Keterkaitan Tema dan Judul Kesimpulan Vegetasi

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 37 cuaca, juga menekankan kepada siapa ia harus memberikan tanggapan. Dalam hal ini arsitektur islam memanfaatkan kondisi lingkungan sebaik mungkin. • Privacy space yang diterapkan melalui pemisahan ruang. • Kesederhanaan.

3.4. Keterkaitan Tema dan Judul

Pandangan, pendengaran, haptic dan peradaban adalah komponen-komponen utama yang dapat mendukung berhasil tidaknya suatu karya arsitektur. Dalam mengartikan suatu karya arsitektur secara spontan, umunya dilakukan dengan menggunakan semacam pola evaluasi dari pengadaan karya arsitektur sebelumnya. Kasus proyek yang akan direncanakan merupakan suatu kawasasn Masjid Raya yang dilengkapi dengan fasilitas untuk pemberdayaan umat yang sesuai dengan konsep ajaran islam yang murni dan syar ‟i. sehingga untuk mewujudkannya sangat erat dengan pembentukan lingkungan yang memiliki ciri khas Arsitektur Islam yang bersandar pada konsep utama ajaran islam Al-quran dan As-sunnah.

3.5. Kesimpulan

Bangunan berarsitektur islamisyari ‟ah dapat diringkas sebagai: - Hemat energi, dalam pemakaian pemeliharaan. - Terdapat pemisahan yang jelas Hijab antara kaum wanita dan pria, terutama dalam mengambil wudhu dan sirkulasi di dalam masjid. - Memiliki ruang khusus untuk Remaja Masjid sebagai pengelola. - Memiliki ruang untuk mengembangkan diri dan meningkatkan ilmu wawasan dan akidah, seperti perpustakaan atau ruang multimedia dan Tempat Pendidikan Al – Qur‟an TPA atau persantren. - Memberi rasa aman baik di luar maupun di dalam. - Didesain tahan banjir, gempa, kebakaran, hama maupun polusi. - Didesain akrab dengan tetangga. Inilah prinsip-prinsip arsitektur syariah. Sekilas memang pada ruang dengan lahan luas, hal-hal ini relatif lebih mudah dipenuhi. Namun demikian, dengan pemikiran yang Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 38 seksama, sebenarnya ruang berlahan sempit pun dapat pula disiasati sehingga seluruh fungsi maqashidus syariah itu bisa terpenuhi.

3.6. Studi Banding Tema Sejenis

3.6.1. Masjid Agung Al – Fateh, Manama, Bahrain

Masjid Agung Al-Fateh 2 berada di kota Manama, ibukota Bahrain yang di klaim sebagai salah satu masjid dengan ukuran terbesar di dunia, dengan ukuran 6500 meter persegi dan dapat menampung 7000 jemaah sekaligus. Meskipun disebut sebut sebagai salah satu masjid terbesar di dunia, masjid Agung Al-Fateh kalah jauh bila dibandingkan dengan daya tampung Islamic Center Samarinda Kalimantan Timur yang memiliki kapasitas hinga 40 ribu jemaah sekaligus. Masjid Agung Al-Fateh merupakan bagian dari Islamic Center Ahmad Al-Fateh. Pusat ke-Islaman ini termasuk di dalamnya adalah Masjid Agung Al-Fateh, pusat studi Al- Qur‟an dan Perpustakaan Islam. Dibangun atas perintah dari AmirBahrain, Sheikh Isa ibn Salman Al Khalifa. Proyek pembangunan kawasan ini dimulai dengan upacara peletakan batu pertama pada bulan Desember 1983. Proses pembangunannya dimulai tahun 1984 dan diresmikan langsung oleh beliau tahun 1988. Nama Al-Fateh yang melekat pada nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan kepada mendiang Ahmed Al Fateh, sang penakluk Bahrain. Masjid Agung Al-Fateh berukuran 6500 meter persegi mampu menampung 7000 jemaah sekaligus. Keseluruhan lantai masjid ditutup menggunakan batu pualam dari Italia termasuk beberapa bagian besar dindingnya, sedangkan lampu gantungnya dibuat khusus di Austria. Pintu pintu masjid ini dibuat dari bahan kayu teak wood dari India, kubah besar masjid dibuat dari bahan fiberglas, dan merupakan kubah fiberglass terbesar di dunia. 2 http:bujangmasjid.blogspot.com Gambar 3.1. Masjid Agung Al-Fateh, Manama Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 39 Sedangkan interior masjid dihias dengan lukisan kaligrafi dengan fola Kufi yang merupakan salah satu fola penulisan kaligrafi tertua di dunia. Masjid Agung Al-Fateh dibangun oleh mendiang Sheikh Isa ibn Salman Al Khalifa ditahun 1987 dan dinamai sesuai dengan nama dari Ahmed Al Fateh, sang penakluk Bahrain. Sejak tahun 2006, Masjid Agung Al-Fateh juga menjadi tempat bagi Perpustakaan Nasional Bahrain National Library of Bahrain. Watak dari seni Islami berfokus kepada penggambaran pola pola tertentu dan kaligrafi arab, dan menghindari bentuk bentuk figure tertentu karena penggambaran figure manusia dalam seni ditakutkan akan menggiring kepada pengkultusan dan menggiring kepada kesyrikan. Demikian pula dengan seni islami yang di aplikasikan pada masjid Agung Al-Fateh di kota Manama ini, yang di dominasi oleh bentuk bentuk geometris dan pengulangan bentuk bentuk yang sudah ada serta seni Kaligrafi. Bentuk Bentuk Geometris Pola geometris mendominasi wajah masjid Agung Al-Fateh, mulai dari lantai pualamnya, karpet, dinding, hingga pintu dan jendela, meskipun sebenarnya karya seni pola geometris ini awalnya bukanlah bagian dari seni Islam, namun fakta bahwa seni merupakan bentuk ekspresi tidak dapat dipungkiri, interprestasi yang paling lumrah dari pola pola tersebut adalah bahwa “Tuhan yang maha kuasa memiliki kekuasaan yang tak terbatas, disimbolkan dalam pola geometri dengan pengulangan pola geometris awal disusul yang berikutnya begitu sete rusnya” Gambar 3.2. Area Sahn Masjid Agung Al-Fateh, Manama Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 40 Kaligrafi Kaligrafi bagi seorang muslim merupakan bentuk ekspresi visual dalam konsep spiritual dengan mengambil ayat ayat suci Al- Qur‟an sebagai materi utama, memainkan peran penting dalam melestarikan bahasa Arab Al- Qur‟an ke dalam arsitektural Islam. Seni penulisan kaligrafi bergaya Kufi merupakan salah satu karya seni kaligrafi paling tua yang masih eksis dan menjadi rujukan utama bagi para kaligrafer dunia termasuk yang dikembangkan dan di gunakan di Masjid Agung Al-Fateh ini. Istilah Kufi diambil dari nama kota Kufa di Iraq, meskipun seni penulisan hurup arab jenis tersebut telah dikenal sejak zaman Mesopotamia setidaknya 100 tahun sebelum berdirinya kota Kufa. Seni Kufi terdiri dari garis garis lurus dan sudut, seringkali dengan persilangan horizontal dan vertical, jenis seni ini yang digunakan dalam penulisan Al- Qur‟an untuk pertama kali ketika dibukukan sebagai sebuah mushaf. Hurup hurup itu masih digunakan di berbagai dunia islam melalui perjalanan panjang dan pada ahirnya melahirkan perbedaan diberbagai daerah. Mihrab Mimbar pada prinsipnya adalah sebuah ruang kecil di sisi kiblat sebuah masjid tempat khusus bagi imam saat memimpin sholat berjamaah. Mimbar di masjid Agung Al-Fateh dibuat seperti kebanyakan mimbar mimbar masjid Timur Tengah dengan bentuk setengah lingkaran dengan tujuan agar suara imam memantul ke seantero ruangan. Mihrab di masjid ini h anya dipakai dalam sholat fardhu Jum‟at dan dua hari raya. Di hari biasa disediakan tempat lebih ke tengah ruangan berupa bentuk mihrab movable dari kayu berukir. Gambar 3.3. Ornamen indah di dalam kubah masjid Agung Al-Fateh, Manama, kaligrafi Kufi di ukir melingkar pada cincin dalam kubah Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 41 Mimbar Mimbar di zaman Rosullulloh S.A.W berupa landasan dengan tiga anak tangga tempat beliau menyampaikan khutbah. Dalam perkembangan selanjutnya mimbar berkembang sedemikian rupa dalam berbagai bentuk meski memiliki fungsi yang sama sebagai tempat khatib menyampaikan khutbah. Fungsi utama dari sebuah mimbar adalah memberikan tempat yang lebih tinggi bagi khatib saat menyampaikan khutbah agar terlihat dengan mudah oleh jemaah yang hadir dari segala penjuru. Mimbar di Masjid Agung Al-Fateh dibuat dari kayu berukir dengan ukuran cukup tinggi. Tangga mimbar tidak diletakkan di sisi depan seperti kebanyakan mimbar di masjid masjid Mesir tapi di sisi samping mihrab, sedangkan sisi depan mihrab yang menhadap ke jemaah justru dipasang pagar berukir setinggi pinggang. Tempat diletakkannya perangkat microphone. Gambar 3.4. Interior ruang utama masjid Agung Al- Fateh dengan lampu gantung utamanya Gambar 3.5. Mimbar Masjid Agung Al-Fateh Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 42 Sahn Courtyard Halaman Tengah Sahn dalam istilah arsitektural Islam adalah sebuah courtyard atau halaman tengah. Aslinya Sahn digunakan pada bangunan hunian, kebanyakan digunakan pada bangunan istana dan hunian sebagai semuan taman pribadi sang pemilik. Dalam perkembangannya Sahn digunakan diberbagai bangunan. Penggunaan Sahn dalam dunia arsitektur lebih kepada fungsionalnya sebagai ruang terbuka bagi sebuah komplek bangunan untuk memberikan ruang bagi fungsi ventilasi bangunan. Sahn secar berkelanjutan digunakan dalam dunia arsitektural hingga pertengahan abad ke 20, ketika arsitektural modern mula menggunakannya pada hampir semua bangunan publik selain bangunan hunian. Di berbagai masjid sahn dipadu dengan dengan arkade disekelilingnya, memberikan keindahan tersendiri bagi induk bangunan, seperti yang terdapat pada Masjid Agung Al-Fateh. Kubah Masjid Agung Al-Fateh Kubah telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi wujud sebuah masjid secara universal, setidaknya sejak abad ke 12 yang lalu. Kubah menjadi salah satu fitur dominan dari sebuah masjid dan biasa dirancang dalam bentuk yang besar, tinggi dan dominan. Kubah masjid Agung Al-Fateh dibangun setinggi 40 meter 132 kaki dari permukaan lantai dan berdiameter 25 meter. Sejak masa lalu kubah dibangun dengan bukaan yang tinggi dan jendela besar guna memberikan keleluasaan bagi ventilasi udara dan cahaya ke dalam masjid, kubah dengan kaidah seperti itu pertama kali digunakan dalam Gambar 3.6. Salah satu sudut Sahn di Masjid Agung Al-Fateh Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 43 arsitektural Islam di tahun 691 pada bangunan masjid Kubah Batu Kubah Mas Dome of the Rock Qubatus Shakrah di Al-Quds Jerusalem – Palestina. Kubah besar di puncak atap masjid Agung Al-fateh keseluruhannya dibuat dari bahan fiberglass seberat 60 ton dan menjadikannya sebagai kubah terbesar di dunia yang terbuat dari bahan fiberglass. Kubah masjid Al-fateh juga dilengkapi dengan 12 jendela kaca anti noda. Sisi bagian dalam kubah di lukis dengan pola geometris membentuk pola seperti bunga merekah pada sisi tengahnya dalam balutan warna warna cerah. Keindahan sisi dalam kubah besar ini dipercantik dengan serangkaian kaligrafi Kufi melingkar dibagian dalam cincin kubah. Perpustakaan Ahmed Al-Fateh Perpustakaan Ahmed Al-Fateh memiliki koleksi sekitar 7000 judul buku, beberapa diantaranya sudah berusia lebih dari 100 tahun. Termasuk di dalamnya adalah salinan dari buku buku hadist kuno, Ensiklopedia bahasa Arab, Ensiklopedia hukum Islam, pustaka pustaka terbitan Al-Azhar terbitan lebih dari seratus tahun lalu termasuk juga majalah majalah dan sejumlah terbitan berkala lainnya. Gambar 3.7. Ornament dalam kubah Masjid Agung Al-Fateh Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 44

3.6.2. Masjid Agung Sheikh Zayed, Uni Emirat Arab

Masjid Agung Sheikh Zayed 3 berada di kota Abu Dhabi, ibukota Kerajaan Uni Emirat Arab. Masjid yang begitu luar biasa ini dinamai sesuai dengan tokoh besar dibalik ide pembangunannya, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, tokoh nasional Uni Emirat Arab sekaligus pendiri Negara di Timur Tengah Tersebut. Beliau yang mencetuskan gagasan untuk membangun masjid ini dan melaksanakan proses awal pembangunannya. namun beliau wafat sebelum masjid impiannya ini terwujud. Sheikh Zayed wafat di tahun 2004 dan proses pembangunan masjid ini diteruskan oleh putranya. Ketika diresmikan, Masjid Agung Sheikh Zayed menggondol berderet rekor dunia tidak saja sebagai masjid tapi juga sebagai sebuah karya arsitektural modern yang keindahannya memang tak terbantahkan. Diantara rekor rekor tersebut adalah : memiliki lampu gantung chandelier terbesar di dunia dan memiliki lembaran karpet dengan bentangan terluas di dunia. Masjid megah dan mengagumkan ini tidak saja menjadi kebanggaan warga Abu Dhabi tapi juga telah menjadi bagian dari kekayaan arsitektural dunia Islam secara keseluruhan. Prinsip Pembangunan Rancangan pembangunan masjid ini berlandaskan prinsip “unite the world” dengan mengundang para seniman dan menggunakan material dari berbagai Negara 3 http:bujangmasjid.blogspot.com201207masjid-agung-sheikh-zayed-uni-emirat.html Gambar 3.8. Masjid Agung Sheikh Zayed Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 45 termasuk Italia, Jerman, Maroko, India, Turki, Iran, China, Inggris Raya, Selandia Baru, Yunani dan tentu saja dari Uni Emirat Arab sendiri. Lebih dari 3000 pekerja terlibat dalam proses pembangunannya, termasuk 38 perusahaan konstaktor. Material alami dipilih secara cermat karena memang material alami memiliki keunggulan kualitasnya yang tahan lama termasuk batu batu pualam, batu alam, emas, Kristal, keramik serta batu permata dari alam lainnya. Pertimbangan untuk membangun masjid ini telah dimulai sejak tahun 1980-an, dengan penentuan lokasi masjid yang dipilih sendiri oleh Sheikh Zayed termasuk proses perancangannya hingga proses pembangunan dimulai pada tanggal 5 November 1996. Kapasitas daya tampung masjid sheikh Zayed mencapai 41.000 jemaah dengan luas keseluruhan bangunannya mencapai 22.412 meter persegi. Meskipun proses pengerjaan masjid masih belangsung namun ruang sholat di dalamnya sudah mulai difungsikan dengan ditandai pelaksanaan sholat Idul Adha tahun 2007. Sebagi salah satu bangunan yang paling banyak menyedot pengunjung di UEA, maka dibentuklah Sheikh Zayed Grand Mosque Center pada tahun 2008 untuk menangani segala keperluan masjid ini, tidak saja sebagai tempat ibadah namun juga sebagai tempat pembelajaran melalui program program kunjungan ke masjid ini. Fasilitas Masjid Agung Sheikh Zayed Masjid Agung Sheikh Zayed dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang terletak di sisi utara menara masjid. Perpustakaan ini dilengkapi dengan buku buku klasik Gambar 3.9. Masjid Agung Sheikh Zayed dari arah pelataran tengah inner courtyard siang, sore dan malam hari Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 46 dan buku buku cetakan terkait dengan Islam termasuk tentang ilmu pengetahuan dalam Islam, peradaban, kaligrafi, seni budaya, koin koin Islam hingga buku buku kuno terbitan 200 tahun yang lalu. Sebagi perwujudan dari keanekaragaman Islam perpustakaan ini menyediakan buku buku dan bahan terbitan dari berbagai bahasa termask bahasa Arab, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Korea. Arsitektural Masjid Agung Sheikh Zayed Masjid Sheikh Zayed di inspirasi oleh pengaruh arsitektural Mughal India, Pakistan, Bangladesh dan Mooris Maroko. Dibangun dengan 82 kubah bergaya Maroko dan semuanya dihias dengan batu pualam putih. Lengkap dengan pelataran tengahnya sebagaimana di masjid Badshahi di kota Lahore Pakistan yang bergaya Mughal. Kubah utama masjid ini berdiameter 32.8 meter dan setinggi 55 meter dari dalam atau sekitar 85 meter dari luar. Merujuk kepada Turkey Research Centre for Islamic History and Culture kubah ini merupakan kubah terbesar yang pernah dibuat dalam jenis yang sama. Secara keseluruhan arsitektural masjid Agung Sheikh Zayed dapat disebut sebagai fusi dari arsitektural Mughal, Moorish dan Arab. Ukuran masjid seluas 22.412 meter persegi itu setara dengan lima lapangan sepakbola dan dapat menampung 40.960 jemaah sekaligus terdiri dari 7126 di ruang utama, 1960 di ruang sholat terbuka, 980 di ruang sholat wanita, 22.729 di area Sahan Courtyard pelataran tengah, 682 di selasar ruang utama dan 784 di selasar pintu masuk utama. Gambar 3.10. Letak bangunan berada di tengah gurun pasir pasir Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 47 Masjid Agung Sheikh Zayed memiliki lebih dari 1000 pilar di area luar yang dilapis dengan lebih dari 20 ribu lembaran pualam dan batu alam polesan, termasuk lapis Lazuli, red agate, amethyst, abalone shell dan mother of pearl. Di ruang utama terdapat 96 pilar bundar berukuran besar yang kesemuanya di lapisi dengan mother of pearl. Serta fitur utama ekterior masjid ini selain 82 kubahnya adalah empat bangunan menara setinggi hamper 107 meter di empat penjuru masjid. Disekililing masjid dibangun rangkaian kolam seluas 7.874 meter persegi yang dibangun menggunakan bahan keramik lantai warna gelap, kolam kolam ini memantulkan bentuk arkade masjid, memberikan pemandangan spektakuler dibawah siraman cahaya lampu lampu di malam hari. Tata cahaya yang unik ini dirancang oleh Arsitek tata cahaya, Jonathon Speirs dan Major untuk memantulkan fase fase bulan. Pemandangan awan abu abu kebiruan di proyeksikan ke pada dinding luar masjid dan menghasilkan pemandangan yang berebeda setiap hari. Rancangan impresif menghias sisi dalam masjid dengan menggunakan material pualam Italia dipadu dengan rancangan ukiran floral di ruang sholat utama serta dinding sisi luar yang dihias dengan mozaik kaca emas, sebagaimana tampak pada dinding sebelah barat. Pintu utama masjid ini dibuat dengan bahan kaca setinggi 12.2 meter dan lebar 7 meter memiliki berat mencapai 2.2 ton. Gambar 3.11. Masjid Agung Sheikh Zayed Saat dalam proses penyelesaian akhir Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 48 Karpet dan Lampu gantung Terbesar di Dunia Pemandangan ruang utama masjid ini di dominasi oleh lampu lampu gantung dengan ukuran terbesar di dunia di gantung di bawah kubah utama. Lampu gantung ini berdiameter 10 meter dan tinggi 15 meter dengan berat lebih dari 9 ton. Total keseluruhan ada 7 lampu gantung di dalam masjid ini kesemuanya dalam warna emas di buat di khusus di Jerman dengan hiasan Kristal Swarovski dari Austria dan hiasan kaca dari italia. Lampu gantung ini tercatat sebagai lampu gantung terbesar di dunia. Ruang utama masjid ini mampu menampung 7126 jemaah sekaligus dan keseluruhan lantainya ditutup dengan karpet rajutan yang merupakan karpet rajutan dengan ukuran terbesar di dunia. Karpet ini dirancang oleh seniman Iran, Ali Khaliqi. Karpet ini terdiri dari 2.268.000 simpul rajutan, dibuat dengan tangan oleh sekitar 1300 pengrajin professional di sebuah desa kecil dekat Mashhadin di Iran, yang memang terkenal sebagai kawasan dengan para pengrajin karpet berpengalaman. Gambar 3.12. Interior Masjid Agung Sheikh Zayed Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 49 Sisi kiblat masjid ini selebar setinggi 23 meter dan lebar 50 meter di hias dengan hiasan yang tidak mencolok agar tidak mengganggu kekhusuan jemaah. Sedangkan mozaik kaca emas hanya digunakan pada bagian mihrab. Dinding kiblat dihias dengan ukiran kaligrafi 99 asma ul husna dalam sentuhan seni tradisional kufi dirancan oleh kaligrafer ternama Uni Emirat Arab, Mohammed Mandi. Sisi kiblat ini juga dihias dengan pencahayaan serat optic yang di integrasikan dengan rancangan organic. Secar keseluruhan ukiran kaligrafi di masjid ini dibuat oleh tiga kaligrafer sekaligus dalam tiga gaya kaligrafi yakni kaligrafi gaya Naskhi, Thuloth dan Kufi. Keiga kaligrafer tersebut adalah Mohammed Mandi UAE, Farouk Haddad Syria dan Mohammed Allam Jordan. Selain itu masjid ini juga dihias dengan 80 panel Iznik. Panel atau lembaran keramik hias yang popular di abad ke 16 dan banyak digunakan dalam bangunan bangunan kesultanan dan tempat ibadah di Istambul – Turki. Ditambah lagi dengan kaligrafi yang dibuat secara tradisiona l dalam gaya kaligrafi „thuloth‟ oleh Sheikh Hasan Celebi, seorang kaligrafier dari Turki. Gambar 3.13 Sisi mihrab Masjid Agung Sheikh Zayed Abu Dhabi - Uni Emirat Arab Gambar 3.14. Rangkaian motif flora dinding dalam masjid Agung Sheikh Zayed Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 50 Diperkirakan ada 30 lebih jenis batu pualam yang digunakan di seantero masjid Agung Sheikh Zayed ini termasuk di dalamnya SIVEC dari Yunani dan Makedonia, dogunakan sebagai penutup dinding luar seluas 115.119 meter persegi termasuk digunakan juga untuk melapisisi permukaan empat menara nya. Jenis keramik yang lain diantaranya adalah Lasa dari Italy, digunakan pada pembeda elevasi internal, Makrana dari India digunakan untuk ruang kantor garis pemisah, Aquabiana dan Biano dari Italia dan East White dan Ming Green dari China. Falsafah Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed Konsep pembangunan masjid Agung Sheikh Zayed ini di inspirasi oleh Al- Qur‟an surah Al-Hujarat ayat 26 yang bahasa Indonesia- nya “Hai manusia, sesungguhnya kuciptakan kalian dari jenis laki laki dan perempuan, bersuku suku dan berbangsa bangsa, agar kalian saling mengenal sa tu dengan yang lainnya”. Gambar 3.15. Lampu gantung di Masjid Sheikh Zayed Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 51 Terinspirasi oleh ayat tersebut masjid ini dibangun untuk mempromosikan konsep konsep toleransi, kasih sayang dan saling pengertian antara budaya yang berbeda. Masjid Agung Sheikh Zayed berupaya menemukan interkasi positif dengan budaya budaya lain, memperkenalkan sebuah visi toleransi yang berakar dari tradisi era ke emasan Islam. Sebuah tradisi yang berlandaskan saling menghargai dan pertukaran ide guna memperkaya kehidupan dan sejarah manusia. Sebagai tambahan masjid ini juga berupaya memberikan landasan bagi penguatan budaya dan ilmu pengetahuan di Abu Dhabi dan sekitarnya melalui penyelenggaraan beragam aktivitas promosi budaya toleransi, kasih sayang, rasionalitas dan dialog. Gambar 3.16. Keindahan pelatarang tengah masjid Sheikh Zayed Gambar 3.17. Refleksi yang indah di fasad masjid Agung Sheikh Zayed Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 52 Gambar 3.18. Bangunan utama masjid Agung Sheikh Zayed di malam hari Gambar 3.19. Exterior Masjid Agung Sheikh Zayed Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 53 Gambar 3.20. Keindahan Interior Masjid Sheikh Zayed di ruang utama Gambar 3.21. Arcade Masjid Agung Sheikh Zayed dengan refleksi di permukaan kolam sekeliling masjid Agung Sheikh Zayed Gambar 3.22. Rangkaian kubah kubah super besar Masjid Agung Sheikh Zayed Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 54

3.6.3. Masjid Agung Roma – Italia

Luas lahan : 29.915 meter persegi Luas Bangunan : 19.708 meter persegi Islamic Center : 19.592 meter persegi Bangunan tambahan : 3.116 meter persegi Dana Pembangunan : 15 Milyar Lira Italia Kapasitas Ruang Sholat Utama : 2000 Jemaah Kapasitas Ruang Sholat khusus wanita : 500 jema‟ah Kapasitas Ruang Konfrensi : 400 tempat duduk Kapasitas Raung Banquet : 250 orang Kapasitas Ruang Mushola : 150 jemaah Masjid Agung Roma berada di utara kota Roma. Berjarak sekitar 5 kilometer dari inti kota yang paling bersejarah di kota Roma. Berada di distrik Parioli yang merupakan kawasan bangunan bangunan apartemen hunian menengah ke atas yang dibangun diantara tahun 1950 hingga 1970-an. Letak persisnya berada di ujung taman Villa Ada Park yang luas yang terdiri dari gunung Monte Antenne yang sangat lekat dengan legenda masa lalu terkait dengan sejarah pendirian kota Roma. Sebagaimana disebutkan dalam laporan ahir arsitek sekaligus konsultan pembangunan Masjid Agung Roma, Sami Maosawi untuk Aga Khan Award for Architecture pada tanggal 6 Januari 1998, pembangunan Masjid Agung Roma merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi muslim Roma begitupun bagi para pembangunnya, mengingat signifikansi sejarah kota Roma hingga menyangkut masalah sosial dan politik Gambar 3.23. Masjid Agung Roma dari Udara Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 55 disana, menjadikan pembangunan masjid ini menyita begitu banyak perhatian dari berbagai pihak baik yang pro maupun konta. Keseluruhan proses pembangunan masjid ini bahkan memakan waktu begitu lama hingga mencapai 20 tahun, sejak pertama digulirkan tahun 1975 sampai ahirnya benar benar berdiri di tahun 1995 lalu. Sampai sampai proses perencanaan, pembangunan hingga peresmian masjid ini menjadi salah satu bangunan yang paling banyak menyita publikasi dunia di abad ke 20. Di tahun 1975, atas nama pemerintah Italia, dewan kota Roma menghibahkan lahan seluas 30 ribu meter persegi bagi pembangunan Masjid dan Pusat kebudayaan Islam kota Roma. Lahan tersebut berlokasi di kaki gunung Antenne berbatasan dengan jalur kereta api di salah satu sisi lahannya dan ruas jalan Via G Pezzana di sisi lain nya. Di tahun yang sama Dewan direktur Pusat Kebudayaan Islam menyelenggarakan Kompetisi Internasional bekerjasama dengan dewan juri yang memiliki pengalaman internasional terkait Arsitektur dan budaya Islam. Dari 42 peserta kompetisi tersebut terpilih hasil rancangan Arsitek Irak Sami Mousawi dan Firma Arsitek milik Paolo Porotgeshi Vittorio Gigliotti. Dewan Direktur kemudian meminta kedua firma Arsitek tersebut untuk bekerjasama merancang merancang proyek pembangunan Masjid Agung dan Pusat Kebudayan Islam Roma. Hasil rancangan kedua firma arsitek kawakan tersebut disetujui oleh Dewan Direktur Pusat Kebudayaan Islam pada bulan Oktober 1976. Di bulan Februari 1979 rancangan ahir masjid tersebut disetujui oleh dewan kota Roma dengan berbagai perubahan termasuk mengurangi luasan ruang sholat utama, mengurangi Gambar 3.24. Interior Masjid Agung Roma Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 56 ukuran kubah utama yang ahirnya dibuat sebuah kubah utama yang dikelilingi rangkaian kubah kubah kecil. Keseluruhan dokumentasi tender proyek pembangunan sudah diselesaikan oleh dua firma tersebut dan seyogyanya proses pembangunan dimulai pada bulan Juli 1979 namun kemudian dibatalkan karena berbagai alasan sosial dan politik. Pengajuan ulang kepada dewan kota dilakukan lagi pada tahun 1983 dengan lagi lagi berbagai revisi rancangan termasuk pengurangan tinggi menara dan ahirnya disetujui oleh dewan kota Roma. Proses pembangunan mulai dilaksanakan pada 11 Desember 1984 ditandai dengan upacara peletakan batu pertama oleh Presiden Italia saat itu, Alessandro Pertini. Kontrak pembangunan diserahkan kepada kontraktor di kota Roma, Fortunato Federici. Paolo Portoghessivittorio Gigliotti ditunjuk ulang sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan sedangkan Sami Maosawi bertindak sebagai konsultan. Keseluruhan proses pembangunan selesai dilaksanakan pada bulan Januari 1995. Keseluruhan proyek pembangunan tersebut menghabiskan dana sebesar L 59 Milyar Lira Italia atau sekitar L 3 juta Lira untuk setiap meter perseginya. Hasil rancangan akhir Pusat Kebudayaan Islam tersebut terdiri dari sebuah komplek bangunan le ngkap dengan Masjid Jami‟ yang di rancang berdiri sepanjang sisi ruas jalan Via G. Pezzana dengan daya tampung 2500 jemaah. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas lengkap sebagai Pusat Kebudayaan Islam termasuk didalamnya ruang sholat kecil untuk keperluan sehari hari, perpustakaan berisikan buku buku Islam, auditorium berkapasitas 400 tempat duduk, ruang pameran, ruang resepsi, ruang konfrensi serta ruang administrasi. Gambar 3.25. Kubah utama Masjid Agung Roma Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 57 Keseluruhan Fasilitas Pusat Kebudayaan Islam ini dibangun berupa bangunan gedung memanjang dua lajur di belakang bangunan masjid menghasilkan garis latar horizontal antara masjid Gunung Monte Antenne. Dua garis tersebut kemudian menumpuk untuk mengakomodir sisi sisi lengkungan kubah dan bangunan masjid, dan di lengkapi dengan halaman tengah diantara keduanya. Sisa lahannya yang luas di gunakan sebagai lahan parkir dan area taman yang kemudian juga ditanami dengan 100 batang pohon Pinus Roma yang di budidayakan dewan kota Roma dari Gunung Monte Antenne. Berbagai teknik pengerjaan bangunan di aplikan dalam pembangunan komplek Masjid Agung ini termasuk terknik teknik yang biasa digunakan dalam pembangunan Mausoleom Romawi dan bagian dari Antonio da Sangello di Istana Farnese dan Oratorio di S. Filippo O Neri oleh Borromini, teknik ini dipilih karena keterikatan sejararahnya dengan kota Roma, begitu pula dengan tampilan elegan nya. Garis garis tegas melintang pada jendela dan atap atap yang mengerucut melengkapi intergrasi kontekstual keseluruhan komplek pusat kebudayaan Islam ini. Bangunan masjid yang menjadi focal point dari komplek ini dibangun berdenah segi empat sebagai sebuah aula besar dengan kubah utama, dengan beberapa lorong dan pekarangan luar yang digunakan sebagai penghubung antara ruang sholat utama dengan aktivitas kebudayaan di sekitarnya. Dalam sebuah simposium tentang arsitektural Italia terkini yang diselenggarakan di London pada tahun 1991, Potoghesi menjelaskan konsep tak biasa yang dipakainya dalam merancanga pilar pilar di Masjid Agung Roma. Gambar 3.26. Sistem pencahayaan alami di dalam masjid agung Roma Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 58 Portoghesi merasa bahwa tak ada simbol lain yang teramat kuat untuk dapat mengekspresikan integritas keberagaman Islam selain menyimbolkannya dalam bentuk batang pohon, dahan, cabang serta dedaunan pepohonan. Sebagaimana islam yang ada di berbagai negara di belahan bumi manapun dengan segala macam keberagamannya namun tetap satu sebagai satu kesatuan. Gambar 3.27. Interior Masjid Agung Roma – Italia Gambar 3.28. Simbolik pepohonan dengan rangkaian batang dan ranting benar benar tercermin dalam interior Masjid Agung Roma Gambar 3.29. Rangkaian interior di bawah kubah utama Masjid Agung Roma Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 59 Rangkaian pilar di dalam Masjid Agung Roma ini seolah olah sebagai deretan pohon pohon kurma dengan pelepah pelepahnya yang menjulur lalu daun daunnya yang kemudian membentuk sebuah kanopi melindungi bagian bawahnya dari sinar matahari. Rangkuman dedaunan yang membetuk kanopi tersebut menyatu menjadi sebuah kubah besar yang kemudian di bangun dengan teknik yang sama dengan pembangunan sebuah teknik pembangunan gedung gedung zaman Romawi Kuno. Beberapa penulis bahkan mengasosiasikan rancangan pilar pilar di masjid ini sebagai tangan tangan yang sedang menengadah ke atas. Bila diperhatikan dengan seksama sisi atas pilar pilar tersebut memang terkesan seperti dua belah tangan yang sedang menengadah ke atas layaknya doa tangan hamba yang sedang berdoa. Gambar 3.30. Bentuk atas pilar di masjid Agung Roma sebagai simbolisasi tangan hamda Allah yang sedang menengadah Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 60

BAB IV ANALISA

4.1. Analisa Fisik Analisa Tapak dan Bangunan 4.1.1. Analisa Lokasi Tapak Gambar 4.1 Peta Lokasi Site Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 61 Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27‟-2°47‟ LU dan 98°35‟-98°44‟BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-33.2°C. Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan:  Kasus Proyek : Masjid Raya Johor  Status Proyek : Fiktif  Pemilik Proyek : Masyarakat  Lokasi Lahan : Jl. Karya Wisata, Medan Johor  Batas Utara : Jalan Karya Asih  Batas Selatan : Rumah Penduduk  Batas Barat : Jalan Karya Wisata  Batas Timur : Rumah Penduduk  Luas Lahan : ± 3 Ha ± 30.000 m2  Kontur : relatif datar  KDB : 60  Bangunan Eksisting : Lahan Kosong  Potensi Lahan :  Terletak di jalan kolektor sekunder kota Medan dengan tingkat kebisingan yang rendah.  Merupakan posisi yang strategis karena berbatasan dengan 2 kompleks perumahan.  Memiliki akses yang mudah.  Berada pada kawasan permukiman dan pertokoan.  Transportasi lancar dan baik dan dapat diakses oleh angkutan umum maupun pribadi. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 62 4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan 4.1.2.1. Kondisi Eksisting Sekitar Bertujuan untuk mengetahui letak site terhadap bangunan sekitar dan pengaruhnya terhadap proyek ini, sebagai studi kelayakan proyek terhadap kawasan yang ada disekitarnya. Gambar 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek Gambar 4.3 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 63 Keterangan warna : = Perumahan penduduk = Permukiman penduduk = Fungsi komersil Gambar 4.4 Tata Guna Lahan Sekitar Site A C SITE B D Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 64 Keterangan huruf : A. Diamond Supermarket B. Perumahan Bukit Johor Mas C. Perumahan Taman Johor Baru D. Pegadaian Gambar 4.5 Kondisi Eksisting Sekitar Site Perumahan Bukit Johor Mas Perumahan Penduduk Diamond Supermarket Perumahan Taman Johor Baru Gambar 4.6 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 65 TANGGAPAN : Berdasarkan Tata Guna Lahan di sekitar, site berada pada area kompleks perumahan , pemukiman penduduk dan ada beberapa fungsi komersil. Disamping itu, kepadatan penduduk di sekitar kawasan ini masih dalam tahap pengembangan sehingga sangat dianjurkan untuk dibangun fasilitas peribadatan yang akan mengakomodasi kebutuhan masyarakat.

4.1.2.2. Ukuran Site

Site ini berbentuk persegi dengan ukuran panjang 175 m dan lebar 170 m. Sehingga total ukuran site adalah 3 Ha. 175 170 175 170 Gambar 4.7 Ukuran Site Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 66

4.1.2.3. Batas – Batas Site

Batas Barat: Jalan Karya Wisata Perumahan Taman Johor Baru Batas Utara: Jalan Karya Asih Rumah Penduduk Batas Timur : Perumahan Bukit Johor Batas Selatan : Rumah Penduduk Gambar 4.8 Batas-Batas Sekitar Site Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 67 4.1.3. Analisa Sirkulasi 4.1.3.1 Sirkulasi Kendaraan DATA : - Sirkulasi pada Jl. Karya Wisata merupakan 2 arah. - Lebar jalan 10 M. - Tingkat kendaraan sedang. - Dapat dilalui oleh kendaraan pribadi berupa mobil, sepeda motor, dan kendaraan umum berupa becak, angkutan umum. DATA : - Sirkulasi pada Jl. Karya Asih merupakan 2 arah. - Lebar jalan 7,5 M. - Tingkat kendaraan rendah. - Dapat dilalui oleh kendaraan pribadi berupa mobil, sepeda motor, dan kendaraan umum berupa becak. Gambar 4.9 Analisa Sirkulasi Kendaraan Sekitar Site Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 68 MASALAH : - Simpang pertemuan Jl. Karya Wisata dan Karya Asih merupakan titik jumlah kendaraan yang paling tinggi sehingga sering terjadi kemacetan. TANGGAPAN : - Untuk menghindari penumpukan jumlah kendaraan di sekitar site, maka jalur entrance- out diletakkan jauh dari posisi simpang tersebut. - Entrance sebaiknya tidak di dekat persimpangan jalan. - Untuk menghindari kemacetan, sebaiknya pintu keluar - masuk tidak pada satu jalur. Gambar 4.10 Permasalahan Sirkulasi Kendaraan Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 69

4.1.3.2 Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar 4.11 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site Gambar 4.12 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Wisata Gambar 4.13 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Asih Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 70

4.1.3.3 Analisa Pencapaian

DATA : - Pada Jl. Karya Wisata tidak tersedia perkerasan pada pedestriannya. - Pada Jl. Karya Asih sudah terdapat perkerasan pada perkerasannya, tetapi sudah banyak yang kondisinya tidak baik. MASALAH : - Tidak adanya perkerasan pada pedestrian. - Kondisi perkerasn yang rusak pada Jl. Karya Asih. TANGGAPAN : - Memperbaiki kembali kondisi pedestrian agar pejalan kaki merasa nyaman. - Dapat ditambahkan vegetasi sebagai peneduh pada sisi di dekat pedestrian. - Menambah pedestrian Dari Jl. A.h. Nasution -Jl. Karya Jaya Dari Jl. A.h. Nasution -Jl. Karya Wisata Gambar 4.14 Analisa Pencapaian Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 71

4.1.4 Analisa Matahari dan Vegetasi

Matahari menghasilkan panas dan cahaya serta radiasi, panas matahari memiliki sisi positif dan negatif bagi pengaruhnya terhadap bangunan dan makhluk hidup biotik maupun abiotik.Begitu juga cahayanya. Unsur tanaman sebagai elemen alam sangat membawa dampak positif bagi lingkungan dan kenyamanan bangunan sehingga memberi keasrian dan kesejukan bagi lokasi site dan kawasan sekitar. DATA :  Matahari Site akan terkena sinar matahari cukup banyak, karena panjang site berorientasi pada sumbu timur dan barat.  Vegetasi Site dikelilingi oleh vegetasi. Gambar 4.15 Analisa Matahari dan Vegetasi Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 72

4.1.5 Analisa Kebisingan

Kebisingan diakibatkan oleh kendaraan umum dan pribadi serta aktifitas yang ada di sekitar kawasan site. MASALAH :  Matahari Site akan terkena sinar matahari cukup banyak, sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu pada bangunan.  Vegetasi Vegetasi yang keadaannya sudah tua, sehingga dikhawatirkan akan jatuh atau roboh. TANGGAPAN :  Matahari Fasade bangunan pada sisi Barat sebaiknya memiliki sedikit bukaan dan memiliki shading. Fasade pada sisi Timur memiliki banyak bukaan, agar cahaya pagi dari sinar matahari dapat masuk ke dalam bangunan. Memanfaatkan vegetasi sebagai buffer terhadap sinar matahari.  Vegetasi Penambahan vegetasi, agar pengguna merasa nyaman. Gambar 4.16 Analisa Kebisingan 1 2 3 3 4 Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 73

4.1.6 Analisa View

View bangunan bertujuan untuk memperindah kawasan sekitar serta menganalisis letak proyek terhadap bangunan yang ada di sekitarnya untuk menonjolkan view terbaik dari bangunan. DATA : - Titik 1 : Intensitas kebisingan tinggi yang disebabkan oleh kendaraan yang lewat dan parkir di Diamond Supermarket, serta merupakan persimpangan Jl. Karya Wisata dan Jl. Karya Asih. - Titik 2 : Intensitas kebisingan sedang, karena tidak terlalu banyak kendaraan yang lewat dan berbatasan dengan perumahan. - Titik 3 : Intensitas kebisingan rendah, karena hanya sedikit kendaraan yang lewat. - Titik 4 : Intensitas kebisingan sangat rendah, karena hanya berbatasan dengan rumah penduduk. MASALAH : Intensitas kebisingan yang tinggi pada persimpangan Jl. Karya Wisata dan Jl. Karya Asih. TANGGAPAN : - Pada sisi site yang berdekatan dengan sumber kebisingan diberikan buffer misalnya tanaman. - Selain itu kebisingan ini dapat juga dikurangi dengan meletakkan bangunan jauh dari sumber kebisingan, serta pemilihan material. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 74

4.1.6.1 View Keluar

DATA : 1 2 3 4 Gambar 4.17 Analisa View Keluar Pada titik 1. View keluar bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Wisata dan adanya vegetasi. Pada titik 2. View keluar bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Asih dan terdapat vegetasi. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 75

4.1.6.2 View Kedalam

Site merupakan lahan kosong yang hijau yang di apit oleh perumahan dan beberapa fungsi komersil. Sehingga view kedalam harus dimaksimalkan dengan baik. Pada titik 3. View keluar kurang bagus, karena berbatasan dengan perumahan. Pada titik 4. View keluar kurang bagus, karena berbatasan dengan rumah penduduk. 1 2 3 4 Gambar 4.18 Analisa View Kedalam Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 76 DATA : Pada titik 1. View kedalam bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Wisata yang sering dilalui masyarakat. Pada titik 3. View kedalam kurang bagus, karena berbatasan dengan perumahan yang membelakangi site. Pada titik 2. View kedalam cukup bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Asih yang dilalui masyarakat. Pada titik 4. View kedalam kurang bagus, karena berbatasan dengan rumah penduduk yang membelakangi site. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 77

4.2. Analisa Non – Fisik Fungsional

4.2.1. Analisa Pengguna

Penentuan fasilitas pada proyek “Masjid Raya Johor” ini berdasarkan kegiatan yang akan berlangsung pada masjid dan fasilitas penunjang kegiatan pada masjid tersebut. Proyek ini terdiri dari fasilitas :  Ruang Utama Shalat Adalah ruang utama dalam melaksanakan ibadah shalat. Ruang ini juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk menyampaikan dakwah, pengajian, dan sebagai tempat diskusi  Ruang Pengelola Remaja Masjid Merupakan tempat pengelola melakukan aktivitas seperti rapat dan untuk menentukan jadwal kegiatan serta acara yang akan berlangsung di masjid.  Perpustakaan Adalah fasilitas yang menunjang Taman Pendidikan Al – Qur‟an TPA serta masyarakat sekitar. Pada perpustakaan ini, akan tersedia sejarah dan perkembangan Islam dan ilmu pengetahuan sejak zaman Rasulullah.  Badan Amil Zakat, Infaq dan Sadakah BAZIS Merupakan fasilitas untuk memberi kemudahan bagi masyarakat sekitar untuk menyalurkan zakat, infaq, dan sadakah.  Taman Pendidikan Al – Qur‟an TPA Adalah fasilitas untuk menambah akidah masyarakat. TPA ini berbentuk kursus untuk segala umur masyarakat. Dapat juga sebagai wadah penyaluran dan pendidikan ustadz yang lebih mendalami agama.  Koperasai Syariah Fasilitas penunjang yang dapat memberikan wawasan kepada masyarakat bagaimana bntuk jual – beli yang sesuai dengan syariah Islam. Koperasi ini juga sebagai salah satu pemasukan biaya bagi masjid dalam melakukan berbagai acara. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 78

4.2.2. Analisa Kegiatan

 Pengelola   Peserta TPA  Pengunjung

4.2.3. Analisa Kebutuhan Ruang a. Pengelola

Karena masjid merupakan bangunan umum yang dan pemiliknya merupakan masyarakat di sekitar masjid, maka pengelola Masjid Raya ini merupakan Remaja Masjid yang dipilih dari masyarakat sekitar. Datang Recepstonist Lobby R. Pelatihan Shalat Pulang Datang Recepstonist R. Kerja Shalat Pulang Datang BAZIZ Shalat Koperasi Perpustakaa Pulang Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 79

b. Pengguna

1. Mengacu pada Pedoman Perencanaan Penyediaan Tanah Lahan Sarana Peribadatan Dalam hal ini Masjd sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Dep. PU dikukuhkan dalam Kepmen PU No. 378KPFS1987 antara lain: - Kelompok penduduk RW 2500 orang 500 keluarga 1 langgar : 300 m² 60 x 300 m² = 180 m² 1,2 m² = 150 jema‟ah 80 x 300 m² = 240 m² 1,2 m² = 200 jema‟ah Jadi standar jema‟ah untuk masjid kelurahan 150 jema‟ah sd 200 jema‟ah - Kelompok penduduk lingkungan 30.000 orang 6000 keluarga 1 masjid lingkungan : 1.750 m² 60 x 1.750 m² = 1.050 m² 1,2 m² = 875 jema‟ah 80 x 1.750 m² = 1.400 m² 1,2 m² = 1.165 jema‟ah Jadi sta ndar jema‟ah untuk masjid lingkungan 875 jema‟ah sd 1.165 jema‟ah - Kelompok penduduk kecamatan 120.000 orang 24.000 keluarga 1 masjid kecamatan : 4.000 m² 60 x 4.000 m² = 2.400 m² 1,2 m² = 2.000 jema‟ah 80 x 4.000 m² = 3.200 m² 1,2 m² = 2.665 jema‟ah Jadi standar jema‟ah untuk masjid kecamatan 2.000 jema‟ah sd 2.665 jema‟ah - Kelompok penduduk kota 1.000.000 orang 200.000 keluarga 1 masjid kota : 16.000 m² 60 x 16.000 m² = 9.600 m² 1,2 m² = 8.000 jema‟ah 80 x 16.000 m² = 12.400 m² 1,2 m² = 1 0.500 jema‟ah Jadi standar jema‟ah untuk masjid kota 8.000 jema‟ah sd 10.500 jema‟ah Untuk setiap lantai bruto tiap jema‟ah : 1,2 m² termasuk sirkulasi 2. Mengacu pada keberadaan Masjid dan jumlah pendudukan kecamatan Johor – medan Pada kecamatan Johor belum memiliki sebuah Masjid besar dan masjid yang ada hanya masjid kecil di setiap perumahan. Sehingga untuk melakukan shalat pada hari besar seperti shalat „ied atau jum‟at, masjid tersebut tidak mampu menampung jema‟ah. Hal ini didukung dengan melihat data penduduk muslim yang ada di kecamatan Johor. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 80 Dari data penduduk di atas, maka sebaiknya proyek masjid ini dapat menampung jema‟ah dengan total 5 dari jema‟ah umat Islam, baik pria maupun wanita yang dipisahkan secara sistematis. Plaza – plaza dan ruang – ruang terbuka yang berfungsi untuk menjamin pencahayaan alami, sebagai tempat untuk berinteraksi sosial, dan berfungsi untuk perluasan fungsi masjid pada perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, serta perayaan hari besar Islam lainnya dilakukan di luar ruangan dengan kapasitas minimal 5 jema‟ah umat Islam yang berada di Johor. Sehingga kapasitas total masjid ini dapat menampung 10 penduduk muslim di kecamatan Johor, dengan perincian: Jumlah Jema‟ah di masjid: 5 x 76.616 = 3.830 jema‟ah Jumlah jema‟ah di pelataran: 5 x 76.616 = 3.830 jema‟ah Maka, kapasitas total masjid minimal =3.830 + 3.830 = 7.660 jema‟ah Islam Katolik Protestan Budha Hindu 1 Medan Tuntungan 31.658 6.445 30.590 111 180 68.984 2 Medan Johor 76.616 4.559 21.589 10.416 413 113.593 3 Medan Amplas 84.611 2.688 23.659 693 120 111.771 4 Medan Denai 99.030 2.832 29.384 6.341 103 137.690 5 Medan Area 72.868 1.041 5.445 27.762 442 107.558 6 Medan Kota 37.224 1.938 19.970 23.536 314 82.982 7 Medan Maimun 33.115 1.070 2.659 9.082 1.030 46.956 8 Medan Polonia 33.809 1.843 6.837 8.127 1.418 52.034 9 Medan Baru 21.281 2.401 16.504 2.348 990 43.524 10 Medan Selayang 51.035 5.363 25.854 872 1.083 84.207 11 Medan Sunggal 75.803 3.041 17.018 11.540 1.548 108.950 12 Medan Helvetia 93.958 5.253 39.303 3.241 436 142.191 13 Medan Petisah 31.456 2.324 15.311 16.216 1.750 67.057 14 Medan Barat 48.351 1.696 9.501 17.371 948 77.867 15 Medan Timur 72.691 2.449 15.431 20.627 910 112.108 16 Medan Perjuangan 64.206 2.378 23.909 12.594 672 103.759 17 Medan Tembung 102.360 4.168 20.364 11.826 347 139.065 18 Medan Deli 122.330 1.786 13.525 7.804 267 145.712 19 Medan Labuhan 80.069 3.405 15.220 5.996 139 104.829 20 Medan Marelan 111.914 606 4.555 4.367 274 121.716 21 Medan Belawan 72.431 2.022 16.822 3.241 219 94.735 1.416.816 59.308 373.450 204.111 13.603 2.067.288 Penduduk Jumlah Agama No. Kecamatan Tabel 4.1. Kepadatan Pendudukan Kecamatan Johor Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 81 Dari rincian di atas, maka dalam perencanaan Masjid Raya, kapasitas bangunannya adalah 11.492 jema‟ah pada masjid dan 15.232 jema‟ah di pelatarannya. 4.2.4. Program Ruang - Ruang Utama Luas kebutuhan ruang utama: 9.126,72 m² Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Perhitungan Total m² m²

R. Shalat 0.96 Per org

DA 3.830 1 0.96 x 3.830 3.676,8 Selasar 0.96 Per org DA 3.830 1 0.96 x 3.830 3.676,8 Sub Jumlah 7.353,6

R. Imam -

- AS 1 1 - 6

R. Bilal -

- AS 1 1 - 6

R. Khatib -

- AS 1 1 - 6

R. Audio -

- AS 2 1 - 6 R.Wudhu Pria 0,8 Per org DA 100 1 0,8 x 100 80

R. Wudhu Wanita 0,8

Per org DA 100 1 0,8 x 100 80 KM WC Pria 1,2 Per org DA 20 1 1,2 x 20 24 KM WC Wanita 1,2 Per org DA 20 1 1,2 x 20 24 Gudang - - AS - 1 - 20 Sub Jumlah 252 Jumlah 7.605,6 Jumlah x 20 sirkulasi 1.521,12 Total 9.126,72 - Ruang Pengelola Remaja Masjid Luas ruang pengelola : 144 m² Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Perhitungan Total m² m² Tabel 4.2. Program Ruang – Ruang Utama Tabel 4.3. Program Ruang – Ruang Pengelola Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 82

R. Kepala 10

Per org DA 1 1 10 x 1 10

R. Sekretariat 10

Per org DA 1 1 10 x 1 10

R. Administrasi 6

Per org DA 6 1 6 x 6 36

R.Rapat 1.2

Per org DA 30 1 1,2 x 30 36 Pantry - - AS - 1 - 12 Gudang - - AS - 1 - 16 Jumlah 120 Jumlah x 20 sirkulasi 24 Total 144 - Perpustakaan Luas kebutuhan perpustakaan: 316,32 m² Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Perhitungan Total m² m² Hall 0.6 Per org DA 30 1 0,6 x 30 18

R. Baca dan Kolesi

1.5 Per org DA 100 1 1,5 x 100 150

R. Peminjaman -

- AS 5 1 - 6

R. Penitipan

Barang - - AS 2 1 - 12

R. Fotocopy -

- AS 5 1 - 12 Gudang Buku - - AS 4 1 - 20

R. Pengelola 10

Per org DA 2 1 10 x 2 20

R. TU 6

Per org DA 3 1 6 x 3 18 Toilet 1.2 Per org DA 4 2 1,2 x 4 x 2 7,6 Jumlah 263,6 Jumlah x 20 sirkulasi 52,72 Total 316,32 Tabel 4.4. Program Ruang – Perpustakaan Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 83 - Badan Amil Zakat, Infaq dan Sadakah BAZIS Luas BAZIS: 74,4 m² Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Perhitungan Total m² m² Lobby 0.6 Per org DA 10 1 0,6 x 10 6

R. Administrasi 6

Per org DA 2 1 6 x 2 12

R. Rapat 1.2

Per org DA 20 1 1,2 x 20 24 Gudang - - AS - 1 - 20 Jumlah 62 Jumlah x 20 sirkulasi 12,4 Total 74,4 - Tempat Pendidikan Al – Qur’an TPA Luas TPA : 280,8 m² Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Perhitungan Total m² m²

R. Pengelola

6 Per org DA 4 1 6 x 4 24

R. Rapat 1.2

Per org DA 15 1 1,2 x 15 18

R. Kelas 42

Per kelas DikNas 20 4 42 x4 168 Toilet 1.2 Per org DA 5 2 1,2 x 5 x 2 12 Gudang - - AS - 1 - 12 Jumlah 234 Jumlah x 20 sirkulasi 46,8 Total 280,8 - Poliklinik Luas kebutuhan Poliklinik : 151,92 m² Tabel 4.5. Program Ruang – Baziz Tabel 4.6. Program Ruang – Tempat Pendidikan Al – Qur‟an TPA Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 84 Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Luas Total m² m² R. Tunggu 0.6 Per org DA 15 1 24 R. Konsultasi 6 Per ruang DA 2 1 6 R. Pemeriksaan 6 Per ruang DA 2 2 12 R. Administrasi 6 Per org DA 1 4 24 R. Farmasi 15 Per ruang DA 1 15

R.Rapat 1.2

Per org DA 20 1 24 Toilet 1.2 Per org DA 4 2 9.6 Gudang AS 1 12 Jumlah 126,6 Jumlah x 20 sirkulasi 25,32 Total 151,92 - Gedung Serba Guna Kebutuhan Gedung Serba Guna: 436,32 m² Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Luas Total m² m² Front Desk 0.6 Per org DA 50 1 30 R. Serba Guna 0.65 Per org DA 500 1 325 R. Sound System - - AS - 1 20 Toilet 1.2 Per org DA 5 2 12 Gudang - - AS - 1 20 Jumlah 407 Jumlah x 20 sirkulasi 81.4 Total 488.4 - Ruang Mekanikal Elektrikal ME Luas ME : 146,4 m² Tabel 4.8. Program Ruang – Poliklinik Tabel 4.9. Program Ruang – Gedung Serba Guna Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 85 Nama Ruang STD Ket SBR Kapasitas Jlh Perhitungan Total m² m²

R. Generator -

- AS - 1 - 30

R. Panel -

- AS - 1 - 20 Gudang - - AS - 1 - 24

R. Pompa -

- AS - 1 - 24

R. Trafo -

- AS - 1 - 24 Jumlah 122 Jumlah x 20 sirkulasi 24,4 Total 146,4 Ket: DA = Data Arsitek DikNas = Departemen Pendidikan Nasional AS = Asumsi - Rekapitulasi Luasan Lantai Bangunan Kompleks Masjid Raya Johor Fungsi Luasan Ruang Umum 9.126,72 Perpustakaan 316,32 BAZIS 74,4 TPA 280,8 Pengelola Masjid 144 Poliklinik 151,92 Gedung Serba Guna 488.4 ME 146,4 Total 10.728,96 Tabel 4.10. Program Ruang – Ruang Mekanikal Elektrikal ME Tabel 4.11. Rekapitulasi Luasan Bangunan Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 86 - Kebutuhan Parkir 1. Roda Empat Berdasarkan buku “Sistem Bangunan Bertingkat”, standar parkir untuk bangunan peribadatan, satu mobil dihitung tiap 100 m² luas lantai bruto, maka: Kapasitas parkir mobil = 10.728,96 m² : 100 m² = 107,2 = 110 mobil Standar tiap mobil adalah 12,5 m², maka: Luas pelayanan parkir = 110 x 12,5 m² = 1.375 m² Sirkulasi 20 = 275 m² Total = 1.650 m²

2. Roda Dua

Kebutuhan luas parkir roda dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa pengguna yang menggunakan kendaraan Roda Dua adalah 150 dari total jemaah dengan standar parkiran roda dua 2m² kendaraan. Maka: Luas kebutuhan parkir roda dua = 150 x 7.660 jemaah = 153 x 2 m² = 306 m² Sirkulasi 20 = 61,2 m² Total = 367,2 m² Jadi, luas total bangunan dan area parkir adalah, Luas area bangunan 10.728,96 m² Area parkir roda empat 1.650 m² Area parkir roda dua 367,2 m² Total area bangunan dan parkir 12.746,16 m²

4.2.5. Analisa Bangunan  Analisa Bentuk

Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 87 dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan. Jenis bentuk yang dapat diterapkan dalam rancangan, sebagai berikut : a. Segitiga, bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya. b. Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya. c. Lingkaran, bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat. Kriteria tampilan bentuk bangunan sebagai berikut : a. Landmark, menciptakan tampilan baru dalam lingkungan tapak. b. Filosofi. c. Tema. d. Wujud karakter yang mengundang, sederhana, jujur, dan kuat. Kriteria Bentuk Dasar Bangunan Kesesuain Bentuk Site Baik Baik Kurang Baik Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas Baik, Orientasi ke Segala Arah Tidak Jelas Tabel 4.12. Analisa Bentuk Bangunan Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 88 Efesiensi Ruang Efesien Kurang Efesien Tidak Efesien Efesiensi Struktur dan Konstruksi Bangunan Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah Kesan yang Ingin Dicapai Baik Baik Kurang Baik Ekonomi Bangunan Lebih Hemat Hemat Tidak Ekonomis KELUARAN: Berdasarkan faktor-faktor di ata, maka bentukan yang di ambil adalah persegi. Hal ini juga sesuai dengan optimalisasi denah sehingga mengurangi ruang kosong yang tidak berguna.  Orientasi dan View Dalam perencanaan Masjid ini, sudut pandang terhadap penampilan bangunan sangat penting. Hal ini akan mempengaruhi penampilan kemampuan komunikasi dengan pengunjung. Penentuan sudut dipengaruhi oleh : • Jarak pandang pengunjung • Jarak antar bangunan dan bentukan massa • Lokasi tapak perencanaan • Aktifitas yang berlaku dalam bangunan • Bentuk yang ingin disampaikan.  Sirkulasi dan Penzoningan - Sirkulasi Sirkulasi adalah suatu pencapaian yang dilakukan manusia untuk mencapai fungsi-fungsi yang diinginkan di dalam bangunan. Ditinjau dari sistem bangunan, sirkulasi dibedakan atas sirkulasi horizontal dan vertikal. Sirkulasi horizontal dilakukan di dalam satu lantai sedangkan yang vertikal dilakukan untuk mencapai dari lantai ke lantai lainnya. Sirkulasi horizontal yang digunakan pada Masjid yaitu sirkulasi radial, karena pengunjung dapat menyebar ke berbagai massa bangunan dengan adanya satu titik kumpul. Sedangkan sirkulasi vertikal yang digunakan adalah tangga. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 89 Objek Gambar Keterangan H O R I Z O N T A L Linear Semua jalan pada dasarnya linear. Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu sederet ruang-ruang. Di samping itu jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, berbentuk putaran loop. Radial Konfigurasi radial memiliki jalan yang lurus yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersama. Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal yang menerus, yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah. H O R I Z O N T A L Grid Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan- kawasan ruang segi empat. Jaringan Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruangan. Tabel 4.13. Analisa Sirkulasi di Dalam Site Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 90 V E R T I K A L Tangga a. Pencapaian terbatas b. Waktu tempuh relatif lama c. Alternatif pencapaian pada saat darurat d. Memerlukan tenaga

4.2.4 Analisa Teknologi  Struktur dan Konstruksi

Struktur dan konstruksi terdiri dari :  Sub Structure pondasi bangunan  Upper Structure badan dan atap bangunan Kriteria pemilihan struktur : - Kriteria teknik Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran. - Kriteria fungsi Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan. - Kriteria estetika Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan.  Sub Structure Jenis pondasi terbagi dalam 2 dua klarifikasi, yaitu : - Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur. - Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung. Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Masjid ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu : 1. Keadaan tanah pondasi Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 91 - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 m di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak spread foundation. - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m di bawah permukaan tanah, maka pondasi tiang atau pondasi tiang apung floating pile foundation untuk memperbaiki kondisi tanah. - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang pile driven foundation bila tidak terjadi penurunan. - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. 2. Batasan – batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan: - Kondisi beban - Sifat dinamis bangunan. 3. Batasan- batasan di sekelilingnya Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana di usahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan. Jenis Pondasi Tanah Keras Bahan Keterangan Pondasi tiang pancang 10 m – 40 m Beton bertulang baja komposit Lapisan permukaan tanah atas labillunak Pondasi tiang Strauss 15 m Beton bertulang cor di tempat Tanah mudah di bor Pondasi tiang Franky 10 m – 40 m Beton bertulang cor di tempat Lubang dibuat dengan alat penumbuk Pondasi tiang bor 10 m – 40 m Beton bertulang cor di tempat Besar lubang seluas penampag dasar Pondasi sumuran 4 m Batu pecah beton Sumur seluas pondasi setempat Pondasi terapung ± 15 m Beton bertulang Berfungsi sebagai dinding basement Tabel 4.14. Analisa Pondasi Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 92 Berdasarkan table di analisa di atas, maka pada bangunan Masjid menggunakan pondasi telapak karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban yang dipikul.  Upper Structure Struktur pada bangunan Masjid dibagi atas : Struktur badan : Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan : - Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan. - Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya.  Utilitas Penggunaan sistem utilitas dan kelengkapan bangunan dipertimbangkan terhadap : - Kenyamanan dan keamanan pengguna terhadap suhu, cahaya, bising dan bahaya kebakaran. - Kelangsungan kegiatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan kantor dari perusakan dan bahaya kebakaran.  Sistem Pencahayaan - Pencahayaan alami Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruang- ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela, ruang perkantoran, ruang pameran, bengkel dan fasilitas penunjang lainnya. Pencahayaan buatan Untuk ruang- ruang yang tertutup dan juga pada ruang- ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot spot light pada ruangan gedung serbaguna.  Sistem Pengkondisian Udara - Pengkondisian alami Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam bangunan dengan cara aliran silang cross ventilation. Pengudaraan alami dapat dipakai untuk ruang utilitas. - Pengudaraan buatan System pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan dengan cara penggunaan air conditioner AC. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 93  Sistem Keamanan Keamanan pada bangunan meliputi keamanan terhadap bahaya kebakaran dan bahaya terhadap tindak kriminal. 1. Pencegahan bahaya kebakaran a. Pencegahan pasif  Tangga kebakaran - Jarak tangga maksimal 25 m - Dilengkapi dengan blower - Lebar tangga pintu kebakaran minimal 90 cm - Terdapat pada daerah perkantoran, perdagangan dan servis  Penerangan darurat - Sumber daya baterai - Mempunyai lampu petunjuk - Bekerja secara otomatis  File curtain Merupakan lapisan tahan api yang dilekatkan pada dinding b. Pencegahan aktif  Alat pemadam kimia portable - Daya jangkau 200-250 m - Jarak antara alat 25 m - Diletakkan pada daerah tertentu  Alat pemadam kimia sedang beroda - Daya jangkau 500-550 m - Diletakkan pada tempat- tempat tertentu  Hydrant - Daya jangkau 800 m2unit - Jarak maksimum perletakkan 30 m  Sumber air - Jaringan PAM luar bangunan Sprinkler - Bekerja secara otomatis - Daya jangkau 25 m2unit - Jarak sprinkler 5 m - Digunakan pada daerah umum dan pengelola Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 94 Fire alarm - Mendeteksi sedini mungkin secara otomatis - Terdiri dari heat dan smoke detector - Area pelayanan 92 m2 per alat - Digunakan di seluruh ruangan  Sistem Distribusi Listrik Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota. Sebagai cadangan digunaka genset yang bekerja secara otomatis bila listrik padam. Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan dihindari dari penglihatan langsung.  Sistem Sanitasi dan Pemipaan Terbagi menjadi : 1. System air bersih 2. System air kotor  Distribusi air bersih Pemenuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PAM dan sumur untuk kebutuhan cadangan, seperti kebakaran dan sebagainya. Distribusi air kotor Saluran air kotor terdiri dari : - Air kotor padat - Air kotor cair - Air kotor tercemar Penjabarannya sebagai berikut : - Saluran air kotor padat, berasal dari WC disalurkan ke septick tank kemudian disalurkan ke sewage treatment untuk diolah sampai batas yang aman kemudian disalurkan ke riol kota. - Saluran air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur dan wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota. - Saluran air kotor tercemar. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 95 Kotoran lain berupa : Sampah umum ditampung di dalam bak penempungan sementara sebelum diangkut oleh dinas sampah kota. Faktor penting yang harus diperhatikan pada system sanitasi ini adalah : - Menghindari pencemaran lingkungan - Tidak merusak suasana bangunan dan penampilan bangunan - Kemudahan pengangkutan sampah hingga ke penampungan akhir. Universitas Sumatera Utara MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM INDRA KESUMA – 090406031 96

BAB V KONSEP

5.1. Vegetasi

Vegetasi merupakan elemen penting dalam rancangan arsitektur. Pada proyek Masjid Raya Johor ini, vegetasi diletakkan di pinggir site sebagai buffer untuk mengurangi kebisingan yang di akibatkan oleh kendaraan umum. Vegetasi juga diletakkan di sekitar taman untuk menambah keindahan di dalam site.

5.2. Akustik