Masjid Shah Faisal Islamabad, Pakistan

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 23 dibangun oleh mendiang Sheikh Isa ibn Salman Al Khalifa ditahun 1987 dan dinamai sesuai dengan nama dari Ahmed Al Fateh, sang penakluk Bahrain. Sejak tahun 2006, Masjid Agung Al-Fateh juga menjadi tempat bagi Perpustakaan Nasional Bahrain National Library of Bahrain. Watak dari seni Islami berfokus kepada penggambaran pola pola tertentu dan kaligrafi arab, dan menghindari bentuk bentuk figure tertentu karena penggambaran figure manusia dalam seni ditakutkan akan menggiring kepada pengkultusan dan menggiring kepada kesyrikan. Demikian pula dengan seni islami yang di aplikasikan pada masjid Agung Al-Fateh di kota Manama ini, yang di dominasi oleh bentuk bentuk geometris dan pengulangan bentuk bentuk yang sudah ada serta seni Kaligrafi.

2.8.2. Masjid Shah Faisal Islamabad, Pakistan

Masjid Shah Faisal merupakan landmark Kota Islamabad, Pakistan. Masjid itu terletak di bagian utara Kota Islamabad dengan latar belakang Bukit Margalla. Masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar dan termegah di dunia. Gambar 2.5. Area Sahn Masjid Agung Al-Fateh, Manama Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 24 Kemegahan bangunan masjid ini juga dideskripsikan oleh Khaled dalam buku tersebut. Masjid Shah Faisal yang terkenal sebagai salah satu masjid terbesar di dunia, yang tampak agung dengan pilar-pilar beton raksasa dan menara-menaranya yang menjulang tinggi. Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi ini, secara arsitektural, memasukkan gaya Asia Selatan, Arab, dan Turki. Dengan perpaduan ini, bisa dikatakan bahwa Masjid Shah Faisal merupakan salah satu contoh arsitektur Islam modern di dunia. Di atas masjid, terdapat lampu hias raksasa seberat 75 ton. Selain itu, pada bagian atap masjid, terdapat 1.000 buah lampu gelembung yang penggunaannya didesain secara elektronik. Gambar 2.6. Tampak depan Masjid Shah Faisal Gambar 2.7. Masjid Shah Faisal Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 25 Pada bagian luar masjid, terdapat empat buah tiang raksasa setinggi 90 meter yang mengapit seluruh bangunan masjid. Keempat tiang raksasa ini juga berfungsi sebagai menara masjid. Bangunan menara masjid mengadopsi desain arsitektur Turki tradisional dan merupakan menara masjid tertinggi di kawasan Asia Selatan. Tidak seperti desain masjid tradisional pada umumnya yang dilengkapi kubah berbentuk bundar bulat, bangunan Masjid Shah Faisal tidak memiliki kubah. Sebagai ganti dari kubah, sang arsitek Vedat Dalokay merancang sebuah bangunan mirip kubah kulit kerang sebanyak delapan buah, masing-masing setinggi 40 meter. Menurut perancangnya, kubah tersebut menggambarkan tenda khas padang pasir. Kubah unik ini ditopang oleh empat balok raksasa yang ada di dalam masjid. Sementara itu, di bagian ruang utama yang merupakan ruang shalat, terdapat sebuah candelabra lampu kristal besar. Sedangkan, dinding pada ruang shalat dihiasi dengan mozaik dan tulisan kaligrafi yang merupakan hasil karya seniman ternama asal Pakistan, Sadequain. Pola mozaik menghiasi dinding bagian barat, sedangkan tulisan kaligrafi yang membentuk pola bayangan cermin menghiasi dinding bagian timur. Gambar 2.8. Interior Masjid Shah Faisal Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 26 2.8.3. Masjid Imam Isfahan, Iran Berada di kawasan Grand Bazaar Esfahan, Masjid Imam termasuk bangunan paling megah di kota Isfahan. Masjid ini kian indah dengan empat menara yang menjulang setinggi 160 kaki. Sebagian besar masjid ini dibangun dari bahan keramik dan batu piruz. Keindahan dan kemegahan Masjid Imam kian kentara dengan kehadiran sebuah kolam besar di tengah pelataran masjid. Karenanya, Masjid Imam menjadi center point areal Grand Bazaar Esfahan. Masjid yang dibangun pada abad ke-17 M ini semula dikenal dengan nama Masjid Shah. Nama tersebut mengacu kepada penguasa Safawi yang memerintah di Isfahan pada masa itu, Sultan Shah Abbas I. Shah Abbas I merupakan salah satu kepala negara yang getol melakukan pembangunan fisik kota Isfahan. Konon, proses pembangunan masjid ini memakan waktu hingga 20 tahun lamanya. Arsitektur masjid dirancang oleh Ali Esfahani di atas lahan total seluas 12.264 meter persegi. Gambar 2.9. Masjid Imam Isfahan Gambar 2.10. Denah Masjid Imam Isfahan Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 27 Masjid Imam merupakan masjid yang menerapkan pola arsitektur Sejuk dengan menampilkan lengkung-lengkung iwan yang membentuk sebuah beranda yang sangat besar yang terdapat di setiap sentral sisi-sisi pelataran. Pembangunan masjid ini diperkirakan menghabiskan 18 juta batu bata dan 472.500 keramik. Hampir seluruh dinding masjid ditutup keramik mozaik dengan perpaduan warna biru turquise dan coklat, serta kuning. Ada juga penutup tiang dari marmer hijau yang tampak amat jernih. Motif keramik bervariasi dari bunga hingga pola geometris perpaduan Indo Europian dan Sasanid. Seperti halnya masjid-masjid lain di Iran, masjid ini pun mempunyai kubah besar yang ditempatkan di arah kiblat. Selain itu pada beberapa bagian masjid tampak kubah- kubah kecil yang juga khas bangunan rumah di Iran yang disebut kiosk. Menurut kamus, kiosk bermakna pola bangunan di Iran dan Turki yang atapnya disangga banyak pilar. Gambar 2.11. Detail Gerbang Masjid Imam Isfahan Gambar 2.12. Detail kolom Masjid Imam Isfahan Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 28 Teknik ini sudah lama dipakai di kawasan Persia, bahkan penemunya pun diklaim para arsitek Persia kuno, walaupun lebih berkembang di Turki pada masa Dinasti Ottoman Turki Utsmani. Para arsitek Persia ini dianggap berhasil menemukan teknik membangun kubah bundar di atas pondasi segi empat dengan keempat lengkung diagonalnya. Kubah Masjid Imam ini oleh banyak arkeolog dan pengamat arsitektur klasik dipandang sebagai karya kubah dengan ubin berwarna masa Safawi yang paling brilian. Penilaian itu lebih karena pada keindahan motif dan komposisi warnanya. Selain itu, juga bentuk pecahan ubin yang mengikuti bentuk lengkungan pada bagian kubah dan juga pada menaranya yang berbentuk silinder. Selain kedua unsur tadi kubah dan menara, gerbang masuk utama masjid sebagian besar juga dilapisi oleh glazed tiles dengan pola lukisan yang tidak sederhana dengan warna yang beragam pula. Teknik ini, pada masa itu dianggap lebih efisien daripada menggunakan mosaik tile. Gambar 2.13. Kubah masjid yang dilapisi keramik Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 29 Masjid Imam juga menjadi salah satu bukti kecanggihan perkembangan teknologi arsitektur Islam pada abad pertengahan. Satu hal yang juga telah dipikirkan arsitek masjid pada abad ke-17 ini adalah bangunan tahan gempa. Arsitek Iran memahami bahwa wilayahnya termasuk ring of fire dan ring of earthquake. Jadi, mereka harus mendesain bangunan yang kokoh dan tak goyah oleh gempa. Buktinya, berabad-abad masjid itu masih tegak berdiri. Di Masjid Imam, tiang-tiang utama penyangga bangunan dibuat beberapa lapis. Tiang dengan tinggi sekitar 50 meter dibagi menjadi empat bagian mulai dari dasar, bawah, tengah, dan penopang atap. Pada setiap pertemuan antarsisi terdapat besi dan kayu yang menyerupai per. Sehingga, jika gempa mengguncang, tiang hanya akan bergoyang dan bangunan pun tetap berdiri hingga sekarang.

2.8.4. Masjid Al Hurriyah, Bogor Institut Pertanian Bogor