BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA ATAS PRODUK TIDAK
HALAL YANG DIKONSUMSI KONSUMEN MUSLIM AKIBAT KELALAIAN YANG
DILAKUKAN OLEH PELAKU USAHA
A. Bentuk-Bentuk Sengketa Konsumen
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Kepmen Nomor 3502001 disebutkan bahwa sengketa konsumen adalah sengketa antara pelaku usaha
dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas kerusakan, pencemaran danatau yang menderita kerugian akibat mengkonsumsi baran danatau memanfaatkan
jasa. Sengketa konsumen menurut Pasal 23 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen dimulai pada saat konsumen menggugat pelaku usaha yang menolak danatau tidak memenuhi ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 1,
ayat 2, ayat 3 dan ayat 4 baik melalui BPSK atau perailan umum ditempat kedudukan konsumen. Sengketa konsumen tidak memiliki batasan, namun yang
pasti sengketa konsumen dapat timbul ketika hubungan antara konsumen dengan pelaku usaha telah terjalin hubungan hukum yaitu antara hak dan kewajiban.
Berikut beberapa bentuk-bentuk sengketa konsumen yang ada di beberapa daerah Indonesia.
1. Bentuk sengketa terkait kehilangan barang dalam bagasi pesawat
Kasus ini merupakan kasus barang bawaan penumpang yang hilang di bagasi pesawat. Awalnya, kasus ini diselesaikan di Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen BPSK yang menghukum PT Lion Menteri Airlines Lion Air untuk
membayar ganti rugi atas hilangnya koper seberat 12 kilogram milik salah seorang penumpang, Herlina Sunarti dalam penerbangan rute Jakarta – Semarang
pada 4 Agustus 2011. Berdasarkan putusan BPSK Nomor 12BPSKSmgPutArbitraseX2011, Lion Air harus membayar ganti rugi
sejumlah Rp.25 juta. Namun, Lion Air enggan membayar ganti rugi senilai jumlah tersebut.
Lion Air mendalilkan kepada UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan jo. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Udara. Bila
merujuk ke ketentuan tersebut, Lion Air hanya mengganti kerugian dengan nilai barang per kilogram sebesar Rp100,000 seratus ribu rupiah, sehingga total yang
dibayarkan kepada Herlina sebesar Rp1.200.000,00. Sebelumnya, BPSK hanya mendasarkan kepada UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Majelis Hakim PN Semarang memutus untuk menolak permohonan Lion Air. Begitu pula upaya kasasi yang diajukan oleh Lion Air dalam perkara No. 605
KPdt.Sus-BPSK2012 ditolak oleh hakim. 2.
Bentuk sengketa terkait klaim asuransi Kasus ini dihadapi antara Widra Yenni, SE melawan PT. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat. Adapun duduk perkara atas sengketa konsumen ini adalah sebagai sebagai berikut:
Bahwa Widra Yenni, SE, menikmati fasilitas kredit Modal Kerja Multi Guna KMK-MG di Cabang Siteba untuk jangka waktu 60 enam puluh bulan
semenjak tanggal 15 Juni 2009 dengan plafond kredit Rp.50.000.000.-lima puluh juta rupiah sesuai dengan perjanjian kredit nomor PK011STPAKMK-MG06-
200906-2014 tanggal 15 Juni 2009. Pada saat realisasi kredit, dilakukan pertanggungan asuransi kebakaran atas agunan kredit Widra Yenni, SE berupa
rumah tempat tinggal dengan jangka waktu pertanggungan dari tanggal 15 Juni 2009 sampai dengan tanggal 15 Juni 2010.
116
Di dalam Perjanjian Kredit pada Pasal 9 dan Pasal 14 disepakati sebagai berikut:
117
a. Pada Pasal 9 ditentukan, jika tidak ditentukan lain oleh Bank, maka Debitur
wajib mengasuransikan agunan kredit dan atau objek yang dibiayai oleh Bank atas beban DEBITUR, pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh
BANK dengan syarat Banker’s Clause dengan minimal pertanggungan ditetapkan oleh BANK
b. Dengan tidak mengurangi maksud ayat 1 pasal ini, DEBITUR menyetujui
BANK untuk memperpanjang penutupan asuransi DEBITUR sepanjang dana DEBITUR tersedia untuk itu ; Pasal 14 Atas perjanjian ini apabila
terjadi perselisihan, maka akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Padang
c. Pada tanggal 14 Desember 2009 Widra Yenni, SE mengajukan permohonan
penundaan pembayaran kewajiban kredit selama jangka waktu 12 dua belas bulan sehubungan dengan terganggunya kegiatan usaha Widra Yenni,
SE akibat bencana gempa bumi yang terjadi pada tanggal 30 September 2009. Dan permohonan Widra Yenni, SE tersebut dikabulkan oleh PT. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat
116
Berdasarkan Putusan Nomor 155Pdt.GBPSK2012PN.Pdg.
117
Berdasarkan Putusan Nomor 155Pdt.GBPSK2012PN.Pdg.
Pada tanggal 10 Mei 2010 petugas PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat mengunjungi Widra Yenni, SE untuk melakukan penagihan atas
tunggakan kredit Ybs dan Widra Yenni, SE berjanji akan mulai menyetor angsuran kredit pada bulan Juni 2010. Pada bulan Juni 2010 tersebut, polis
asuransi kebakaran rumah Widra Yenni, SE jatuh tempo dan tidak dapat diperpanjang oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat karena saldo
Widra Yenni, SE idak mencukupi untuk membayar premi asuransi tersebut.
118
Pada tanggal 29 November 2010 petugas PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat mengunjungi Widra Yenni, SE dan menyampaikan bahwa
penundaan pembayaran kredit Widra Yenni, SE dan kewajiban kredit lainnya yang harus dibayar yaitu asuransi kebakaran atas agunan kredit Ybs telah jatuh
tempo dan Widra Yenni, SE berjanji akan melunasi pada bulan Maret 2011. Bahwa pada bulan Maret 2011, TERMOHON KEBERATAN juga tidak
memenuhi kewajiban seperti yang telah dijanjikannya. Tanggal 7 September 2012 rumah tempat tinggal yang menjadi agunan kredit Widra Yenni, SE terbakar. Atas
musibah ini Widra Yenni, SE melapor ke Bank Nagari Cabang Siteba agar dapat dilakukan klaim asuransi atas kebakaran rumah tersebut.
119
Bahwa PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat telah menerangkan secara jelas dan rinci bahwa PT. Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Barat tidak dapat mencairkan klaim asuransi kebakaran tersebut dikarenakan polis asuransi kebakaran tersebut hanya berlaku dari tanggal 15 Juni
2009 sampai dengan 15 Juni 2010. Polis asuransi tersebut tidak dapat
118
Berdasarkan Putusan Nomor 155Pdt.GBPSK2012PN.Pdg.
119
Berdasarkan Putusan Nomor 155Pdt.GBPSK2012PN.Pdg.
diperpanjang karena saldo Ybs. tidak mencukupi untuk pembebanan biaya polis asuransi. Pada saat itu Widra Yenni, SE mengerti dan memahami serta mau
menerima atas penjelasan yang telah PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat sampaikan. Pada tanggal 27 September 2012. Widra Yenni, SE
menyampaikan pengaduan Konsumen kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK Kota Padang yang diterima dan dicatat didalam Formulir
Pengaduan Nasabah Nomor:86P3K2012 tanggal 27 September 2012 oleh Sekretariat BPSK Kota Padang Sdr. Chairul, ST.
120
3. Bentuk sengketa terkait jaminan fidusia
Kasus ini dihadapi antara PT. Sinarmas Multifinance cabang Surakarta melawan Etik Sri Sulanjari. Bahwa pada tanggal 14 April 2011 Etik Sri Sulanjari
mendatangi kantor PT. Sinarmas Multifinance cabang Surakarta di Jalan RM Said No. 142 Surakarta untuk mengajukan permohonan pinjaman sebesar Rp.
5.000.000,- lima juta rupiah dengan jaminan fidusia berupa sepeda motor Suzuki Skydrive No Polisi AD 2291 TU, Warna kuning metalic, atas nama Etik Sri
Sulanjari. Bahwa PT. Sinarmas Multifinance memenuhi permohonan Etik Sri Sulanjari dengan memberi pinjaman sebesar Rp. 4.500.000,- empat juta lima
ratus ribu rupiah yang dibuat dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen dan Pemberian Jaminan secara Kepercayaan Fidusia Nomor 911041101941, tanggal
15 April 2011. Dengan ketentuan bunga 33,1713 per tahun, dan jaminan, dalam jangka waktu 24 bulan dan mewajibkan Etik Sri Sulanjari untuk membayar
120
Berdasarkan Putusan Nomor 155Pdt.GBPSK2012PN.Pdg.
angsuran utang pokok dan bunganya sebesar Rp. 297.000,- dua ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah pada selambat-lambatnya tanggal 15 setiap bulannya.
121
Perjanjian Pembiayaan Konsumen dan Pemberian Jaminan secara Kepercayaan Fidusia Nomor : 911041101941 dilaksanakan dengan jaminan
fidusia berupa sepeda motor Suzuki Skydrive No Polisi AD 2291 TU, Warna kuning metalic, atas nama Etik Sri Sulanjari kemudian telah diterbitkan Sertifikat
Fidusia Nomor W9.09872.AH.05.01.TH.2012, tertanggal 28 Maret 2012.
122
Pada angsuran ke-9 yang jatoh tempo pada tanggal 15 Januari 2012, Etik Sri Sulanjari mengalami keterlambatan pembayaran. Etik Sri Sulanjari baru
membayar angsuran pada tanggal 8 Pebruari 2012. Bahwa pada angsuran ke-10 jatoh tempo tanggal 15 Pebruari 2012 dan angsuran ke-11 jatoh tempo tanggal
15 Maret 2012, Etik Sri Sulanjari tidak melaksanakan kewajibannya membayar angsuran utang pokok dan bunganya kepada PT. Sinarmas Multifinance.
123
Pada tanggal 15 Maret 2012, PT. Sinarmas Multifinance telah melakukan penagihan angsuran ke-10 dan ke-11 kepada Etik Sri Sulanjari, tetapi Etik Sri
Sulanjari tetap tidak dapat melaksanakan kewajibannya. Keesokan harinya, pada tanggal 16 Maret 2012, PT. Sinarmas Multifinance kembali melakukan
penagihan, tetapi Etik Sri Sulanjari tetap tidak dapat melaksanakan kewajibannya membayar angsuran ke-10 dan ke-11. Maka Staff PT. Sinarmas Multifinance
melakukan penyitaan terhadap objek jaminan fidusia berupa sepeda motor Suzuki Skydrive No Polisi AD 2291 TU, Warna kuning metalic, atas nama Etik Sri
121
Berdasarkan Putusan Nomor 105 KPdt.Sus-BPSK2012.
122
Berdasarkan Putusan Nomor 105 KPdt.Sus-BPSK2012.
123
Berdasarkan Putusan Nomor 105 KPdt.Sus-BPSK2012.
Sulanjari. Bahwa Etik Sri Sulanjari secara sukarela memberikan Kunci kendaraan dan Surat Tanda Nomor Kendaraan STNK sepeda motor Suzuki Skydrive No
Polisi AD 2291 TU, Warna kuning metalic, atas nama Etik Sri Sulanjari kepada staff PT. Sinarmas Multifinance.
124
B. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Sebagai Media Penyelesaian