commit to user
B. Metode Pengajaran Bahasa
1. Metode Pengajaran Bahasa Secara Umum
Teori pembelajaran mengajar dan belajar bahasa menurut Alwasilah 1993 pada umumnya didasarkan kepada empat konsep kunci: bahasa, belajar,
mengajar bahasa, dan konteks; a.
Pembelajaran bahasa membutuhkan suatu konsep tentang hakikat bahasa. b.
Pembelajaran bahasa membutuhkan pandangan dan wawasan tentang pelajar dan hakikat belajar bahasa.
c. Pembelajaran bahasa mengimplikasikan pandangan tentang pengajar bahasa dan
pengajaran bahasa. d.
Pembelajaran bahasa terjadi pada konteks tertentu. Penafsiran konteks amat penting dalam teori ini. Bahasa, belajar, dan mengajar pasti selalu dipandang
dari satu konteks, latar, dan latar belakang. Metodologi secara ringkas dapat diartikan sebagai ilmu mengenai metode.
Pengkajian metodologi pengajaran bahasa bersumber dari: a.
pemerian bahasa yang dihasilkan oleh linguistik umum; b.
teori pembelajaran yang dikaji oleh psikologi; c.
teori pembelajaran bahasa yang disumbangkan oleh psikolinguistik; dan d.
teori pemakaian bahasa dalam masyarakat yang diambil dari sosiolinguistik. Anthony 1963 melahirkan istilah approach pendekatan, method metode
dan technique teknik:
commit to user
a. Approach adalah seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat
bahasa, belajar, dan mengajar. b.
Method ialah suatu rencana menyeluruh mengenai panyajian bahasa yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.
c. Technique ialah kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di dalam kelas yang
konsisten dengan metode, dan olehnya itu juga sejalan dengan pendekatan. Richards, dkk. 1985:177 memberikan batasan mengenai metodologi
pengajaran bahasa sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan dalam pengajaran, dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya. Metodologi
meliputi: a.
Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa yaitu listening, speaking, reading dan writing dan prosedur pengajarannya.
b. Kajian tentang penyiapan rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk
pengajaran keterampilan berbahasa. c.
Evaluasi dan perbandingan metode pengajaran bahasa misalnya Audiolingual method.
Metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards, dkk. 1985:176 adalah cara mengajarkan suatu bahasa yang didasarkan kepada prinsip dan
prosedur yang sistematis, yakni penerapan pandangan tentang cara bahasa diajarkan dan dipelajari.
Metode pengajaran bahasa yang berbeda seperti direct method, audio- lingual method, grammar translation method, the silent way dan communicative
approach merupakan hasil dari pandangan yang berbeda tentang; a hakikat
commit to user
bahasa; b hakikat belajar bahasa; c tujuan pengajaran; d jenis silabus yang digunakan; e peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran; dan f teknik dan
prosedur yang digunakan. Richards dan Rodgers 1982, 1986 mengajukan hasil kajian mereka yang
merumuskan kembali konsep metode. Istilah Anthony, approach, method dan technique, dilabel menjadi approach, design dan procedure secara berturut-turut
dengan payung istilah method yang menjelaskan proses tiga-langkah ini. Menurut Richards dan Rodgers 1982:154, metode adalah istilah yang
memayungi spesifikasi dan hubungan antara teori dan praktik. Approach adalah asumsi, keyakinan, dan teori mengenai hakikat bahasa dan belajar bahasa.
Procedures merupakan teknik dan praktik yang diturunkan dari approach dan design.
a. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa menurut aliran linguistik strukturalisme adalah:
1 language is speech, not writing;
2 a language is what its native speakers say, not what someone thinks they
ought to say; 3
languages are different; 4
a language is a set of habit; dan 5
teach the language, not about the language.
commit to user
Aliran linguistik transformational mengemukakan bahwa: 1
A living language is characterized by rule-giverned creativity. 2
The rules of grammar are psychologically real. 3
Man is specially equipped to learn languages. Secara biologis manusia lahir dengan suatu kemampuan belajar bahasa sehingga bahasa dapat
dipelajari kapan saja sepanjang hidup manusia dalam situasi pemakaian yang bermakna.
4 A living language is a language in which we can think. Bahasa mengikat
makna dan pikiran. b.
Beberapa Pandangan Tentang Hakikat Bahasa Bahasa bersifat lisan yang telah tertata dalam sistem simbol pandang dan
dengar. Anak belajar menggunakan simbol ini secara kumulatif, pertama dalam mendengar menyimak dan berbicara, kemudian membaca dan menulis. Oleh
karena itu, program pembelajaran bahasa mulai dengan kegiatan komunikasi lisan. Setelah anak menguasai keterampilan dalam aspek mendengar dan
berbicara, barulah instruktur memulai kegiatan komunikasi tertulis. Bahasa mencerminkan lingkungan sosial tempat yang ditinggali anak,
baik dari segi linguistik maupun tingkatan budaya serta pengaruh berbagai macam dialek dan geografis. Oleh karena itu, pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan pribadi, sosial, dan komunikasi siswa, serta mempertimbangkan pengaruh regional terhadap wicara, kosakata, dan penggunaan.
Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap, seperti pembentukan kata baru untuk memenuhi tuntutan komunikasi, tekanan sosial yang
commit to user
mengakibatkan perubahan terhadap keberterimaan item pemakaian khusus dan konstruksi bahasa. Oleh karena itu, bahasa diajarkan untuk mencerminkan
penggunaan dan struktur kontemporer; alfabet, tulisan, kata dan ejaannya digunakan untuk merangsang minat siswa terhadap bahasa.
Setiap bahasa memiliki struktur sendiri.Hubungan antara kata, urutan kata, pola kalimat dipelajari melalui pengalaman praktis dan kajian khusus.
Oleh karena itu, program pembelajaran harus mencakup pembelajaran penggunaan bahasa dan struktur bahasa baku melalui pengalaman dalam
percakapan, diskusi, laporan, wawancara, dan karangan. Pembelajaran itu meliputi konstruksi kalimat dan paragraf, dan secara bertahap memperkenalkan
prinsip dan terminologi tata bahasa. c.
Penggunaan Bahasa Bahasa merupakan suatu bentuk perilaku, perlambang konsep diri dan
sikap sosial seseorang yang menyimbolkan pikiran, keinginan, dan kepercayaannya. Kemampuan mempelajari bahasa sangat erat kaitannya dengan
pertumbuhan pribadi dan perkembangan pemahaman dasar manusia. Oleh karena itu, program pembelajaran bahasa menekankan penciptaan iklim yang
hangat dan bersahabat yang mendorong setiap siswa berpartisipasi dalam kegiatan berbahasa lisan dan tulisan.
Bahasa merupakan alat berpikir yang membantu siswa berasionalisasi dan tumbuh melalui pengalaman mereka. Oleh karena itu, kegiatan berbahasa
dikembangkan untuk membantu setiap siswa melihat hubungan, membuat
commit to user
klasifikasi, menarik kesimpulan, menanggung resiko penebakan, memprakirakan hasil, merumuskan kesimpulan, dan membuat generalisasi.
Bahasa merupakan media pengembangan dan pertukaran gagasan. Pengalaman itu harus mendorong interaksi antara siswa dan orang lain, yang
tentunya menekankan tujuan komunikasi, penataan gagasan yang logis, dan kesensitifan terhadap reaksi pendengar atau pembaca.
Bahasa merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial yang mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah laku. Oleh karena itu, siswa
diajarkan pentingnya tanggung jawab sosial dan integritas pribadi dalam penggunaan bahasa.
Bahasa dalam bentuk tertulis merupakan catatan pikiran manusia sepanjang zaman yang dapat memperkenalkan setiap anak kepada karya-karya
sastra sehingga dapat menumbuhkan apresiasi keindahan bahasa sebagai media komunikasi. Oleh karena itu, program pengajaran bahasa melengkapi siswa
dengan pengalaman dalam prosa dan puisi untuk menumbuhkembangkan pemahamannya terhadap masalah manusia dan seperangkat nilai pribadi.
d. Prinsip Pembelajaran Belajar dan Mengajar Bahasa
1 Prinsip Kognitif
a Otomatisitas
Pembelajaran bahasa kedua melibatkan pemindahan kendali beberapa bentuk pada saat yang tepat ke dalam pemrosesan otomatis
sejumlah bentuk bahasa yang relatif tidak terbatas. Menganalisis bahasa secara berlebihan, terlalu memikirkan bentuk-bentuk bahasa, dan secara
commit to user
sadar berlama-lama pada kaidah dan aturan-aturan bahasa cenderung menghambat peningkatan ke arah otomatisitas.
b Pembelajaran Bermakna
Pembelajaran bermakna akan menuntun kepada retensi jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan rote learning. Beberapa
kemungkinan penerapan prinsip di atas di dalam kelas sebagai berikut ini.
1. Gunakan kekuatan pembelajaran bermakna dengan menarik minat
pelajar, tujuan akademik, dan tujuan karir pelajar; 2.
Apabila topik atau konsep baru diperkenalkan, upayakan untuk menanamkannya dengan mempertimbangkan pengetahuan dan latar
belakang pelajar sehingga topik baru itu dapat dikaitkan dengan apa yang diketahuinya;
3. Hindari kelemahan pembelajaran menghafal.
c Antisipasi Penghargaan
Manusia secara umum terdorong untuk bertindak atau bertingkah-laku dengan mengharapkan semacam penghargaan nyata
atau tidak nyata, jangka pendek atau jangka panjang yang akan terjadi sebagai akibat perilaku itu.
2 Prinsip Motivasi Intrinsik
Penghargaan yang paling kuat adalah penghargaan yang secara intrinsik termotivasi dalam diri pelajar. Karena perilaku ini bersumber dari
kebutuhan, keinginan, dan hasrat dalam diri seseorang. Perilaku itu sendiri dapat memberikan penghargaan terhadap diri sendiri; karena itu, tidak perlu
sama sekali adanya penghargaan yang diberikan secara eksternal.
commit to user
Penguasaan bahasa kedua yang sukses sebagian besar disebabkan oleh investasi perorangan pelajar sendiri dari aspek waktu, upaya, dan
perhatian kepada bahasa kedua dalam bentuk deretan strategi perorangan guna memahami dan memproduksi bahasa.
3 Prinsip Afektif
a Ego Bahasa
Sementara manusia belajar menggunakan bahasa kedua, mereka juga mengembangkan suatu modus baru berpikir, berperasaan dan
bertindak-identitas kedua. Ego bahasa kedua yang bergandeng dengan bahasa kedua dengan mudah dapat menciptakan dalam diri pelajar suatu
perasaan kerapuhan, kedefensivan, dan peningkatan hambatan. b
Kepercayaan Diri Keberhasilan yang dicapai pelajar dalam suatu tugas
sebahagiannya merupakan faktor keyakinannya bahwa mereka benar- benar mampu menyelesaikan tugas itu.
c Pengambilan Resiko
Pelajar bahasa yang sukses saat menilai diri mereka sendiri secara realistik merupakan orang yang rentan namun mampu
menyelesaikan tugas harus sudi menjadi “penjudi” dalam permainan bahasa, mencoba menghasilkan dan menafsirkan bahasa sedikit di luar
batas keyakinan mutlak mereka. d
Hubungan Bahasa dengan Budaya Kapanpun mengajarkan suatu bahasa, anda juga mengajarkan
sistem budaya yang rumit, tata krama, nilai, dan cara berpikir, merasa, dan bertindak. Khusus dalam konteks pembelajaran bahasa kedua,
commit to user
keberhasilan yang pelajar biasakan terhadap lingkungan budaya yang baru akan mempengaruhi keberhasilan pemerolehan bahasanya, begitu
pula sebaliknya. 4
Prinsip Linguistik Prinsip linguistik dipengaruhi antara lain oleh efek bahasa ibu,
antarbahasa, dan kompetensi komunikatif.
2. Metode Pengajaran Bahasa Mandarin