BAB 3 METODE PENELITIAN
3.7 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survei dengan desain cross sectional, bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi terhadap
tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dengan pertimbangan bahwa proporsi tindakan imunisasi
tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo belum tercapai atau belum sesuai dengan target imunisasi tetanus toksoid TT.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari pengumpulan data sampai seminar hasil, yaitu dari bulan Oktober 2014 sampai Desember 2014.
26
Universitas Sumatera Utara
3.9 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten
Langkat dan tercatat di Puskesmas Sambi Rejo yaitu sebanyak 326 orang ibu hamil trimester III di bulan Oktober tahun 2014.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini sebagian dari populasi, pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Besar sampel yang akan diteliti
dihitung menggunakan rumus Lemeshow, et al 1997, sebagai berikut:
� = [
�
1 −�
2
�� 1
− � +
�
1 −�
��
�
1 − �
�
]
2
�
�
− �
2
Keterangan: n
: Besar sampel minimal �
1 −�2
: Nilai distribusi normal baku tabel Z pada α 0,05 1,96
�
1 −�
: Nilai distribusi normal baku tabel Z pada β 80 0,842
� : Proporsi ibu hamil yang melakukan tindakan imunisasi tetanus
toksoid TT 72 Dinas Kesehatan Kab. Langkat tahun 2012 �
�
: Perkiraan proporsi ibu hamil yang melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid TT 82
�
�
− � : Perkiraan selisih proporsi yang diteliti
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dikalkulasikan sebagai berikut :
� = [1,96
�0,721 − 0,72 + 0,842�0,821 − 0,82]
2
0,82 − 0,72
2
� = 1,448469185
0,01 n = 144,84 orang
≈ 144 ibu hamil
Universitas Sumatera Utara
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 144 ibu hamil. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling acak
sederhana, yaitu pengambilan sampel paling sederhana, seluruh ibu hamil di setiap desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo diseleksi secara acak
dengan pemilihan kriteria. Nama ibu hamil, dan alamat diketik menggunakan komputer sampai jumlah sampel yang diinginkan tercukupi dengan rumus
RANDBETWEEN. Adapun kriteria inklusi bagi responden untuk bisa dijadikan sampel dalam
penelitian adalah : a. Dapat berkomunikasi dengan baik
b. Bersedia menjadi sampel penelitian
3.10 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer diperoleh dari responden menggunakan kuesioner yang dibagikan ke responden dan diisi sendiri oleh responden tersebut.
2. Data Sekunder diperoleh dari dokumen Puskesmas Sambi Rejo dan dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner penelitian, agar dapat menjadi instrumen penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data maka akan dilakukan uji coba pada 30 ibu hamil
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat. Alasan pemilihan lokasi ini karena memiliki karakteristik yang sama dan relatif dekat dengan
wilayah penelitian. Uji validitas bertujuan untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan cara menguji isi kuesioner setiap item
pertanyaan dengan skor total variabel yang dilihat dari nilai corrected item total correlation dengan nilai tabel r pada df=30-
2=28 dan α=0,05 sebesar 0,361. Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis
dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas alat ukur menggunakan Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari
satu kali pengukuran dengan ketentuan bila Cronbach Alpha 0,60, maka dinyatakan reliabel dan bila Cronbach Alpha 0,60 maka butir soal dinyatakan
tidak reliabel.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan
Sub Variabel Nilai
Corrected Item-Total Keterangan
Pengetahuan1 0.392
Valid Pengetahuan2
0.467 Valid
Pengetahuan3 0.444
Valid Pengetahuan4
0.581 Valid
Pengetahuan5 0.705
Valid Pengetahuan6
0.496 Valid
Pengetahuan7 0.422
Valid Pengetahuan8
0.515 Valid
Pengetahuan9 0.613
Valid Pengetahuan10
0.543 Valid
Pengetahuan11 0.549
Valid Pengetahuan12
0.778 Valid
Pengetahuan13 0.477
Valid Pengetahuan14
0.401 Valid
Cronbach Alpha 0,742
Reliabel Pada tabel 3.1 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel pengetahuan nilai
corrected item total correlation lebih besar dari nilai tabel tabel r =0,361, artinya seluruh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan
semuanya valid dan reliabel.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Sub Variabel
Nilai Corrected Item-Total
Keterangan
SIKAP1 0,538
Valid SIKAP2
0,421 Valid
SIKAP3 0,517
Valid SIKAP4
0,705 Valid
SIKAP5 0,617
Valid SIKAP6
0,398 Valid
SIKAP7 0,396
Valid SIKAP8
0,403 Valid
SIKAP9 0,521
Valid SIKAP10
0,534 Valid
SIKAP11 0,673
Valid SIKAP12
0,494 Valid
Cronbach Alpha 0,742
Reliabel Pada tabel 3.2 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel pengetahuan nilai
corrected item total correlation lebih besar dari nilai tabel tabel r =0,361, artinya seluruh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan
semuanya valid dan reliabel.
3.11 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor predisposisi umur, pendidikan, paritas, pengetahuan dan sikap. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Definisi Operasional
1. Tindakan imunisasi tetanus toksoid adalah suatu perwujudan dari sikap untuk melakukan suntikan imunisasi tetanus toksoid “Ya” dan “Tidak”.
2. Faktor predisposisi adalah faktor-faktor yang mempermudah seorang ibu hamil untuk melakukan tindakan, yang mencakup :
a. Umur adalah lamanya hidup ibu hamil yang dihitung dalam tahun. b. Pendidikan adalah jenjang sekolah formal terakhir yang telah diselesaikan ibu
hamil. c. Paritas adalah jumlah melahirkan anak.
d. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT yang meliputi pengertian, manfaat, jadwal pemberian imunisasi, efek samping dan
tempat pemberian imunisasi. e. Sikap adalah pendapat atau penilaian ibu hamil yang dinyatakan dengan
setuju, ragu-ragu dan tidak setuju terhadap hal-hal yang berkaitan dengan tindakan imunisasi tetanus toksoid.
Universitas Sumatera Utara
3.12 Metode Pengukuran
Metode Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.6.1. Pengukuran Variabel Independen
1. Umur Ibu Hamil Variabel umur dibagi atas 3 kategori yaitu Prasetyawati, 2012 :
1. Umur 20 tahun 2. Umur 20 – 34 tahun
3. Umur ≥ 35 tahun
Skala : Nominal 2. Pendidikan Ibu Hamil
Dalam penelitian ini untuk pengukuran tingkat pendidikan dibagi atas 2 kategori yaitu UU RI No.20 tahun 2003 :
1. Pendidikan Dasar SD, SMP sederajat 2. Pendidikan Lanjut SMA, Perguruan TinggiAkademi
Skala : Ordinal 3. Paritas
Paritas seorang ibu dapat dibedakan menjadi : 1.
Primipara adalah ibu yang telah pernah melahirkan sebanyak satu kali 2. Multipara adalah ibu yang telah melahirkan sebanyak dua hingga empat kali
Skala : Ordinal
Universitas Sumatera Utara
4. Pengetahuan Pengetahuan ibu hamil diukur melalui 14 pertanyaan yang telah
disediakan. Setiap jawaban benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi nilai 0, sehingga total berkisar 0-14. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dibagi atas
2 kategori : 1. Baik
: jika skor jawaban 75 dalam interval 11 – 14 2. Kurang baik : jika skor jawaban
≤ 75 dalam interval 0 – 10 Skala
: Ordinal 5. Sikap
Pengukuran sikap yaitu dengan 12 buah pernyataan. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuan terhadap suatu kejadian. Diberi skor 3 jika responden menjawab setuju, diberi skor 2 jika responden menjawab ragu-ragu, dan skor
1 jika menjawab tidak setuju. Berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 36, diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :
1. Baik : jika jawaban responden 75 memiliki total skor
30 – 36 2. Kurang baik : jika jawaban responden
≤ 75 memiliki total skor 12 – 29
Skala : Ordinal
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Pengukuran Variabel Dependen
Pengukuran variabel dependen yaitu tindakan imunisasi ibu hamil dengan menggunakan data dari kuesioner dengan jawaban Ya dan Tidak.
1. Ya : Apabila melaksanakan tindakan imunisasi tetanus toksoid dua
kali TT1 dan TT2 2. Tidak
: Apabila tidak melaksanakan tindakan imunisasi tetanus toksoid dua kali TT1 dan TT2
Skala : Nominal
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat, yaitu analisis dari variabel penelitian dengan mendistribusi frekuensi berdasarkan persentase untuk masing-masing variabel yaitu faktor
predisposisi umur, pendidikan, paritas, pengetahuan dan sikap ibu hamil, dan variabel tindakan imunisasi tetanus toksoid.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat, yaitu analisis untuk melihat perbedaan proporsi variabel independen dengan dependen, kemudian dilihat hubungan antar kedua variabel
dengan menggunakan uji Chi Square dengan ketentuan jika nilai expected count kurang dari 5 20, dan jika nilai expected count kurang dari 5 20 digunakan
uji Fishers Exact Test pada taraf kepercayaan 95 α =0,05.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3 Analisis Multivariat
Bila hasil uji chi square p 0,25 maka variabel tersebut diikutsertakan dalam uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Analisis
multivariat, yaitu analisis lanjutan yang memungkinkan dilakukan untuk mengetahui variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo
Berdasarkan Kemenkes RI No. 128MenkesRISKII2004 tentang kebijakan dasar kesejahteraan masayarat bahwa puskesmas merupakan unit pelaksanaan teknis
dinas kesehatan kabupatenkota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja Kemenkes RI, 2004.
Puskesmas Sambi Rejo merupakan salah satu dari 23 puskesmas yang berada di wilayah kerja dinas kesehatan kabupaten Langkat propinsi Sumatera Utara.
4.1.1 Keadaan Geografis
Puskesmas Sambi Rejo beralamat di Jl.T. Amir Hamzah Desa Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dengan jarak 8 km dari Kota Binjai dan 23 km
dari kota Stabat ibukota Kabupaten Langkat. Luas wilayah kerja puskesmas Sambi Rejo 450 km
2
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kwala Gumit meliputi 6 desa dan 1 kelurahan, dengan batas-batas sebagai berikut :
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Binjai c. Sebelah Utara berbatasan dengan Sendang Rejo
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tanjung Jati
37
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Keadaan Demografi
Berdasarkan hasil laporan puskesmas Sambi Rejo tahun 2014 jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja puskesmas Sambi Rejo 42791 jiwa.
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Nama Desa Jumlah Penduduk
Sambi Rejo Sendang Rejo
Sido Mulyo Tanjung Jati
Perdamaian Kwala Gumit
Suka Makmur 6.853
6.522 7.448
6.959 6.331
5.037 3.641
Total 42.791
Sumber : Puskesmas Sambi Rejo, 2014 Tabel 4.1 menyatakan jumlah penduduk terbanyak di wilayah kerja
puskesmas Sambi Rejo yaitu di desa Sido Mulyo sebanyak 7.448 jiwa dan terendah di desa Suka Makmur sebanyak 3.641 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Sarana Kesehatan
Puskesmas Sambi Rejo mempunyai sarana kesehatan untuk membantu kerja dari puskesmas seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.2 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jumlah Sarana Kesehatan Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
No Sarana Kesehatan
Jumlah unit
1 Puskesmas Pembantu
- Perdamaian - Suka Makmur
- Tanjung Jati - Sido Mulyo
1 1
1 1
2 Polindes
- Kwala Gumit - Sendang Rejo
1 1
Sumber : Puskesmas Sambi Rejo, 2014 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Puskesmas Sambi Rejo memiliki 4 unit
puskesmas pembantu dan 2 unit polindes.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada
Ibu Hamil 4.2.1
Umur
Umur ibu hamil dalam penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu : umur 20 – 34 tahun dan umur
≥ 35 tahun . Adapun distribusi frekuensi umur ibu hamil dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten
Langkat Tahun 2014
Umur Frekuensi
Persentase
Umur ≥ 35 tahun
Umur 20 – 34 tahun 8
136 5,6
94,4
Total 144
100
Berdasarkan distribusi frekuensi ibu yang berumur 20 – 34 tahun 136 94,4 lebih banyak dibandingkan dengan umur
≥ 35 tahun 8 5,6 dari 144 responden.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pendidikan
Pendidikan ibu hamil dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu : pendidikan dasar SD dan SMP dan pendidikan lanjut SMA, Perguruan
TinggiAkademi. Adapun distribusi frekuensi pendidikan ibu hamil dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai
Kabupaten Langkat Tahun 2014
Pendidikan Frekuensi
Persentase
Pendidikan Lanjut Pendidikan Dasar
89 55
61,8 38,2
Total 144
100
Berdasarkan distribusi frekuensi ibu yang pendidikan lanjutan 89 61,8
lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan dasar 55 38,2 dari 144 responden.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Paritas
Paritas dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu : primipara dan multipara. Adapun distribusi frekuensi paritas dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Tahun 2014
Paritas Frekuensi
Persentase
Multipara Primipara
110 34
76,4 23,6
Total 144
100
Berdasarkan distribusi frekuensi ibu multipara 110 76,4 lebih banyak dibandingkan dengan ibu primipara 34 76,4 dari 144 responden.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid meliputi pengertian, dan indikator-indikator imunisasi tetanus toksoid. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh distribusi frekuensi tingkat pengetahuan seperti yang terlihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Pengetahuan Frekuensi
Persentase
Baik Kurang Baik
31 113
21,5 78,5
Total 144
100
Responden memiliki pengetahuan kurang baik 113 orang 78,5 lebih banyak dibandingkan pengetahuan baik 31 orang 21,5 dari 144 responden.
Rincian jawaban untuk masing-masing indikator dalam mengukur pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Untuk Setiap Pertanyaan Dalam Mengukur Pengetahuan Tentang Tindakan Imunisasi Tetanus
Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Pengetahuan Jawaban
n Benar
Salah f
f
Pengertian dari tetanus Penyakit yang menyerang saraf
penyebab dari tetanus Bakteri atau kuman
penularan dari tetanus Menular
Siapa yang beresiko terkena tetanus neonatorum
Bayi baru lahir Penyembuhan dari tetanus
ya dapat disembuhkan Cara pencegahan Tetanus
melalui imunisasi tetanus toksoid Manfaat imunisasi tetanus toksoid
Mencegah penyakit tetanus Penerima manfaat imunisasi tetanus
toksoid Bayi baru lahir
Efek imunisasi tetanus toksoid pada bayi Tidak menyebabkan cacat
Tempat pemberian imunisasi tetanus toksoid
Semua pusat kesehatan seperti puskesmas, Rumah Sakit
Jumlah seorang ibu hamil mendapatkan imunsasi tetanus toksoid
2x Jarak penyuntikan imunisasi tetanus
toksoid 1 bulan
Larangan dari sosial budaya terhadap imunisasi tetanus toksoid
Tidak ada larangan Efek samping penyuntikan tetanus toksoid
tidak ada efek samping 78
99 105
61 127
117 105
85 117
96
99 89
127 93
54,2 68,8
72,9 42,4
88,2 81,3
72,9 60,4
81,3 66,7
68,8 61,8
88,2 64,6
66 45
39 83
17 27
39 57
27 48
45 55
17 51
45,8 31,3
27,1 57,6
11,8 18,8
27,1 39,6
18,8 33,3
31,3 38,2
11,8 35,4
144 144
144 144
144 144
144 144
144 144
144 144
144 144
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Sikap
Sikap merupakan pendapat atau penilaian ibu hamil dinyatakan dengan setuju, ragu-ragu dan tidak setuju yang berkaitan dengan tindakan imunisasi tetanus
toksoid. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran sikap responden seperti yang terlihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Sikap Frekuensi
Persentase
Baik Kurang Baik
73 71
50,7 49,3
Total 144
144
Berdasarkan distribusi frekuensi sebanyak 144 responden, ibu yang memiliki sikap baik 73 50,7 lebih banyak dibandingkan dengan kurang baik 71 49,3.
Rincian jawaban responden untuk masing-masing indikator dalam mengukur sikap dapat diliihat pada tabel 4.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Untuk Setiap Pernyataan Dalam Mengukur Sikap Tentang Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di
Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Sikap Setuju
Ragu- ragu
Tidak Setuju
n F
f f
1. Keharusan ibu hamil untuk mendapatkan suntikan imunisasi
tetanus toksoid 2. Dukungan suami
3. Kepemilikan kartu tanda imunisasi
4. Dukungan ibu hamil terhadap penyuluhan imunisasi tetanus
toksoid 5. Tenaga kesehatan memberi
informasi tentang imunisasi tetanus toksoid
6. Efek samping imunisasi tetanus toksoid dan cara mengatasinya
7. Biaya imunisasi tetanus toksoid 8. Petugas persalinan pada ibu
hamil 9. Ibu hamil menyarankan kepada
ibu hamil yang lain untuk melakukan imunisasi tetanus
toksoid
10. Meluangkan waktu untuk melakukan imunisasi tetanus
toksoid 11. Melakukan kunjungan kembali
untuk kelengkapan imunisasi 12. Melakukan suntikan imunisasi
tetanus toksoid pada setiap kehamilan
74 74
67 74
81 71
40 77
70 69
62 69
51 51
47 51
56 49
28 53
49 48
43 48
33 36
37 38
32 42
40 35
31 36
43 45
23 25
26 26
22 29
28 24
22 25
30 31
37 34
40 31
31 31
64 32
42 39
39 30
26 24
28 22
22 22
44 22
29 27
27 21
144 144
144 144
144 144
144 144
144 144
144 144
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
Hasil rincian sikap menunjukkan sikap setuju yang paling banyak adalah sikap bahwa tenaga kesehatan memberi informasi tentang imunisasi tetanus toksoid 56,
Universitas Sumatera Utara
sikap ragu-ragu paling banyak adalah sikap ibu hamil harus melakukan suntikan imunisasi tetanus toksoid pada setiap kehamilan 31 dan sikap tidak setuju paling
banyak adalah sikap tentang biaya imunisasi tetanus toksoid 44.
4.3 Tindakan
Tindakan imunisasi tetanus toksoid dalam penelitian ini dikategorikan
menjadi dua yaitu : ya dan tidak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tindakan
imunisasi tetanus toksoid seperti yang terlihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid Frekuensi
Persentase
Ya Tidak
43 101
29,9 70,1
Total 144
100
Berdasarkan distribusi jawaban responden diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil tidak melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid yaitu 101 responden
70,1, dibandingkan responden melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid 43 responden 29,9 dari 144 responden.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisis Bivariat
4.4.1 Hubungan Umur Ibu Hamil Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus
Toksoid
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak responden berumur 20 – 34 yaitu 136 94,4. Hubungan umur dengan tindakan responden
dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Hubungan Umur Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Umur Tindakan
Total p-value
PR Ya
Tidak 95 CI
f f
n
Umur ≥ 35 tahun
Umur 20 – 34 tahun 4
39 50
28,7 4
97 50
71,3 8
136 100
100 0,239
1,744 0,830-3,661
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 39 28,7 dari 136 responden yang berumur 20 – 34 tahun melakukan tindakan imunisasi tetanus
toksoid, sementara responden dengan umur ≥ 35 tahun ada sebanyak 4 50 dari 8
responden melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid. Hasil analisis diperoleh p- value 0,05 yang berarti bahwa umur tidak mempunyai hubungan terhadap tindakan
imunisasi tetanus toksoid.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Hubungan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus
Toksoid
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak responden berpendidikan lanjut yaitu 89 61,8. Hubungan pendidikan dengan tindakan
imunisasi tetanus toksoid dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Tabulasi Silang Hubungan Pendidikan Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Pendidikan Tindakan
Total p-value
PR Ya
Tidak 95 CI
f f
n
Pendidikan Lanjutan Pendidikan Dasar
33 10
37,1 18,2
56 45
62,9 81,8
89 55
100 100
0,016 2,039
1,094-3,801 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 10 18,2 dari 55
responden berpendidikan dasar melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid, sementara responden berpendidikan lanjutan ada sebanyak 33 37,1 dari 89
responden melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid. Hasil analisis diperoleh p- value 0,05, yang berarti bahwa pendidikan mempunyai hubungan secara signifikan
terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid dan nilai prevalensi ratio 2,039 artinya bahwa ibu hamil yang berpendidikan lanjutan berpeluang untuk melakukan tindakan
imunisasi tetanus toksoid 2,039 kali lebih tinggi dibandingkan ibu berpendidikan dasar dengan interval kepercayaan 1,094 – 3,801.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Hubungan Paritas Ibu Hamil Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus
Toksoid
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak responden paritas
multipara 110 76,4. Hubungan paritas dengan tindakan imunisasi tetanus toksoid dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Paritas Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Paritas Tindakan
Total p-value
PR Ya
Tidak 95 CI
f f
n
Multipara Primipara
38 5
34,5 14,7
72 29
65,5 85,3
110 34
100 100
0,027 2,349
1,005-5,493 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 38 34,5 dari 110
responden berparitas multipara melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid, sementara responden berparitas primipara ada sebanyak 5 14,7 dari 34 responden
melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid. Hasil analisis diperoleh p-value 0,05, yang berarti bahwa paritas mempunyai hubungan secara signifikan terhadap
tindakan imunisasi tetanus toksoid dan ibu multipara berpeluang untuk melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid 2,349 kali lebih tinggi dibandingkan ibu primipara
dengan interval kepercayaan 1,005 – 5,493.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus
Toksoid
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak responden memiliki pengetahuan kurang baik 113 orang 78,5. Hubungan pengetahuan
dengan tindakan imunisasi tetanus toksoid dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi
Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Pengetahuan Tindakan
Total p-value
PR Ya
Tidak 95 CI
f f
n
Baik Kurang Baik
11 32
35,5 28,3
20 81
64,5 71,7
31 113
100 100
0,440 1,253
0,717-2,189 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 11 35,5 dari 31
responden berpengetahuan baik melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid, sementara responden berpengetahuan kurang baik ada sebanyak 32 28,3 dari 113
responden melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid. Hasil analisis diperoleh p- value 0,05, yang berarti bahwa pengetahuan tidak mempunyai hubungan terhadap
tindakan imunisasi tetanus toksoid.
Universitas Sumatera Utara
4.4.5 Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus
Toksoid
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak responden memiliki sikap baik 73 50,7. Hubungan sikap dengan tindakan imunisasi tetanus
toksoid dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Tabulasi Silang Hubungan Sikap Dengan Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Sikap Tindakan
Total p-value
PR Ya
Tidak 95 CI
f f
n
Baik Kurang Baik
27 16
37,0 22,5
46 55
63,0 77,5
73 71
100 100
0,058 1,641
0,971-2,775 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 27 37,0 dari 73
responden bersikap baik melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid, sementara responden bersikap kurang baik ada sebanyak 16 22,5 dari 71 responden
melakukan tindakan imunisasi tetanus toksoid. Hasil analisis diperoleh p-value 0,05 yang berarti bahwa sikap tidak mempunyai hubungan terhadap tindakan imunisasi
tetanus toksoid.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Analisis Multivariat
Untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan
Binjai Kabupaten Langkat tahun 2014 dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.
Variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,25 pada analisis bivariatnya. Berdasarkan analisis bivariat
diketahui variabel umur, pendidikan, paritas, dan sikap memenuhi syarat untuk masuk dalam analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.
Sedangkan variabel pengetahuan tidak memenuhi syarat dalam analisis multivariat karena p-value 0,440 0,25.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda diperoleh bahwa pendidikan dan paritas berpengaruh terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil,
sedangkan umur dan sikap tidak berpengaruh terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil karena p-value 0,05.
Untuk melihat pengaruh faktor predisposisi pendidikan, paritas, dan sikap terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel 4.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Berganda Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014
Variabel B
ExpB p-value
95,0 C.I.for EXPB Lower
Upper
Umur 0,498
1,645 0,515
0,367 7,367
Pendidikan 1,086
2,963 0,035
1,077 8,153
Paritas 1,360
3,895 0,013
1,335 11,362
Sikap 0,177
1,193 0,706
0,476 2,992
Constant -0,324
0,744 0,189
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa pengujian terhadap hipotesis yang
menyatakan bawah faktor predisposisi yaitu pendidikan dan paritas terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid dengan uji regresi logistik berganda dengan nilai
signifikan pada variabel pendidikan p-value 0,035, dan variabel paritas dengan nilai p-value 0,013.
Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel yang lebih dominan mempengaruhi tindakan imunisasi tetanus toksoid adalah paritas
dengan nilai koefisien regresi exp B 3,895.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada