Teori Kebijakan Publik Kerangka Teori

14 ekonomi yang kuat akan teteap semakin kuat dengan melakukan pemerasan terhadap negara-negara miskin. Dengan demikian usaha-usaha pembangunan di dunia ketiga tidak akan dapat mengejar ketertinggalannya dari negara dunia pertama. Teori terakhir yang mendasari terbentuknya teori pembangunan ialah keberadaan teori ketergantungan Dependent Development Theory. Ketergantungan adalah sebuah situasi dimana ekonomi sebuah negara dikondisikan oleh perkembangan dan ekspansi dari ekonomi negara lain. Menurut Arief Budiman ketergantungan terhadap ekonomi internasional tidak selalu menghasilkan keterbelakangan di dunia ketiga. Sistem ekonomi dunia menurut pandangan ini dapat menjadi pendukung sekaligus penghambat terhadap kemajuan ekonomi di negara-negara yang sedang berkembang. Teori ini menganggap bahwa kemajuan ekonomi sebuah negara lebih bergantung kepada faktor-faktor domestik daripada faktor global. Faktor-faktor tersebut antara lain ialah kemampuan dan kapasitas pemerintah, pemilik modal, masyarakat dan hubungan antar kelas yang dapat menjadi faktor pendukung kearah pertumbuhan ekonomi dan proses modernisasi.

1.6.3. Teori Kebijakan Publik

Kebijakan publik dianggap sebagai apa yang tidak dilakukan maupun yang dilakukan oleh pemerintah. Menurut Hesel Nogi kebijakan publik pada dasarnya berorientasi pada pemecahan masalah riil yang terjadi di tengah masyarakat. 15 Lebih lanjut, Nogi mengatakan bahwa dalam hubungannya dengan tindakan pemeritah untuk mengatasi masalah-masalah masyarakat, kebijakan diartikan sebagai keputusan- keputusan pemerintah untuk mengakhiri atau memecahkan masalah-masalah yang telah diutarakan. Nogi juga menjelaskan bahwa implementasi setiap kebijakan adalah sebuah proses dinamis yang meliputi interaksi berbagai variabel. William Dunn menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah kebijakan- kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai 15 Hessel Nogi S. hal.2 Op.cit. Universitas Sumatera Utara 15 tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan. Adapun tahap-tahap kebijakan publik menurut Dunn ialah penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian atau evaluasi kebijakan. 16 Sepandangan dengan apa yang diungkapkan oleh Willam Dunn, Wayne Parsons menyatakan bahwa kebijakan publik membahas tentang bagaimana isu-isu dan persoalan-persoalan yang ada di tengah masyarakat disusun constructed dan didefinisikan, serta bagaimana kesemuanya itu diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda politik. Lebih lanjut, Wayne Parsons mengatakan bahwa kebijakan publik juga merupakan studi tentang “bagaimana, mengapa, dan apa efek dari tindakan aktif action dan pasif inaction pemerintah. 17 David Easton memberikan pengertian kebijakan publik sebagai kondisi biologis manusia atau kondisi lingkungan manusia. Pada dasarnya sistem biologi merupakan proses interaksi antar mahluk hidup dengan lingkungannya, yang akhirnya menciptakan kelangsungan perubahan hidup yang relatif stabil. Dalam terminologi ini, Easton menganalogikannya dengan kehidupan sistem politik. Kebijakan publik dengan sistem mengandaikan bahwa kebijakan merupakan hasil atau output dari sistem politik. Seperti dipelajari dalam ilmu politik, sistem politik terdiri atas input, process dan output. Antara kebijakan publik dan politik memiliki hubungan yang sangat erat terutama didalam pengambilan keputusan dan kebijakan oleh elit pemerintah. Proses formulasi kebijakan publik berada dalam sistem politik dengan mengandalkan pada masukan atau input yang terdiri atas dua hal, yaitu tuntutan dan dukungan dari rakyat, kemudian di tuntutan tersebut diolah atau process dan pada akhirnya menghasilkan output berupa kebijakan-kebijakan dan peraturan pemerintah yang kemudian 16 William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada Universty Press. hal.24 17 Wayne Parsons. 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Prenada Media. hal.xi Universitas Sumatera Utara 16 dikembalikan lagi kepada masyarakat dan dinilai kembali apakah kebijakan publik dan peraturan-peraturan tersebut telah berhasil untuk rakyat. James E. Anderson memandang bahwa kebijakan publik adalah sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat pemerintah dimana implikasi dari kebijakan itu adalah kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan, kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah, kebijakan publik merupakan apa yang benar- benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan, kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu, dan kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa. 18 Anderson menyatakan adanya keharusan untuk membedakan antara apa yang ingin dilaksanakan pemerintah dengan apa yang sebenarnya mereka lakukan di lapangan. Hal ini menjadi penting karena kebijakan bukan hanya sebuah keputusan sederhana untuk memutuskan sesuatu dalam suatu momen tertentu, namun kebijakan harus dilihat sebagai sebuah proses. Untuk itulah pengertian kebijakan sebagai suatu arah tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini di rinci menjadi beberapa kategori. Kategori-kategori itu antara lain adalah tuntutan-tuntutan kebijakan policy demands, keputusan-keputusan kebijakan policy decisions, pernyataan- pernyataan kebijakan policy statements, hasil-hasil kebijakan policy outputs, dan dampak-dampak kebijakan policy outcomes. Tuntutan-tuntutan kebijakan adalah tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh aktor- aktor swasta atau pemerintah, ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah dalam suatu sistem politik. Keputusan kebijakan dipengertiankan sebagai keputusan- 18 Hessel Nogi S. Ibid. hal.2 Universitas Sumatera Utara 17 keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah yang mengesahkan atau memberi arah dan substansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik. Sedangkan pernyataan-pernyataan kebijakan adalah pernyataan-pernyataan resmi atau artikulasi- artikulasi kebijakan publik. Hasil-hasil kebijakan lebih merujuk pada manifestasi nyata dari kebijakan, yaitu hal-hal yang sebenarnya dilakukan menurut keputusan-keputusan dan pernyataan-pernyataan kebijakan. Adapun dampak-dampak kebijakan lebih merujuk pada akibat-akibatnya bagi masyarakat, baik yang diinginkan atau tidak diinginkan yang berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah.

1.6.4. Pemerintah Daerah