. Boiler 1 Pada operator harus menggunakan SIO Surat Ijin Operator. 2 Pengujian uap atau steam test adalah cara kerja untuk menguji kemampuan safety valve pada tangki atau ketel uap tersebut. 3 Pengujian dengan menggunakan media air dingin atau uji padat, untuk menguji kemampuan tangki atau bejana 1,5 kali tekanan kerja maksimal yang diijinkan. 4 Untuk melihat kemampuan tangki atau bejana dari perubahan bentuk, kebocoran dan keringat. 5 Teknisnya, tekanan diatur secara perlahan-lahan dari tekanan 0,5 kgcm 2 sampai mencapai tekanan uji terhadap kemampuan tangki atau bejana tersebut. b. Bejana Bertekanan c. Tanki-tangki bertekanan commit to user 68 d. Instalasi Crane Pada operator harus menggunakan SIO Surat Ijin Operator diperiksa masih berlaku atau tidak. Pengujian pada crane dengan cara pembebanan yaitu pengujian visual diinspeksi secara langsung menggunakan magnet, pengujian NTD Non Destructive Test untuk melihat ada konstruksi yang retak atau tidak, dan pengujian loadtestuji beban. e. Forklift f. Alat transport trailer, conveyor dilakukan dengan cara kalibrasi setiap tahun. g. Botol-botol bertekanan gas, udaraO2, N2N dan Argon h. Instalasi Radioaktif 1 Pengukuran dari dosis PPR Pekerja Proteksi Radiasi dengan film badge yang dilakukan setiap bulan sekali. 2 Pengukuran pancaran radiasi. 3 Memindahkan radioaktifmelimbahkan. i. Instalasi listrik dan petir Pengujian terhadap kabel dengan tahan sambaran 5 ohm. j. Instalasi produksi 1 Pengawasan umumvisual perlengkapan 2 Pengawasan khusus dengan cara pengujian terhadap alat keselamatan. commit to user 69 7. Inspeksi a. Inspeksi Umum Inspeksi umum diadakan secara rutin setiap seminggu sekali oleh Tim Inspeksi Gabungan yang terdiri dari perwakilan dari Divisi HSE, perwakilan unit terkait seperti plant inspector di area tersebut, perwakilan dari kontraktor yang memilki work order di area tersebut, keamanan dan perwakilan dari Damkar. Acuan utama pelaksanaan inspeksi K3 adalah Undang-undang No.1 Tahun 1970 serta Peraturan Menteri 05MEN1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Materi Inspeksi meliputi kondisi keselamatan umum yaitu instalasi listrik, pelindung mesinperalatan, permukaan jalan dan tempat kerja, pergerakan mekanik, tabung gas bertekanan, bahan mudah terbakar, rambu K3, emergency shower, tangga dan alat memanjat, peralatan, alat handling, jalan dan gang, penempatan dan penumpukan barang. Materi inspeksi yang meliputi pencegahan dan pengendalian kebakarankeadaan darurat seperti fire detection dan alarm system, springkle system, APAR, instalasi pemadam kebakaran, evakuasi, prosedur komunikasi, fire doors, dan peralatan P3K. Materi inspeksi yang meliputi kondisi kesehatan dan lingkungan kerja seperti B3, ventilasi, kebisingan, radiasi, tekanan panas, penerangan, ergonomi, APD, kebersihan dan sanitasi. commit to user 70 b. Inspeksi Khusus Inspeksi khusus yaitu inspeksi yang dilakukan pada instalasi berbahaya secara rutin, akan tetapi pada waktu tertentu dan item- item tertentu. Pelaksanaan inspeksi khusus banyak ragamnya seperti pemeriksaan dan pengujian pada ketel uap dan bejana bertekanan, botol baja bertekanan, pemantauan dan pengawasan radioaktif, inspeksi crane, dan inspeksi penangkal petir. 8. Pembinaan Keselamatan Kerja Sasaran pembinaan Keselamatan Kerja adalah : a. Karyawan Baru Karyawan baru sebelum menempati jobnya wajib mendapatkan training K3, lingkungan dan pelatihan yang berbasis kompetensi. b. Karyawan Lama Karyawan diprogramkan pelatihan K3 seperti pelatihan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3, Supervisi K3, Tim Koordinasi Tanggap Darurat TKTDTim Tanggap Darurat TTD, Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3, ISO 14001, P3K, Promosi Kesehatan dan Pemadam Kebakaran. 9. Sertifikasi Keahlian Bidang K3 Karyawan dengan posisi tertentu yang bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dan pengelolaan K3 di unit kerja dilakukan pelatihan sertifikasi K3 meliputi : a. Ahli K3 Umum commit to user 71 b. Ahli K3 Kimia c. Ahli K3 Pesawat Angkat Angkut d. Ahli K3 Pesawat Uap dan Bajana Tekan e. Ahli K3 Radiasi f. Ahli K3 Petir g. Ahli K3 Damkar 10. Sistem Tanggap Darurat Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 SMK3 dan Sistem Manajemen Lingkungan SML ISO 14001 maka dibentuk organisasi Tim Tanggap Darurat TTD di setiap unit kerja yang memiliki potensi bahaya. Organisasi TTD di bawah komando Tim Koordinasi Tanggap Darurat TKTD pusat. Fungsi TTD adalah penanggulangan kemungkinan keadaan darurat di unit kerja akibat bencana alam ataupun kecelakaan properti yang berdampak luas serta penyelamatan manusia dan aset perusahaan, pada saat pengamanan risiko pada kondisi normal tidak berjalan. Adapun pengamanan risiko dalam kondisi normal adalah : a. Safety Factor b. System Operation Procedure c. Manintenance periodik atau tahunan d. Prediktif maintenance e. Pengamanan dari aspek Sumber Daya Manusia SDM : 1 Job Discription. commit to user 72 2 Job Spesification. f. Alat pengendali polusi: 1 Dedusting plan: pengendali debu. 2 Water Treatment Plan WTP : untuk menjamin air yang digunakan untuk produksi sesuai yang dipersyaratkan. 3 Waste Water Treatment Plan WWTP : untuk mengolah limbah. g. Control room Ketua TTD adalah seorang Manager yang membawahi 8 satuan tugas yaitu : 1 Satuan Tugas Pemadam Kebakaran Damkar 2 Satuan Tugas Pengamanan 3 Satuan Tugas Evaluasi 4 Satuan Tugas Inventarisasi 5 Satuan Tugas Perbaikan atau Pemulihan 6 Satuan Tugas Medis 7 Satuan Tugas Darurat 8 Satuan Tugas Komunikasi 11. Fire Protection Upaya pencegahan dan pengendalian potensi bahaya kebakaran, peledakan dilakukan oleh Tim Fire Protection. commit to user 73 Adapun perlengkapan fire protection adalah : a. Alat Pemadam Api Ringan APAR berbagai jenis, antara lain : APAR CO2 dan APAR Dry Powder sesuai dengan klasifikasi kebakaran standart USA atau Eropa b. Hidrant pada semua area kerja c. Sprinkler automatic pada unit dengan potensi kebakaran tinggi d. Pemadam kebakaran khusus pada Gedung Direksi e. Fire Alarm System pada unit vital perusahaan f. Mobil pemadam kebakaran g. Perlengkapan evakuasi korban 12. Sosialisasi K3 Dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, PT. Krakatau Steel mempunyai program sosialisasi K3. Program sosialisasi K3 ini dilaksanakan oleh Divisi HSE dengan sasaran semua karyawan, semua orang yang keluar masuk wilayah Krakatau Steel dan masyarakat sekitar. Sosialisasi K3 ini dilaksanakan dengan berbagai macam metode seperti penyuluhan, penggairahan dan pelatihan. Teknik yang digunakan untuk menjalankan metode tersebut antara lain dengan: a. Rapat P2K3 pusat tingkat manajemen diadakan 3 bulan sekali, dipimpin oleh Direktur Produksi, serta rapat P2K3 tingkat sekretaris yang diadakan 1 bulan sekali. Misalnya: Kinerja HSE unit kerja Rona lingkungan, Injury Frequency Rate IFR dan commit to user 74 injury Saferety Rate ISR, kinerja manajemen dan kinerja lingkungan debu, tekanan panas, kebisingan, kondisi pembuangan air limbah dan kondisi air laut serta kinerja manajemen Progres kinerja K3, progres closing CAR Corecting Action Report, Progres NCR Non Conformance Report. Sosialisasi HSE di Pusdiklat maupun unit kerja. b. Sidak gabungan HSE dan monitoring progress temuan. c. Media pembinaan langsung atau tidak langsung pada karyawan. Media pembinaan tidak langsung yang digunakan di perusahaan yaitu : papan info K3, data kecelakaan, billboard, spanduk- spanduk untuk pabriklingkungan, bulletin Krakatau Steel, leaflet lapangan Buku Saku K3.

F. Ergonomi