BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan sekali waktu untuk melihat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent
Hidayat, 2011.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian
Hidayat, 2007. 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau kondisi yang digunakan untuk mengambil kasu atau observasi Notoatmodjo, 2010. Penelitian ini
dilaksanakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk pelaksanaan
penelitian atau observasi Notoatmodho, 2010. Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Agustus 2015.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat bersifat terbatas. Dikatakan terbatas apabila jumlah individu atau objek dalam populasi
tersebut terbatas dalam arti dapat dihitung. Sedangkan bersifat tidak terbatas dalam arti tidak dapat ditentukan jumlah individu atau objek dalam populasi
tersebut Hidayat, 2007. Populasi seluruh mahasiswi ekstensi angkatan 2013 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015 sebanyak
84 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil opulasi yang diteliti Arikunto, 2010 merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimilki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi ekstensi angkatan 2013 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Tahun 2015. Jumlah sampel yang akan diteliti adalah 84 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
total sampling yaitu pengambilan keseluruhan sampel yang ada.
3.3.3 Pengumpulan Data
Menurut Notoatmodjo 2010, cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan angket pada
Universitas Sumatera Utara
mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015, kemudian menjelaskan tentang cara pengisianna. Responden disuruh
mengisi angket sampai selesai dan angket diambil pada saat itu juga oeh peneliti.
Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer adalah Melalui angket yang diperoleh secara langsung di lapangan mengunakan kuesioner untuk menunjang informasi identitas,
pengetahuan, sikap dan tindakan responden tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.
2. Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data Notoatmodjo, 2010. Data sekunder pada penelitian
ini didapatkan dari instansi pendidikan yang digunakan yaitu data jumlah mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
tahun 2015. 3.4
Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu untuk mengetahui pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri SADARI untuk sebagai deteksi dini kanker
payuadara Ca Mammae, manfaatnya, tujuannya dan cara melakukan SADARI.
2. Sikap adalah reaksi atau respon positif atau negatif mahasiswi terhadap segala sesuatu mengenai deteksi dini kanker payudara sebagai deteksi dini kanker
payudara. 3. Tindakan adalah suatu perbuatan nyata mahasiswi di FKM USU untuk
melakukan SADARI rutin dalam sebulan sebagai deteksi kanker payudara.
3.5 Aspek Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini data diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada responden. Sebelumnya responden diberi penjelasan perihal penelitian yang akan
dilakukan bila responden bersedia maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah disediakan
Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang sebelumnya tentang pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI
sebagai deteksi dini kanker payudara pada mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.
Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket yaitu pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden, jawaban diisi oleh responden sesuai dengan
daftar yang diisi Budiarto, 2001. Pada waktu pengambilan data responden diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan serta kesediaannya untuk
mengisi sendiri kuesioner yang telah disediakan.
1. Kuesioner Pengetahuan
Berisi pertanyaan tertutup mengenai pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Dalam penelitian ini peneliti
hanya mengukur tentang pengetahuan sejumlah 10 pertanyaan yang terdapat pada item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Jumlah kuesioner sebanyak 10 pertanyaan
pengetahuan dan 10 pertanyaan tindakan dengan menggunakan skala guttman.
Tabel 3.1 Skor Penilaian Pengetahuan Nilai
Pengetahuan
1 Benar
Universitas Sumatera Utara
Salah
Pengetahuan responden dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan berjumlah 10 soal pilihan berganda. Setiap jawaban
responden yang benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0, kemudian dijumlah untuk memperoleh nilai total setiap responden Suprapto, 2001.
Tabel 3.2 Jumlah Skor Pengetahuan Responden Pengetahuan Skor Nilai
Jumlah Soal
yang Benar
Baik 76-100
8-10 Cukup
56-75 6-7
Kurang ≤ 55
0-5
2. Kusioner Sikap
Cara pengukuran sikap ini dipilih menggunakan skala likert dengan menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Kurang
Setuju KS, dan Tidak Setuju TS. Dimana pernyataan sikap terdiri dari pernyataan positif dan negatif dengan
penilaian sebagai berikut :
a. Untuk pernyataan positif favorable diberi skor : Nilai 4 : Jawaban sangat setuju SS
Nilai 3 : Jawaban setuju S Nilai 2 : Jawaban kurang setuju KS
Universitas Sumatera Utara
Nilai 1 : Jawaban tidak setuju TS b. Untuk pernyataan negatif Unfavorable diberi skor :
Nilai 1 : Jawaban sangat setuju SS Nilai 2 : Jawaban setuju S
Nilai 3 : Jawaban kurang setuju KS Nilai 4 : Jawaban tidak setuju TS
Berdasarkan indikator 13 pertanyaan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Jumlah Skor Sikap Responden Sikap
Skor Nilai Jumlah Soal
yang Benar
Baik 75- 100
42-52 Cukup baik
51-74 33-41
Kurang baik ≤ 50
13-32
3. Kuesioner Tindakan
Kuesioner ini berisi pertanyaan tertutup mengenai tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.berisi 11 pertanyaan yang akan diajukan
dengan menggunakan skala guttman. Dalam Penelitian ini menggunakan skala guttman yang merupakan skala
yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti
Universitas Sumatera Utara
jawaban dari pertanyaan : ya dilakukan dan tidak dilakukan, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Apabila skor benar nilainya 1 dan apabila
salah nilainya 0. Bila pernyataan bersifat positif bila dilakukan maka nilainya 1 dan tidak dilakukan nilainya 0, bila pertanyaan bersifat negatif bila dilakukan
nilainya 0 dan tidak dilakukan nilainya 1. Dengan demikian maka skor tertinggi dari 11 pernyataan adalah 11 dan skor terendah yaitu
Tabel 3.4 Skor Penilaian Tindakan Nilai
Tindakan
1 Dilakukan
Tidak Dilakukan
Tabel 3.5 Jumlah Skor Tindakan Responden
Tindakan Skor
Nilai Jumlah
Nilai Tindakan
Dilakukan 60 - 100
7 – 11
Tidak Dilakukan ≤ 60
– 6
3.6 Instrumen Penelitian
Pada instrumen penelitian akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana kuisioner dapat mengukur dan
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan sejauh mana kuisioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam suatu penelitian.
3.6.1 Uji validitas dan Realibilitas
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji validitas dan uji realiabilitas. Uji validitas diperlukan digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner sehingga mampu menghasilkan data yang akurat. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Sunyoto,
2011.
Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap bagaimana tindakan mahasiswi melakukan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudarar. Adapun
pemilihan lokasi dengan pertimbangan tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian. Uji validitas suatu instrumen dalam kuesioner yang
dilakukan dengan mengugunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayan 95. Validnya suatu kuesioner jika nilai r hitung r tabel maka dinyatakan valid dan
sebaliknya. Pada taraf signifikan 95 untuk besar sampel 30 orang dimana nilai r
tabel 0,361.
Reabilitas data merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukan ketepatan dan dapat dipercaya dengan metode
Cronbach’s Alpha. Metode ini untuk menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Instrumuen dikatakan reliabel apabila nilai r hitung r tabel
dimana nilai r tabel 0,60.
Universitas Sumatera Utara
Uji coba kuesioner dilakukan pada 30 responden yaitu mahasiswi keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10
pertanyaan dimana nilai r hitung masing-masing pertanyaan 0,361 dan realiabel. Realiabel pengetahuan 0,758 0,60. Kuesioner sikap terdiri dari 13 pertanyaan
dimana r hitung 0,361 dan reliabel. Reliabel sikap r hitung 0,764 0,60. Kuesioner tindakan terdiri dari 11 pertanyaan dimana nilai r hitung 0,361 dan
realiabel. Reliabel tindakan r hitung 0,769 0,60.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Menurut Notoatmodjo
2010, kegiatan dalam proses pengolahan data antara lain : 1. Pemeriksaan Data Editing
Yang dimaksud dengan proses editing adalah hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting edit
terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner
tersebut dikeluarkan droup out. 2. Pemberian Kode Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. 3. Penyusunan Data Tabulasi
4. Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, dan dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan
menggunakan SPSS.
3.7.2 Analisa Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara akurat. 1. Analisis Univariat
Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian Notoatmodjo, 2010. Penelitian ini menggunakan ada 2
Universitas Sumatera Utara
variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari pengetahuan, sikap dengan tindakan mahasiswi tentang SADARI
sebagai deteksi dini kanker payudara dan variabel dependen yaitu tindakan mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel x
dan variabel y. Uji analisis untuk mengetahui signifikansi-nya derajat sebagai hasil atau nilai yang tidak dapat terjadi karena peluang, tetapi dapat dihubungkan
dengan penyebab atau pengaruh khusus untuk data nominal dan ordinal dapat digunakan uji chi-square.
Dalam penelitian ini variabel x pengetahuan, sikap dengan tindakan mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dan variabel y
tindakan mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara, sehingga uji yang digunakan adalah chi-square dengan = 0,05 dan tingkat
kepercayaan confident interval 95.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4. 1 Gambaran Umum Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara 4.1.1 Demografi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara berlokasi di jalan Universitas No.21 Padang Bulan-Medan.
4.1.2 Sejarah Berdirinya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1982 di Indonesia hanya terdapat dua universitas yang mempunyai
Fakultas Kesehatan
Masyarakat yaitu
Universitas Indonesia-Jakarta dan Universitas Hasanuddin-Ujung Pandang. Sementara itu
kebutuhan akan sarjana kesehatan masyarakat semakin meningkat, untuk itu universitas sumatera utara perlu memiliki Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Pada tanggal 31 Juli 1985 Rektor Universitas Sumatera Utara meresmikan Program Pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang disingkat dengan nama PSKM-FK-USU dan berada dibawah naungan Fakultas Kedokteran USU. Program dan struktur pendidikan S1
kesehatan masyarakat disesuaikan dengan kurikulum pendidikan sarjana bidang kesehatan masyarakat sesuai dengan SK Dirjen Dikti Dep. Dikbud RI
No.26DJKep1983.
Universitas Sumatera Utara
Sejak tahu ajaran 19851986 PSKM-FK-USU menerima lulusan mahasiswa akademi. Selanjutnya sejak tahun 19871988 selain menerima
mahasiswi dari jalur akademi PSKM-FK-USU juga menerima mahasiswa dari lulusan SLTA melalui ujian SNMBTN.
Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.03760193 tanggal 21 Oktober 1993 PSKM-FK-USU berubah status menjadi
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Sejak tahun 19851986 PSKM-FK-USU melaksanakan kurikulum yang disusun pada Semiloka Nasional Kurikulum S1
Kesehatan Masyarakat di Malino Sulawesi Selatan. Mulai tahun ajaran 19961997 sampai sekarang FKM USU melaksanakan kurikulum yang disusun berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.0310U1994 tanggal 30 November 1984 tentang kurikulum yang berlaku secara nasional bagi program
sarjana ilmu kesehatan.
4.1.3 Visi, Misi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Sebagai fakultas yang menempah tenaga kesehatan masyarakat maka visi Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah :
“Fakultas untuk Pengembangan Tenaga Kesehatan Masyarakat”.
Sedangkan misi fakultas ini ada 3 butir yaitu : 1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan ilmu kesehatan
masyarakat dalam
bidang administrasi
dan kebijakan
kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi, biostatistik, dan informasi
kesehatan, epidemiologi, gizi kesehatan masyarakat, keselamatan dan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, dan pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku.
2. Menyelenggarakan dan
mengembangkan penelitian
ilmiah untuk
pengembangan ilmu, teknologi, dan pemecahan kesehatan masyarakat. 3. Menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan pengabdian
pada masyarakat yang mendukung upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat secara konseptual maupun secara langsung dalam pembangunan kesehatan masyarakt.
4.1.4 Peserta Program Pendidikan
Peserta program pendidikan fakultas ini ada dua kelompok yaitu: a. Program Reguler dan Reguler Mandiri
Mahasiswa ini diterima melalui jalur PMP pemnaduan minat dan pretasi dan melalui jalur SPMB seleksi penerimaan mahasiswa program reguler dan
melalui jalur SPMPRM seleksi penerimaan mahasiswa program reguler mandiri untuk program reguler mandiri.
b. Program Ekstensi Mahasiswa asal D3 yang terdiri dari D3 Keperawatan, Gizi, Sanitasi
Kesehatan Lingkungan, Kebidanan, Fisioterapi, Analisis KesehatanMedis, Analisis Farmasi dan Makanan, Kimia Analis, Kesehatan Gigi, Hiperkes dan
Kesehatan Kerja, Teknik Radio Diagnostik dan Radioterapi serta Statistik dimana harus mengikuti ujian seleksi yang diadakan oleh Panitia Penerimaan
Mahasiswa Baru FKM USU program ekstensi. Distribusi frekuensi mahasiwa
Universitas Sumatera Utara
FKM USU yang aktif sampai tahun ajaran 2014-2015 terdapat pada tabel dibawah ini.
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi yang dilihat berdasarkan variabel yang diteliti
yaitu variabel umur, pendidikan terakhir DIII, status perkawinan, riwayat keluarga menderita kanker payudara, riwayat Anda menderita, pengetahuan, sikap dengan
tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada Mahasiswi di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015. 4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan terhadap 84 mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Tahun 2015, diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan beberapa variabel yang diteliti yaitu umur, pendidikan terakhir DIII, status perkawinan,
riwayat keluarga menderita kanker payudara, riwayat Anda menderita, pengetahuan, sikap dengan tindakan, data selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015
Karakteristik f
Umur
25 tahun 25-30 tahun
30 tahun
59 20
5 70,2
23,8 6,0
Jumlah 84
100,0 Pendidikan Terakhir DIII
Kebidanan Keperawatan
Analis Farmasi
FMIPA Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Kerja Kesehatan Gigi
Fisioterapi Gizi
Rekam Medis 50
8 7
1 1
5 1
2 1
6 2
59.5 9,5
8,3 1,2
1,2 6,0
1,2 2,4
1,2 7,1
2,4
Jumlah 84
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Lanjutan Karakteristik
f Status Perkawinan
Menikah Belum Menikah
Cerai Mati 19
64 1
22,6 76,2
1,12
Jumlah 84
100,0 Riwayat Keluarga Menderita Kanker
Payudara
Ada sebutkan Tidak Ada
84 100,0
Jumlah 84
100,0 Riwayat Anda Menderita Kanker
Benjolan Tumor Kanker
Tidak ada 2
82 2,4
97,6
Jumlah 84
100,0
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 84 responden mahasiswi tentang SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di
Fakultas Kesehatan Msyarakat Universitas Sumatera Utara Thun 2015 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan umur yaitu mayoritas pada
kelompok umur 25 tahun yang berjumlah 59 orang 70,2 dan minoritas pada kelompok umur 30 tahun sebanyak 5 orang 6,0. Bila dilihat berdasarkan
pendidikan DIII yaitu mayoritas responden pendidikan DIII Kebidanan yang
Universitas Sumatera Utara
berjumlah 59 orang 59,5 dan minoritas responden pendidikan DIII Farmasi, Fisioterapi, FMIPA yang berjumlah 1 orang 1,2. Bila dilihat berdasarkan
status perkawinan yaitu mayoritas responden belum menikah yang berjumlah 64 orang 76,2 dan minoritas menikah yang berjumlah 19 orang 22,6. Bila
dilihat berdasarkan riwayat Anda menderita benjolan kanker pada mahasiswi berjumlah 2 orang 2,4
4.2.2 Gambaran Pengetahuan Responden
Penelitian dilakukan terhadap 84 mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Tahun 2015, pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara responden dapat dilihat pada distribusi jawaban
responden terhadap pertanyaan tentang pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Tahun 2015.
No Pertanyaan
Benar Salah
f f
1
2
3
4
5 6
7 8
9
10 Menurut saudari, apakah yang dimaksud
dengan SADARI Sebutkan 2 cara melakukan pemeriksaan
payudara sendiri SADARI Pada usia berapakah sebaiknya kita dapat
melakukan pemeriksaan payudara sendiri SADARI
Bagi wanita yang haid pemeriksaan payudara sendiri SADARI dapat
dilakukan sejak
Menurut saudari, kapankah seorang wanita penting untuk melakukan SADARI
Menurut saudari, seberapa seringkah kita harus melakukan SADARI
Menurut saudari, apakah yang dimaksud dengan penyakit kanker payudara itu
Menurut saudari, bagaimanakah gejala- gejala kanker payudara itu
Menurut saudari, faktor apakah yang paling memengaruhi seorang terkena kanker
payudara
Menurut saudari, faktor apakah salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang
cukup efektif dan mudah untuk dilakukan 67
72
76
79
73 56
49
38
31
31 79,8
85,7
90,5
94,0
86,9 66,7
58,3
45,2
36,9
36,9 17
12
8
5
11 28
35
46
53
53 20,2
14,3
9,5
6,0
13,1 33,3
41,7
54,8
63,1
63,1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 84 responden mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Utara Tahun 2015 Adapun diperoleh pengetahun responden tentang deteksi dini kanker payudara dari 10 pertanyaan yaitu
mayoritas responden yang mengetahui pengetahuan baik yaitu tentang seberapa seringkah kta harus melakukan SADARI yang berjumlah 56 orang 66,7 dan
minoritas responden tidak mengetahui pengetahuan kurang seberapa seringkah kta harus melakukan SADARI yang berjumlah 28 responden 33,3, tanda
bahaya gejala-gejala kanker payudara yang berjumlah 46 responden 54,8.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang SADARI sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi
di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 84 responden mahasiswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Utara Tahun 2015 yaitu mayoritas pengetahuan baik
Pengetahuan f
Baik 31 36,9 Cukup Baik 25 29,8
Kurang Baik 28 33,3
Total 84 100,0
Universitas Sumatera Utara
responden yang berjumlah 31 orang 36,9 dan minoritas pengetahuan cukup baik yang berjumlah 25 orang 29,8.
4.2.3 Gambaran Sikap Responden
Penelitian dilakukan terhadap 84 mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Tahun 2015, sikap mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dapat dilihat pada distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan tentang
sikap pada tabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
abel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi Di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Tahun 2015.
No Pertanyaan
SS S
KS STS
f f
f f
1
2
3
4
5
6
7 Sebagai seorang wanita
dewasa saya harus selalu waspada terhadap kanker
payudara
Saya akan melakukan pemeriksaan payudara
sendiri jika sudah muncul keluhan seperti rasa nyeri
Saya akan diam saja jika payudara saya membesar
selama payudara saya tidak merasa nyeri
Saya akan selalu memeriksa payudara
sendiri pada hari ke 5-10 dari siklus haid saya
dihitung dari hari pertama secara teratur tiap
bulannya
Jika saya melakukan pemeriksaan payudara
sendiri, saya akan melakukannya secara
berurutan sesuai tahapnya
Saya akan selalu melakukan SADARI
setiap bulan dan secara kontinyu
SADARI sebaiknya dilakukan sendiri, sehabis
31
23
31
17
16
16
11 36,9
27,4
36,9
20,2
19,0
19,0
13,1 23
24
13
23
23
22
28 27,4
28,6
15,5
27,4
27,4
26,2
33,3 27
16
17
36
36
36
35 32,1
19,0
20,2
42,9
42,9
42,9
41,7 3
21
23
8
9
10
10 3,6
25,6
27,4
9,5
10,7
11,9
11,9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Lanjutan No
Pertanyaan SS
S KS
STS f
f f
f
8
9
10
11
12
13 Jika seorang teman anda
melakukan SADARI, maka anda juga dapat
meniru perilakunya dengan ikut melakukan
SADARI tiap bulannya
Manfaat dari SADARI bukan hanya untuk
mendeteksi kanker payudara sedini mungkin
sebelum sampai pada stadium lanjut
Keluarga adalah pusat informasi pertama dalam
menjaga kesehatan sehingga dari keluarga
kita dapat memperoleh perilaku yang dapat
pencegahan penyakit
Dalam pelaksanaannya SADARI dapat dibantu
oleh orang lain untuk memeriksa payudara kita
Wanita harus sering mengupdate informasi-
informasi mengenai perkembangan kesehatan,
pencegahan dan pengobatannya
Kita yang paling tahu dan dapat merasakan
perubahan yang terjadi terhadap tubuh kita
8
5
36
35
36 9,5
6,0
42,9
41,4
42,9 30
30
31
33
34 35,7
35,7
36,9
39,5
40,5 10
13
12
14
12 11,9
15,5
14,3
16,7
14,3 36
36
5
2
2 42,9
42,9
6,0
2,4
2,4
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 84 responden mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 Adapun diperoleh sikap responden tentang deteksi dini kanker payudara dari 13 pertanyaan yaitu
mayoritas sikap responden wanita dewasa harus selalu waspada terhadap kanker payudara mayoritas menyatakan sangat setuju yang berjumlah 31 orang 36,9
dan minoritas menyataka tidak setuju yang berjumlah 3 orang 3,6. Sikap responden untuk melakukan pemeriksan payudara sendiri jika
sudah muncul keluhan nyeri mayoritas sangat setuju yang berjumlah 23 orang 27,4 dan minoritas menyatakan kurang setuju yang berjumlah 16 orang
19,0. Sikap untuk diam saja jika payudara membesar mayoritas menyatakan sangat setuju yang berjumlah 31 orang 36,9 dan minoritas menyatakan setuju
yang berjumlah 13 orang 15,5. Sikap untuk SADARI hari ke 5-10 dari siklus haid mayoritas kurang
setuju yang berjumlah 36 orang 42,9 dan minoritas tidak setuju yang berjumlah 8 orang 9,5. Sikap untuk melakukan SADARI secara berurutan sesuai
mayoritas menyatakan kurang setuju yang berjumlah 36 orang 42,9 dan minoritas menyatakan tidak setuju yang berjumlah 9 orang 10,7. Sikap untuk
melakukan SADARI setiap bulan mayoritas menyatakan kurang setuju yang
berjumlah 36 orang 49,2 dan tidaksetuju yang berjumlah 10 orang 11,9.
Sikap untuk melakukan SADARI sehabis mandi dan didepan kaca mayoritas kurang setuju yang berjumlah 35 orang 41,7 dan minoritas tidak
setuju yang berjumlah 10 orang 11,9. Sikap untuk melakukan SADARI
Universitas Sumatera Utara
meniru perilaku teman melakukan SADARI tiap bulan mayoritas tidak setuju 36 orang 49,2 dan minoritas menyatakan sangat setuju yang berjumlah 8 orang
9,5. Sikap manfaat SADARI bukan hanya untuk mendeteksi dini kanker payudara sedini mungkn sebelum sampai pada stadium lanjut mayoritas =tidak
setuju yang berjumlah 36 orang 42,9 dan minoritas sangat setuju yang berjumlah 5 orang 6,0.
Sikap keluarga sebagai pusat informasi memperoleh perilaku pencegahan penyakit mayoritas menyatakan sangat setuju yang berjumlah 36 orang 42,9
dan minoritas tidak setuju setuju yang berjumlah 5 orang 6,0. Sikap pelaksanan SADARI dapat dibantu oleh orang lain mayoritas menyatakan sangat
setuju yang berjumalah 35 orang 41,4 dan minoritas menyatakan tidak setuju yang berjumlah 2 orang 12,4. Sikap yang menyatakan wanita harus sering
mengupdate informasi perkembangan kesehatan mayoritas sangat setuju yang berjumlah 36 orang 42,9 dan minoritas tidak setuju yang berjumlah 2 orang
2,4. Sikap yang menyatakan kita yang paling tahu merasakan perubahan terhadap tubuh kita dalam hal ini payudara mayoritas sangat setuju yang
berjumlah 33 orang 39,5 dan minoritas menyatakan tidak setuju yang berjumlah 3 orang 3,6.
Kuesioner tabel 4.4 mengenai sikap mahasiswi menjawab pernyataan sikap pemeriksaan payudara sendiri SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara pada item soal no 4 tentang saya akan selalu memeriksa payudara saya sendiri pada hari ke 5-10 dari siklus haid saya dihitung dari hari pertama secara
teratur tiap bulannya mayoritas mahasiswi menjawab sangat tidak setuju 36 orang dan minoritas 17 orang responden. Alasannya mahasiswi banyak menjawab
Universitas Sumatera Utara
kurang setuju karena responden melakukan SADARI sewaktu ingat melakukan pemeriksaan payudaran sendiri SADARI, seringnya lupa, mahasiswi juga
menjawab salah untuk melakukan SADARI mereka mengungkapkan saat melakukan SADARI sebelum haid datang. Sebaiknya melakukan SADARI pada
hari ke 7-14 setelah awal siklus menstruasi. Yang menjawab sangat setuju mengungkapkan bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik maka sikap
nya baik juga yang menjwab pertanyaan sangat setuju kebanyyak latar belakang kebidanan yang mengerti tentang SADARI yang lebih baik karena mereka sudah
mendapat materi tentang kespro yang baik dari pendidikan kebidanannya. Kuesioner mengenai sikap menjawab pernyataan tentang SADARI pada
item soal no.5 saya melakukan SADARI secara beratahap responden beralasan kebanyakan responden kurang setuju unuk melakukan SADARI karena responden
sering melakukan SADARI bagian ujung mammae untuk apa ada benjolan atau tidak. Sebaiknya melakukan SADARI ada 4 tahap yang pertama melihat ada
benjolan diketiak, langkah kedua melakukan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak untuk merasakan benjolan dengan tekanan kuat, langkah ketiga untuk
melihat areola mammae, langkah ketiga untuk melihat cairan diputing payudara. Kuesioner mengenai sikap menjawab pertanyaan tentang SADARI pada
item soal no.6 saya akan selalu SADARI setiap bulan dan secara kontinyu alasan mahsiswi mayoritas mengungkapkan mereka melakukan SADARI tidak rutin
dalam sebulan karena melakukan SADARI waktu ingat lakukan pemeriksaan payudara sendiri itu lakukan SADARI. Responden juga melakukan SADARI
dalam setahun 5 kali lakukan SADARI. Responden menjawab perrtanyaan sikap yang setuju karena responden mengatakan bahwa penting melakukan SADARI
Universitas Sumatera Utara
untuk mencegah terjadi penyakit kanker payudara sehingga mendapatkan pengobatan secara dini sebelum stadium lanjut dan juga karena pengalaman
mengalami benjolan payudara sehingga rutin melakukan SADARI rutin dalam sebulan.
Kuesioner mengenai sikap menjawab pertanyaan tentang SADARI pada item soal no.7 SADARI sebaiknya dilakukan sendiri, sehabis mandi dan didepan
kaca. Responden menjawab pernyataan kebanyakkan melakukan SADARI saat lagi duduk, tidur maupun berdiri. Responden mengatakan kalau ada tidak nyaman
payudara atau sakit baru responden melakukan SADARI bila payudara tidak ada sakit sehingga responden tidak melakukan SADARI.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap SADARI tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi Di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Tahun 2015.
Sikap f
Baik 25 29,8 Cukup Baik 18 21,4
Kurang Baik 41 48,8
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 84 responden mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 yaitu mayoritas sikap kurang
Universitas Sumatera Utara
baik responden yang berjumlah 41 orang 48,8 dan minoritas sikap baik yang berjumlah 25 orang 29,8.
4.2.4 Gambaran Tindakan Responden
Penelitian dilakukan terhadap 84 mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun, diperoleh distribusi frekuensi
responden berdasarkan Tindakan pada Mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015
No Pertanyaan
Melak f
f
1
2
3
4.
5.
. Saat memeriksa payudara sendiri
biasanya saya lakukan dalam posisi duduk dudepan cermin
Saat mengamati payudara, saya meletakan kedua tangan
dibelakang kepala sambil memperhatikan payudara
Saat mengamati payudara, saya juga melakukannya dengan
meletakan kedua tangan di pingang sambil menekan bahu.
Pada saat saya memeriksa payudara sendiri, saya meraba
sekeliling payudara menggunakan jari-jari tangan
dengan gerakan memutar mulai dari tepi luar payudara sambil
putting susu, dan vertical dari atas ke bawah.
Gerakkan lain yang saya lakukan adalah tidak menakan putting
susu dan hanya melihat bentuk payudara.
58
9
19
34
35 69,0
10,7
22,6
40,5
41,7 26
75
65
50
49 31,0
89,3
77,4
59,5
58,3
Tabel 4.6 Lanjutan No
Pertanyaan Melakukan
Tidak Melakukan
f f
Universitas Sumatera Utara
8
9
10
11 Saya melakukan pemeriksaan
payudara sendiri SADARI pada 7- 14 hari sebelum menstruasi
Saya melakukan teknik perabaan payudara dengan menggunakan tiga
jari
Saya melakukan SADARI dengan bantuan alat bantu bantal kecil
Saya melakukan teknik posisi SADARI searah putar jarum jam
12.00 49
34
26
35 58.3
40,5
31,0
41,7 35
50
58
49 41.7
59,5
69,0
58,3
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 84 responden mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun
2015 Adapun diperoleh tindakan responden tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dari 11 pertanyaan yaitu mayoritas tindakan responden mayoritas
yang melakukan SADARI biasanya dalam posisi duduk didepan cermin dengan jumlah melakukan 58 orang 69,0 dan yang tidak melakukan dengan jumlah 26
orang 31,0. Tindakan yang melakukan mengamati payudara meletakkan kedua tangan
dibelakang kepala dengan jumlah tidak melakukan 75 orang 89,3 dan yang melakukan dengan jumlah 9 orang 10,7. Tindakan mengamati payudara
meletakkan kedua tangan dipinggang menekan bahu mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 65 orang 77,4 dan minoritas melakukan dengan jumlah 19
orang 22,6. Tindakan melakukan SADARI menggunakan jari-jari tangan
Universitas Sumatera Utara
mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 50 orang 59,5 dan minoritas melakukan dengan jumlah 34 orang 40,5.
Tindakan melakukan tidak menekan putting susu dan hanya melihat bentuk payudara mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 49 orang 58,3 dan
minoritas yang melakukan dengan jumlah 35 orang 41,7. Tindakan melakukan meraba payudara dengan posisi berbaring mayoritas melakukan dengan jumlah 44
orang 52,4 dan yang tidak melakukan dengan jumlah 40 orang 47,6. Tindakan melakukan SADARI 5 kali dalam setiap bulannya mayoritas
tidak melakukan dengan jumlah 70 orang 83,3 dan minoritas yang melakukan dengan jumlah 14 orang 16,7. Tindakan melakukan SADARI pada 7-14 hari
sebelum menstruasi mayoritas melakukan dengan jumlah 49 orang 58,3 dan minoritas tidak melakukan dengan jumlah 35 orang 41,7. Tindakan melakukan
teknik perabaan dengan menggunakan tiga jari mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 50 orang 59,5 dan minoritas melakukan dengan jumlah 34 orang
40,5. Tindakan melakukan SADARI dengan bantuan bantal kecil untuk
mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 26 orang 31,0 dan minoritas tmelakukan dengan jumlah 58 orang 69,0. Tindakan melakukan teknik posisi
SADARI searah jarum jam 12.00 mayoritas tidak melakukan dengan jumlah 49 orang 58,3 dan minoritas melakukan dengan jumlah 35 orang 41,7.
Kuesioner mengenai tindakan menjawab tentang SADARI pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara pada item soal no.3 dan
no.4 saya mengamati payudara, saya juga melakukannya dengan meletakan kedua
Universitas Sumatera Utara
tangan dipinggang sambil menekan bahu dan saat saya memeriksa payudara sendiri saya meraba sekeliling payudara mengunakan jari-jari tangan dengan
gerakan memutar mulai dari tepi luar payudara sampai putting susu, dn vertical dari atas ke bawah Responden menjawab kebanyakkan tidak melakukan
SADARI secara yang baik alasannya karena saat melakukan SADARI tidak menurut langkah SADARI yang benar sesuai dengan langkah yang ditetapkkan.
Responden juga mengungkapkan melakukan SADARI saat ingat lakukan pemeriksaan payudara sendiri, mereka juga malas,tidak nyaman, malu, kurang
juga memperhatikan paudaranya dan sebelum ada benjolan maka melakukan SADARI tidaklah harus dilakukan rutin dalam sebulan. Responden yang
melakukan sesuai dengan langkah SADARI karena responden megaplikasikan ilmu yang didapatkan dari D3 sebelumnya berlatar belakang kesehatan.
Kuesioner mengenai tindakan menjawab tentang SADARI pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara pada item soal no.7
melakukan SADARI 5 kali mahasiswi menjawab kebanyakkan tidak melakukan SADARI rutin dalam sebulan karena tidak ada faktor kebiasaan dalam seharinya
melakukan pemeriksaan payudara sendiri SADARI. Dengan pengalaman bisa sangat pengaruh langsung responden melakukan SADARI rutin dalam sebulan
dari sebagian mahasiswi ada 2 orang responden yang melakukan SADARI rutin disebabkan takut terjadi pada benjolan sekitar payudara.
Kuesioner mengenai tindakan menjawab tentang SADARI pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara pada item soal no.11 saya
akan melakukan teknik posisi SADARI searah putar jarum jam 12.00. Responden menjawab saat melakukan SADARI tidak mengikuti langkah SADARI dari hasil
Universitas Sumatera Utara
jawaban responden kebanyakkan tidak melakukan langkah yang benar berarti responden bisa dilihat bahwa responden malas untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendirinya, mahasiswi kebidanan yang memahami tentang SADARI malas untuk melakukan langkah yang benar. Tenaga kesehatan haruslah
melakukan SADARI sesuai dengan langkah dan melakukan SADARI rutin dalam sebulan supaya mengurangi risiko kanker payudara sehingga dengan mudah
mendapat pengobatan lebih awal.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Tahun 2015
Tindakan f
Melakukan Deteksi Dini 32 38.1 Tidak Melakukan Deteksi Dini 52 61.9
Total 84 100,0
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 84 responden pada mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Tahun 2015 yaitu mayoritas responden tidak melakukan deteksi yang berjumlah 52 orang 61,9 dan minoritas yang melakukan deteksi dini berjumlah 32 orang
38,1.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan karakteristik responden yang terdiri dari pengetahuan dengan tindakan
dan sikap dengan tindakan.Selanjutnya analisis ini juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel independen pengetahuan dan sikap dan
variabel dependen tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.
Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
Pengetahuan Responden
Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
Total p
Melakukan Tidak Melakukan f f
Baik 18
58.1 13
41.9 31
100,0 0,006
Cukup Baik 9
36.0 16
64.0 25
100,0 Kurang Baik
5 17.9
23 82.1
28 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa dari 84 mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara yang mempunyai Pengetahuan
baik sebanyak 18 orang 58,1 yang melakukan tindakan deteksi dini kanker dan 13 orang 6,7 yang tidak melakukan deteksi kanker payudara. Pengetahuan
Cukup Baik sebanyak 9 orang 36,0 yang melakukan tindakan deteksi kanker payudara dan 16 orang 64,0 yang tidak melakukan deteksi kanker payudara.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan Kurang Baik sebanyak 5 orang 17,9 yang melakukan deteksi dini kanker payudara dan 23 orang 82,1 yang tidak melakukan deteksi dini kanker
payudara. Berdasarkan tabel di atas hasil uji statistik dengan Chi-Square
menunjukkan ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dengan taraf signifikan p =
0,006.
Tabel 4.9 Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
Sikap Responden
Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
Total p
Melakukan Tidak Melakukan f f
Baik 13
52.0 12
48.0 25
100,0 0,012
Cukup Baik 10
55.6 8
44.4 18
100,0 Kurang Baik
9 22.0
32 78.0
41 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa dari 84 mahasiswi SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara yang mempunyai Sikap baik
sebanyak 13 orang 52.0 yang melakukan tindakan deteksi dini kanker payudara dan 12 orang 48,0 yang tidak melakukan deteksi kanker payudara.
Sikap Cukup Baik sebanyak 10 orang 55,6 yang melakukan tindakan deteksi
Universitas Sumatera Utara
kanker payudara dan 8 orang 44,4 yang tidak melakukan deteksi kanker payudara. Sikap Kurang Baik sebanyak 9 orang 22,0 yang melakukan deteksi
dini kanker payudara dan 32 orang 78,0 yang tidak melakukan deteksi dini kanker payudara.
Berdasarkan tabel di atas hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara variabel sikap dengan tindakan mahasiswi
SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dengan taraf signifikan p = 0,012.
Berdasarkan tabel 4.9 menyatakan sikap mahasiswi dengan melakukan tindakan pemeriksaan payudara sendiri SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara alasannya yaitu mahasiswi pernah ada 2 responden mempunyai pengalaman adanya benjolan di payudara sehingga membuat responden rutin
dalam sebulan melakukan SADARI untuk sebagai deteksi supaya tidak terjadi benjolan di payudara untuk mencegaha awal deteksi dini kanker payudara.
Pengalaman seseorang mempunyai pengaruh langsung untuk melakukan tindakan pemeriksaan payudara sendiri SADARI. Mahasiwi yang lainnya ada juga
melakukan SADARI rutin dalam sebulan berbagai faktor yaitu : karena mahasiswi takut terkena kanker payudara lebih baik mencegah terjadinya penyakit sehingga
mendapatkan pengobatan secara dini sebelum stadium lanjut. Mahasiswi melakukan SADARI yang sikap baik belum tentu melakukan pemeriksaan
payudara sendiri SADARI rutin dalam sebulan berbagai faktor karena malas, lupa, dampak secara langsung adanya benjolan tidak langsung kelihatan sehingga
membuat mahasiwi tidak perlu melakukan SADARI rutin dalam sebulan.
Universitas Sumatera Utara
Sikap mahasiwi tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri alasannya sebagai berikut : tidak nyaman melakukan SADARI, lupa, malas, kurang
memperhatikan payudara sendiri, malu memperlihatkan payudara sendiri, tidak memahami dampak bahaya kanker payudara.
Tenaga kesehatan sebagai tombak masyarakat untuk memberikan informasi maka kita harus memperhatikan melakukan pemeriksaan payuadara
sendiri SADARI untuk mengurangi risiko akibat kanker payudara pembunuh wanita. Pencegahan awal sangat penting untuk kita mendapatkan pengobatan
secara dini sebelum stadium lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan Responden SADARI Sebagai Deteksi Kanker Payudara