Resin epoksi banyak digunakan untuk bahan komposit di beberapa bagian struktural, resin ini juga dipakai sebagai bahan campuran pembuatan kemasan, bahan cetakan moulding
compound dan perekat. Resin epoksi sangat baik digunakan sebagai matriks pada komposit dengan penguat serat gelas. Pada beton penggunaan resin epoksi dapat mempercepat proses
pengerasan, karena resin epoksi menimbulkan panas sehingga membantu percepatan pengerasan.
2.7.4 Thinner
Thinner digunakan pada pembuatan beton sebagai bahan pencampur agar terjadi reaksi kimiawi dengan resin. Disini thinner berfungsi untuk membasahi agregat dan untuk melumasi
bahan campuran lain agar mudah pengerjaannya. Thinner yang akan dicampurkan ini akan menguap sesaat dan meninggalkan resin dan agregat yang kemudian akan membentuk lapisan
yang keras, sehingga dapat mengubah sifat-sifat resin dan menurunkan kekuatannya.
Selain berguna untuk menurunkan viskositas, thinner juga berguna untuk mengatur sifat-sifat dari bahan finishing sehingga bahan tersebut bisa diaplikasikan sesuai dengan
kebutuhan. Dengan menggunakan thinner suatu bahan finishing bisa diatur kecepatan waktu pengeringannya serta ketebalan lapisan finishing bisa ditentukan dengan ukuran tertentu
sesuai dengan kebutuhan. http:mugiabadi.blogspot.com201206macam-macam-thinner.html
2.8 Karakteristik Beton
Untuk mengetahui sifat-sifat dan kemampuan suatu material maka perlu dilakukan pengujian. Adapun karakteristik beton yang akan diuji antara lain: pengujian sifat fisis penyerapan air,
densitas, porositas, pengujian sifat mekanik kuat impak dan kuat lentur.
2.8.1 Pengujian Sifat Fisis
2.8.1.1 Pengujian Densitas
Massa jenis densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, makasemakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap beton merupakan total massa beton dibagi dengan total volume
beton.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran densitas menggunakan standart ASTM C 373-88. Persamaan yang digunakan untuk menentukan densitas adalah:
� =
�� �
………………………..…… 2.1
Dengan: � : massa jenis sampel grcm
3
mk : massa kering gr V : volume sampel cm
3
2.8.1.2 Pengujian Porositas
Porositas dapat di definisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori terhadap volume total beton. Besarnya persentase ruang-ruang kosong atau besarnya kadar pori yang terdapat
pada beton dan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kekuatan beton. Pori- pori beton biasanya berisi udara atau berisi air yang saling berhubungan dan dinamakan
dengan kapiler beton. Kapiler beton akan tetap ada walaupun air yang digunakan telah menguap, sehingga kapiler ini akan mengurangi kepadatan beton yang dihasilkan. Dengan
bertambahnya volume pori maka nilai porositas juga akan semakin meningkat dan hal ini memberikan pengaruh buruk terhadap kekuatan beton.
Ada dua jenis porositas yaitu porositas tertutup dan porositas terbuka.porositas tertutuppada umumnya sulit untuk ditentukan pori tersebut merupakan rongga yang terjebak
didalam padatan dan serta tidak ada akses kepermukaan luar, sedangkan porositas terbuka masih ada akses kepermukaan luar walaupun rongga tersebut ada ditengah-tengah padatan.
Porositas suatu bahan pada umumnya dinyatakan sebagai porositas terbuka. Bandaharo, Malim. 2014
Berdasarkan ASTM C 373-88, porositas sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
P =
−
�
�
×
1 � �
× 100 ………………….….. 2.2
Dengan:
Universitas Sumatera Utara
P : Porositas
M
b
: Massabasah sampel setelah direndam gr M
k
: Massa kering sampel setelah direndam gr V
b
: Volume benda uji cm
3
�
air
: Massa jenis air grcm
3
2.8.1.3 Pengujian Penyerapan Air