Tarif Impor Bawang Merah Pembahasan Hasil Penelitian

39 berupaya meningkatkan produksi maupun kualitas dan berharap pemerintah memfasilitasi ketersedian sara produksi, fasilitas pemasaran serta penyuluhan.

4.7 Tarif Impor Bawang Merah

Untuk memberikan dukungan bagi penigkatan produksi bawang merah dan pendapatan petani pemerintah mengimplementasikan berbagai kebijakan dalam pertanian hortikultura. Pemerintah telah menimplemntasikan kebijakan harga dasar produk hortikultura, kebijakan subsidi benih, kebijakan subsidi pupuk, kebijkan kredit usaha tani serta kebijakan tarif impor bawang merah. Tarif merupakan bentuk perlindungan tertua yang bertujuan untuk mensejahterakan produsen dalam memproduksi. Penetapan tarif impor Hortikultura terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Tarif impor diatur dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia BTKI. Buku BTKI bawang merah sebagai salah satu produk hortikultura di tetapkan sebesar 20. Produk hortikulutara dianggap penting karena karena jumlah konsumsi masyarakat yang terus meningkat di tambah dengan produksi yang belum dapat memenuhi.

4.8 Hasil Pengujian dan Pengolahan Data

4.8.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangguresidual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik bila memiliki distribusi normal atau mendekati normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji satistik ini dikatakan tidak valid. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan P-P Plot. Pola P-PPlot yang mendekati garis Universitas Sumatera Utara 39 diagonal menunjukkan adanya penyebaran datayang mendekati normal. Hasil pengujian normalitas ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik residual model regresi sudah berdistribusi normal karena titik-titik tersebut yang menyebar di sekitar garis diagonal. Dengan demikian syarat kenormalan sebagai pengujian statistik menggunakan regresi dapat terpenuhi.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linearada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan Universitas Sumatera Utara 39 pengganggu pada t-1 sebelumnya. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi. b. Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. c. Jika d terletak antar dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Tabel 4.1 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,057 a ,003 -,073 4664738,115 ,003 ,042 1 13 ,841 1,132 Sumber: Hasil Uji SPSS Berdasarkan output diatas, diketahui nilai DW = 1,132, selanjutnya nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel signifikan 5, jumlah sampel N = 15 dan jumlah variabel independen 2 K=2 dl = 0,95 maka diperoleh du=1,54 . Nilai DW = 1,132 lebih kecil dari batas atas du yakni 1,54 dan kurang dari 4-du. 4-1,54 = 2,46 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

3. Uji Multikoleniaritas

Menurut Rahayu 2004 umumnya multikoleniaritas dapat diketahui dari nilai dari Variance Inflation Factor VIF atau tolerance value. Batas tolerance value adalah 10. Apabila hasil analisis menunjukkan nilai VIF dibawah nilai 10 Universitas Sumatera Utara 39 dan tolerance value diatas nilai 0,10 maka tidak terjadi multikoleniaritas sehingga model reliable sebagai dasar analisis. Tabel 4.2 Hasil Uji Multikoleniaritas Collinearity Statistics Tolerance VIF 1,000 1,000 Sumber: Hasil Uji SPSS Hasil pengujian dalam tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada di bawah 10 dan nilai tolerance semua variabel berada diatas 0,10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 9,386 ,622 15,080 ,000 TR -2,020E-008 ,000 -,057 -,205 ,841 Sumber: Hasil Uji SPSS Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tarif impor sebesar 0,841 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel pendidikan.

4.8.2 Uji Paired sample T-test

Untuk dapat menganalisa jumlah produktivitas bawang merah sebelum penerapan tarif impor dan sesudah tarif impor adalah dengan membandingkan tingkat produktivitas bawang merah sebelum dan sesudah terkena tarif impor. Rumusan hipotesis penelitian dalam analisis statistik adalah : Ho = Tidak terdapat perbedaan tingkat produktvitas bawang merah sebelum dan sesudah terkena tarif impor. Ha = Terdapat perbedaan tingkat produktivitas bawang merah sebelum dan sesudah terkena tarif impor. Uji analisa dua sampel berpasangan maka yang perlu diketahui adalah apakah terdapat perbedaan tingkat produktivitas bawang merah sebelum dan sesudah terkena tarif impor. Berdasarkan Probabilitas maka kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 39 Ha diterim jika t hitung t tabel pada α = 5 Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-test dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Paired Sample T-test Perbandingan t tabel t hitung Sig Keterangan Produktivitas Sebelum dan sesudah pengenaan tarif 2,145 2,242 0,154 Sig. 0,05 dan t hitung t tabel maka Ha diterima Sumber: Hasil Uji SPSS Pada Tabel 4.4 dengan menggunakan hasil uji perolehan Uji Hipotesis Paired Sample T-test dengan tingkat signifikansi 0,05. Sehingga dari tabel output SPSS diperoleh : 1. Nilai t hitung adalah 2,242 dan nilai signifikansi adalah 0,154 2. Nilai t table dapat dilihat pada table statistik pada signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan dfn – 1 atau 15 – 1 = 14. Maka hasil yang di peroleh untuk t table adalah 2,145

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan uji Paired sample T-test diketahui bahwa t hitung = 2,242 dan t tabel = 2,145 sehingga berdasarkan kriteria ini t hitung t table dimana Ho ditolak atau hipotesis penelitian ini Ha diterima yaitu terdapat tingkat produktivitas bawang merah di Sumatera Utara antara sebelum dan sesudah penerapan tarif impor bawang merah. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan tarif impor pada bawang merah berdampak pada produktivitas bawang merah. Universitas Sumatera Utara 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Uji beda dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat perbedaan produktivitas bawang merah di Sumatera Utara antara sebelum dan sesudah penerapan tarif impor. Oleh karena itu Hipotesis penelitian Ha diterima. 2. Penerpan tarif impor bawang merah perpengaruh positif dalam pertumbuhan produktivitas bawang merah di Sumatera Utara.

5.2 Saran

1. Perkembangan Produktivitas bawang merah penting di tingkatkan mengingat Indonesia saat ini adalah negara agraris. Penerapan kebijakan tarif impor bawang merah berpengaruh positif terhadap perkembangan produktivitas bawang merah di Sumatera Utara. Pemerintah sebagai penentu besaran tarif impor di harapakan mampu menentukan tarif impor yang sesuai serta diikuti dengan kebijakan- kebijakan lain yang mampu menjaga produsen dalam memproduksi bawang merah terutama dalam perdagangan Internasional. 2. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah variabel lain yang dapat dijadikan indikator dalam penelitian lanjutan. Hal ini karena masih adanya variabel-variabel yang belum ditemukan penulis yang masih memiliki hubungan yang berkaitan dengan Tingkat Produktivitas Bawang Merah di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara