Gambar Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar Gambar Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara Biopsi Tindakan

2.7 Gambar Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jan 12.00 pada bagian puting susu. Universitas Sumatera Utara

2.8 Gambar Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

2.9 Gambar Tahap 5 Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

2.1.5.1 Cara Melakukan SADARI

Menurut Bustan 2007 dan Purnomo 2009 langkah-langkah tahapan pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan berbagai macam semasa mandi, berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya membuat kenya manan Anda untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan untuk mengurangi kematian akibat kanker payudara karena terlambat mendeteksi dini kanker payudara yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

1. Semasa Mandi

Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari, gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payuadara sebelah kiri dan tangan kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari bila terdapat gumpalan kebetulan keras, menebal di payudara.

2. Berdiri di hadapan cermin

Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang nda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan menolak payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandungi darah.

3. Berbaring

Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan jari Anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari digerakkan 1 inci 2,5 cm ke arah puting. Lakukan putaran untuk memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di belakang kepala. Coba Universitas Sumatera Utara rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang atas tulang selangka.

2.1.6 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari

Pemeriksaan Payudara Sendiri Menurut Olfah dkk 2013, Setiati 2009, Nisman 2011, dan Kasdu 2005 menyatakan apabila Anda tidak melakukan Skrining dan deteksi dini dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan 5-7 hari stelah menstruasi akan medapatkan temuan masalah kanker payudara atau kelainan yang terjadi di payudara seperti memiliki ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang menunjukkan suatu ketidaknormalan pada pyudara. Hal-hal berikut ini dapat menandakan adanya kanker payudara tanda-tanda khusus kanker payudara sebagai berikut: 1. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya tanpa rasa sakit walaupun 25 kanker dihubungkan dengan suatu rasa tidak nyaman. 2. Puting susu yang terlipat ke dalam. 3. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat kerutan-kerutan pada kulit payudara. 4. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara. 5. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting susu jarang-jarang. Universitas Sumatera Utara 6. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak Anda yang berbintik-bintik adalah tanda meningkatnya penyakit. 7. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika ditekan tidak bergerak pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu payudara. 8. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu 9. Timbul rasa nyeri 10. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal, terasa bakar, dan tertarik ke dalam 11. Terjadi perlukaan di daerah ketiak.

2.1.7 Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan

Menurut Nisman 2011 dan Mulyani 2013 SADARI baru dilakukan oleh sebgian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25 sampai 30 wanita yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur setiap bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah untuk melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya harapan besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang ringan, bisa diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Yang kedua adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan membuat benjolan menegcil, sebaliknya justru dapat membuat masalah menjadi lebih berat jika benjolan ini merupakan masalah atau penyakit. Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter yang tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. a. Mammografi Universitas Sumatera Utara Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah umumnya berkisar 0,7 mSv. Melalui pemeriksaan Mammografi, angka kematia karena kanker payudara dapat diturunkan sampai 30. Metode mammografi, sinar X yang dipancarkan sangat kecil, sehingga metode ini relatif mudah. Mammografi merupakan suatu tes yang aman yang bertujuan untuk melihat adanya masalah pada payudara wanita.

b. Biopsi

Suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerah sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dilakukan tes, dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker. Benjolan atau perubahan yang ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak bukan kanker atau ganas kanker dan jika kanker payudara dapat lebih dini maka wanita kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak terapi untuk kanker payudara. c. Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala gejala kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih banyak. d. Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak menunjukkan bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan kanker dibandingkan film Sinar X. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10 Pemeriksaan Mammograf

2.2 Kanker Payudara

2.2.1 Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara Carcinoma Mammae adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu kelenjar embuat air susu, saluran kelenjar saluran air susu, dan jaringan penunjang payudara Olfah dkk, 2013. Kanker payudara dikenal sebagai slaha satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevalensinya tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobtan. Semua ini pada gilirannya menyebabkan masalah kanker sebagai suatu masalah kesehatan yang biaya yang mahal Bustan, 2007. Universitas Sumatera Utara Menurut Mulyani 2013 dan Suprianto 2010 Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker payudara pada umumnya menyerang pada kaum wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang kaum laki-laki, walaupun kemungkinan juga dapat menyerang kaum laki-laki itu sangat kecil sekali yaitu 1:1000. Kanker payudara ini adalah salah asatu jenis kanker yang juga menjadi penyebab kematian terbesar kaum wanita di dunia, termasuk di Indonesia. Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua,yaitu: 1. Kanker Payudara Invasif Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif menyerang tanpa selalu menyebar metastatic ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh. 2. Kanker Payudara Non-Invasif Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan konektif disekitarnya. DCISDuctal Carcinoma In Situ merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan LICSLobular Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara. 2.2.2 Gejala dan Tanda Kanker Payudara 2.2.2.1 Gejala Kanker Payudara Universitas Sumatera Utara Menurut Mulyani 2013, Setiati 2009, Bustan 2007, dan Olfah dkk 2013 gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara jga tidak diketahui dengan mudah. Sering kali, gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut. Untuk menentukan gejala awal kanker payudara dapat dideteksi oleh kaum wanita, jadi perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara. Menurut American Cancer Association, kemungkinan wanita wanita terkena kanker payudara itu satu banding delapan orang atau 12 persen. Adapun beberapa gejala kanker payudara : 1. Ditemukannya benjolan pada payudara yang tidak hilang dan permanen biasanaya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau sekitar ketiak. Menurut American Cancer Society, gejala awal yang signifikan dan sering dialami wanita ialah benjolan yang biasanya ditandai rasa sakiy bila dipegang atau ditekan. 2. Perubahan pada payudara Biasanya gejala yang terjadi ialah berubahnya ukuran, bentuk payudara dan puting. Dimana gejala itu awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan berwarna merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk. Adapula dalam kasus lain, warna payudaranya berubah orange. 3. Puting mengeluarkan cairan Universitas Sumatera Utara Pada puting seringkali mengeluarkan cairan nipple discharge seperti darah, tetapi juga terkadang juga berwarna kuning, kehijau-hijauan berupa nanah. 4. Pembengkakan pada payudara Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa ada benjolan, yang merupakan gejala umumnya. Bahkan, kadang kadang salah satu payudara pembuluh darah jadi tlebih terlihat. Menurut Olfah dkk 2013 mengungkapkan tanda dan gejala kanker payudara dibuat beedasarkan fasenya sebagai berikut: A. Fase awal kanker payudara asimptomatik tanpa tanda gejala. Tanda dan gejala yang paling umum dalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakkan sekitar 90 ditemukan oleh penderita sendiri. Pada stadium dini, kanker payudara tidak menimbulkan keluhan. B. Fase lanjut 1. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya 2. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah di obati 3. Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati. 4. Putting susu sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau menyusui. 5. Putting susu tertarik ke dalam 6. Kulit payudara menegrut seperti kulit jeruk peud d’orange. C. Metastase luas, berupa : 1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal 2. Hasil rontgen thorax abnormal dengan atau tanpa efusi pleura Universitas Sumatera Utara 3. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang 4. Fungsi hati abnormal. Menurut Suprianto 2010 sesungguhnya seseorang bisa terserang kanker Lantaran banyak faktor diantaranya ialah faktor gen, makanan dan minuman tertentu dan lain sebagainya. Supaya kita dapat mengidentifikasi adanya kanker dalam tubuh, kita mesti mengenali tanda-tanda kanker sejak dini. Tanda-tanda kanker payuadara yaitu: 1. Berkurangnya berat badan tanpa diketahui penyebabnya. 2. Demam yang berlebih sering terlihat dalam tahap-tahap lanjut, terutama bila kanker mempengaruhi sistem kekebalan dan mengurangi pertahanan terhadap infeksi. 3. Rasa lelah yang berlebihan. 4. Rasa nyeri yang muncul di tempat-tempat tertentu, yang merupakan sistem tahap lanjut penyakit kanker. 5. Perubahan warna kulit menguning, memerah, gatal-gatal, atau pertumbuhan rambut berlebihan. 2.2.3 Penyebab Kanker Payudara dan Faktor Resiko 2.2.3.1 Penyebab Kanker Payudara Menurut Sitorus 2006, Kasdu 2005, Mulyani 2013 hingga saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti salah satunya genetik keturunan dan faktor yang belum pasti tidak ada faktor lain mendukung sperti Universitas Sumatera Utara terlalu banyak mengonsumsi makanan yang berelmak, obata-obatan yang mengandung hormon estrogen dan zat karsinogen zat warna sintesis dan bahan kimia. 1. Faktor Usia Semakin tua usia seorang wanita, maka akan risiko untuk menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia paling beresiko terkena kanker payudara, terutamabagi mereka yang mengalami menopause terlambat.’ 2. Faktor Genetik Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor resiko pencetus knaker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memilki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara. 3. Penggunaan hormon estrogen Penggunaan hormon estrogen misalnya pada pengunaan terapi estrogen replacemenet, penggunaan terapi estrogen replacement mempunyai peningkatan risiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker payuadara. 4. Gaya hidup yang tidak sehat Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko kanker payudara. 5. Perokok pasif Universitas Sumatera Utara Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja menghisap asap rokok yang dikeluarkan olehorang perokok sering kali didengar perokok pasif terkena risiko dari bahaya asap rokok dibanding perokok aktif. Menurut ahli dari California Enviromental Protection Agency Perokok asif memiki hubungan erat dengan resiko terserang penyakit kanekr payuadara, oleh karena itu jangan menjadi perokok aktif, hindarilah orang- orang yang merokok di sekitar anda agar anda tidak menjadi perokok pasif. 6. Penggunaan kosmetik Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko menyebabkan peningkatan risiko mengalami penyakit kanker payudara, sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan diri kita. 7. Penggunaan Pil KB Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan wanita terkena risiko kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan risiko ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti.

2.2.3.2 Fakto Risiko Kanker Payudara

Menurut Mulyani 2013, Nisman 2011, Olfah dkk 2013, Andrews 2010 Hampir seluruh faktor resio kanker payudara berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam tubuh ataupun estrogen yang tidak tidak diimbangi dengan progesteron. Faktor risiko adalh setiap faktor yang meneybabkna seseorang atau sekelompok orang Universitas Sumatera Utara mempunyai kemungkinan lebih besar menderita, cedera, atau komplikasi. Banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kanker payudara sebagai berikut: 1. Faktor reproduksi Beberapa faktor reproduksi yang berhubungan denga risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas wanita yang belum melahirkan dan kehamilan pertama pada umur tua kehamilan pertama diatas 30 tahun. Hal ini dikaitkan dengan fungsi payudara yang berfungsi optimal, demikian juga hormon- hormon yang berperan pada prose menyusui. Beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa menyusui dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Faktor reproduksi lain yang mungkin berperan adalah menarche menstruasi pertama pada umur muda dan menopause berhentinya menstruasi pada umur lebih tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan hanya kurang dari 25 kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan yang terjadi pada payudara. 2. Riwayat kesehatan personal Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker payudara pada salah satu payudaranya maka individu ini mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena pada payudara satunya. 3. Lokasi geografis dan ras Eropa Barat dan Amerika utara : lebih dari 6-10 kali keturunan Amerika utara perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun. 4. Status perkawinan Universitas Sumatera Utara Perempuan tidak menikah 50 lebih sering terkena kanker payudara. 5. Paritas Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau yang belum pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar daripada yang melahirkan anak pertama di usia belasan tahun. 6. Riwayat mesntruasi Wanita yang mengalami menstruasi pertama menarche pada usia kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia lebih dari 12 tahun. Wanita dengan menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hinga 5 kali lebih tinggi. 7. Riwayat keluarga Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara berisiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka risiko menjadi 6 kali lebih tinggi. 8. Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80 lebih besar terkena kanker payudara. 9. Penyakit payudara lain Wanita yang mengalami hiperplasia duktus dan lobules dengan atipia memiliki risiko 8 kali lebih besar kanker payudara. 10. Terpajan radiasi Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada peempuan muda dan anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun. Terpapar unsur radiasi, apalagi dalam waktu lama selama atau sesudah pubertas, meningkatnya terjadinya risiko Universitas Sumatera Utara kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan erat dengan dosis atau lama terpapar dan umur saat terjadinya paparan. 11. Kanker primer kedua Dengan kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar. Dengan kanker endometrium primer resiko kanker payudara 2 kali lebih besar. Dengan kanker colorectal resiko kanker payudara 2 kali lebih besar Olfah dkk,2013. 12. Penyakit fibrokistik Wanita dengan adenosis fibroadenoma serta fibrosis tidak ada peningkatan risiko tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan pada hiperplasis dan papiloma risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik risiko meningkat hingga 5 kali. 13. Usia saat melahirkan anak pertama Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar risiko untuk terkena kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak risiko terkena kanker payudara juga akan meningkat. 14. Obesitas setelah menopause Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan berisko1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat badan normal. 15. Perubahan payudara Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya. Sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan yang Universitas Sumatera Utara mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika seseorang wanita memiliki perubahan jarinagn payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal sesuai hasil biopsi, maka seorang wanita memilki peningkatan risiko kanker payudara. 16. Penggunaan hormon estrogen dan progestin Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan miliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara. 17. Mengkonsumsi Alkohol Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan berisko terkena kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan sehingga lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh. 18. Mengkonsumsi makanan siap saji junk food Mengkonsumsi junk food secara berlebihan dari usia dini dapat membuat gemuk tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan meningkat apalagi tidak diimbangi dengan olahraga sehingga akan berlanjut pada resistansi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat yang mengandung gula menjadi meningkat. Insulin yang dihasilakan un bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak pada tubuh yang lebih banyak akan berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat. 19. Aktivitas fisik Universitas Sumatera Utara Penelitian terbaru dari Women’s Health Intiative menemukan bahwa aktifitas fisik pada wanita menopause yang berjalansekitar 30 menit perhari diaitkan dengan penurunan 20 persen risiko kanker payudara. Namun, pengurangan risiko terbesar diantara wanita yang berberat badan normal. Dampak aktifitas fisik tidak ditemukan di kalangan wanita yang klebihan berat badan atau obesitas. Namun, aktifitas fisik yang dikombinasi dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga pada akhirnya menurunkan juga risiko kanker payudara dan berbagai penyakit lain. Selain itu, merokok dan kebiasaan makan yang tidak baik juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara.

2.2.4 Upaya Pencegahan Kanker Payudara

Menurut Mulyani 2013 dan Olfah dkk 2013 Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara itu sendiri. Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini, begitu pula pada kanker payudara. Adapun strategi pencegahan yang dilakukan antara lain berupa : a. Pencegahan primer Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini, SADARI serta melaksanakan ola hidup sehat untuk mencegah penyakit kanker payudara. Universitas Sumatera Utara b. Pencegahan sekunder Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pada setiap wanita yang normal serta memiliki siklus haid normal, mereka merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang diklaim memiliki akurasi 90 tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat itu tidak baik karena payudara. Sehingga mammografi dengan pertimbangan. c. Pencegahan tertier Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahakan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Dengan penangganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadium kanker dengan tujuan untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi penaykit serta meneruskan pengobatan Mulyani, 2013

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, Universitas Sumatera Utara penciuman, rasa dan raba yang sebagian pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Notoatmodjo, 2007 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dicakup dalam domain menurut Notoatmodjo, 2003:129 mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan ini mengingat kembali kecuali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut secara benar orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. 4. Analisis Universitas Sumatera Utara Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori yang telah ada. 6. Evaluasi Evaluasi ini barkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek, misalnya dapat membandingkan antara yang cukup gizi dengan yang tidak.

2.3.2 Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman -pemahaman baru. Menurut Notoatmodjo 2007 ada beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1. Usia Universitas Sumatera Utara Umur memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. 2. Status pernikahan Pernikahan dikenali sebagai hubungan antara pria dan wanita yang memberikan hubungan seksual, keturunan, membagi peran antara suami istri. Pernikahan sebagai iktan yang bersifat kontrol sosial antara pria dan wanita yang didalamnya diatur mengenai hak dan kewajiban, kebersamaan emosional, juga aktivitas seksual, ekonomi dengan tujuan membentuk keluarga serta mendapatkan kebahagiaan ketuhanan Yang Maha Esa. Status pernikahan mahasiswi yang diukur dari nikah atau belum menikah melihat pengetahuan SADARI pemahaman dari Mahasiswi dengan cara pengalaman yang menikah lebih luas dapat pengetahuan daripada mahasiswi yang belum menikah. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pengetahuan seseorang. 3. Suku Bangsa Universitas Sumatera Utara Suatu golongan mahasiswi yang mengidentifikasi dirinya dengan sesungguhnya, biasanaya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan citi khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologi. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi iniakan memengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Genetik Genetik adalah Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi, bersama-sama dengan DNA yang membawanya. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Pengetahuan mahasiswi dilihat aspek genetik ada riwayat keluarga terkena kanker payudara maka mahasiwi respon dengan cepat melakukan pencegahan SADARI dengan melakukan tiap bulan rutin supaya tidak terulang lagi kasus kanker payudara dengan keturunannya tersebut. Kasus peluang pengelompokkan kanker umum didapatkan dari pewarisan gen yang menyebababkan sedikit peningkatan risiko kanker, pembagian sedikit peningkatan risiko kanker pengaruh lingkungan yang umum terjadi yang disebabkan berbagai faktor yang Universitas Sumatera Utara kemungkinan disebabkan pewarisan gen membuat individu lebih rentan terhadap lingkungan. 5. Media massa informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek immediate impact sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam – macam media massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan - pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 6. Indeks Pretasi Indeks pretasi ialah niilai kredit yang merupakan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian satu program studi. Indeks pretasi dihitung baik pada setiap akhir semester dengan hasil yang disebut IP semester maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang.

2.4 Sikap

Universitas Sumatera Utara

2.4.1. Defenisi Sikap

Menurut Notoatmodjo 2007 Sikap yaitu suatu tingkatan afeksi yang baik yang bersifat positif maupun dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Sikap juga sebagai tingkatan kecendrungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. a. Menurut Notoatmodjo, 2003 kategori sikap ada beberapa tingkatan yaitu : Menerima Receiving : bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diperhatikan objek. b. Merespon Responding : memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan menyelesaikan tugas yang diberikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai Valuting : mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah yang merupakan suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab Responsible : bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Notoatmodjo, 2003.

2.2.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap

Menurut Azwar 2005, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pembentukan sikap pada manusia, antara lain : 1. Pengalaman pribadi. Universitas Sumatera Utara Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain. 3. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. 4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. 5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Universitas Sumatera Utara Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu. 6. Pengaruh faktor emosional Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang - kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 7. Umur BKKBN 2008 mengidentifikasi adanya perbedaan yang bermakna sikap mahasiswi tentang SADARI sebagai upaya pencegahan kanker payudara ditinjau berdasarkan umur dari hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia SKRRI 2002-2003. 8. Pola Asuh orang tua Menurut Koentjaraningrat 1997 dalam Tarmizi 2010, bentuk-bentuk pola asuh orangtua sangat erat hubungannya dengan kepribadian dan pembentukan sikap anak setelah menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur- unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih - benihnya ke dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa ia masih kanak-kanak. Universitas Sumatera Utara

2.5 Tindakan

a. Defenisi Tindakan Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan Arikunto, 2010 b. Klasifikasi Tindakan Menurut Notoatmodjo 2007 tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkat menurut kualitas yaitu : 1. Tingkat-tingkat praktik perception Persepsi Perception adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil dan merupakan tindakan yang akan diambil dan merupakan tindakan tingkat pertama. 2. Respon Terpimpin Quided Response adalah dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh dan merupakan indicator tindakan tingkat kedua. 3. Mechanisme adalah telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau segala itu sudah merupakan kebiasaan, maka sudah mencapai tingkat tiga. 4. Adaptasi Adaptation adalah Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Universitas Sumatera Utara

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

16 166 128

Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Angkatan Tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan Tentang Kanker Payudara Dan SADARI

2 70 72

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 15

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 16

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 1 41

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 77

57 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

0 0 10