5.2 Sikap Responden SADARI Sebagai Deteksi Kanker Payudara
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan karakteristik sikap yang diperoleh dari 84 responden yang dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Tahun 2015. Adapun hasil distribusi frekuensi yaitu mayoritas sikap kurang baik sebanyak 41 responden 48,8 dan minoritas
mempunyai sikap baik sebanyak 25 responden 29,8. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Pipit Ekanita 2013
menunjukkan bahwa sebagian besar mempunyai sikap tidak baik yaitu 59 responden 63,4, dan mempunyai sikap sangat tidak baik yaitu 2 responden
2,2. Deskripsi Perilaku WUS dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri SADARI di Desa Banteran Kecamatan Wangon menunjukan bahwa perilaku
WUS dalam melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI, sebagian besar tidak pernah melakukan SADARI yaitu 46 responden 49,50, dan sebagian
kecil rutin melakukan SADARI yaitu 16 responden 17,20. Hasil ini didukung sama dengan penelitian sebelumnya Susanti, Ari 2013
berbeda dengan tempat penelitian dan populasinya yang menyatakan bahwa sikap WUS sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang baik, yaitu
pada kelompok intervensi 66,7 dan kelompok kontrol 72,2. Sikap WUS sesudah diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori baik, yaitu pada
kelompok intervensi 94,5 dan kelompok kontrol 61,1. Hasil ini didukung penelitian sebelumnya Handayani, Dwi Sri 2008
berbeda dengan penelitian dilakukan penelitian tempat dan populasinya berbeda menyatakan bahwa sikap responden para wanita dewasa awal terhadap
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan payudara sendiri memiliki sikap tidak melakukan SADARI terhadap pemeriksaan payudara sendiri sebesar 43 47,8 responden dan responden
mempunyai sikap melakukan SADARI sebesar 47 52,2 responden. Berdasarkan analisa penelitian diatas menyatakan bahwa mahasiswi
memiliki sikap kurang baik disebabkan beberapa faktor yaitu mahasiswi malas, lupa, tidak penting melakukan SADARI sebelum ada benjolan yang terjadi
kepada mereka, tidak nyaman melakukan SADARI dalam sebulan rutin. Dapat dilihat dari mahasiswi latar pendidikan tenaga kesehatan yang harus melakukan
pencegahan untuk mendeteksi kanker payudara untuk mengurangi risiko kanker payudara.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi tertutup yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang
ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu
Notoadmojo, 2003. Menurut teori Notoadmodjo 2003 berkaitan dengan hasil penelitian
bahwa sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dengan cara-cara tertentu. Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap,
kemudian untuk bersikap diperoleh melalui proses belajar. Tidak adanya kebiasaan responden untuk berperilaku SADARI dan tidak melihat dampak dari
kanker payudara yang berkaitan dngan kesehatan termasuk SADARI sangat
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi terjadinya perubahan sikap responden setelah diberikan perlakuan. Sikap yang deperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Menurut Azwar, 2005 sikap terdiri dari tiga komponen pokok yaitu 1
kepercayaan atau keyakinan, ide, konsep dan pemikiran terhadap objek, 2 kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. 3 kecenderungan
untuk bertindak. Ketiga komponen inilah yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap kurang baik tentang kanker payudara dan melakukan SADARI
yang tidak baik. Berdasarkan komponen sikap menurut Azwar 2005 yang disebutkan diatas dapat dijelaskan dan dihubungkan dengan sikap mahasiswi
terhadap SADARI sebagai berikut: mahasiswi FKM USU sebagai mahasiswi dibidang kesehatan seharusnya memilki kepercayaan atau keyakinan, penilaian
serta kecenderungan untuk melakukan SADARI sebagai salah satu usaha untuk mengetahui adanya kanker payudara sehingga apabila terjadi kanker payudara
maka secepatnya mendapat pengobatan. Namun sebaliknya, mahasiswi FKM USU yang seharusnya mencegah terjadinya penyakit, belum mempunyai
kepercayaan, penilaian serta kecenderungan untuk melakukan SADARI.
5.3 Tindakan Responden SADARI Sebagai Deteksi Kanker Payudara