Hasil Identifikasi Sampel Hasil Skrining Fitokimia Hasil Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit Uji Hedonik

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sampel

Hasil identifikasi Pusat Penelitian Biologi-LIPI terhadap rimpang kunyit yang diteliti adalah jenis Curcuma domestica Valeton hasil dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 57

4.2 Hasil Karakteristik Simplisia

4.2.1 Hasil makroskopik rimpang

Hasil pemeriksaan makroskopik rimpang segar diperoleh identitas rimpang berbentuk bulat memanjang, berbuku-buku pendek, lurus atau melengkung, kulit rimpang berwarna jingga kecoklatan, warna daging jingga kekuningan dengan bau khas dan rasanya agak pahit. Gambar dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 58-61

4.2.2 Hasil mikroskopik simplisia

Hasil pemeriksaan mikroskopik pada simplisia rimpang kunyit terdapat butir-butir pati, periderm, rambut penutup, parenkin yang berisi butir pati, parenkim dengan sel-sel minyak atsiri dan adanya penebalan kayu dengan dinding berbentuk spiral. Hasil dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 62 Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia No. Penetapan Kadar Persyaratan MMI 1 Kadar air 4,98 8 2 Kadar sari yang larut dalam air 25,46 15 3 Kadar sari yang larut dalam etanol 29,8 10 4 Kadar abu total 6,39 9 5 Kadar abu tidak larut dalam asam 0,6 1,6 perhitungan karakterisitik simplisia dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 63 42

4.3 Hasil Skrining Fitokimia

Tujuan dilakukan skrining fitokimia adalah untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam simplisia Harborne, 1987. Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia No. Senyawa metabolit sekunder Pereaksi Warna endapan sampel Keterangan 1. Alkaloid • Meyer Tidak ada endapan - alkaloid • Bouchardat Tidak ada endapan - alkaloid • Dragendorff Tidak ada endapan - alkaloid 2. Flavonoid Zn, Amil alkohol Warna kuning kehijauan + flavonoid 3. Saponin Pengocokan dengan air panas Busa tidak terbentuk - saponin 4. Tanin Besi III klorida 10 Warna hijau kehitaman + tanin 5. Steroid triterpenoid Lieberman- bouchard Warna ungu + triterpenoid

4.4 Hasil Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit

Hasil ekstraksi 350 g serbuk simplisia rimpang kunyit dengan menggunakan pelarut etanol 96 diperoleh ekstrak zat warna kuning sebanyak 64,37 g dengan rendemen 18,391. Bagan pembuatan ekstrak dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 66 Sediaan tablet parasetamol dengan ekstrak etanol rimpang kunyit sebagai pewarna kuning dengan konsentrasi 0,5, 1, 1,5, dan 2 menggunakan metode granulasi basah dengan bobot tablet 350mg dan diameter 11mm. contoh perhitungan dan gambar sediaan tablet dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7 halaman 67-68 43 4.5 Hasil Uji Preformulasi Granul 4.5.1 Sudut diam granul Tabel 4.3 Hasil uji sudut diam granul Uji preformulasi Formula Persyaratan F1 F2 F3 F4 Sudut diam o 33,32 ± 0,25 30,08 ± 0,33 33,85 ± 0,34 32,28 ± 0,21 30 o -40 o Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Gambar 4.1 Histogram sudut diam massa granul Gambar diatas dapat dilihat sudut diam dari keempat formula tersebut memenuhi persyaratan sudut diam. Banker G.S., dan Anderson N. R., 1994 menyatakan bila sudut diam ≤ 30 o biasanya bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudut ≥ 40 o biasanya daya mengalirnya kurang baik. 44

4.5.2 Waktu alir granul Tabel 4.4

Hasil uji waktu alir granul Uji preformulasi Formula Persyaratan F1 F2 F3 F4 Waktu alir detik 2 ± 0,03 2,10 ± 0,02 2,14 ± 0,03 2,25 ± 0,03 10 detik Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Gambar 4.2 Histogram waktu alir massa granul Gambar diatas dapat dilihat bahwa keempat formula memiliki waktu alir yang bervariasi akan tetapi masih memenuhi persyaratan waktu alir. Menurut Voigt, 1995 Syarat waktu alir granul lebih kecil dari 10 detik.

4.5.3 Indeks tap granul Tabel 4.5

Hasil uji indeks tap granul Uji preformulasi Formula syarat F1 F2 F3 F4 Indeks tap 4,2 ± 0,33 4 ± 0,21 7,8 ± 0,11 7,3 ± 0,13 ≤ 20 45 Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Gambar 4.3 Histogram indeks tap massa granul Semakin kecil nilai dari indeks tap granul maka penyusutan volume yang terjadi akan tinggi. Dari gambar diatas diperoleh nilai indeks tap yang bervariasi, tetapi masih memenuhi persyaratan indeks tap yaitu lebih kecil dari 20 Voight, 1995. 4.6 Hasil Uji Evaluasi Tablet 4.6.1 Hasil uji homogenitas warna Tablet F1, F2, F3, dan F4 tidak terdapat bintik-bintik warna lain selain warna kuning setelah diamati pada permukaan atas, bawah, dan sisi keliling tablet. Warna dibandingkan dengan warna standar standart color. Hasil perbandingan warna dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 69 46

4.6.2 Hasil uji kekerasan tablet Tabel 4.6

Hasil uji evaluasi kekerasan tablet Uji evaluasi Formula Persyaratan F1 F2 F3 F4 Kekerasan tablet Kg 5,43 ± 0,11 5,412 ± 0,09 4,924 ± 0,34 4,778 ± 0,07 4-8 Kg Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Gambar 4.4 Histogram kekerasan tablet Keempat formula tablet ini mempunyai kekerasan yang berbeda tetapi masih memenuhi persyaratan yaitu 4-8 kg. Menurut Siregar 2010. kekerasan tergantung pada bobot bahan dan celah antara pons atas dan pons bawah pada waktu pengempaan. Jika volume bahan atau jarak antara pons bervariasi, kekerasan juga bervariasi. 47

4.6.3 Hasil uji friabilitas tablet

Tabel 4.7 Hasil uji evaluasi friabilitas tablet Uji evaluasi Formula syarat F1 F2 F3 F4 Friabilitas 0,53 ± 0,02 0,39 ± 0,02 0,55 ± 0,03 0,41 ± 0,02 ≤ 1 Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Gambar 4.5 Histogram friabilitas tablet Pada gambar diatas terlihat bahwa hasil friabilitas memenuhi persyaratan. Menurut Siregar 2010 menjelaskan bahwa persyaratan friabilitas yaitu maksimal 1 untuk tablet konvensional.

4.6.4 Hasil uji waktu hancur tablet Tabel 4.8

Hasil evaluasi uji waktu hancur tablet Evaluasi tablet Formula Persyaratan F1 F2 F3 F4 Waktu hancur menit 28,33 ± 0,10 25,27 ± 0,22 27,22 ± 0,15 28,12 ± 0,12 ≤ 30 menit 48 Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Gambar 4.6 Histogram waktu hancur tablet Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa keempat formula memenuhi persyaratan waktu hancur tablet parasetamol pada Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu ≤ 30 menit.

4.6.5 Hasil uji keragaman bobot Tabel 4.9

Hasil uji keragaman bobot Formula Kadar rata – rata Simpangan baku relatif F1 102,70 0,04 F2 103,79 0,03 F3 101,48 0,13 F4 102,57 0,004 Syarat 85,0 - 115,0 6,0 Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 49 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji keragaman bobot tablet memenuhi persyaratan. Persyaratan keseragaman bobot atau keseragaman kandungan terletak antara 85,0 hingga 115,0 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif ≤ 6,0 Ditjen POM, 1995. perhitungan keragaman bobot dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 73

4.6.6 Hasil uji disolusi

Tabel 4.10 Hasil uji disolusi tablet No Formula Kadar 1 F1 87,74 ± 0,35 2 F2 87,76 ± 0,23 3 F3 87,36 ± 0,22 4 F4 87,72 ± 0,26 Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Gambar 4.7 Histogram Uji disolusi tablet Berdasarkan tabel diatas hasil uji disolusi tablet dari keempat formula memenuhi persyaratan uji disolusi. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 50 1995 persyaratan uji disolusi, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persentasi kadar pada etiket, angka 5 dan 15 dalam tabel adalah persentasi kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q. Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 Q parasetamol, dari jumlah yang tertera pada etiket Ditjen POM, 1995 perhitungan hasil uji dan persen kumulatif disolusi tablet dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12 halaman 78-79

4.6.7 Uji penetapan kadar

4.6.7.1 Hasil pembuatan kurva serapan maksimum dan kurva kalibrasi

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV 1995, parasetamol memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 243 nm didalam larutan dapar fosfat pH 5,8. Hasil pengukuran secara spektrofotometri ultraviolet larutan parasetamol BPFI dalam dapar fosfat pH 5,8 yang dilakukan diperoleh serapan maksimum pada panjang gelombang 243,0 nm Gambar 4.8. Dengan demikian, panjang gelombang maksimum yang didapat sesuai dengan literatur. Gambar 4.8 Kurva serapan parasetamol BPFI dalam dapar fosfat pH 5,8 pada c = 6,5 mcgml 51 Gambar 4.9 Data panjang gelombang maksimum dan absorbansi parasetamol BPFI dalam dapar fosfat pH 5,8 pada c = 6,5 mcgml Dari hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi Parasetamol BPFI dalam rentang konsentrasi 3,2064 mcgml hingga 8,8176 mcgm l pada λ maks = 243 nm gambar 4.9 diperoleh persamaan regresi : Y = 0,064425 X + 0,00186434 dengan nilai r = 0,99967. Menurut Ermer 2005, nilai r yang mendekati 1, menunjukkan korelasi yang linier yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan Y serapan. Gambar 4.10 Kurva kalibrasi parasetamol BPFI dalam dapar fosfat pH 5,8 secara spektro u ltraviolet pada λ = 243,0 nm 52 Tabel 4.11 Hasil penetapan kadar tablet parasetamol No Formula Kadar 1 F1 102,70 ± 0,01362 2 F2 103,79 ± 0,0174 3 F3 101,48 ± 0,0072 4 F4 102,57 ± 0,0077 Syarat: Kadar = 90,0-110,0 Keterangan F1 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 0,5 F2 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1 F3 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 1,5 F4 = Formula tablet parasetamol dengan konsentrasi ekstrak warna 2 Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket. Dari hasil penetapan kadar tablet parasetamol, diperoleh kadar tablet F1 sebesar 102,70, F2 sebesar 103,79, F3 sebesar 101,48, F4 sebesar 102,57. Dari data tersebut kadar tablet tiap formula bervariasi, namun kadar tersebut masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia edisi IV. Kadar parasetamol dalam tablet berkisar antara 101,48 sampai 103,79. perhitungan penetapan kadar tablet dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 83

4.7 Uji Hedonik

Tabel 4.12 Data nilai uji hedonik Formula Nilai rata- rata panelis Interval Nilai Kesukaan Pembulatan Nilai Kesukaan Kategori 1 1,8 1,453 – 2,147 1 Sangat tidak suka 2 4,5 4,241 – 4,759 4 Suka 3 2,75 2,445 – 3,005 2 Tidak suka 4 2,3 1,988 – 2,612 2 Tidak suka 53 Data tentang nilai kesukaan warna terhadap keempat formula dapat dilihat pada histogram dibawah ini. Gambar 4.11 Histogram terhadap nilai kesukaan warna Gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai kesukaan warna pada masing- masing konsentrasi adalah, F1 konsentrasi 0,5 memiliki nilai rata-rata sebesar 1,8 , F2 konsentrasi 1 memiliki nilai rata-rata sebesar 4,5 F3 konsentrasi 1,5 memiliki nilai rata-rata sebesar 2,75 dan F4 konsentrasi 2 memiliki nilai rata-rata sebesar 2,3. Dari histogram diatas menunjukkan bahwa F2 konsentrasi 1 menghasilkan nilai rata-rata paling tinggi yaitu 4,5 . Disimpulkan bahwa F2 konsentrasi 1 merupakan konsentrasi pewarna yang memberikan warna yang paling baik dan paling disukai panelis, sehingga konsentrasi ini dipilih sebagai pewarna tablet parasetamol anak-anak. perhitungan dan kuisioner uji hedonik dapat dilihat pada lampiran 14 dan 15 halaman 88-93 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 1. Ekstrak dari rimpang kunyit Curcuma domestica Valeton memenuhi

persyaratan Materia medika Indonesia 2. Pewarna kuning dari ekstrak rimpang kunyit Curcuma domestica Valeton dapat digunakan sebagai pewarna tablet. 3. Konsentrasi pewarna kuning dari ekstrak rimpang kunyit Curcuma domestica Valeton yang disukai sebagai pewarna tablet adalah 1.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk membuat tablet dengan bahan aktif lain menggunakan pewarna ekstrak rimpang kunyit.

Dokumen yang terkait

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

4 38 97

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 15

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 2

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 4

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 1 20

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 1 2

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 37

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

0 0 15

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

0 0 2

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

0 0 3