Topologi jaringan banyan Jaringan batcher

a. Keluaran dari sebuah elemen switching diberi nomor dari atas ke bawah, bermula dari 0 dan berakhir pada n-1. b. Untuk meroutekan paket melalui tingkat-tingkat elemen switching, ditetapkan vektor peroutean r 1 , r 2 , ...,r m dimana m adalah jumlah tingkat dan r j adalah nomor terminal pada elemen switching tingkat j yang dilalui paket. Nilai dari elemen vektor peroutean adalah fungsi dari terminal tujuan. c. Pada saat pertama ditentukan, elemen switching pada tingkat j menggunakan r j untuk memutuskan terminal keluaran yang mana paket ditujukan. Dengan sifat digit controlled yang dimilikinya memberi keuntungan bahwa tidak diperlukan pemetaan alamat yang dapat menambah kerumitan dalam pengimplementasian di dalam hardware. 3. Jaringan bersifat internally blocking, yang terjadi apabila lebih dari satu paket berusaha untuk menggunakan link yang sama diantara dua tingkat.

3.2 Topologi jaringan banyan

Switch banyan adalah arsitektur peroutean sendiri multi tahap yang menggunakan lebih sedikit elemen β daripada jumlah minimumnya. Secara lebih khusus, switch banyan NxN menggunakan elemen-elemen N2 logN. Oleh karena itu, switch tidak bisa nonblok, permutasi input ke output bisa dibangun apabila tidak bisa diroutekan secara bersamaan dengan switch. Oleh sebab itu, buffer penghalus harus terletak di dalam switch untuk mencapai angka kehilangan paket serendah mungkin[11]. Switch banyan 8x8 dilukiskan dalam Gambar 3.11. Universitas Sumatera Utara 000 001 010 011 100 101 110 111 000 001 010 011 100 101 110 111 Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Masukan Keluaran Gambar 3.11 Switch banyan 8x8 Switch banyan 3 tahap dilukiskan pada Gambar 3.12 berikut ini: Gambar 3.12 Switch banyan 3 tahap Switch banyan didasarkan terhadap switch crossbar yang dibangun ke- dalam sebuah topologi pohon biner. Ada banyak konfigurasi yang berbeda untuk switch banyan. Dua konfigurasi yang mungkin untuk switch banyan tiga tahap di Universitas Sumatera Utara tunjukkan di atas. Switch banyan sangat efisien, tetapi memiliki masalah blocking. Ini terjadi bila terjadi dua input pada node switch berada dalam kontensi untuk output yang sama dan salah satu input dipaksa untuk menunggu. Situasi ini bisa dihindari jika input telah disortir sebelumnya, sebelum memasukkan struktur pohon banyan. Topologi ini disebut topologi switch batcher banyan. Prosedur penyortiran batcher melibatkan 3 tingkat penyortiran untuk menghasilkan input non-blocking untuk jaringan banyan 3 tahap. Harga untuk menghilangkan keadaan tunggu dalam jaringan banyan adalah lebih banyak node lebih banyak biaya dan waktu perjalanan yang lebih lama melalui jumlah node yang lebih besar. Namun switch ini jauh lebih cepat daripada switch banyan sederhana yang lebih mahal[11].

3.3. Sifat-sifat jaringan banyan

Ada 2 jenis sifat-sifat dari jaringan banyan yaitu self-routing dan internal blocking.

3.3.1. Self-routing

Self-routing adalah kelas dimana switch tersusun atas sejumlah elemen switching kecil yang saling terhubung. Paket akan menempuh jalurnya sendiri melalui fabric, tergantung pada urutan keputusan lokal yang diambil pada tiap elemen switch kecil tersebut. Prinsip umum dibalik self-routing adalah tiap paket membawa informasi dalam header-nya yang memungkinkan elemen switching kecil untuk mengambil keputusan secara lokal, tanpa harus berkonsultasi dengan elemen lain atau sentral pengendali. Hal ini dilakukan dengan menambahkan Universitas Sumatera Utara header ekstra kepada paket saat melewati port input sebelum memasuki fabric yang kemudian akan dibuang kembali oleh port output sebelum ditransmisikan ke switch berikutnya. Header ini dikenal dengan nama self-routing header. Pada switch yang menggunakan virtual circuit, VCI yang terdapat pada paket yang tiba digunakan untuk mencari nomor port output yang tepat, nomor port output ini kemudian akan ditempatkan pada self-routing header[8]. Operasinya self-routing pada Gambar 3.13. 1. External adapter menerima data ATM dari link eksternal. 2. Adapter menggunakan field VPI VCI untuk masukan yang tepat untuk VC ini sesuai dengan tabel routing-nya. 3. Nilai VPI VCI akan dikoreksi di keluaran adater yang di-update ke dalam data. 4. Vektor routing menspesifikasi route bahwa data harus melewati switching fabric yang diulang dari tabel VCI. 5. Data diantrikan ke stage-1 sebelum menerima data, switch menempatkan buffer paket kosong ke port input . 6. Jika data diterima di switch stage-1 , routing tag sekarang di-copy ke bagian kontrol. 7. Header untuk routing berotasi seterusnya dan ini merupakan routing tag yang sekarang . 8. Demikian seterusnya stage-2, stage-3 , routing tag, menentukan port keluaran[12]. Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 3.13 memperlihatkan mekanisme dari self-routing[12]. Gambar 3.13 Mekanisme self-routing

3.3.2. Internal blocking

Pada jaringan banyan hanya ada satu jalur hubungan port input →port output . Jaringan banyan mempunyai blocking internal yang terjadi bila lebih dari satu data mencoba menggunakan mengakses link yang sama antara 2 tingkat. Maksimum hubungan masukan-keluaran pada link internal dicapai pada saat k = 0,5 log 2 N atau hubungan maksimum = √N. Blocking internal menyebabkan throughput menurun drastis yang sebanding dengan jumlah port di jaringan. Dalam switch non-blocking internal, bahwa tiap port input dapat berhubungan dengan tiap port keluaran. ∑ SE = 0,5Nlog 2 N, ∑ adalah total state yang berbeda = 2 ∑SE, hubungan ma ksimum = √NN = 20,5Nlog 2 N. Jaringan banyan dapat diskalakan. Untuk mengurangi degradasi keluaran yang terjadi dan tubrukan di port keluaran perlu dilakukan 3 penempatan buffer yaitu[12]: Universitas Sumatera Utara 1. Input Buffering FIFO Penempatan buffer pada masukan diperlihatkan pada Gambar 3.14. Gambar 3.14 Input buffer Satu sel yang tak dapat mencapai port keluaran, selama cycle time akan menempati HOL pada FIFO yang kemudian akan bisa mencoba lagi berhubungan dengan sistem antrian [12]. 2. Output buffering OB Penempatan buffer pada keluaran di perlihatkan pada Gambar 3.15. Gambar 3.15 Output buffering Switch non-blocking internal masih mengalami blocking pada port keluaran karena tubrukan di port keluaran. Dengan OB, semua data yang bertubrukan untuk mencapai port keluaran yang sama disimpan di port keluaran sampai link Universitas Sumatera Utara transmisi memungkinkan. OB menambah throughput switch melebihi IB bila hanya 1 dari data-data yang bertubrukan dari input yang berbeda[12]. 3. Internal buffering Proses internal blocking yang terjadi diperlihatkan pada Gambar 3.16. Gambar 3.16 Internal Blocking Buffer pada link internal bisa digunakan sebagai temporary store bagi data yang bertubrukan dalam mencapai port keluaran yang sama pada tiap SE. Blocking HOL tidak mengimplementasi FIFO jumlah data yang datang secara serentak pada SE = √N buffer besar maka ada cell delay[12].

3.4. Jaringan batcher

Meskipun Banyan network dapat menemukan jalur tanpa ada tabrakan, hal itu dapat terjadi jika syarat keterurutan paket berdasarkan nomor port output terpenuhi. Untuk mengeliminasi syarat ini, diperlukan ‘sesuatu’ yang ditambahkan sebelum Banyan network untuk mengurutkan terlebih dahulu paket berdasarkan nomor port output-nya. Batcher network adalah network yang dirancang untuk melakukam hal seperti itu. Batcher network diletakkan didepan Banyan network , maka akan didapat Batcher-banyan fabric yang memiliki sifat Universitas Sumatera Utara nonblocking tidak akan terjadi tabrakan selama paket-paket ditujukan pada port output yang berbeda-beda. Elemen switching yang terdapat pada Batcher network bekerja dengan cara yang sangat berbeda dengan yang terdapat pada Banyan network. Elemen switching tersebut melakukan perbandingan menyeluruh terhadap angka pada self- routing header, kemudian meneruskan paket yang memiliki angka lebih tinggi ke satu port output sementara yang lebih rendah ke port output yang lain. Jika ternyata kedua nilai sama, maka dilakukan pemilihan secara acak. Ada dua jenis elemen switch pada Batcher network yaitu elemen yang melakukan pengurutan ‘naik’ meneruskan paket dengan nomor lebih tinggi ke port sebelah atas dan elemen yang melakukan pengurutan ‘turun’meneruskan paket dengan nomor lebih tinggi ke port sebelah bawah[8].Teknik pen-sortiran yang dilakukan oleh batcher dapat di jelaskan seperti dibawah ini[12]: 1. Jika dua input yang muncul, maka input yang memiliki alamat tertinggi akan meneruskannya ke port output atau dengan mengikuti tanda panah. Seperti Gambar 3.17 yang menjelaskan tentang pen-sortiran tahap I. Gambar 3.17 Pen-sortiran tahap I Universitas Sumatera Utara 2. Jika hanya satu alamat input yang muncul, maka akan meneruskannya, tetapi tidak mengikuti tanda panah yang ada. Seperti Gambar 3.18 yang menjelaskan pen-sortiran tahap II. Gambar 3.18 Pen-sortiran tahap II Maka dapat dihitung jumlah nilai pada setiap tingkat dan crosspoint pada Batcher switch dengan menggunakan Persamaan 3.4 dan 3.5 dan jumlah nilai pada crosspoint untuk Batcher-banyan switch menggunakan Persamaan 3.6. a Jumlah nilai pada setiap tingkat : M = ∑ = ��� 2 � �=1 1 2 log 2 N[ log 2 N + 1]...........................................................3.4 b Jumlah nilai pada crosspoint : N x = �� 2 ........................................................................................................... 3.5 c Jumlah nilai pada crosspoints Batcher-banyan switch : N x = � 4 log 2 N[log 2 N + 3]...................................................................................3.6 Universitas Sumatera Utara Berikut adalah skema penyortiran jaringan batcher yang ditunjukkan pada Gambar 3.19[12]. Gambar 3.19 Jaringan sortir batcher Keterangan: Stage 1 : Data yang masuk di sorting secara berpasang-pasangan. Stage 2 dan 3 : merupakan 4 way merge Stage 4,5 dan 6 : merupakan 8 way merge Stage 6,7 dan 8 : single path switching Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS KINERJA JARINGAN

BATCHER-BANYAN

4.1. Umum

Jaringan switch batcher-banyan yang dikonfigurasi menurut temuan sekarang terdiri dari empat input dan empat output. Input ke dan output jaringan