Teori Impor TINJAUAN PUSTAKA

39 kemajaun dan perubahan teknologi. Adopsi teknologi pertanian padat karya penggunaan benih unggul,pupuk, dan pestisida serta teknologi mekanis yang padat modal pengunaan traktor sederhana dan pembagunan sarana irigasi teknis,dan sebagainya secara langsung atau tidak langsung telah mewarnai produktivitas itu sendiri Arifin, 2001..

2.3 Teori Impor

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional dalam arti sempit merupakan suatu masalah yang timbul akibat adanya pertukaran komoditas suatu negara Salvatore, 1997. Suatu negara akan mengekspor komoditas yang produksinya lebih banyak menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di negara tersebut dan dalam waktu bersamaan negara tersebut akan mengimpor komoditas yang produksinya memerlukan sumberdaya yang relatif langka dan mahal di negara tersebut Salvatore, 1997. Secara teoritis, negara A akan mengekspor komoditas X kepada negara B apabila harga domestic komoditas tersebut sebelum terjadinya perdagangan relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga domestic di negara B. Hal ini terjadi karena adanya kelebihan penawaran excess supply di negara A, yaitu produksi domestik lebih tinggi dari pada konsumsi domestik. Hal ini menggambarkan bahwa negara A memiliki faktor produksi yang relatif melimpah. Kondisi ini menciptakan peluang bagi negara A untuk menjual kelebihan produksinya kepada negara lain. Di lain pihak, negara B mengalami kekurangan penawaran karena konsumsi domestik melebihi produksi Universitas Sumatera Utara 39 domestiknya excess demand sehingga tingkatharga domestik menjadi tinggi. Keadaan ini meninnulkan negara B berkeinginan untuk membeli komoditas X dari negara lain yang harganya lebih murah. Jika terjadi komunikasi antara kedua negara tersebut maka akan menyebabkan adanya perdagangan, dalam hal ini negara A mengekspor komoditasnya ke negara B. Panel A Panel B Panel C Pasar di negara 1 Hubungan perdagangan Pasar di Negara 2 Untuk komoditi X Internasional komoditi X Untuk komoditi X P x P y PxP y PxP y S X Sx P3 A’’ S P3 P2 B E B E B’ E’ P C D Impor A Dx Dx x 0 x 0 x Gambar 2.1 Proses Perdagangan Internasional Keseimbangan Parsial Salvatore 1997 Keterangan: PxP y : Harga relatif komoditi X P 1 : Harga domestik komoditi X di Negara 1 tanpa perdagangan internasional P 2 E : Harga komoditi setelah terjadi perdagangan internasional P 3 : Harga domestik komoditi X di negara 2 tanpa perdagangan internasional A : Keseimbangan di Negara 1 A’ : Keseimbangan di Negara 2 Universitas Sumatera Utara 39 B-E : Jumlah yang diekspor oleh Negara 1 B ’ E’ : Jumlah yang diimpor oleh Negara 2 Secara spesifik panel A pada gambar memperlihatkan bahwa dengan adanya perdagangan internasional, negara 1 akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga relatif komoditi X sebesar P 1 , Sedangkan negara 2 akan berproduksi dan mengkonsumsi di titik A’ berdasarkan harag relatif P 3. Setelah hubungan perdagangan berlangsung diantara keduanya, harga relatif komoditi X akan berkisar antara P 1 dan P 3 seandainya kedua negara tersebut cuckup besar kekuatan ekonominya. Jika harga yang berlaku di atas P 1, maka negara 1 akan memasok atau memproduksi komoditi X lebih banyak daripada tingkat permintaan domestik. Kelebihan produksi tersebut selanjutnya akan diekspor panel A ke negara 2. Jika harga yang berlaku lebih kecil dari P 3 maka negara 1 akan mengalami peningkatan permintaan sehinnga tingkatnya lebih tinggi daripada produk domestik. Hal tersebut akan mendorong negara 2 untuk mengimpor kekurangan kebutuhan atas komoditi X itu dari negara 1 panel C. Panel A memperlihatkan bahwa berdasarkan harga relatif P 1 , kuantitas komoditi X yang ditawarkan QS x akan sama denagn kuantitas komoditi yang diminta QD x oleh konsumen di negara 1, dan demikian pula halnya dengan negara 1 Negara ini tidak akan mengekspor komoditi X sama sekali. Hal tersebut memunculkan titik A pada kurva S pada panel B yang merupakan kurva penawaran ekspor negara 1. Panel A juga memperlihatkan bahwa berdasarkan harga relatif P 2 , maka akan terjadi kelebihan penawaran QS x apabila Universitas Sumatera Utara 39 dibandingkan dengan tingkat permintaan untuk komoditi X QD x , dan kelebihan itu sebesar BE.Kuantitas BE itu merupakan kuantitas komoditi X yang akan di ekspor oleh negara 1 pada harga relatif P 2 . BE sama dengan BE dalam panel B, dan ditulah terletak titik E yang berpotong dengan kurva penawaran ekspor komoditi X dari negar 1 atau S. Sementara itu, panel C memperlihatkan bahwa berdasarkan harga relatif P 3 maka penawaran dan permintaan untuk komoditi X akan sama besarnya atau QD x =QS x titik A’, Sehingga negara 2 tidak mengimpor komoditi X sama sekali. Hal tersebut dilambangkan dengan titik A’ yang terletak pada kurva permintaan impor komoditi X negara 2 D yang berada di panel B. Panel C itu juga menunjukkan bahwa berdasarkan harga relatif P 2 akan terjadi kelebihan permintaan QD x lebih besar dari pada QS x sebesar B’E’. Kelebihan itu sama artinya dengan kuantitas komoditi X yang akan diimpor oleh negara 2 berdasarkan haraga relatif P 2. Lebih lanjut, jumlah itu sama dengan BE pada panel B yang menjadi kedudukan E. Titik ini sendiri melambangkan jumlah atau tingkat permintaan impor komoditi X dari penduduk di negara 2 D. Berdasarkan harga relatif P 2 , Kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara 2 yakni B’E’ dalam panel C sama dengan kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan oleh negara 1 yaitu BE dalam panel A. Hal tersebut di perlihatkan oleh perpotongan anatara kurva D dan S setelah komoditi X diperdagangkan anatara kedua negara tersebut panel B. Dengan demikian P 2 merupakan harga relatif ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional berlangsung. Dari panel B tersebut kita juga dapat melihat bahwa Universitas Sumatera Utara 39 PxP y lebih besar dari P 2, maka kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan akan melebihi tingkat impor sehingga lambat laun harga relatif komoditi X itu PxP y akan mengalami penurunan sehinggan pada akhirnya akan sama dengan P 2. Dilain pihak apabila PxP y lebih kecil dari P 2 , maka kuantitas impor komoditi X yang diminta akan melebihi kuantitas ekspor komoditi X yang di tawarkan sehingga PxP y akan meningkat dan akhirnya akan sama denga P 2.

2.4 Teori Tarif