39
Menurut Salvatore 1997 pada dasarnya model perdagangan internasional harus berlandaskan empat hubungan utama yaitu:
1. Hubungan antar batas-batas kemungkinan produksi dengan kurva
penawaran relatif. 2.
Hubungan antara barang-barang relatif. 3.
Penentuan keseimbangan dunia dengan penawaran relatif dunia dan permintaan relatif dunia.
4. Dampak-dampak atau pengaruh nilai tukar perdagangan yakni harga
ekspor dari suatu negara dibagi denagan harga impornya terhadap kesejahteraan suatu negara.
2.7 Penelitian Terdahulu
Menurut Bonar, Kariyasa, Dedi dan Sintya 2013 dalam penelitiannya Impact Of Maize Import Tariff Policy Changes On Production And Consumption
In Indonesia, telah meneliti tentang dampak tarif impor jagung terhadap produksi dan konsumsi Indonesia dengan mengunakan metode analisis model multimarket
hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan tarif impor jagung mempengaruhi produksi ternak di Indonesia. Ketika pemerintah meningkatkan tarif impor jagung
sebesar 10 persen permintaan jagung baik oleh budidaya ayam pedaging skala besar dan kecil masing-masing akan turun 0,511 dan 0,359 persen. Akibatnya
produksi untuk broiler dari pembudidaya ayam pedaging mengalami penurunan sebesar 0,456 persen. Fenomena yang sama juga terjadi di lapisan bisnis.
Sebaliknya penurunan kebijakan tariff impor pada jagung menyebabkan harga menjadi lebih rendah serta berdampak pada peningkatan permintaan jagung untuk
Universitas Sumatera Utara
39
pertanian baik skala besar maupun kecil dari 0,244 dan 0,264 persen. Kondisi ini memicu peningkatan produksi dari pertanian skala besar maupun kecil.
Menurut Akhmad 2014, dalam penelitiannya yang mengambil judul Dampak Kebijakan Tarif Impor Beras Terhadap Surplus Produsen Dan Konsumen
yang telah meneliti pengaruh tarif impor terhadap surplus produsen maupun konsumen. Analisis dalam penelitian ini menggunakan penghitungan distribusi
manfaat gains dan kerugian losses yang di peroleh dari produsen, konsumen, pemerintah dan masyarakat keseluruhan. Dalam penelitiannya penulis
menggunakan angka elastisitas permintaan dan penawaran beras. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan tarif impor apabila hanya dilihat dari sisi
produsen, menunjukkan bahwa semakin tinggi tarif impor yang di tetapkan pemerintah akan menyebabkan tingginya harga beras di dalam negeri, yang
berdampak terhadap naiknya harga gabah di tingkat petani sehingga memacu produsen untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri sehingga
kesejahteraan produsen terpenuhi. Kebijakan tarif impor beras jika hanya dilihat dari sisi konsumen maka akan semakin tinggi tarif impor yang dikenakan terhadap
komoditas beras akan menyebabkan tingginya harga beras sehingga memaksa konsumen untuk mengurangi konsumsinya yang tentunya mengakibatkan
permintaan beras dalam negeri berkurang dan kesejahteraan konsumen menurun. Menurut Wayan,Susila dan Bonar 2005 dalam penelitiannya Analisis
Kebijkan Industri Gula Indonesia kebijakan yang dianalisis dalam penelitian ini menvakup kebijkan produksi,harga dan perdagangan. Dalam kebijakan
perdaganan di fokuskan pada analisis kebijakan tarif impor dan tariff-rate quota
Universitas Sumatera Utara
39
TRQ. Hasil penelitian ini menunjukan kebijakan tarif impor dan TRQ mempunyai pengaruh signifikan terhadap industry gula dalam negeri dengan
tingkat efektivitas yang bervariasi secara umum. Kebijakan tersebut cukup efektif untuk meningkatkan areal, produksi dan mengurangi impor. Berbagai kombinasi
kebijakan tarif impor dan TRQ merukapan instrumen kebijakan yang efektif untuk mengembangkan indstri gula dan impor gula.
2.8 Kerangka Konseptual