melalui interaksi antara radiasi elektromagnetik dan materi, menganalisis sinar-X yang dipancarkan oleh materi dalam menanggapi pukulan dengan partikel bermuatan.
Hampir sama dengan SEM hanya saja pada SEM EDX merupakan dua perangkat analisis yang digabungkan menjadi satu panel analitis sehingga mempermudah proses analitis
dan lebih efisien. Pada dasarnya SEM EDX merupakan pengembangan SEM. Analisa SEM EDX dilakukan untuk memproleh gambaran permukaan atau fitur material dengan resolusi
yang sangat tinggi hingga memperoleh suatu tampilan dari permukaan sampel yang kemudian di komputasikan dengan software untuk menganalisis komponen materialnya baik
dari kuantitatif mau pun dari kualitalitatifnya. Daftar berikut ini merangkum fungsi yang berkontribusi pada operabilitas luar biasa dari SEM-EDX.
1. Menu Fungsi ini digunakan untuk mengatur secara bersamaan, menyimpan, dan
mengingat parameter untuk analisis SEM dan EDX. 2.
Kondisi pengukuran EDX dapat diatur dari Unit SEM Spektral pengukuran, multi-titik pengukuran, pemetaan, tampilan menganalisis elemen pada SEM monitor.
3. Image data yang diperoleh dengan SEM dapat digunakan sebagai data dasar untuk EDX.
4. Menetapkan kondisi untuk unit SEM secara otomatis dipindahkan ke unit EDX.
Rahmat, 2010.
2.8.3.1 Prinsip Kerja SEM-EDX
Prinsip kerja SEM yaitu bermula dari electron beam yang dihasilkan oleh sebuah filamen pada electron gun. Pada umumnya electron gun yang digunakan adalah tungsten hairpin gun
dengan filamen berupa lilitan tungsten yang berfungsi sebagai katoda.Tegangan diberikan kepada lilitan yang mengakibatkan terjadinya pemanasan. Anoda kemudian akan membentuk
gaya yang dapat menarik elektron melaju menuju ke anoda. Kemudian electron beam difokuskan ke suatu titik pada permukaan sampel dengan menggunakan dua buah condenser
lens. Condenser lens kedua atau biasa disebut dengan lensa objektif memfokuskan beam dengan diameter yang sangat kecil, yaitu sekitar 10-20 nm. Hamburan elektron, baik
Secondary Electron SE atau Back Scattered Electron BSE dari permukaan sampel akan dideteksi oleh detektor dan dimunculkan dalam bentuk gambar pada layar CRT.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Mekanisme kerja SEM
SEM memiliki beberapa detektor yang berfungsi untuk menangkap hamburan elektron dan memberikan informasi yang berbeda-beda. Detektor-detektor tersebut antara
lain: - Detektor EDX, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai komposisi sampel
pada skala mikro. - Backscatter detector, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai nomor atom
dan topografi. - Secondary detector, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai topografi.
2.8.3.2 Kelebihan dan Kelemahan SEM:
Adapun kelebihan SEM yaitu: - Preparasi sampel cepat dan sederhana
- Ukuran sampel yang relatif besar - Rentang perbesaran yang luas: 3 kali sampai 150.000 kali
Sedangkan kelemahan SEM yaitu: - Dibanding TEM resolusinya lebih rendah
- Memerlukan kondisi vakum
Universitas Sumatera Utara
2.9 Syarat Mutu Beton Menurut Standar Nasional Indonesia
Menurut SNI 03-0691-1996, standar mutu yang harus dipenuhi oleh paving block adalah
sebagai berikut :
1 Sifat tampak paving block, harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-
retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan.
2 Ukuran paving block harus mempunyai tebal minimum 60 mm dengan toleransi +8.
3 Paving block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak boleh cacat dan
kehilangan berat yang diperbolehkan maksimum 1. 4
Paving block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Persyaratan Mutu Setiap Jenis Bata Beton Menurut SNI 03-0691-1996
Mutu Kuat Tekan
kgcm
2
Ketahanan Aus mmmenit
Daya Serap Air
Rata-rata Minimum
Rata-rata Minimum Rata-rata Maks
A 400
350 0,009
0,103 3
B 200
170 0,130
1,149 6
C 150
125 0,160
1,184 8
D 100
85 0,219
0,251 10
Universitas Sumatera Utara