telah mampu melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. 4 Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah
berkembang dengan baik, sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa SADARI sebagai salah suatu objek yang harus dikenal sebagai suatu cara untuk mendeteksi adanya
kanker payudara belum banyak diterima responden sebagai suatu pengetahuan walaupun mengambil sikap yang baik namun belum dilakukan dengan benar,
terutama mulai dari respon terpimpin dimana responden belum melakukan SADARI sesuai dengan langkah-langkahnya serta belum menjadi kebiasaan bagi
responden sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
5.4 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan SADARI
Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
Hasil penelitian menunjukkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 84 mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 yang mempunyai Pengetahuan baik sebanyak 18 orang 58,1 yang melakukan tindakan deteksi
dini kanker dan 13 orang 6,7 yang tidak melakukan deteksi kanker payudara. Pengetahuan Cukup Baik sebanyak 9 orang 36,0 yang melakukan tindakan
deteksi kanker payudara dan 16 orang 64,0 yang tidak melakukan deteksi kanker payudara. Pengetahuan Kurang Baik sebanyak 5 orang 17,9 yang
melakukan deteksi dini kanker payudara dan 23 orang 82,1 yang tidak melakukan deteksi dini kanker payudara.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini didukung Lenggogeni Putri 2011 menunjukkan bahwa 62,5 responden memiliki tindakan SADARI tidak baik, 56,25 tingkat
pengetahuan rendah, 37,5 memiliki riwayat kanker payudara, 52,5 rentan terkena kanker payudara, 51,25 tingkat keparahan kanker payudara, 37,5
menghalangi responden melakukan SADARI, 45 melakukan SADARI, 83,75 kesadaran untuk melakukan SADARI. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dan kesadaran dari sendiri dengan tindakan SADARI. Faktor dominan yang berhubungan dengan tindakan SADARI adalah kesadaran dari sendiri.
Hasil penelitian pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI
yang baik. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan responden yaitu mahasiswi FKM USU yang telah mendapatkan informasi atau pengetahuan
tentang kanker payudara dan SADARI. Pada penelitian ini juga masih terdapat sebagian kecil responden yang memiliki tindakan pemeriksaan payudara sendiri
SADARI tentang mendeteksi kanker payudara yang rendah. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pengalaman yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang dan tergantung pada ingatan seseorang pada saat pengisian kuesioner.
Sesuai dengan Notoatmodjo 2007 yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu dan kemampuan mengingat seseorang dapat dipengaruhi oleh dimensi waktu. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Tampak jelas bahwa pengetahuan sebagian responden pada
Universitas Sumatera Utara
tingkat pengetahuan yang baik karena responden pernah mendapatkan pembelajaran tentang SADARI yang didapat melalui indera yang dimiliki
responden. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu
objek atau informasi. Maka dari itu meskipun responden pernah mendapat informasi tentang kanker payudara dan SADARI tetapi responden tersebut tidak
melakukan penginderaan dengan baik, hal ini mengakibatkan pemahaman responden yang baik.
Tidak semua responden melakukan SADARI secara teratur meskipun telah mengetahui betapa pentingnya pemeriksaan ini. Dari hasil penelitian ini,
responden menunjukkan tindakan SADARI yang tidak cukup baik. Dalam tinjauan teori disebutkan bahwa tingginya angka kematian karena kanker
payudara disebabkan sebagian besar penderita datang setelah stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah penderita tidak tahu atau
kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang memperhatikan payudara, rasa takut akan operasi, percaya dukun atau tradisional dan rasa malas serta malu
memperlihatkan payudara Sutjipto, 2009. Namun, pada hasil penelitian juga diperoleh bahwa sebagian besar
responden kadang merasa malas melakukannya karena belum nampak dampak bahaya kanker payudara. Hal ini disebabkan kurang mengaplikasikan sumber
infotmasi kesehatan yang sudah adadiketahui dari pendidikan sebelumnya sehingga sulit terwujudnya tindakan dalam kehidupan sehari-hari walaupun
pengetahuan yang didapat maksimal tetapi tidak terwujud dalam suatu tindakan kehidupan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian ini, sebagian responden telah melakukan SADARI sesuai dengan frekuensi dan waktu yang dianjurkan oleh Varney 2004, bahwa
SADARI sebaiknya dilakukan secara mandiri sekali dalam satu bulan pada saat setelah menstruasi.
Penyakit kanker payudara menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Kesembuhan akan semakin tinggi jika kanker payudara pada stadium
dini. Usaha yang paling efektif untuk mendeteksi dini secara dini kanker payudara adalah SADARI. Minimnya informasi dengan mempublikasi deteksi dini kanker
payudara menyebabkan penemuan dan penanganan kanker payudara belum bisa dikelola dengan baik.
Hal penelitian dengan menggunakan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan p=0,006 p0,05 dengan kata lain Ho
ditolak, terbukti secara signifikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa hipotesis diterima yaitu adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan
tindakan SADARI. Hal ini sesuai dengan tinjauan teori bahwa perilaku SADARI yang termasuk dalam tindakan kesehatan, dipengaruhi oleh faktor keturunan dan
lingkungan yang bermula dari pemikiran atas dasar pengetahuan hingga pada akhirnya muncul dalam perilaku Purwanto, 2009.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan tinjauan teori yang menyebutkan bahwa berdasarkan pengalaman dan penelitian, tindakan yang didasari oleh
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2007.
Hasil ini didukung sama dengan penelitian Handayani 2008 adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku responden pada wanita dewasa
awal dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan Klaten dengan menggunakan uji statistik analisis bivariat dapat
diketahui responden memiliki pengetahuan baik dengan perilaku benar 10 83,3 dan perilaku salah 2 16,7, responden memiliki pengetahuan cukup
dengan perilaku benar 36 48,0 dan perilaku salah 39 52,0 dan responden memiliki pengetahuan kurang dengan perilaku benar 0 dan perilaku salah 3
100,0. Dengan menggunakan uji chi square alternatif Pearson Chi Square menunjukkan p-value=0,015 dimana kurang dari nilai signifikan yaitu 5 0,05
dengan nilai rx = 8,413 lebih besar dari r tabel yaitu 5,591. Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku responden dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
5.5 Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan Deteksi Dini Kanker