II. Pembahasan
A. Ciri khas gaya hidup teknoseksual
Berdasarkan hasil penelitian melalui pengamatan, dan wawancara penulis dapat memperoleh data yang mengemukakan bahwa gaya hidup
teknoseksual seperti halnya gaya hidup yang lain merupakan setiap cara kehidupan yang khas, yang dijalankan bersama oleh sekelompok orang
tertentu dalam masyarakat sehingga menjadi ciri khas dari kelompok tersebut dan oleh karena itu dapat dikenali Chaney, 1996:50 dan Toffler
dalam Subandy 2000:165 sebagai alat yang dipakai individu untuk menunjukkan identifikasi mereka dengan subkultural dan struktural
tertentu. Oleh karena itu, gaya hidup teknoseksual memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan gaya hidup teknoseksual dengan gaya hidup
yang lain. Ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Perilaku konsumtif
Srinati dalam Mantri 2007:20 mengatakan tentang latar belakang terjadinya perilaku konsumtif. Secara singkat Srinati
menjelaskan bahwa semakin meningkatnya pendapatan, kemakmuran, dan waktu senggang akan mendorong seseorang melakukan berbagai
kegiatan konsumsi. Jadi bentuk gaya hidup konsumtif yang dilakukan oleh pria yang memiliki budaya teknoseksual yaitu terletak pada cara
mereka menggunakan uang yang dimiliki secara berlebihan.
Selain itu, seiring dengan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah diberbagai bidang, Semarang menjadi
salah satu kota yang memiliki perubahan dan pertumbuhan yang cepat apalagi apabila dilihat dari aspek kehidupan ekonomi. Hal itu terbukti
dengan makin banyaknya tempat-tempat usaha, mal, ruko atau pertokoan. Tempat-tempat usaha tersebut menawarkan berbagai
macam fasilitas yang menggiurkan. Kegiatan
konsumtif yang
dilakukan adalah
dengan mengkonsumsi jenis-jenis tren gaya hidup seperti pakaian, musik,
tempat-tempat wisata, penampilan, hobi, termasuk juga perilaku mereka dalam pemanfaatan teknologi. Beberapa jenis tren gaya hidup
tersebut serupa dengan apa yang dikatakan Mintel dalam Chaney 1996:70.
Perilaku konsumtif pria yang bergaya hidup teknoseksual tidak terbatas dalam lingkup Semarang saja namun juga dapat dilakukan di
kota lain hingga belahan dunia lain dengan memanfaatkan jaringan internet.
2. Barang-barang yang dikonsumsi
Semakin banyak tempat-tempat usaha dan produk yang tersedia maka akan semakin tinggi tingkat konsumsi yang dilakukan.
Tempat-tempat usaha tersebut menjual berbagai barang-barang untuk dikonsumsi dengan kemasan yang menarik serta menawarkan
berbagai kelebihan-kelebihan dari pendahulunya. Semua itu dilakukan
penjual supaya menarik minat masyarakat supaya menarik minat masyarakat.
Jenis barang yang biasanya menarik minat pria teknoseksual yaitu barang-barang untuk mendukung penampilan, pekerjaan atau
memenuhi hobi mereka. Selain adanya sebuah inovasi atau penyempurnaan dari sebuah
produk, merk vendor mudah dalam penggunaan user friendly, fitur-fitur yang disertakan dalam produk tersebut, dan layanan purna
jual after sales service menjadi beberapa faktor pertimbangan dalam memilih produk. Dari segi merk misalnya mereka memilih vendor
yang memang sudah memiliki produk jadi yang spesialis dalam produk atau software tertentu. Pertimbangannya jika memilih vendor
yang belum memiliki produk jadi, artinya mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mulai pengembangan produk atau software
tersebut dari nol. Belum lagi software tersebut harus menjalani trial dan error dulu, sehingga cukup beresiko.
Kemudian dari segi fitur-fitur yang tersedia, biasanya mereka memilih fitur-fitur dalam suatu produk disesuaikan dengan kebutuhan
penggunaan dan bukan yang tercanggih dan terlengkap, karena biasanya sebuah produk atau software yang memiliki fitur tercanggih
dan terlengkap belum tentu merupakan pilihan yang paling baik. Seringkali, fitur yang terlalu canggih dan lengkap ini malah menjadi
sulit digunakan.
Layanan purna jual juga menjadi salah satu pertimbangan dlam memilih atau membeli sebuah produk atau software, karena apabila
terjadi masalah dengan produk atau software layanan yang cepat atau baik akan memperkecil resiko yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa barang-barang yang dibeli dan digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan, hobi, dan kepribadian.
Selain itu ada beberapa pertimbangan khusus sebelum memilih sebuah produk yakni merek vendor kemudahan dalam penggunaan, fitur,
serta layanan purna jual. 3.
Tempat yang dikunjungi Pria yang memiliki gaya hidup teknoseksual adalah seorang
pria yang selalu mengeluarkan uang untuk kepentingan gaya hidup semata, dan tidak terbatas pada kegiatan belanja saja namun dapat
pula mengunjungi tempat-tempat yang menjadi sarana pembentukan image. Misalnya saja mengunjungi restoran cepat saji, cafe, pusat
perbelanjaan, club atau diskotik. Pada umumnya mereka tidak memiliki suatu tempat spesifik
yang sering dikunjungi. Hanya saja beberapa pertimbangan yang sering dijadikan dalam proses pemilihan tempat adalah fasilitas dan
kondisi dan situasi lokasi. Kemudian faktor kepribadian usia juga menjadi beberapa pertimbangan dalam pemilihan tempat. Seperti yang
diungkapkan oleh Engel pengaruh situasi dapat dipandang sebagai
pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk waktu dan tempat spesifik, lepas dari karakter konsumen dan karakter objek 1992:233.
4. Pengetahuan
Secara umum pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan Engel, Blackwell dan
Miniard 1992:316. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah selain pengetahuan intelektual juga pengetahuan umum sebagai seorang
konsumen seperti; pengetahuan sebuah produk product knowledge, pengetahuan pembelian purchase knowledge serta pengetahuan
pemakaian usage knowledge. Dari segi pengetahuan intelektual, memang sebagaian besar
para pria yang bergaya hidup teknoseksual informan memiliki kemampuan intelektual yang cukup tinggi dibandingkan dengan yang
lain. Hal ini bisa dilihat dari latar belakang pendidikan mereka yang rata-rata pernah belajar di perguruan tinggi khususnya di bidang
informatika atau teknik komputer, selain itu pengetahuan yang mereka dapat berasal dari buku-buku, majalah, serta seringnya mengikuti
kegiatan-kegiatan dalam sebuah forum diskusi atau mailing list di internet dan menjadi seorang tester penguji dari sebuah software
yang baru atau sedang dikembangkan.
B. Faktor yang mempengaruhi gaya hidup teknoseksual