MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
7 BAB II
DESKRIPSI PROYEK 2.1.
Tinjauan Umum
1. Judul : Masjid Raya Johor
2. Tema : Arsitektur Islam
3. Status Proyek : Fiktif
4. Pemilik Proyek : Masyarakat Johor
2.2. Diskripsi Singkat Proyek
2.2.1. Terminologi Judul
Pengertian proyek Masjid Raya Johor menurut arti kata adalah : Masjid berasal dari kata “sajada” dimana sajada berarti sujud atatu tunduk. Kata
masjid sendiri berasal dari bahasa Aram, masgid yang berarti “tiang suci” atau “
tempat sembahan”
1
.
Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim Raya artinya besar
2
Dari pendekatan yang telah disebutkan di atas kita dapat merumuskan bahwa Masjid Raya Johor adalah sebuah lembaga yang diperuntukkan sebagai pusat ibadah,
pemberdayaan umat, dan sebagai pemersatu umat islam. Di masjid ini juga terdapat fasilitas pendidikan dan pasar islam.
2.2.2. Pengertian Proyek
Untuk memahami lebih jauh, maka harus melihat sejarah masjid yang menjadi pedoman pada proyek ini.
Sejarah Masjid
Masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah Masjid Quba, lalu kemudian Masjid Nabawi. Ciri dari kedua
masjid ini hampir sama dengan masjid-masjid Madinah lainnya mengikutinya kemudian, yaitu sangat sederhana. Bentuknya empat persegi panjang, berpagar dinding batu gurun
yang cukup tinggi. Tiang-tiangnya dibuat dari batang pohon kurma, atapnya terbuat dari
1
http:id.wikipedia.orgwikimasjid
2
http:bahasa.kemdiknas.go.idkbbiindex.php
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
8
pelepah daun kurma yang dicampur dengan tanah liat. Mimbarnya juga dibuat dari potongan batang pohon kurma, memiliki mihrab, serambi dan sebuah sumur. Pola ini
mengarah pada bentuk fungsional sesuai dengan kebutuhan yang diajarkan Nabi.Biasanya masjid pada w
aktu itu memiliki halaman dalam yang disebut “Shaan”, dan tempat shalat berupa bangunan yang disebut “Liwan”. Beberapa waktu kemudian, pada
masa khalifah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin pola masjid bertambah dengan adanya “Riwaqs” atau serambiselasar. Ini terlihat pada masjid Kuffah. Masjid
yang dibangun pada tahun 637 M ini tidak lagi dibatasi oleh dinding batu atau tanah liat yang tinggi sebagaimana layaknya masjid-masjid terdahulu, melainkan dibatasi dengan
kolam air. Masjid ini terdiri dan tanah lapang sebagai Shaan dan bangunan untuk shalat liwan yang sederhana namun terasa suasana keakraban dan suasana demokratis
ukhuwah Islamiah. Pada zaman Rasululah, masjid tidak sebagai hanya tempat shalat semata, namun
dijadikan juga sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat, seperti: -
tempat pembinaan dan penyebaran dakwah Islam, -
sebagai tempat untuk mengobati orang sakit, -
sebagai tempat untuk mendamaikan orang yang sedang bertikai, -
sebagai tempat untuk konsultasi dan komunikasi masalah ekonomi, sosial dan budaya,
- digunakan untuk menerima duta-duta asing,
- sebagai tempat pertemuan pemimpin-pemimpin Islam,
- sebagai tempat bersidang,
- tempat mengurus baitul maal,
- menyusun taktik dan strategi perang,
- serta mengurus prajurit yang terluka
Demikian pula masjid sebagai sarana tempat pendidikan, dan Rasulullah SAW mengajar langsung dan memberi berkhutbah, dalam bentuk halaqah, di mana para
sahabat duduk mengelilingi beliau untuk mendengar dan melakukan tanya jawab berkaitan urusan agama dan kehidupan sehari-hari. Bahkan, di area sekitar masjid
digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Masjid di zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi. Itulah sebabnya
Rasulullah SAW membangun masjid terlebih dahulu dan dari masjidlah kemudian memancar cahaya Islam, menyebar ke seluruh cakrawala dunia. Masjid menjadi symbol
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
9
persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid masih kokoh dan original sebagai pusat peribadatan dan peradaban yang
mencerdaskan dan mensejahterakan umat manusia. Lewat masjid Rasulullah SAW membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis dan progressif. Masjid adalah
rumah Allah yang dibangun atas dasar ketaqwaan kepadaNya. Oleh karena itu, membangun masjid harus diawali dengan niat yang tulus, ikhlas, mengharap ridha Allah
semata, sehingga masjid yang dibangun mampu memberikan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan, rasa aman kepada para jamaah dan lingkungannya.
Pada masa keemasan Islam, universitas berada di dalam masjid, seperti masjid Al Azhar, Kairo, Mesir, dari masjid inilah melahirkan universitas terkemuka di dunia, yakni
Universitas Al Azhar yang hingga kini dikenal dunia. Masjid Al-Azhar juga dikenal luas oleh kaum muslimin di Indonesia. Masjid ini mampu memberikan beasiswa bagi pelajar
dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan pun merupakan program nyata yang secara kontineu dilaksanakan di masjid. Kalau dulu universitas ada di dalam masjid,
sekarang masjid ada di dalam universitas.
2.3. Jenis – Jenis Masjid