screed lantai
dll. Menurut standar nasional indonesia SK SNI
– S – 04 – 1989 – F : 28 disebutkan mengenai persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan adalah sebagai
berikut : - Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks kekerasan
2,2. - Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
a. Jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12.
b. Jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10.
- Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 dan apabila pasir mengandung lumpur lebih dari 5 maka pasir harus dicuci.
- Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans
–Harder dengan larutan jenuh NaOH 3. - Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam. - Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali harus
negatif. - Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali
dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunan yang diakui. - Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harus memenuhi
persyaratan pasir pasangan. http:www.forumbebas.comthread-145579.html
2.7.2 Limbah Pulp Dregs
Kandungan limbah pulp dregs yang diambil pada tanggal 27 Mei 2015 dari PT. Toba Pulp Lestari, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kandungan Senyawa Limbah Pulp Dregs No
Parameter Jumlah
Universitas Sumatera Utara
1 SiO
2
10,6 2
Fe
2
O
3
1,68 3
CaO 31,1
4 MgO
1,04 5
K
2
O 0,62
6 Na
2
O 0,04
7 Al
2
O
3
12,30
Bahan cair ini disebut sebagai bubur. Bahan ini dikirim ke tangki di mana air ditambahkan ke dalam tangki tersebut.Cairan yang dihasilkan dikenal sebagai cairan hijau
green liquor. Dari tangki peleburan sungai dikirim ke tangki cairan stabilisasi hijau.Cairan hijau juga mengandung sejumlah kecil padatan tersuspensi, disebut ampas dregs.
Ampas-ampas yang berbahaya dipisahkan dan kemudian dibuang. Hal ini biasanya dilakukan dalam cairan stabilisasi hijau. Ampas dari cairan stabilisasi hijau dikirim ke filter
vakum perputaran disebut ampas filter. Di sini ampas dicuci untuk menghilangkan sisa bahan kimia dan airnya sebelum dibuang. Cairan didaur ulang ke tangki cairan stabilisasi hijau.
http:www.westech-inc.comen-usaindustry-solutionsindustrial-overviewpulp-and-paper Adapun apabila limbah pulp dregs ini dimasukkan atau dicampurkan ke dalam
pembutan bahan bangunan maka limbah pulp dregs itu sendiri tidak memiliki dampak resiko kesehatan maupun pencemaran lingkungan, dikarenakan limbah pulp dregs itu sendiri dapat
didaur ulang sebagai bahan baku dari pembuatan bahan bangunan seperti beton, sehingga secara tidak langsung limbah ini dapat dimanfaatkan dan mengurangi sampah akibat
pembuangan limbah pabrik itu sendiri.
2.7.3 Resin Epoksi
Epoksi adalah suatu kopolimer yang terbentuk dari dua bahan kimia yang berbeda, yang disebut sebagai resin dan pengeras. Resin ini terdiri dari monomer atau polimer rantai
pendek dengan kelompok epoksida di kedua ujung. Resin epoksi paling umum dihasilkan dari reaksi antara epiklorohidrin dan bisphenol-A, tetapi tidak jarang yang terakhir akan
Universitas Sumatera Utara
digantikan dengan bahan kimia yang serupa. Sedangkan pengeras terdiri dari monomer polyamine, misalnya TriethylenetetramineTeta.
Ketika senyawa ini dicampur, kelompok amina bereaksi dengan kelompok epoksida untuk membentuk ikatan kovalen. Setiap kelompok NH dapat bereaksi dengan kelompok
epoksida, sehingga polimer yang dihasilkan demikian kaku dan kuat. Proses polimerisasi disebut curing dan dapat dikontrol melalui suhu. Atau bahasa sederhananya epoksi adalah
cat dua komponen yang terdiri dari resin sebagai basenya dan polymed sebagai hardenernya. Finishing Floor Harderner. 2012.
Resin epoksi atau secara umum dipasaran dikenal dengan bahan epoksi adalah salah satu dari jenis polimer yang berasal dari kelompok termoset. Resin termoset adalah polimer cair yang
diubah menjadi bahan padat secara polimerisasi jaringan silang dan juga secara kimia, membentuk formasi rantai polimer tiga dimensi. Sifat mekanisnya tergantung pada unit
molekuler yang membentuk jaringan rapat dan panjang jaringan silang. Proses pembuatannya dapat dilakukan pada suhu kamar dengan memperhatikan zat-
zat kimia yang digunakan sebagai pengontrol polimerisasi jaringan silang agar didapatkan sifat optimum bahan. Thermoset memiliki sifat isotropis dan peka terhadap suhu,
mempunyai sifat tidak bisa meleleh, tidak bisa diolah kembali, atomnya berikatan dengan kuat sekali, tidak bisa mengalami pergeseran rantai. Bentuk resin epoksi sebelum pengerasan
berupa cairan seperti madu dan setelah pengerasan akan berbentuk padatan yang sangat getas.
Karakteristik Resin Epoksi
Epoksi secara umum mempunyai karakteristik yang baik, yaitu: 1
Kemampuan mengikat paduan metalik yang baik Kemampuan ini disebabkan oleh adanya gugus hidrolik yang memiliki kemampuan
membentuk ikatan via ikatan hidrogen. Gugus hidrosil ini juga dimiliki oleh oksida metal, dimana pada kondisi normal menyebar pada permukaan metal. Keadaan ini menunjang
terjadinya ikatan antara atom pada epoksi dengan atom yang berada pada material metal. 2
Ketangguhan Keguanaan epoksi sebagai bahan matrik dibatasi oleh ketangguhan yang rendah dan
cenderung rapuh. Oleh sebab itu saat ini terus dilakukan penelitian untuk meningkatkan ketangguhan bahan matrik atau epoksi.
Universitas Sumatera Utara
Resin epoksi banyak digunakan untuk bahan komposit di beberapa bagian struktural, resin ini juga dipakai sebagai bahan campuran pembuatan kemasan, bahan cetakan moulding
compound dan perekat. Resin epoksi sangat baik digunakan sebagai matriks pada komposit dengan penguat serat gelas. Pada beton penggunaan resin epoksi dapat mempercepat proses
pengerasan, karena resin epoksi menimbulkan panas sehingga membantu percepatan pengerasan.
2.7.4 Thinner