Pengujian Kuat Impak Pengujian Kuat Lentur

P : Porositas M b : Massabasah sampel setelah direndam gr M k : Massa kering sampel setelah direndam gr V b : Volume benda uji cm 3 � air : Massa jenis air grcm 3

2.8.1.3 Pengujian Penyerapan Air

Penyerapan air water absorbtion merupakan salah satu parameter yang sangat penting untuk memprediksi dan mengetahui kekuatan dan kualitas beton polimer yang dihasilkan. Beton polimer yang berkualitas baik memiliki daya serap air yang kecil dimana jumlah pori- pori pada permukaan sedikit dan rapat. Dan untuk mengetahui besarnya penyerapan air diukur dan dihitung menggunakan rumus Vlack, Lawrence H. l989 Pengujian daya serap air water absorbtion dilakukan pada masing-masing sampel. Pengujian daya serap air ini mengacu pada ASTM C-20-00-2005 tentang prosedur pengujian, dimana bertujuan untuk menentukan besarnya persentase air yang diserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman selama 24 jam pada suhu kamar. Massa awal sebelum dan sesudah perendaman diukur. Untuk mendapatkan nilai penyerapan air dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: Penyerapan air = − � � × 100 ……………….... 2.3 Dengan: M b : Massa sampel setelah direndam di dalam air gr M k : Massa kering gr

2.8.2 Pengujian Sifat Mekanik

2.8.2.1 Pengujian Kuat Impak

Universitas Sumatera Utara Uji impak adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang cepat rapid loading. Pengujian impak merupakan suatu pengujian yang mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut.Inilah yang membedakan pengujian impak dengan pengujian tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan. Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan melainkan datang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil pada saat terjadinya tumbukan kecelakaan. Pada uji impak terjadi proses penyerapan energi yang besar ketika beban menumbuk spesimen. Energi yang diserap material ini dapat dihitung dengan menggunakan prinsip perbedaan energi potensial. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi. Pada pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Ellery, T. 2012 Gambar 2.1 Ilustrasi skematis pengujian impak dengan benda uji charpy Pengukuran kekuatan uji impak menggunakan standar ASTM D 5942-96. Besarnya kekuatan impak dari benda uji dengan luas penampang lintang A adalah: � = � � ……………………… 2.4 Dengan: I S : Kekuatan Impak kJm 2 Universitas Sumatera Utara E S : Energi yang diserap sampel setelah tumbukan J A : Luas penampang lintang sampel m 2

2.8.2.2 Pengujian Kuat Lentur

Pengujian kekuatan lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan polimer terhadap pembebanan pada tiga titik lentur. Pengujian kekuatan lentur ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat keelastisan suatu bahan. Pada permukaan bagian atas yng dibebani akan tejadi komresi, sedangkan pada bagian permukaan bawah akan terjadi tarikan. Pada pengujian ini pembebanan yang diberikan adalah tegak lurus terhadap arah sampel dengan tiga titik lentur. Pada pengujian ini bila diberi beban maka permukaan bawah akan memanjang dan terjadi pelengkungan sampek akibat regangan tarik dan regangan tekan. Besarnya pelengkungan pada titik tengah sampel dinamakan defleksi. Syahfitri, N. 2013 Gambar 2.2 Skematis pengujian kekuatan lentur Pengukuran kekuatan uji letur menggunakan standar ASTM C 31-91. Kuat lentur beton dapat diperoleh dengan rumus: F lt = 3 � 2 � 2 …………………….….. 2.5 Dengan: F lt : Kuat Lentur Nm -2 P : Gaya Penekan N L : Jarak dua penumpu m b : Lebar sampel uji m Universitas Sumatera Utara d : Tebal sampel uji m

2.8.3 Analisis Mikrostruktur