MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
38 seksama, sebenarnya ruang berlahan sempit pun dapat pula disiasati sehingga seluruh
fungsi maqashidus syariah itu bisa terpenuhi.
3.6. Studi Banding Tema Sejenis
3.6.1. Masjid Agung Al – Fateh, Manama, Bahrain
Masjid Agung Al-Fateh
2
berada di kota Manama, ibukota Bahrain yang di klaim sebagai salah satu masjid dengan ukuran terbesar di dunia, dengan ukuran 6500 meter
persegi dan dapat menampung 7000 jemaah sekaligus. Meskipun disebut sebut sebagai salah satu masjid terbesar di dunia, masjid Agung Al-Fateh kalah jauh bila dibandingkan
dengan daya tampung Islamic Center Samarinda Kalimantan Timur yang memiliki kapasitas hinga 40 ribu jemaah sekaligus.
Masjid Agung Al-Fateh merupakan bagian dari Islamic Center Ahmad Al-Fateh. Pusat ke-Islaman ini termasuk di dalamnya adalah Masjid Agung Al-Fateh, pusat studi Al-
Qur‟an dan Perpustakaan Islam. Dibangun atas perintah dari AmirBahrain, Sheikh Isa ibn Salman Al Khalifa. Proyek pembangunan kawasan ini dimulai dengan upacara peletakan
batu pertama pada bulan Desember 1983. Proses pembangunannya dimulai tahun 1984 dan diresmikan langsung oleh beliau tahun 1988. Nama Al-Fateh yang melekat pada
nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan kepada mendiang Ahmed Al Fateh, sang penakluk Bahrain.
Masjid Agung Al-Fateh berukuran 6500 meter persegi mampu menampung 7000 jemaah sekaligus. Keseluruhan lantai masjid ditutup menggunakan batu pualam dari Italia
termasuk beberapa bagian besar dindingnya, sedangkan lampu gantungnya dibuat khusus di Austria. Pintu pintu masjid ini dibuat dari bahan kayu teak wood dari India,
kubah besar masjid dibuat dari bahan fiberglas, dan merupakan kubah fiberglass terbesar di dunia.
2
http:bujangmasjid.blogspot.com
Gambar 3.1. Masjid Agung Al-Fateh, Manama
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
39 Sedangkan interior masjid dihias dengan lukisan kaligrafi dengan fola Kufi yang
merupakan salah satu fola penulisan kaligrafi tertua di dunia. Masjid Agung Al-Fateh dibangun oleh mendiang Sheikh Isa ibn Salman Al Khalifa ditahun 1987 dan dinamai
sesuai dengan nama dari Ahmed Al Fateh, sang penakluk Bahrain. Sejak tahun 2006, Masjid
Agung Al-Fateh
juga menjadi
tempat bagi
Perpustakaan Nasional Bahrain National Library of Bahrain.
Watak dari seni Islami berfokus kepada penggambaran pola pola tertentu dan kaligrafi arab, dan menghindari bentuk bentuk figure tertentu karena penggambaran figure
manusia dalam seni ditakutkan akan menggiring kepada pengkultusan dan menggiring kepada kesyrikan. Demikian pula dengan seni islami yang di aplikasikan pada masjid
Agung Al-Fateh di kota Manama ini, yang di dominasi oleh bentuk bentuk geometris dan pengulangan bentuk bentuk yang sudah ada serta seni Kaligrafi.
Bentuk Bentuk Geometris Pola geometris mendominasi wajah masjid Agung Al-Fateh, mulai dari lantai
pualamnya, karpet, dinding, hingga pintu dan jendela, meskipun sebenarnya karya seni pola geometris ini awalnya bukanlah bagian dari seni Islam, namun fakta bahwa seni
merupakan bentuk ekspresi tidak dapat dipungkiri, interprestasi yang paling lumrah dari pola pola tersebut adalah bahwa “Tuhan yang maha kuasa memiliki kekuasaan yang tak
terbatas, disimbolkan dalam pola geometri dengan pengulangan pola geometris awal
disusul yang berikutnya begitu sete rusnya”
Gambar 3.2. Area Sahn Masjid Agung Al-Fateh, Manama
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
40 Kaligrafi
Kaligrafi bagi seorang muslim merupakan bentuk ekspresi visual dalam konsep spiritual dengan mengambil ayat ayat suci Al-
Qur‟an sebagai materi utama, memainkan peran penting dalam melestarikan bahasa Arab Al-
Qur‟an ke dalam arsitektural Islam. Seni penulisan kaligrafi bergaya Kufi merupakan salah satu karya seni kaligrafi paling tua
yang masih eksis dan menjadi rujukan utama bagi para kaligrafer dunia termasuk yang dikembangkan dan di gunakan di Masjid Agung Al-Fateh ini.
Istilah Kufi diambil dari nama kota Kufa di Iraq, meskipun seni penulisan hurup arab jenis tersebut telah dikenal sejak zaman Mesopotamia setidaknya 100 tahun sebelum
berdirinya kota Kufa. Seni Kufi terdiri dari garis garis lurus dan sudut, seringkali dengan persilangan horizontal dan vertical, jenis seni ini yang digunakan dalam penulisan Al-
Qur‟an untuk pertama kali ketika dibukukan sebagai sebuah mushaf. Hurup hurup itu masih digunakan di berbagai dunia islam melalui perjalanan panjang dan pada ahirnya
melahirkan perbedaan diberbagai daerah. Mihrab
Mimbar pada prinsipnya adalah sebuah ruang kecil di sisi kiblat sebuah masjid tempat khusus bagi imam saat memimpin sholat berjamaah. Mimbar di masjid Agung Al-Fateh
dibuat seperti kebanyakan mimbar mimbar masjid Timur Tengah dengan bentuk setengah lingkaran dengan tujuan agar suara imam memantul ke seantero ruangan.
Mihrab di masjid ini h anya dipakai dalam sholat fardhu Jum‟at dan dua hari raya. Di hari
biasa disediakan tempat lebih ke tengah ruangan berupa bentuk mihrab movable dari kayu berukir.
Gambar 3.3. Ornamen indah di dalam kubah masjid Agung Al-Fateh, Manama, kaligrafi Kufi di ukir melingkar pada cincin dalam kubah
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
41 Mimbar
Mimbar di zaman Rosullulloh S.A.W berupa landasan dengan tiga anak tangga tempat beliau menyampaikan khutbah. Dalam perkembangan selanjutnya mimbar
berkembang sedemikian rupa dalam berbagai bentuk meski memiliki fungsi yang sama sebagai tempat khatib menyampaikan khutbah. Fungsi utama dari sebuah mimbar adalah
memberikan tempat yang lebih tinggi bagi khatib saat menyampaikan khutbah agar terlihat dengan mudah oleh jemaah yang hadir dari segala penjuru.
Mimbar di Masjid Agung Al-Fateh dibuat dari kayu berukir dengan ukuran cukup tinggi. Tangga mimbar tidak diletakkan di sisi depan seperti kebanyakan mimbar di masjid
masjid Mesir tapi di sisi samping mihrab, sedangkan sisi depan mihrab yang menhadap ke jemaah justru dipasang pagar berukir setinggi pinggang. Tempat diletakkannya
perangkat microphone. Gambar 3.4. Interior ruang utama masjid Agung Al-
Fateh dengan lampu gantung utamanya
Gambar 3.5. Mimbar Masjid Agung Al-Fateh
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
42 Sahn Courtyard Halaman Tengah
Sahn dalam istilah arsitektural Islam adalah sebuah courtyard atau halaman tengah. Aslinya Sahn digunakan pada bangunan hunian, kebanyakan digunakan pada bangunan
istana dan hunian sebagai semuan taman pribadi sang pemilik. Dalam perkembangannya Sahn digunakan diberbagai bangunan. Penggunaan Sahn dalam dunia arsitektur lebih
kepada fungsionalnya sebagai ruang terbuka bagi sebuah komplek bangunan untuk memberikan ruang bagi fungsi ventilasi bangunan.
Sahn secar berkelanjutan digunakan dalam dunia arsitektural hingga pertengahan abad ke 20, ketika arsitektural modern mula menggunakannya pada hampir semua bangunan
publik selain bangunan hunian. Di berbagai masjid sahn dipadu dengan dengan arkade disekelilingnya, memberikan keindahan tersendiri bagi induk bangunan, seperti yang
terdapat pada Masjid Agung Al-Fateh. Kubah Masjid Agung Al-Fateh
Kubah telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi wujud sebuah masjid secara universal, setidaknya sejak abad ke 12 yang lalu. Kubah menjadi salah satu fitur dominan
dari sebuah masjid dan biasa dirancang dalam bentuk yang besar, tinggi dan dominan. Kubah masjid Agung Al-Fateh dibangun setinggi 40 meter 132 kaki dari permukaan
lantai dan berdiameter 25 meter. Sejak masa lalu kubah dibangun dengan bukaan yang tinggi dan jendela besar guna memberikan keleluasaan bagi ventilasi udara dan cahaya
ke dalam masjid, kubah dengan kaidah seperti itu pertama kali digunakan dalam Gambar 3.6. Salah satu sudut Sahn di Masjid Agung Al-Fateh
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
43 arsitektural Islam di tahun 691 pada bangunan masjid Kubah Batu Kubah Mas Dome of
the Rock Qubatus Shakrah di Al-Quds Jerusalem – Palestina.
Kubah besar di puncak atap masjid Agung Al-fateh keseluruhannya dibuat dari bahan fiberglass seberat 60 ton dan menjadikannya sebagai kubah terbesar di dunia yang
terbuat dari bahan fiberglass. Kubah masjid Al-fateh juga dilengkapi dengan 12 jendela kaca anti noda. Sisi bagian dalam kubah di lukis dengan pola geometris membentuk pola
seperti bunga merekah pada sisi tengahnya dalam balutan warna warna cerah. Keindahan sisi dalam kubah besar ini dipercantik dengan serangkaian kaligrafi Kufi
melingkar dibagian dalam cincin kubah. Perpustakaan Ahmed Al-Fateh
Perpustakaan Ahmed Al-Fateh memiliki koleksi sekitar 7000 judul buku, beberapa diantaranya sudah berusia lebih dari 100 tahun. Termasuk di dalamnya adalah salinan
dari buku buku hadist kuno, Ensiklopedia bahasa Arab, Ensiklopedia hukum Islam, pustaka pustaka terbitan Al-Azhar terbitan lebih dari seratus tahun lalu termasuk juga
majalah majalah dan sejumlah terbitan berkala lainnya. Gambar 3.7. Ornament dalam kubah Masjid Agung Al-Fateh
Universitas Sumatera Utara
MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
INDRA KESUMA – 090406031
44
3.6.2. Masjid Agung Sheikh Zayed, Uni Emirat Arab