Identifikasi Masalah Fokus Penelitian

9 Mar’at 2005: 80 mengatakan bahwa membaca permulaan dalam tahap ini anak belajar mengenal fonem dan menggabungkan fonem menjadi suku kata atau kata. Dalwadi 2002: 13 mengatakan membaca permulaan adalah tahap awal dalam belajar membaca yang difokuskan kepada mengenal simbol-simbol atau tanda-tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf, sehingga menjadi pondasi agar anak dapat melanjutkan ke tahap membaca lanjut. Depdikbud 1996: 6 mengatakan bahwa membaca permulaan merupakan pengajaran membaca awal yang diberikan kepada siswa kelas II dengan tujuan agar siswa terampil membaca serta mengembangkan pengetahuan bahasa dan keterampilan berbahasa guna menghadapi kelas berikutnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan kegiatan awal untuk mengenal fonem dan mengembangkan fonem menjadi suku kata atau kata yang diberikan pada kelas II sebagai dasar mempelajari pelajaran selanjutnya.

2. Tujuan membaca permulaan

Tujuan membaca permulaan menurut Sabarti Akhadiah 1992: 31 adalah sebagai berikut. a. Agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar. b. Agar siswa memiliki kemampuan dasar untuk dapat membaca lanjut. Menurut Paul S. Anderson A. Widyamartaya, 1992: 90 mengemukakan tujuan membaca permulaan adalah sebagai berikut. 10 a. Membaca untuk memperoleh fakta atau perincian-perincian yaitu membaca untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang telah diperbuat oleh tokoh, apa yang terjadi pada tokoh. b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama, yaitu membaca untuk mengetahui masalah, apa yang dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya. c. Membaca untuk mengetahui urutan atau organisasi cerita, yaitu membaca untuk mengetahui setiap bagian cerita. d. Membaca untuk menyimpulkan, yaitu membaca untuk mengetahui mengapa tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksud pengarang dengan cerita atau bacaan itu, mengapa terjadi perubahan pada tokoh. e. Membaca untuk mengelompokan, yaitu membaca untuk menemukan dan mengetahui hal-hal yang tidak biasa, apa yang lucu dalam cerita atau bacaan, apakah cerita itu benar atau tidak. f. Membaca untuk menilai, yaitu membaca untuk mengetahui apakah tokoh berhasil, apa baik kita berbuat seperti tokoh. g. Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan, yaitu membaca untuk mengetahui bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya yang kita kenal, bagaimana dua buah cerita mempunyai kesamaan, dsb.

3. Langkah-langkah Membaca Permulaan

Farida Rahim, 2008: 99 untuk mendorong siswa dapat memahami berbagai bahan bacaan, guru seharusnya menggabungkan: 1 kegiatan prabaca, 2 saat baca, dan 3 kegiatan pascabaca. 1. Kegiatan Prabaca Guru yang efektif harus mampu mengarahkan siswa kepada topik pelajaran yang akan dipelajari siswa. Burns, dkk. 1996 dari Rubin 1993 Farida Rahim, 2008: 99 mengemukakan bahwa pengajaran membaca dilandasi oleh pandangan teori skemata. Berdasarkan pandangan teori skemata, membaca adalah proses pembentukan makna terhadap teks. Kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Dalam kegiatan prabaca, guru